Retno adalah seorang istri yang baik dan setia, Retno selalu mengalah dalam hal apa pun walaupun tidak bisa di pungkiri sebagai istri ada rasa kesal dan emosi nya.
Retno terus bertahan dengan Rio suami nya hanya karena memikirkan ke dua anak nya dan juga memikirkan kesehatan ibu nya.
Lama kelamaan pertahanan Retno melemah, rasa sabar dalam diri Retno menghilang sehingga Retno memutuskan untuk kembali ke rumah orang tua nya.
Bagaimana kisah Retno selanjutnya, apa yang di lakukan oleh Rio sehingga kesabaran Retno menghilang?
Dan bagaimana kehidupan Retno dan ke dua anak nya setelah Retno memutuskan untuk kembali ke rumah ke dua orang tua nya.
yuk baca cerita nya di Hilangnya Kesabaran Seorang Istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 HKSI
Saking terlalu serius mengenang masa lalu nya Retno tidak menyadari kalau mobil yang sedang di tumpangi nya sudah sampai ke kota dimana Retno tinggal bersama suami dan ke dua anak nya.
Retno turun dari mobil dan langsung menuju ke rumah nya, tanpa harus mampir kesana kemari Retno langsung masuk dan mengeluarkan motor nya, Retno membereskan rumah sebentar lalu pergi membeli makan.
Sebagian tetangga yang melihat nya bertanya dengan Retno yang beberapa hari ini tidak terlihat dan Retno menjelaskan nya kalau dirinya sudah menyerah dan memilih untuk pulang ke rumah orang tua nya.
Memang pada saat dirinya membawa barang-barang waktu itu hanya ada satu dua tetangga nya yang melihat.
Retno menikmati makanan nya terakhir kali di rumah nya yang selama dua puluh tahun dia tempati.
Retno tidak akan menggugat atau pun meminta hak atas rumah nya, selain Retno tidak mau banyak masalah Retno pun berpikir kalau rumah nya itu untuk masa depan Ardan.
Sebelum Retno pulang dengan motor nya terlebih dahulu Retno mampir ke rumah mertua nya.
Rumah mertua nya sangat sepi dan hanya ada adik ipar Retno sedang menikmati makanan nya.
Adik ipar nya Retno memang tinggal bersama orang tua nya setelah dirinya sudah tidak bekerja lagi.
"Ayah sama ibu kemana?"
"Tidur kak."
"Ya sudah kalau begitu kakak titipi kamu saja yah, ini kunci rumah dan bilang sama ayah dan ibu kalau kakak pulang, maafkan semua kesalahan kakak."
Adik ipar Retno hanya menganggukkan kepala nya saja sambil menerima kunci rumah Retno, dia tidak banyak bicara karena dia juga sudah tahu betul dengan permasalahan nya.
Setelah menyerahkan kunci rumah Retno hendak pergi, namun langkah nya terhenti ketika suara ibu mertua nya memanggil.
"Mau kemana Ret?" Tanya Bu Yati lalu duduk di kursi.
Retno menghentikan langkah dan membalikan tubuh nya lalu mendekati ibu mertua nya dan duduk di depan nya.
"Bu, Retno mau pulang ke rumah orang tua dengan membawa Bela, untuk Ardan aku titipkan kepada ibu karena menurut dia aku bukan ibu nya, maafkan aku selama ini yang belum bisa menjadi menantu yang baik buat ibu dan ayah."
"Ibu tidak akan melarang kamu mau pergi dan tinggal dimana pun, dan untuk masalah Ardan mungkin dia lagi emosi kamu harus memaafkan nya namanya juga anak muda emosi nya masih tinggi, kamu sebagai orang tua harus banyak bersabar dan menasehati nya."
Itu yang tidak di sukai Retno dari ibu mertua nya, dia selalu membela yang salah, bukan nya menasehati dan membuat nya minta maaf kepada Retno tapi malah sebalik nya, ibu mertua nya itu selalu menyalahkan Retno dalam segala hal.
"Aku selama ini sudah cukup bersabar menghadapi semua nya Bu, ibu juga tahu apa yang sudah aku lalui selama ini, kelakuan mas Rio dari dulu selalu aku maafkan dan selalu aku beri kesempatan, tapi untuk kali ini aku menyerah Bu, aku juga butuh kehidupan dan status yang jelas, lima tahun aku menunggu nya dan sekarang malah menghilang tanpa jejak, untuk apa aku tinggal di sini lagi jika semua nya sudah tidak bisa aku harapkan."
"Harusnya kamu bersabar Ret, siapa tahu Rio di sana lagi ada masalah atau sakit."
Retno sangat gemas sekali dengan ibu mertua nya itu, sungguh andai saja Bu Yati itu seorang anak kecil sudah Retno jitak kepala nya biar sadar.
Dengan santai nya Bu Yati mengatakan kalau dirinya harus bersabar, terus selama enam tahun ini dari sebelum suami nya pergi sampai saat ini suami nya menghilang tanpa kabar Retno tidak sabar gitu.
Bu Yati ini seperti bukan seorang perempuan saja yang terus-terusan membela yang salah, mungkin Bu Yati bisa saja bersabar dan bisa terus bersabar meskipun suami nya terus berbohong dan menyakiti nya, tapi tidak untuk Retno yang selama ini dirinya sudah bersabar dalam keadaan apa pun.
Kini kesabaran Retno sudah hilang dan habis sehingga Retno memutuskan untuk memilih pulang ke rumah orang tua nya.
"Maaf Bu saya sudah tidak percaya lagi sama ucapan mas Rio, kepercayaan saya sudah hilang seiring nya mas Rio yang selalu berbohong, mungkin ibu mudah mengatakan saya untuk bersabar tapi saya yang menjalani nya sudah tidak memungkinkan untuk melanjutkan rumah tangga dengan mas Rio, kesabaran saya sudah hilang dan sudah habis seiring nya waktu." Ucap Retno membuat Bu Yati terdiam.
"Baiklah kalau memang semua ini sudah menjadi keputusan kamu, ibu hanya bisa berdo*a semoga semua nya baik-baik saja, nanti ibu nyusul dan menghadap kepada ke dua orang tua kamu, bagaimanapun juga dulu ayah dan ibu yang meminta kamu dengan baik-baik kepada ke dua orang tua kamu."
"Retno tunggu kedatangan ibu, kalau begitu Retno pamit dan sekali lagi Retno minta maaf atas semua kesalahan yang pernah Retno perbuat dan mungkin setelah ini Retno akan mengurus surat cerai ke pengadilan."
Dengan wajah terlihat sedih Bu Yati hanya bisa menuruti semua kemauan menantu nya.
"Terserah kamu saja, ibu di sini hanya bisa mendo*akan agar kamu selalu sehat dan mendapatkan laki-laki yang bertanggung jawab dan lebih segala nya dari Rio."
Ucapan yang di lontarkan Bu Yati entah memang Mendo*a kan dan mendukung entah berharap Retno mendapatkan yang lebih buruk, semua itu hanya Bu Yati dan yang maha kuasa lah yang tahu.
"Terima kasih do*a nya Bu, ya sudah kalau begitu aku pamit dan Ardan aku titipkan sama ibu, bukan aku tidak mau membawa nya, tapi semua ini kemauan dia yang sudah menganggap aku bukan ibu nya lagi."
Bu Yati terdiam karena memang apa yang di ucapkan oleh Retno benar ada nya karena dirinya pun ikut mendengar semua yang sudah Ardan ucapkan kepada Retno.
Retno mengulurkan tangan dan mencium punggung tangan Bu Yati lalu pergi meninggalkan rumah Bu Yati tanpa bertanya keberadaan Ardan.
Retno menghembuskan nafas nya dengan sedikit kasar sambil memejamkan ke dua mata nya serta meyakinkan hati nya lalu pergi melajukan motor nya meninggalkan rumah yang selama dua puluh tahun dia tempati.
Banyak sekali kenangan di rumah nya itu bersama Rio dan ke dua anak nya, dan sekarang Retno sudah yakin untuk pergi meninggalkan rumah dan meninggalkan semua yang berhubungan dengan Rio.
Retno sudah berencana untuk mengajukan perceraian ke pengadilan agama karena Retno sudah benar-benar ingin pergi dari Rio.
Perjalanan dari rumah mertua nya ke rumah orang tua nya membutuhkan waktu kurang lebih empat jam, dan selama itu Retno akan berada di atas motor nya.
Motor yang selalu menemani nya kemana pun pergi dan bahkan pergi dari kehidupan nya dengan Rio.