NovelToon NovelToon
Perjodohan Masa SMA

Perjodohan Masa SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Tunangan Sejak Bayi / Dijodohkan Orang Tua / Pihak Ketiga / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:51.9k
Nilai: 5
Nama Author: Alfiyah Mubarokah

Dijodohkan? Kedengarannya kayak cerita jaman kerajaan dulu. Di tahun yang sudah berbeda ini, masih ada aja orang tua yang mikir jodoh-jodohan itu ide bagus? Bener-bener di luar nalar, apalagi buat dua orang yang bahkan gak saling kenal kayak El dan Alvyna.

Elvario Kael Reynard — cowok paling terkenal di SMA Bintara. Badboy, stylish, dan punya pesona yang bikin cewek-cewek sampai bikin fanbase gak resmi. Tapi hidupnya yang bebas dan santai itu langsung kejungkal waktu orang tuanya nge-drop bomb: dia harus menikah sama cewek pilihan mereka.

Dan cewek itu adalah Alvyna Rae Damaris — siswi cuek yang lebih suka diem di pojokan kelas sambil dengerin musik dari pada ngurusin drama sekolah. Meskipun dingin dan kelihatan jutek, bukan berarti Alvyna gak punya penggemar. Banyak juga cowok yang berani nembak dia, tapi jawabannya? Dingin banget.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 Perasaan Gugupnya

“Kamu udah bilang ke suamimu kalau mampir ke sini dulu kan Ra?” tanya Sarena sambil melirik Alvyna yang masih sibuk menikmati makanannya.

Alvyna langsung menghentikan aktivitas makannya. Sendok yang tadinya bergerak aktif kini diam di udara. Ia menatap mamanya sejenak, lalu kembali menunduk, pura-pura sibuk dengan nasi di piringnya. Masakan buatan Sarena memang terkenal enak, tak perlu diragukan lagi. Ayam goreng bumbu kuning, tumis kangkung terasi, sambal terasi, dan kerupuk udang jadi kombinasi sempurna untuk makan malam yang nyaman.

Sebelumnya, setelah selesai membeli makanan di kafe dekat sekolah, Alvyna memutuskan untuk mampir ke rumah mamanya. Alasannya cukup masuk akal dia bilang baru selesai kerja kelompok dan lokasinya tidak jauh dari rumah mamanya. Padahal kenyataannya dia hanya ingin menghindar sebentar dari suasana rumah barunya. Rumah itu terlalu sepi. Atau mungkin terlalu banyak pikiran yang mengganggunya saat berada di sana bersama El.

Sagara sebenarnya sempat ingin mengantarnya pulang. Bahkan cowok itu sudah bersikeras sampai setengah maksa. Tapi Alvyna menolak dengan tegas. Mana mungkin dia membiarkan Sagara ke rumah mamanya? Kalau sampai itu terjadi, mamanya bisa syok dan sakit karena tau Alvyna masih bertemu dengan mantan pacarnya, padahal dia sudah menikah dengan El.

Kondisi kesehatan mamanya yang belum sepenuhnya pulih membuat Alvyna harus ekstra hati-hati mempertimbangkan segala hal sebelum bertindak. Salah sedikit, bisa jadi bumerang untuk semuanya.

“Udah Ma. Aman kok,” jawab Alvyna akhirnya, meski dalam hatinya terasa berat. Ia terpaksa berbohong, dari pada membuat mamanya khawatir atau mencurigai sesuatu.

“Bener nih?” Sarena kembali memastikan. Tatapannya tajam, seolah bisa menembus ke dalam isi kepala Alvyna.

“Iya Ma. Masa Alvyna bohong sih?” Alvyna mencoba tersenyum, meski matanya tetap menunduk. Ia tidak berani menatap langsung ke mata mamanya yang terkenal jeli membaca kebohongan.

“Ya udah tapi jangan pulang terlalu malam. Kalau malas balik, suruh El aja ke sini, terus sekalian nginep. Besok kan kalian bisa berangkat dari sini. Di rumah ini juga masih ada seragam kalian,” ujar Sarena, kali ini dengan nada lembut dan penuh perhatian seperti biasanya.

Alvyna mengangkat wajahnya, menatap mamanya yang duduk di sebelahnya. Wajah Sarena tampak lelah, tapi tetap memancarkan kasih sayang khas seorang ibu. “Mama ngusir aku ya?” tanyanya, berpura-pura merajuk sambil memanyunkan bibirnya.

Sarena tertawa kecil. “Bukan ngusir sayang. Mama cuma ngingetin kan udah malam, gak baik istri orang keluyuran sendiri. El juga pasti khawatir kalau kamu pulang terlalu malam.”

Alvyna hanya mendengus pelan dalam hati. Khawatir? El? Hah jangan ngarep deh. Dia pasti lagi asyik nongkrong sama pacarnya sekarang! pikirnya sinis. Tapi wajahnya tetap tenang di depan Sarena.

“Tenang aja Ma. El juga kayaknya lagi nongkrong sama teman-temannya. Anak muda biasa pulang larut malam,” balas Alvyna santai.

“Huss! Jangan manggil suami cuma nama aja, gak sopan. Dia itu suami kamu Ra. Apalagi kalau di depan mertuamu jangan sampai begitu!” tegur Sarena tegas.

Alvyna yang sudah selesai makan, menatap mamanya sambil mengerutkan dahi. Ia mengambil gelas berisi susu putih di depannya dan meneguknya perlahan sebelum menjawab, “Kalau bukan nama, terus manggilnya apa Ma? Kan emang namanya El.”

“Manggil yang romantis dong misalnya ‘Sayang’ atau ‘Mas’,” sahut Sarena santai, seolah itu hal paling normal di dunia.

Alvyna hampir tersedak. Untung saja dia sudah selesai minum. “Aduh Mama apaan sih! Geli tau!” ujarnya sambil merinding geli, wajahnya berkerut tak percaya.

“Loh kenapa? Dia suami kamu gak ada salahnya manggil begitu,” kata Sarena sambil tersenyum, tangannya dengan lembut merapikan rambut Alvyna.

“Geli Ma pokoknya gak deh!” Alvyna tertawa kecil sebelum beranjak berdiri dari kursinya. “Udah kenyang. Aku pulang aja sekarang. Masakan Mama emang selalu mantap! Makasih banyak ya Ma,” katanya sambil memeluk Sarena sebentar.

Sarena mengangguk sambil berdiri mengantar anak gadisnya ke pintu. “Jangan ngebut di jalan. Ingat kamu perempuan harus hati-hati.”

“Iya Ma paham kok,” jawab Alvyna dengan senyum lebar sebelum melambaikan tangan dan berjalan keluar.

Saat tiba di rumah, Alvyna langsung disambut pemandangan yang membuat langkahnya terhenti mendadak. Motor El masih terparkir di tempatnya. Begitu pula dengan mobil hitam milik cowok itu yang tetap rapi di garasi. Ia pun bergumam dalam hati, merasa gugup seperti pencuri yang akan tertangkap basah.

“Lah dia masih di rumah? Masa seharian gak keluar-keluar? Jangan-jangan masih tidur? Tau gak ya kalau gue keluar tadi?” gumam Alvyna sambil menggigit bibir bawahnya, mulai panik sendiri.

Detak jantungnya meningkat. Keringat dingin mulai muncul di telapak tangannya. Pikirannya kacau.

Tiba-tiba, perasaan gugup menyerangnya. Alvyna menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri. “Udahlah, siapa juga yang bakal peduli gue tadi pergi ke mana? Dia kan juga gak pernah urusin gue,” ucapnya pelan, meskipun dalam hati ia merasa ragu. Entah kenapa kali ini rasanya berbeda. Ada sensasi seperti akan menghadapi sesuatu.

Namun, pikirannya langsung teringat sesuatu. “Eh gue kan istrinya! Ya meskipun terpaksa sih. Tapi ah sudahlah! Pusing, mau mandi aja!” batinnya sambil melangkah masuk ke dalam rumah.

Begitu membuka pintu utama, Alvyna masuk dengan langkah perlahan seperti maling yang menyelinap ke rumah orang. Suasana rumah tampak gelap di bagian ruang tamu, hanya lampu dapur yang menyala samar.

Matanya celingak-celinguk memastikan tidak ada siapa pun di ruang tamu. Ruangan itu kosong, hanya ada kaleng soda bekas di meja depan sofa.

“Pasti kerjaan dia,” gumam Alvyna sambil mendengus kecil. Ia mengangkat kaleng itu dengan jari telunjuk dan jempol, lalu membuangnya ke tempat sampah sambil mendecak.

Setelah meletakkan tas belanjaan di meja makan, Alvyna melangkah menaiki tangga menuju kamarnya. Detak jantungnya semakin cepat saat mendekati pintu. Entah kenapa langkahnya terasa berat, seolah ada sesuatu yang menunggu di balik pintu itu.

“Hah kenapa gue jadi deg-degan gini sih?” bisiknya sambil memegang dadanya yang berdegup kencang. Ia berdiri beberapa saat di depan pintu kamar, mencoba menenangkan pikirannya yang kacau.

“Tenang Ra tenang lo gak salah apa-apa. Santai aja. Gak ada yang tau lo habis ketemu Sagara. Bahkan dia pun gak nanya apa-apa. Lagian dia juga sibuk sama dunianya sendiri,” ucapnya pelan.

Dengan hati-hati, dia memutar gagang pintu dan membukanya perlahan. Engsel pintu mengeluarkan bunyi khas yang menambah dramatis suasana.

Ceklek

“Dari mana aja lo!”

“Astaga!!”

Alvyna terlonjak kaget. Nafasnya tercekat. Jantungnya hampir copot karena suara El yang tiba-tiba menggema dari dalam kamar gelap itu. Cowok itu berdiri di dekat jendela dengan tangan menyilang di dada, hanya diterangi lampu dari luar.

“Gila mau bikin gue serangan jantung ya?!” seru Alvyna panik sambil menepuk dadanya. “Ngagetin banget sumpah!”

El tidak bereaksi. Ia hanya menatap Alvyna dengan tatapan sulit ditebak. Campuran curiga, lelah, dan mungkin sedikit kesal?

“Dari mana?” ulang El dengan nada datar.

Alvyna menelan ludah. Otaknya bekerja cepat mencari alasan. Tapi suaranya tetap tenang saat menjawab, “Dari rumah Mama kenapa? Emangnya gak boleh?”

El menghela napas, masih tetap menatapnya. “Jam segini baru pulang gak bilang. Hp juga mati.”

Alvyna reflek merogoh sakunya, dan benar saja ponselnya mati. Mati total duh sial, charger ketinggalan di rumah.

“Ya ampun gue lupa ngecas bukannya sengaja,” katanya dengan suara pelan, agak menyesal tapi gengsinya tetap tinggi.

El masih diam. Lalu dengan langkah pelan, dia duduk di pinggir tempat tidur, wajahnya tertutup bayangan. “Gue gak ngelarang lo ke mana-mana Ra. Tapi lo istri gue. Minimal kasih tau aja lo di mana gue gak bakal marah.”

Kata-kata itu menghantam pelan di hati Alvyna. Gak marah? Tapi kenapa nada suaranya kayak orang kecewa?

“Aku gak kepikiran maaf,” jawabnya akhirnya, suaranya nyaris tak terdengar.

El menatapnya sebentar, lalu hanya mengangguk pelan. “Udah sana mandi. Bau asap ayam goreng.”

Alvyna hampir tersenyum. “Iya nyindir,” gumamnya pelan sebelum masuk kamar mandi. Tapi kali ini, jantungnya masih berdetak kencang karena El. Dan entah kenapa rasa bersalah itu mulai terasa nyata.

1
Reni Anjarwani
lanjut thor
Murni Dewita
tetap semangat dan jangan lupa double up ya thor
Miss Lim
El karakternya labil gak tegas.padahal ceritanya udah bagus.
Cikka Ikka
thor jangan buat alvyna cepat hamil, biarkan dia menikmati masa" sekolahnya dulu 🤭
Ayla nur
lanjut dong
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Sara
bagus ceritanya 😍
Sara
jangan lama-lama thor update nya 🥰
Yanuaretnaning Sekar Laras Laras
bagus banget .. seru ...
Murni Dewita
double up thor
Ayla nur
cih sekarang baru nyesal
Sara
lanjut
Sara
lnajut
Reni Anjarwani
doubel up thor
Maima Elfaam
Kecewa
Adira_chan
cerita nya sangat bagus
Murni Dewita
double up thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Reni Anjarwani
rehan baru menyesal , bagaimana rasanya anak kandung tersakiti
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!