Mencintainya bukan bagian dari sebuah kesalahan,namun melupakannya adalah sebuah keharusan, meskipun bukan sebuah keinginan.
Mampukah Rayyana mendapatkan cintanya atau sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 : Tertangkap basah
Pagi ini, Reza menyempatkan sarapan dengan istri dan kakak iparnya.Mas Ghifari sudah berpakaian lengkap, dia akan di dampingi sang istri tercinta untuk acara pelantikannya sebentar siang.
Tidak terlalu banyak suara manusia yang terdengar di meja makan, hanya sesekali Mbak Hilya menawarkan lauk untuk Mas Ari.Rayya yang kemarin sangat ceria, hari ini berubah tiga ratus enam puluh derajat lebih pendiam dari biasanya.
Dan Hilya pun bisa melihat itu, dari kemarin dia sudah curiga, tapi sekarang dia menyimpulkan kalau rumah tangga adik iparnya itu sedang tidak baik baik saja.
Dia akan mencoba berbicara pada Rayya nanti malam setelah acara pelantikan selesai dan Rayya pulang dari rumah sakit.
Ketiga mobil yang berada di depan rumah Rayya satu persatu meninggalkan komplek tersebut, bergerak ke tempat tujuan masing masing.
Rayya tiba lebih siang, dia harus menunggu kakaknya berangkat duluan lalu dia menyusul di belakang.
Abian sudah duduk manis, saat Rayya tiba.
"Tumben telat,, biasa juga ayamnya belum bangun kamunya udah di sini. " ledek Abian.
plaakkkk...
sebuah buku panjang mendarat sempurna di bahu Abian.
"aauuhhh... " Abian berteriak dan pura pura mengusap bahunya, padahal itu tidak sakit sama sekali.
"Jangan cari gara gara denganku!!! ini masih pagi.. "ujar Rayya dengan wajah jutek.
Di rumah sakit,apapun masalah yang menimpanya di luar dari pekerjaan,Rayya tidak akan membawanya masuk dan mengganggu rutinitas kerjanya. moodnya yang buruk tadi pagi harus dia simpan sebelum menginjakkan kakinya di halaman rumah sakit. dia tidak akan mencampur adukkan urusan pribadi dan pekerjaan. itu juga yang dia sampai kan pada rekan rekannya yang bekerja di bawah naungan departemen neurologi bersamanya.
" Ampun.... "Abian menangkupkan tangan di atas kepalanya.
" Kak Ray.. "panggil Abian.
"mmmm.. "
" Sebelum duduk, temani aku visit dong "pinta Abian.
" Sepuluh menit, aku baca dulu laporannya,ok."
Selama sepuluh menit itu, Abian terus menatap Rayya, Rayya tidak sadar kalau wajah cantiknya sudah jadi santapan pagi untuk Abian dan berhasil memenuhi seluruh otaknya.
Di menit ke sebelas, Rayya berdiri"ayo.. "ajaknya pada dokter Abian.
"Udah sepuluh menit ya, kok nggak berasa, mau nambah lagi nggak?stok kesabaranku masih tersisa banyak nih.." ujar nya masih dalam posisi duduk.
"Mau nggak,, kalau nggak, aku kerja yang lain aja,gimana? " Rayya mengancam.
"Ok.. ok.. galak bener." Abian segera mengikuti Rayya yang sudah berjalan lebih dulu.
Visit berjalan lancar dan selesai sejam kemudian.Abian langsung meninggalkan bangsal setelah pekerjaan selesai, biasanya dia betah berlama-lama jika ada Rayya yang menemani, tapi perawat di poliklinik barusan menelpon kalau pasien sudah banyak yang menunggu untuk diperiksa.
"Kak Ray, aku ke polik dulu ya.. pasiennya udah nungguin." pamit Abian pada Rayya yang tengah sibuk dengan berkas rekam medis di depannya.
"Iya dok.. " Rayya tersenyum mengiringi kepergian Abian.
"Duh.. manisnya, bisa diabetes aku.. " batinnya.
Hari ini juga Rayyana sedang sibuk, ada rapat dewan kepengurusan PPNI rumah sakit Internasional Grahatama, dan dia termasuk di dalamnya.
Tugasnya hari ini adalah mengambil konsumsi yang sudah di order tiga hari sebelumya.dia di temani Devi ke restoran tempat mereka memesan makanan.untungnya pekerjaan hari ini lebih cepat selesai jadi dia bisa meninggalkan ruangan tanpa merasa terbebani.
Rayya melajukan mobilnya menuju restoran, suasana sedikit ramai karena sudah memasuki jam makan siang.
Rayya langsung menemui manager restoran tersebut, mencocokkan semua pesanan yang Rayya butuhkan.
Hampir setiap ada acara, tempat ini adalah pilihan mereka untuk menu makan siang, selain terjangkau makanan nya juga sangat enak.
Devi di bantu beberapa pramusaji membawa kotak kotak yang berisi nasi dan lauknya ke mobil Rayya yang terparkir di luar.
Rayya sibuk menghitung, jangan sampai distribusi hari ini kurang.semenjak dia yang memegang bendahara untuk DPK PPNI tempat nya bekerja, semua orang yang bernaung di dalamnya jadi merasa puas.
Saat dirinya tengah sibuk, tidak sengaja,netra indahnya melihat seseorang yang sangat dia kenal sedang makan siang dengan wanita yang sangat cantik.
Rambut gelombang berwarna gold yang terurai indah sedang menatap suaminya dengan penuh rasa cinta.
Begitupun dengan Reza,dia sibuk membersihkan bibir merah wanita itu dengan tangannya.
Tidak terasa cairan bening itu menetes dari kedua matanya.
"Inikah alasanmu menghindari ku Mas." batin nya.
Rayya menghapus air matanya dan mencoba menelpon Reza,panggilan pertama dia abaikan,tapi Rayya terus menghubungi nya.
Tidak lama kemudian,,,
"Halo, Assalamu'alaikum."Rayya sebisa mungkin menahan tangisnya sampai suaranya bergetar.
"Waalaikum salam. "
"Kamu lagi di mana Mas, sibuk ya.. " tanya Rayya.
"Aku masih di hotel, ada apa kamu menelpon ku? "jawabnya berbohong.
" Nggak papa Mas, cuman mau nanya Mas mau makan malam di rumah?"cairan bening itu keluar lagi setelah melihat Reza mencium tangan wanita nya dengan mesra dan itu dia lakukan tepat di depan matanya.
"Nggak usah aku mungkin pulangnya telat."
"Baik Mas, Assalamu'alaikum. " Rayya mengakhiri panggilannya.
"Waalaikum salam."
"Kenapa tiba tiba dia menelponmu? "tanya Lita penasaran.
Reza mengangkat bahunya cuek.
" Tunggu!!!!"setelah beberapa detik dia berpikir, dia mulai tersadar kalau sekarang dia mendengar suara musik yang sama saat Rayya tadi menelponnya.
" Lita..... gawat!!!Rayya sepertinya melihat kita..!!!"Reza mulai panik,dia melihat ke sekeliling, tapi tidak menemukan Rayya di mana pun.
"Kamu pasti salah, katamu dia wanita yang tidak suka keluar kalau sedang bekerja.. " ujar Lita.
"Iyya,,itu benar, tapi aku yakin itu pasti dia...!!! "
Reza berlari ke arah jendela dan melihat ke tempat parkir dan benar saja, dia menemukan mobil Rayya yang baru saja melaju meninggalkan restoran .
"Dia melihat kita Lita..!!!"Reza menggusar rambutnya kasar.
" Bagus dong, jadi kalian bisa secepatnya bercerai. "ujar Lita dengan enteng nya.
"Aku tau Lita!!!!tapi nggak harus begini caranya!!?"Reza frustasi, apalagi masih ada Mas Ari di rumahnya, kalau dia tau, bisa bisa dirinya akan di jadikan samsak hidup oleh Ghifari.
Rayya melajukan kendaraan nya dengan perasaan terluka.
Tak di pungkiri, walaupun rasa cinta itu sudah memudar tapi entah kenapa dia masih menangis saat memergoki Reza menghianati nya.
Mungkin memang rasa itu sudah hilang perlahan seiring kurangnya intensitas pertemuan dan komunikasi serta kekerasan yang Rayya terima, namun dia seperti orang bodoh yang percaya kalau Reza tidak akan mendua hati.
Dia seakan di telanjangi hidup hidup oleh suaminya sendiri di depan umum,sungguh malang nasibnya, rumah tangga yang dia harapkan akan berumur panjang sampai maut memisahkan,di luar dugaan belum cukup lima tahun pernikahan ini berlangsung,sebentar lagi akan di akhiri dengan sebuah perpisahan yang sangat menyakitkan.
Inikah yang di namakan rasa kecewa?karena kecewa itu levelnya sudah di atas amarah,bila masih dalam tahap marah masih ada kemungkinan besar untuk memberi harapan agar Reza berubah,namun bila sudah berada di level kecewa tidak akan ada namanya kesempatan kedua.
Dan di sinilah sekarang Rayya berada,dia lebih memilih mengakhiri segalanya bukan karena marah,tapi sangat kecewa.
...****************...
-DPK PPNI : Dewan Pengurus Komisariat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
baiklah
rayya...daebak