Retno adalah seorang istri yang baik dan setia, Retno selalu mengalah dalam hal apa pun walaupun tidak bisa di pungkiri sebagai istri ada rasa kesal dan emosi nya.
Retno terus bertahan dengan Rio suami nya hanya karena memikirkan ke dua anak nya dan juga memikirkan kesehatan ibu nya.
Lama kelamaan pertahanan Retno melemah, rasa sabar dalam diri Retno menghilang sehingga Retno memutuskan untuk kembali ke rumah orang tua nya.
Bagaimana kisah Retno selanjutnya, apa yang di lakukan oleh Rio sehingga kesabaran Retno menghilang?
Dan bagaimana kehidupan Retno dan ke dua anak nya setelah Retno memutuskan untuk kembali ke rumah ke dua orang tua nya.
yuk baca cerita nya di Hilangnya Kesabaran Seorang Istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 HKSI
Retno terus melajukan motor nya dengan kecepatan sedang, di tengah perjalanan Retno melihat sebuah motor yang di tumpangi ibu dan anak nya dengan barang bawaan yang lumayan banyak membuat dirinya mengingat akan masa mudik lebaran tanpa ada nya Rio.
Waktu itu satu bulan puasa penuh Rio menemani Retno di kala buka puasa sementara sahur nya tidak bisa menemani karena harus pergi ngantar ibu nya belanja.
Dan selama satu bulan itu hubungan mereka terasa canggung dan hanya seperlu nya saja.
Tiba ketika hari raya idul Fitri Retno selalu pulang ke rumah orang tua nya bersama Rio dan juga ke dua anak nya.
Tapi untuk hari Raya waktu itu Retno memilih pulang hanya dengan ke dua anak nya saja, Retno malu jika membawa Rio pulang ke rumah orang tua nya, selain wajah nya yang kusam Rio juga tidak punya baju yang bagus karena selama ini Rio hidup di luaran dan selalu menghabiskan uang nya.
Ketika sampai di rumah orang tua nya banyak sekali yang bertanya tentang keberadaan Rio kepada Retno dan Retno hanya menjawab kalau mereka tidak ada kendaraan sehingga Rio tidak bisa ikut.
Lagi dan lagi Retno melindungi Rio dari segala kesalahan nya terutama kepada keluarga nya sendiri.
Sejak menikah Retno tidak pernah lama jika sedang pulang kampung, hanya tiga hari saja Retno berada di rumah ke dua orang tua nya lalu pulang kembali.
Sepulang dari rumah orang tua nya Retno melihat wajah Rio yang sedikit di tekuk, Retno tidak tahu apa yang menjadi penyebab dari wajah Rio yang di tekuk saat ini karena sebelum berangkat Rio sudah memberikan izin.
Retno hanya menghembuskan nafas nya melihat kelakuan Rio, sampai saat ini mereka berdua memang masih saling merasakan canggung jika saling bertatap muka.
Mereka bicara hanya seperlu nya saja karena bagi Retno sudah terlalu sakit dengan apa yang sudah di lakukan oleh Rio kepada dirinya.
Hari pun berganti dan waktu terus berjalan, Retno menjalani kehidupan nya seperti yang sudah-sudah, ada dan tidak ada nya Rio sama saja bagi Retno.
Retno sudah terbiasa menjalani semua nya sehingga keberadaan Rio tidak terlalu penting bagi Retno.
Seminggu berlalu dari hari raya Retno pun kembali menjalani aktifitas nya mengantar Bela pergi ke sekolah.
Tiba saat nya di sekolah Ardan dan Bela pembagian raport, waktu yang bersamaan membuat Retno harus bolak balik antara sekolah Ardan dan juga sekolah Bela.
Di kala sedang berada di sekolahan ada panggilan dari Rio tapi Retno mengabaikan nya karena sedang berada di dalam kelas Ardan menunggu panggilan dari wali murid nya.
Karena beberapa kali Rio melakukan panggilan nya Retno pun mengirimkan pesan yang menyatakan tidak bisa menerima panggilan karena sedang berada di sekolahan Ardan.
Rio membalas pesan yang mengatakan kalau dirinya akan berangkat ke luar kota sesuai yang sudah di bicarakan semalaman.
Semalam sebelum tidur Rio menceritakan kalau dirinya mau bekerja di luar kota bersama salah satu tetangga nya.
Retno tidak melarang atau pun menyuruh Rio karena takut suatu saat dirinya di salahkan. jika terjadi apa-apa sama Rio.
Retno hanya mengatakan kalau Rio harus lebih baik lagi dan lebih bertanggung jawab lagi, tidak lupa Retno juga menawarkan untuk tidur bersama sebelum berpisah dengan Rio.
Dengan memberanikan diri Retno mengajak duluan Rio untuk bersenggama walaupun mereka berdua masih canggung.
Retno hanya ingin memberikan dan merasakan kenikmatan sebelum suami nya pergi.
Setelah mengambil raport dari wali kelas nya Ardan Retno langsung pergi ke sekolahan Bela.
Di sekolahan Bela Rio menghubungi nya kembali dan Retno pun menerima panggilan nya.
Rio pamitan kepada Retno dan Bela serta meminta do*a agar di permudah segala nya.
Ada sedikit rasa sedih dalam diri Retno, bagaimanapun juga Rio adalah ayah dari anak-anak nya.
Hari berganti dan Retno pun kembali menjalani kehidupan nya sendiri, bagi Retno ada dan tidak ada nya Rio semua nya sama saja, angsuran ke bank sudah Retno lunasi tanpa bantuan dari suami nya.
Beberapa bulan berlalu Retno dan ke dua anak nya sudah terbiasa melewati hari-hari tanpa sosok Rio.
Setiap hari Rio selalu melakukan panggilan video dengan Bela, Rio selalu memberi kabar apa pun kepada Bela dan Retno.
Kadang ada rasa rindu menyelinap dalam hati Retno, bagaimanapun juga Retno sudah lama hidup bersama dengan Rio.
Pahit manis nya hidup berumah tangga dengan Rio sudah Retno jalani, dari pertengkaran kecil hingga pertengkaran besar sudah Retno rasakan.
Tawa, canda dan tangisan sering Retno lalui dengan Rio, tapi Retno selalu menjalani nya dengan hati yang lapang.
Warung Retno semakin ramai pengunjung membuat Retno selalu bersyukur dengan rezeki yang sudah dia dapatkan.
Setiap bulan nya Rio selalu memberikan uang kepada Retno walaupun tidak banyak, dan Retno tidak pernah sama sekali mengeluh atau memaksa Rio untuk memberikan sejumlah uang kepada dirinya.
Seiring nya waktu berjalan Rio pun lancar memberikan uang setiap bulan nya kepada Retno.
Kini Rio melupakan uang satu milyar yang pernah dia ucapkan dulu kepada Retno dengan sangat bangga nya.
Meski begitu Retno tidak pernah sama sekali mengungkit-ungkit nya lagi, karena menurut Retno yang lalu biarlah berlalu.
Satu minggu, satu bulan hingga bertahun-tahun Retno lewati tanpa ada nya sosok seorang suami di samping nya.
Selama itu juga beberapa kali Retno harus nginap di rumah sakit karena penyakit Bela yang selalu kambuh.
Lima kali puasa dan lima kali lebaran berlalu dan Rio pun tidak pernah pulang sekali pun untuk bertemu dengan istri dan ke dua anak nya dengan berbagai alasan.
Hingga suatu hari Ardan menghubungi Rio dan meminta untuk di belikan sebuah motor.
Ardan menghubungi ayah nya dan langsung mengungkapkan keinginan nya.
Rio menjanjikan Ardan akan membelikan nya sebuah motor, maka sebulan berikut nya Rio mengirimkan uang lumayan besar bagi Retno.
...Tanpa mengulur-ngulur waktu lagi Retno langsung pergi ke sebuah showroom dengan Ardan untuk memilih motor nya....
..."Ayo nak kita pergi ke showroom." Ajak Retno kepada Ardan membuat bibir nya langsung tersenyum lebar....
Terlihat wajah bahagia Ardan membuat Retno terus tersenyum bahagia, "Kamu sangat bahagia sekali nak." Gumam Retno dengan nada yang pelan.
Setelah motor di dapatkan Ardan dan Retno mereka pulang ke rumah dengan saling beriringan.
Sepanjang perjalan ke rumah nya Retno melihat wajah Ardan yang bahagia karena mendapatkan motor impian nya.