Alvia Alianza, wanita yang sudah menjalani kehidupan rumah tangga selama satu tahun. Ia menikah dengan Bintang Askara. Pemuda tampan yang membuat para wanita selalu mengejarnya.
Namun pernikahannya bukanlah pernikahan yang di idamkan oleh setiap wanita.
Karena pernikahannya hanyalah sebuah tameng untuk menutupi hubungan Bintang dan kekasihnya.
Bintang telah membayarnya untuk menikah dengannya selama satu setengah tahun ke depan. Karena orang tuanya tidak menyetujui hubungannya dengan kekasihnya.
Bagaimana kisah kehidupan Via selanjutnya? ikuti terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 15
Tiba di hari saat dimana Alesha hendak berangkat ke LA . Sebelum berangkat, Alesha mengajak Bintang untuk bertemu di sebuah hotel.
Bintang pun menuju ke sebuah hotel yang telah Alesha pesan. Mereka bertemu di sana. Namun Bintang tidak tahu bahwa ada seorang yang melihatnya saat memasuki sebuah hotel tersebut.
Dia adalah seseorang yang bekerja di majalah popular. Ia pun mengikuti Bintang hingga memasuki hotel tersebut.
Dan di saat Alesha membuka pintu hotel tersebut, wajahnya jelas terpampang, apalagi mereka sempat berpelukan di depan pintu. Dan membuat seseorang itupun tersenyum senang. Akhirnya Ia mendapatkan berita yang cukup menarik untuk di post.
Bahkan orang itu menunggu Bintang hingga keluar dari dalam kamar tersebut. Dan kembali memfotonya saat Bintang dan Alesha berjalan bersama keluar dari hotel tersebut dengan tangan yang saling bertautan.
"Akhirnya Aku mendapatkan berita besar," ucap seseorang itu begitu senang.
***
Via kini kembali melakukan aktivitas seperti biasanya. Ia kembali bekerja di restoran tempatnya bekerja.
"Hai Vi, Kau sudah sembuh? Aku senang melihat mu kembali bekerja lagi," ucap Rony.
Rony tersenyum saat melihat ada perubahan dalam diri Via. Ya, Via kini sudah tidak mengenakan kacamatanya lagi. Dan itu membuat Rony begitu terkesan akan wajah Via yang begitu cantik tanpa kacamatanya.
"Ya, Aku merindukan pekerjaan ku bang. Bagaimana keadaan restoran dua hari ini bang?" tanya Via.
"Kau tenang saja, restoran aman terkendali Vi." Rony masih menatap Via. "Kau terlihat cantik hari ini Vi," ucap Rony kemudian dan membuat Via tersenyum malu.
"Ah, bang Rony bisa aja. Aku hanya ingin mencoba hal yang baru bang. Terimakasih atas pujiannya," ucap Via canggung.
" Oh iya Vi, nanti malam kan malam Minggu. Di ujung jalan sana ada pasar malam, kita pergi yuk Vi. Anak-anak yang lain juga akan kesana nanti malam. Kan seru kalau kita ke sana rame-rame," ajak Rony. Sebenarnya Rony ingin menyatakan cinta terpendamnya kepada Via di tempat itu nanti malam.
Via terlihat berpikir. Ia ingin sekali pergi ke tempat itu. Sejak kecil ia begitu menyukai pasar malam. Namun apakah Bintang akan mengizinkannya?
"Ah, kenapa Aku harus meminta izin darinya? Dia sendiri bertemu dengan Alesha dengan sesuka hatinya. Aku ingin sekali pergi ke pasar malam," ucap Via dalam hati.
"Bagaimana?"
Via tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Baiklah bang, Via ikut."
"Yes." Rony bersorak dalam hati.
Mereka pun kembali memulai pekerjaan mereka.
***
Setelah mengantarkan Alesha ke bandara, Bintang kembali ke kantornya untuk bekerja.
Kini ia tengah duduk di meja kerjanya seraya memikirkan pertemuannya dengan Alesha beberapa saat lalu.
Bintang tidak mengerti kepada dirinya sendiri. Alesha tadi sempat menggodanya dengan membuka seluruh pakaiannya di depan Bintang. Namun entah kenapa tubuhnya sedikitpun tak bereaksi seperti saat pertama mereka melakukannya.
Apakah ada yang salah dengan dirinya? Bintang sungguh tidak mengerti. Semenjak Bintang merenggut mahkota istrinya, Bintang tidak lagi tertarik saat Alesha terus saja menggodanya.
Ia terus berpikir, apakah itu adalah hukuman untuknya karena sudah berselingkuh dari istrinya? Walaupun ia hanya membayar Via untuk menjadi istrinya. Tapi tetap saja pernikahannya sah di mata hukum agama dan negara.
Alhasil Bintang selalu menolak dengan berbagai macam alasan, saat Alesha menggoda dirinya.
Bayangan saat dirinya tengah men.cum.bu Via dengan paksa selalu membayanginya saat Bintang hendak mencium bibir kekasihnya itu.
Hingga Bintang pun terus berpikir keras. Bagaimana caranya ia menghilangkan bayangan tersebut saat bersama Alesha.
"Si.al!" Bintang terus saja mengumpat.
Lalu iapun mengambil benda pipih di mejanya dan menghubungi seseorang.
"Bisakah kita bertemu? Aku menceritakan sesuatu hal yang begitu penting," ucap Bintang setelah panggilan tersambung.
"Hai kawan, kenapa nadamu begitu putus asa seperti itu? Apa ini tentang kekasih mu itu lagi?" Seseorang dalam sebrang telpon bertanya.
"Salah satunya ya. Tapi ada hal lainnya juga yang lebih penting lagi yang ingin ku bicarakan dengan mu."
"Maaf kawan, tapi sekarang Aku sedang berada di tempat nenekku. Aku tidak mungkin memesan tiket pesawat hanya karena untuk mendengarkan mu curhat saja," ucap seseorang itu dengan tertawa.
"Ck, Kau memang teman yang tidak ada akhlak. Bahkan kemarin Aku mengundang mu ke acara perjamuan ku saja Kau tidak datang. Sekarang pun Kau beralasan bahwa Kau berada di tempat nenekmu." Bintang sedikit kesal dengan seseorang yang ia sebut seorang teman.
"Kau pikir Aku tidak datang kemarin? Kau salah. Aku ada di sana kemarin. Dan Kau tahu? Aku bertemu seseorang kemarin."
"Kau datang? Kenapa Aku tidak melihat mu? Kau jangan menipuku!" ucap Bintang tidak percaya.
"Mana mungkin Aku menipumu. Kau tahu sendiri kan, Aku tidak terlalu menyukai keramaian."
"Terserah! Lalu siapa yang Kau temui?"
"Seorang peri, dan mungkin Aku sudah jatuh cinta kepadanya. Kau tahu? Setiap saat bayangannya selalu menari dalam otak ku. Dia sungguh membuatku gila." Seseorang itu mengukir senyumnya.
"Wow, akhirnya Kau bisa jatuh cinta kawan. Selamat, lalu siapa dia? Apakah dia cantik? Kau harus mengenalkannya kepadaku nanti."
"Dia adalah gadis yang cantik dan manis. Tapi sayang, Aku tidak bisa mengenalkan dirinya dengan mu Bi."
Bintang mengerutkan keningnya heran.
" Kenapa?"
"Karena dia sudah memiliki seorang suami," ucap seseorang itu terbahak-bahak.
"Si.alan! Kau mengerjai ku ya!?"
"Aku tidak mengerjai mu kawan. Aku memang telah jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya. Mungkin Aku akan membuat dia jatuh cinta dengan ku dan meninggalkan suaminya," kelakar seseorang itu.
"Kau memang gila kawan. Apa Kau mau menjadi pebinor?" goda Bintang.
"Mungkin hahaha."
Keduanya tertawa terbahak dengan obrolan mereka yang tak berfaedah tersebut. Hingga mereka harus mengakhiri panggilan tersebut karena banyak pekerjaan yang harus Bintang selesaikan.
***
Kali ini Bintang pulang sedikit telat dari biasanya. Dengan cepat ia menyelesaikan mandinya dan langsung menuju meja makan.
Bintang merasa sangat lapar saat ini. Ia berharap yang terhidang di meja makan adalah masakan Via.
Ia pun mengambil makanan tersebut dengan bersemangat. Namun saat ia mencicipi rasa makanan tersebut, ternyata bukanlah masakan Via.
Bintang akhirnya menaruh kembali sendok yang ia pegang. Rasanya ia sudah tidak berselera makan lagi walaupun cacing dalam perutnya sudah meronta meminta makan.
Bintang pun bergegas menuju kamarnya dan mengambil surat kontrak pernikahan mereka. Membawanya menuju ke kamar Via.
Bintang mengetuk pintu kamar Via. Tak berapa lama pun Via membuka pintu kamar tersebut karena Bintang tak berhenti mengetuknya.
"Ada apa!?" tanya Via ketus.
"Aku sudah memperbarui surat kontrak pernikahan kita. Kau baca lagi dan lakukan tugasmu! Kalau Kau tidak melakukan apa yang tertulis di sana, Aku akan membayar mu bulan ini," ucap Bintang membuat Via mengerutkan keningnya.
"Apa surat kontrak ini masih berlaku? Bukankah Kau sudah melanggar perjanjian kontrak pernikahan kita?!"
"Makanya Aku memperbarui surat kontrak ini. Dan itu bersifat mutlak. Jadi Kau harus melakukan apapun yang tertulis di sana," jelas Bintang.
Via mulai membaca surat kontrak tersebut. Ia pun membelalakkan matanya saat Bintang menulis bahwa dirinya harus memasak untuk suaminya setiap hari.
Dan yang paling tidak ia terima adalah saat Bintang menulis bahwa dirinya tidak boleh menolak suaminya saat meminta berhubungan suami istri. Dan bila suatu saat sang istri hamil. Istri berhak untuk menyerahkan putranya kepada suami setelah putra/putri mereka lahir.
Bila pihak istri tetap ingin merawat anak mereka. Maka pihak istri harus rela menjadi istri kedua saat nanti pihak suami menikahi kekasihnya.
Via melemparkan surat kontrak tersebut kepada Bintang. Ia sungguh tidak bisa menerima semua itu. Dia akan menjadi pihak yang paling tersakiti nantinya.
"Aku tidak mau melakukan apa yang ada di surat kontrak itu!" tolak Via.
Namun Bintang malah tersenyum menatap Via, seolah sedang mengejeknya.
"Apa Kau sungguh tidak mau? Kalau begitu Kau harus membayar denda sebesar 500M saat ini juga," ucap Bintang dengan santainya.
"Kau gila?! Kenapa Kau meminta ku membayar denda padamu sebanyak itu?!"
"Kau belum selesai membacanya Nona. Apa Kau mau membaca ulang?"
Via mengepalkan tangannya, apakah dirinya akan melakukan itu semua? Dengan cepat Via mengambil kembali surat kontrak tersebut dan merobeknya.
Namun Bintang malah tertawa. "Yang Kau robek itu hanya salinannya saja. Karena yang aslinya kusimpan dengan rapat. Mau tidak mau Kau harus melakukan yang tertulis di dalam surat kontrak Via. Kalau tidak Kau harus membayar denda padaku. Dan sekarang Aku ingin Kau membuatkan ku makan malam. Aku lapar, dan Aku menunggumu di meja makan," ucap Bintang dan langsung berjalan meninggalkan Via menuju meja makan. Dalam hati Bintang bersorak senang.
Sementara Via merasa begitu kesal kepada suaminya itu. "Dasar pria bre.ngsek! Aku membencimu... membencimu!" umpat Via dengan sangat kesal.
***