Karena penghianatan sang ibu di masa lalunya, membuat seorang Zayyan Erik Mahesa (30) menutup dirinya pada semua wanita dan menjadikannya pria dingin dan anti wanita.
Namun ia terpaksa menikah dengan Mia Azzura (26) demi memenuhi permintaan terakhir sang ayah.
Mia tak keberatan dengan hal itu karena sudah lama sekali Mia menaruh hatinya pada Erik, namun mampukah Mia meluluhkan hati dan mendapatkan cinta Erik? bagaimana kisah mereka berlanjut?
"Aku tidak pernah percaya pada cinta dan wanita." Erik.
"Menaklukan hatinya adalah sebuah tantangan bagiku!'' Mia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Dengan sangat terpaksa kini Mia pun memakai pakaian yang ada, Mia terus menggerutu mengumpat kakak iparnya habis-habisan dan karena hal itu juga Mia tak bisa melakukan apapun lagi selain menyelimuti dirinya di atas ranjang.
''Kemana Erik? kenapa dia tidak datang aku sangat lapar sekali. Tapi aku tidak mungkin kan keluar memakai pakaian seperti ini gentayangan seperti hantu saja.'' Mia mendengus kesal menatap langit-langit kamar tersebut dengan bibir mengerucut.
Lama Mia menunggu kedatangan suaminya tapi Erik tak kunjung datang menemuinya. Hingga ia memutuskan untuk mencari keberadaan suaminya dengan memakai selimut yang begitu tebal.
"Ini lebih baik dari pada aku harus berkeliaran memakai baju aneh di villa ini. Bisa-bisa masuk angin!'' Mia pun berjalan seperti penguin keluar dari kamarnya untuk mencari keberadaan sang suami.
"Erik, Erik! hachim.... Ya ampun dingin sekali disini. Hachiim.... Haciim.... '' Mia terus bersin dan berjalan mencari keberadaan Erik di luar villa itu sambil terus mengeratkan selimutnya.
"Cuaca disini sangat buruk sekali, aku sangat tidak kuat jika terus berada di tempat ini aku pasti akan mati kedianginan dan kesepian di tempat ini. Nasib pengantin yang tak di anggap hanya bisa menunggu sampai datangnya hilal cinta, yang entah sampai kapan aku harus bersabar untuk menunggunya.'' Gumam Mia menatap langit malam yang begitu gelap.
''Sedang apa kau disini?'' suara bariton mengejutkan Mia dari lamunannya.
Mia bernafas lega saat mendengar suara suaminya, kini ia pun mulai berbalik menatap sang suami yang berdiri tegak di hadapannya.
''Aku mencari mu. Apalagi? kita datang ke tempat ini untuk bulan madu tapi kau meninggalkan aku begitu saja.'' Rengeknya manja dan memeluk tubuh sang suami dengan sangat erat.
''Tidak akan pernah ada bulan madu diantara kita.'' Jawab Erik dengan ketusnya melepaskan pelukan Mia dengan sedikit memaksa.
"Ckk.. Erik kita sudah menikah aku tidak mungkin akan jadi istri perawan seumur hidupku kan?'' tanya Mia dengan frontal.
"Perawan!" Erik tersenyum sinis menatap istrinya dan pergi begitu saja setelahnya.
"Dia itu kenapa? menatapku seperti itu. Apa aku ini sangat menjijikan? ck... tidak pernah berpikir olehku kalau aku akan menikah dengan manusia es itu, sepertinya aku harus menggunakan cara lain untuk melelehkannya. Tapi apa ya?'' tanya Mia bingung.
"Tunggu Erik!'' Mia berlari mengejar suami dinginnya masuk ke dalam villa.
"Makanlah aku sudah menyiapkan makan malam kita, aku tidak terlalu pandai memasak jadi harap maklum saja.'' Ucap Erik yang tengah mempersiapkan makanan di meja.
"Terimakasih, aku sangat terharu sekali dengan keromantisan mu sayang.'' Jawab Mia yang langsung membuat Erik tersendak makanannya.
"Pelan-pelan saja.'' Mia memberikan air minum pada Erik, namun Erik tak menerima air yang kini berada di hadapannya dan memilih pergi mengambil air di dalam kulkas.
''Astoge Erik kenapa kau selalu membuatku kesal saja.'' Geram Mia tak terima dengan perlakuan Erik yang terus acuh padanya.
''Lebih baik aku makan terlebih dahulu, setelah ini lihat saja apa yang akan aku lakukan padamu.'' Batin Mia tersenyum penuh arti menatap sesuatu yang tak jauh darinya.
Setelah beberapa menit kemudian. Mia melihat Erik masuk ke dalam kamar lain dan mulai membuntutinya dengan membawa borgol di tangannya. "Aku yakin ini adalah milik salah satu penjaga villa ini. Sekarang aku benar-benar akan melakukan sesuatu padamu agar bulan madu kita ini terasa lebih berkesan."
''Erik aku datang..." Seru Mia yang langsung masuk ke dalam kamar Erik tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Sayang kenapa kau tidur di kamar ini sedangkan istrimu berada di kamar lain hmm...?" Mia langsung duduk di atas perut Erik dan memasangkan borgol itu dengan cepat.
"Lepaskan. Apa kau sudah gila!''
"Ya aku sudah gila. Gila karena mencintai mu. Muach...'' Mia mencuil-cuil hidung mancung suaminya dengan sangat gemas.
"Aku ingin memiliki anak dengan hidung seperti ini, mata seperti ini dan bibir seperti ini. Agar dunia tahu bahwa ia lahir karna cinta walaupun kau menikahi ku dengan penuh paksaan tapi aku sangat tulus mencintaimu Erik.'' Mia mengalungkan tangannya di pundak Erik dan berkata penuh ketulusan. Namun Erik tersenyum sinis dan memalingkan wajahnya.
"Erik lihat aku!''
"Aku tidak sudi menatap wanita bermuka dua seperti mu.'' Jawab Erik dengan ketus.
"Bermuka dua? tapi wajahku hanya satu dan lihatlah kecantikan ini akan abadi hanya untuk mu saja.'' Mia mulai berusaha membujuk suaminya untuk melihat ke arahnya.
"Ck... Semua wanita pandai sekali mengelak mengeluarkan semua omong kosongnya demi untuk mengelabui semua pria yang berada di dekatnya." Jawab Erik dengan ketusnya, membuat Mia bingung apa yang sedang di katakan Erik padanya bahkan ia merasa sangat terhina saat Erik menatapnya dengan tatapan tajam merendahkan.
"Aku adalah gadis baik-baik Erik, hatiku, jiwaku bahkan tubuhku hanya untuk dirimu pria yang sangat aku cintai sedari dulu.'' teriak Mia dengan nada marahnya. menarik kerah baju Erik untuk meredam emosi yang kini siap untuk meledak kapan saja.
"Omong kosong! aku bahkan mendengar sendiri apa yang sedang kalian lakukan di ruangan itu, kau bilang tubuhmu hanya untuk aku tapi ternyata kau adalah wanita penipu dan sangat menjijikan."
Plakkk.... Mia menampar Erik dengan sangat kencang hingga terlihat jelas bekas tangannya di pipi Erik. ''Kau ingin bukti bukan? aku akan membuktikan siapa wanita menjijikan ini. Ya aku sangat murahan dan sangat menjijikan.'' Mia menarik kemeja Erik dengan sangat kasar hingga semua kancingnya terlepas begitu saja.
''Apa yang kau lakukan?'' tanya Erik dengan wajah terkejut nya saat melihat istrinya mengikat kakinya dengan sangat kencang.
"Mia apa kau sudah gila? cepat lepaskan borgol ini dan," Erik tak bisa berkata-kata lagi saat bibirnya di bungkam dengan cium-an yang menggairah-kan yang di lakukan Mia padanya.
Erik meremas bantal yang berada di belakangnya saat Mia melakukan hal yang begitu nekat dan membuat ia benar-benar tak bisa berkutik atau memberontak karna tangan yang terborgol kebelakang dan kaki yang di ikat kencang oleh istrinya.
Mia terus menjelajahi apa pun yang ia inginkan untuk membangkitkan hasrat suaminya. Agar ia bisa melakukan tahap selanjutnya untuk membuktikan apa yang Erik pikirkan tentangnya itu tidaklah benar.
Mia membuka paksa celana yang di kenakan Erik, namun dengan sangat keras Erik mempertahankan apa yang menjadi pelindungnya saat ini. Bahkan ia sedikit meringis saat melihat kelakuan istrinya yang di luar nalar.
"Dengar Erik hari ini bukan pria saja yang bisa memaksa wanita tapi wanita juga bisa memaksa pria. Bahkan aku tidak takut jika suatu hari nanti aku hamil, karna dia sudah pasti anak-mu.'' Ucap Mia seperti seorang psychopath wanita.
Bersambung...