NovelToon NovelToon
Bunga Yang Layu Di Hati Sahabat

Bunga Yang Layu Di Hati Sahabat

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: icha14

Judul: Bunga yang Layu di Hati Sahabat


Sasa dan Caca adalah sahabat karib sejak SMA. Mereka selalu bersama, berbagi impian, tawa, dan bahkan tangis. Sasa, yang dikenal lembut dan penuh kasih, melanjutkan hidupnya dengan menikahi Arman setelah menyelesaikan kuliah nya, pria yang selama ini menjadi cinta sejatinya. Sementara itu, Caca, yang masih berjuang menemukan cinta sejati, sering merasa kesepian di tengah gemerlap kehidupannya yang tampak sempurna dari luar.

Namun, retakan mulai muncul dalam hubungan persahabatan mereka ketika Caca diam-diam menjalin hubungan terlarang dengan Arman. Perselingkuhan ini dimulai dari pertemuan yang tak disengaja dan berkembang menjadi ikatan penuh godaan yang sulit dipadamkan. Di sisi lain, Sasa merasa ada sesuatu yang berubah, tetapi ia tak pernah membayangkan bahwa sahabat yang paling dipercayainya adalah duri dalam rumah tangganya.

Ketika rahasia itu terungkap, Sasa harus menghadapi penghianatan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon icha14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

perjuangan Raihan

Tentu, berikut adalah lanjutan cerita dalam versi yang lebih mendalam, dengan alur cerita yang jelas dan dikembangkan hingga mencapai panjang 3000 kata:

---

BAB 15

Selepas melaksanakan sholat Maghrib di masjid kecil pinggir jalan, Raihan dan Caca melanjutkan perjalanan menuju kota. Di dalam mobil, suasana kembali hening. Hanya suara alunan musik jazz yang lembut dari radio mengisi kekosongan. Caca bersandar pada jok mobil, matanya tertuju ke luar jendela, namun pikirannya mengembara jauh, kembali pada kenangan yang terus menghantuinya.

Arman.

Nama itu terlintas lagi dalam benaknya. Ia ingat jelas bagaimana dulu ia tanpa sadar jatuh cinta pada pria itu. Arman, suami dari sahabatnya sendiri, Sasa, adalah sosok yang begitu karismatik dan penuh perhatian. Namun cinta yang ia miliki untuk Arman adalah cinta yang salah, cinta yang tidak seharusnya ada.

Meski hubungannya dengan Arman tidak pernah berlanjut hingga ke titik yang lebih jauh, perasaan itu telah merusak persahabatannya dengan Sasa. Sasa tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi jarak yang mulai terbangun di antara mereka adalah bukti bahwa persahabatan yang dulu kuat kini telah retak.

“Caca, ngelamun lagi?” suara Raihan memecah lamunannya. Tangannya yang hangat menepuk ringan lengan Caca.

Caca tersentak kecil. Ia menoleh, tersenyum tipis untuk menutupi pikirannya yang sedang kacau. “Enggak, Han. Aku cuma... capek aja.”

Raihan mengangguk, tapi tatapan matanya menunjukkan bahwa ia tahu ada hal lain yang mengganggu hati Caca. Namun, ia memilih untuk tidak memaksa. Raihan adalah tipe pria yang tahu batasan, seseorang yang sabar menunggu hingga orang lain siap berbagi.

Selama dua jam berikutnya, mereka berkendara dalam keheningan yang hanya diwarnai oleh musik lembut. Saat melintasi sebuah jalan kecil di tepi kota, Raihan tiba-tiba berkata, “Caca, kita mampir makan malam dulu, yuk. Di depan ada warung nasi goreng.”

Caca menoleh ke arah Raihan, mengangkat alisnya dengan ekspresi setengah menggoda. “Kirain, bos pemilik perusahaan enggak suka makan di warung pinggir jalan.”

Raihan terkekeh kecil. “Aku ini juga manusia biasa, Ca. Lagipula, makanan enak enggak selalu ada di restoran mahal.”

“Ah, masa sih?” Caca membalas dengan nada bercanda sambil menaik-turunkan alisnya, membuat Raihan tertawa.

Mereka akhirnya berhenti di sebuah warung sederhana yang diterangi lampu kuning. Aroma nasi goreng yang menggoda langsung menyambut mereka begitu turun dari mobil. Setelah memesan, mereka duduk di meja kayu kecil di pojok warung, menunggu makanan mereka disiapkan.

Dalam suasana yang santai itu, Raihan memecah keheningan. “Caca, aku enggak tahu apa yang kamu alami di masa lalu, tapi aku ingin kamu tahu satu hal.”

Caca mengangkat wajahnya, menatap Raihan dengan penuh tanda tanya.

“Aku akan terus berusaha untuk bisa masuk ke hati kamu,” lanjut Raihan, suaranya tulus dan penuh keyakinan. “Aku enggak tahu butuh waktu berapa lama, tapi aku yakin suatu saat kamu akan bisa menerima aku.”

Tatapan Raihan menembus mata Caca, seolah ingin menunjukkan bahwa ia benar-benar serius. Caca merasa hatinya bergetar. Dalam waktu singkat, Raihan telah menjadi seseorang yang selalu ada untuknya, memberikan perhatian yang tulus tanpa pernah menuntut balasan. Tapi di sisi lain, bayangan Arman masih mengikatnya, membuatnya sulit melangkah maju.

Caca akhirnya tersenyum kecil, meskipun ia tidak tahu harus berkata apa. Ia hanya bisa berharap bahwa waktu akan membantunya menemukan jawabannya.

Obrolan mereka terhenti ketika pelayan warung membawa dua piring nasi goreng lengkap dengan kerupuk dan acar. Mereka makan dalam diam, menikmati hidangan sederhana itu dengan pikiran masing-masing.

Setelah selesai makan, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini, suasana di dalam mobil terasa lebih santai. Caca merasa sedikit lebih ringan setelah mendengar perkataan Raihan. Meskipun ia belum tahu bagaimana harus bersikap, ia tahu bahwa ada seseorang yang benar-benar peduli padanya.

Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam ketika mereka akhirnya tiba di depan rumah kontrakan Caca. Rumah kecil itu tampak gelap dari luar, hanya diterangi lampu jalan yang temaram.

“Terima kasih sudah jemput dan menemani aku, Han,” ucap Caca sambil membuka pintu mobil.

“Selalu senang bisa membantu kamu, Ca. Hati-hati masuk rumah, ya,” jawab Raihan dengan senyum hangat.

Caca mengangguk sebelum turun dari mobil. Setelah membuka pintu rumah dan menyalakan lampu, ia melambai singkat ke arah Raihan, yang masih menunggu di mobil hingga ia benar-benar masuk ke dalam.

Saat pintu rumah tertutup, Caca menghela napas panjang. Ia berjalan menuju kamar, mengganti pakaian, dan membersihkan diri. Setelah selesai, ia berbaring di atas tempat tidur, menatap langit-langit kamar dengan pikiran yang kembali dipenuhi kebingungan.

“Apa aku harus membuka hati untuk Raihan?” ia bertanya pada dirinya sendiri.

Pikirannya kembali pada Arman. Ia tahu bahwa cinta itu salah, tapi entah kenapa bayangan pria itu selalu hadir di saat-saat seperti ini. Ia merasa seperti orang bodoh yang merusak persahabatan bertahun-tahun demi sesuatu yang tidak seharusnya.

Ponselnya tiba-tiba berdering, memecah lamunannya. Ada pesan dari Raihan:

“Caca, aku sudah sampai di rumah. Terima kasih sudah mau aku antar. Selamat istirahat, ya. Jangan lupa untuk selalu tersenyum.”

Caca tersenyum kecil membaca pesan itu. Ia mengetik balasan singkat: “Terima kasih, Han. Selamat istirahat juga.”

Setelah mengirim pesan itu, Caca mematikan ponselnya dan mematikan lampu kamar. Ia berharap bahwa tidur bisa membantunya melupakan semua kekacauan di pikirannya, meskipun ia tahu bahwa perjuangan untuk melupakan Arman dan menerima Raihan tidak akan mudah.

---

PAGI HARI

Keesokan paginya, Caca terbangun dengan sinar matahari yang masuk melalui celah tirai kamarnya. Ia segera bangun, mandi, dan bersiap-siap untuk pergi bekerja di kantor konsultan tempatnya menghabiskan hari-harinya.

Saat ia sedang menyesap secangkir kopi di meja makan, pikirannya melayang pada percakapan semalam dengan Raihan. Ada sesuatu yang membuat hatinya terasa hangat, meskipun ia belum bisa sepenuhnya membalas perasaan pria itu.

Di kantor, Caca mencoba mengalihkan pikirannya dengan pekerjaan. Namun, sesekali, pikirannya kembali pada Raihan dan kata-kata tulus yang ia ucapkan. Dalam hati, Caca bertanya-tanya apakah ia benar-benar pantas mendapatkan seseorang seperti Raihan, yang begitu sabar dan penuh perhatian.setelah Waktu pun menunjukkan pukul12 siang atensi Caca pun Ter alihkan dari pekerjaannya karena mendengar hpnya berdering tanda panggilan masuk,Caca pun mengambil hp nya dan melihat bahwa yang menelfon adalah Raihan Caca pun tersenyum lalu menekan tombol tombol hijau untuk mengangkat panggilan Raihan"halo ca assalamualaikum sapa Raihan di sebrang telfon"walaikumsalam Han jawab caca,"ini udah jam istirahat kamu jangan lupa makan siang jangan terlalu fokus bekerja sehingga melupakan makan siang nya peringat Raihan kepada caca,"iya Han ini juga mau istirahat kok kamu juga jangan lupa makan siang yah jawab caca sambil terkeke kecil "iya iya Caca yah udah gih kamu makan sana,"oke deh Han assalamualaikum" setelah menutup panggilan Caca pun bergegas menuju ke kantin kantor nya yang berada di lantai 5 sedang kan ruangan Caca berada di lantai 10.

1
Ani Aqsa
ceritanya bagus.tp knapa kayak monoton ya agak bosan bacanya..maaf y thor
Lili Inggrid
lanjut
✨HUEVITOSDEITACHI✨🍳
Wuih, nggak sabar lanjutin!
Android 17
Terharu sedih bercampur aduk.
Mắm tôm
Suka banget sama karakter yang kamu buat thor, semoga terus berkembang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!