Megan yang belum lama putus dari kekasihnya, dipecat dari tempat kerjanya karena dituduh sebagai selingkuhan atasannya. Sialnya lagi, di tempat kerjanya yang baru Megan mendapat bos yang lebih gila dari sebelumnya, menyebalkan, mesum dan suka gonta-ganti pasangan. Tidak hanya itu, Megan juga bertemu dengan anak kembar yang menginginkannya menjadi ibu mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15: Julian Menikah
Tidak terasa Megan sudah bekerja di Hugo's Corp selama satu bulan. Ia juga tidak pernah bertemu lagi dengan Dexter setelah kejadian dimana ia bersembunyi untuk menghindari Julian. Karena hari ini sabtu dan perusahaan libur. Megan memilih melakukan perawatan diri sebelum pulang ke rumah orang tuanya. Megan sangat merindukan keponakannya mengingat minggu lalu ia tidak pulang ke rumah orang tuanya.
Ketik selesai memakai masker diwajahnya, Megan beralih ke sofa panjang yang ada di samping tempat tidurnya, lalu menghidupkan tv. Megan menyewa apartemen minimalis degan nuansa putih yang tertata dengan rapi. Di dalamnya juga terdapat dapur kecil yang dilengkapi dengan meja makan yang mirip dengan mini bar dan kamar mandi dengan bathup dan shower.
Drrrrttt.....drrrrttttt ... ponsel Megan bergetar. Ia melirik ponselnya yang ada di atas meja dan melihat ada panggilan vidio grup dari kedua sahabatnya. Megan kemudian bergabung.
"Holy molly...." pekik Vivian terkejut melihat layar ponselnya yang menampilkan wajah Megan yang tertutupi dengan masker putih diwajahnya. Hampir saja Vivian melemparkan ponsel mahalnya.
"Ada apa," ucap Megan tertawa melihat ekspresi kedua sahabatnya.
"Kamu Megan kan?" tanya Beatrix.
"Ya iya lah.. memangnya siapa lagi coba," balas Megan.
"Aku pikir ada hantu yang menyekap mu dan hantunya memakai ponselmu," pungkas Beatrix.
"Ahh ngaco kamu... gini nih kalau kebanyakan nonton film horor," ucap Megan.
"Kalian lagi dimana itu, kok rame banget.." ucap Megan melihat orang-orang di belakang kedua sahabatnya.
"Jack mengajak ku ke pesta pernikahan temannya," ucap Vivian.
"Pak Addison juga mengajak ku untuk menemaninya ke pesta pernikahan temannya. Aku bertemu Vivian disini," ucap Beatrix.
"Apa kamu tau siapa yang menikah," ucap Vivian.
"Ya mana aku tau.... jelas-jelas aku tidak ada disana," timpal Megan.
"Julian Meg.... Julian yang menikah," ucap Beatrix. Megan terbelalak mendengarnya.
"Kami juga baru tau saat tiba disini," ucap Beatrix.
"Apa kamu tidak apa-apa," cicit Beatrix saat melihat Megan hanya diam saja.
"Sudah kubilang bukan, kita tidak usah memberitahunya. Lihat.. Megan jadi sedih.." ucap Vivian pada Beatrix dengan pelan.
"Hei.. tidak apa-apa. Aku baik-baik saja. Bagus jika mereka akhirnya menikah. Aku harap Julian bisa mencintai istrinya," jawab Megan dengan senyuman terukir di bibirnya, meskipun sebenarnya ada sedikit rasa sakit dihatinya mendengar pernikahan Julian. Bagaimanapun juga perasaannya belum hilang sepenuhnya pada Julian. Tapi bukan berarti ia tidak suka jika Julian menikah dengan Winter. Baginya itu yang terbaik. Ia berharap, rumah tangga mereka berjalan dengan baik.
"Sampaikan ucapan selamat berbahagia dariku untuk Julian dan istrinya," pungkas Megan.
"Aku yakin kamu pasti akan mendapatkan pria yang sangat mencintaimu nanti," kata Vivian. Megan lalu mengangguk.
"Ngomong- omong kita sudah lama tidak ke bar, bagaimana kalau nanti malam kita ke bar. Setidaknya untuk menghibur diri," ucap Beatrix.
"Oke, aku setuju," ucap Megan.
*******
Malam pun tiba, Megan sedang bersiap-siap untuk pergi ke Bar. Megan mengambil ponsel dan dompetnya lalu memasukkannya ke dalam tasnya.
"Mom, dad.. Megan pergi dulu ya," ucap Megan saat bertemu dengan kedua orangtuanya di ruang tengah yang sedang menonton tv.
"Ingat... jangan sampai mabuk dan menjauh lah dari pria-pria brengsek yang ada disana, jangab percaya dengan kata-kata manisnya sweety," ucap Harold mengingatkan putri kesayangannya itu. Harold dan Alma tidak melarang putrinya pergi ke bar, asalkan hanya sesekali saja dan pastinya harus bersama orang yang mereka kenal.
"Tenang saja dad, aku akan menjaga diri," ucap Megan lalu pergi.
Sesampainya di Bar, Megan memarkirkan mobilnya di parkiran. Di depan pintu Bar ada beberapa orang penjaga, Megan kemudian menunjukkan kartu identitasnya sebelum ia dipersilahkan untuk masuk.
mengalir pokoknya
kukirim vote nya ya kak....
selamat berkarya lagi...