Setelah mengalami gagal menikah, Xander Rey Lergan belum juga kunjung menikah di usianya menginjak 32 tahun. Namun, sebagai penerus tunggal, menikah adalah sebuah tuntutan. Tapi hatinya masih terikat dengan—Raisa.
Saat mengetahui Raisa telah menjanda kembali, Xander tak mau kehilangan kesempatan untuk kesekian kalinya. Kali ini, dia menggunakan kekuasaannya sebagai pewaris keluarga Lergan untuk menjerat Raisa sebagai istrinya. Xander sengaja, menyulitkan Raisa untuk dapat menekannya.
"Aku dapat memberikan darahku untuk kembaranmu. Dengan syarat, menikahlah denganku."
Raisa tak bisa menolak, dan dengan terpaksa dia menerima tawaran Xander demi saudaranya.
Mengetahui pernikahan Xander dan Raisa, menuai kemarahan keluarga Lergan. Mereka merasa, Raisa yang seorang janda tak pantas bersama Xander yang seorang perjaka dengan status pewaris.
"Keluargamu tak merestui, kita bercerai saja."
"Cerai? Kalau gitu ... aku hamili saja kamu sekarang! Agar, kamu tak bisa lari dariku—Raisa."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta yang tetap ada
Xander Rey Lergan menatap pada cermin, menatap dirinya dengan tatapan dingin. Pria dengan tinggi 180 cm, dengan otot-otot yang terbentuk dengan baik berkat rutinitas olahraga yang baik. Rambut kecoklatan gelapnya tertata dengan rapih, menambah kesan tampan pada wajahnya yang tegas. Matanya yang hitam tajam, menambah aura kepercayaan dirinya yang kuat.
Dirinya memakai kaos putih yang di padukan dengan kemeja hitam, memberikan kesan elegan dan stylish sekaligus kasual. Setelah memastikan penampilannya sempurna, Xander meraih ponselnya yang ada di atas ranjang dan gegas keluar dari kamarnya.
Para pelayan yang berpapasan dengannya menunduk hormat, Xander hanya membalas dengan anggukan. Dia terus melangkah dengan tubuh yang tegap, lalu menuruni tangga langkah pasti. Memasuki ruang makan, mata tajamnya menatap pada anggota keluarganya yang sejak tadi menunggu kedatangannya.
"Selamat pagi sayang, duduklah dan kita sarapan bersama." Titah Diah pada putranya yang baru datang.
Xander hanya mengangguk singkat sebelum mengambil tempat duduknya. Suasana pagi yang begitu ceria, semua anggota keluarganya tampak terlihat senang. Namun, Xander membayangkan hari yang akan dia lalui dan keputusan besar yang harus dia buat sebagai pewaris keluarga Lergan. Hari ini, akan membawa perubahan besar dalam kehidupannya.
"Abang Centel itu kayak Tuan putli, banyak kaliiii belgaya depan celmin. Nda akan belubah juga mukanya jadi telol acin." Ucap seorang bocah laki-laki berusia empat tahun yang duduk berhadapan dengan Xander.
"Kayden!" Tegur Diah, dia tidak mau mood putranya memburuk hari ini.
Xander hanya diam, dia sudah biasa mendengar sindiran dari bocah luar biasa itu. Kayden Julian Pradipta, anak dari sepupunya. Mereka sedang berkunjung di kediaman Lergan dan menginap sejak semalam. Tapi, pagi ini mereka berencana akan pulang.
"Xander, Oma minta kamu untuk libur hari ini bukan? Kenapa, pakaianmu ....,"
"Aku ada urusan ke rumah sakit Oma." Ucap Xander sambil melahap sarapannya tanpa menatap wanita tua yang sedang mengajaknya berbicara.
Erina menghela nafas pelan, dia menatap suaminya yang terlihat pura-pura tidak tahu. Padahal, kemarin dia sudah mengatakan untuk memberikanya cucunya libur sehari. Di karenakan ada hal penting yang akan terjadi hari ini. Tapi lihat, Xander masih saja tetap akan ke kantor.
"Kamu tidak memberinya libur, Austin?" Tuduh Erina.
"Aku? Aku sudah memberikan cuti padanya, tapi cucumu sendiri itu tidak mau." Jawab Tuan Austin.
Erina menghela nafas pelan, dia kembali menatap Xander. Kali ini, tatapannya terlihat tajam dan tegas. "Xander, Oma minta kamu libur sehari untuk hari ini. Oma enggak mau kamu terlambat untuk acara nanti malam. Jangan lupa, malam ini adalah malam kamu bertunangan."
Xander menghentikan kegiatannya, pria itu diam mematung dan pandangannya terlihat kosong. Diah dan Reza yang melihat putra mereka seperti itu sedikit khawatir. Pasalnya, Xander pernah mengalami gagal menikah dua tahun lalu. Hal itu, membuat trauma sendiri untuknya. Tapi sebagai pewaris tunggal, menikah adalah sebuah tuntutan untuk memberikan seorang penerus.
Xander tiba-tiba membersihkan bibirnya dan beranjak berdiri. Semua orang menatapnya, menunggu pria itu berbicara dengan perasaan cemas.
"Aku enggak akan lupa, Oma." Ucap Xander dan beranjak pergi begitu.
"Xander ...." Diah akan menyusul putranya, tapi suaminya Reza Lergan menghentikannya.
Suasana yang tadinya ceria berubah hening dan terasa mencekam. Bahkan, Kayden yang akan berbicara langsung di tutup mulutnya oleh sang mama. Tak ingin ada keributan tambahan, apalagi dengan ocehan bocah menggemaskan itu.
"Diah."
"Ya Ma." Sahut Diah setelah ibu mertuanya memanggilnya. Namun, saat melihat tatapan mertuanya itu padanya membuatnya merasa sedikit takut.
"Didik putramu dengan baik! Jika kamu tidak bisa mendidiknya, biar Mama saja. Kamu tahu? Xander adalah satu-satunya penerus keluarga yang dapat kamu berikan untuk keluarga ini. Sehingga, mau tidak mau, suka tidak suka, dia harus menikah dengan pilihan Mama dan memberikan penerus untuk keluarga ini."
Erina menatap dengan mata tajam, pentingnya menekankan keputusan yang harus di ambil demi masa depan keluarga. Diah tahu, mertuanya hanya memiliki dua orang anak. Reza Lergan, dan Keyra Amora Lergan. Hanya keturunan dari suaminya lah yang dapat melanjutkan marga keluarga ini, tak lain adalah Xander.
"Ma, Pa, aku dan Mas Fariz berangkat dulu. Kami takut ketinggalan pesawat nantinya " Pamit Keyra yang merasa situasi sudah tak terasa tenang lagi. Dia menggandeng tangan putranya pergi menyusul suaminya yang sudah pergi lebih dulu.
Reza yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara, "Ma, istriku sudah mendidik putra kami dengan sangat baik. Xander sudah dewasa, dia tahu mana yang terbaik untuk dirinya."
"Terbaik katamu?!" Suara Erina meninggi, dia begitu emosi mendengar perkataan putranya yang dengan entengnya mengatakan hal seperti itu.
"Dua tahun lalu, putramu akan menikah dengan janda! Dengan segala bujuk rayunya, akhirnya kami menerima keputusannya. Kamu enggak akan lupa bukan? Bagaimana putramu mempermalukan keluarga kita? Keputusannya yang katamu dewasa itu sudah membuat keluarga ini malu!"
Reza dan Diah diam tak berkutik, keduanya teringat kembali dengan kejadian yang tak terlupakan. Putra mereka jatuh jati dengan seorang janda anak satu. Begitu mencintai wanita itu, tapi di hari pernikahan wanita tersebut membatalkannya. Karena suami yang di kira meninggal, justru kembali di hari itu. Apa yang terjadi saat itu, membuat Xander dan keluarganya merasa di permalukan.
Melihat Reza dan Diah yang hanya diam, Erina mendengus di buatnya. "Alasan Cinta, justru mempermalukan dirinya sendiri. Sekarang apa? Xander masih dengan keterpurukannya sementara wanita itu? Pasti sudah bahagia. Putramu saja yang b0doh, sama seperti ayahnya dulu!"
Erina beranjak berdiri dengan kasar hingga menimbulkan gesekan kursi yang cukup nyaring. Setelahnya, dia melenggang pergi begitu saja. Ketiga orang yang masih bearda di meja makan, hanya saling tatap sambil menghela nafas pelan.
"Diah," Austin memanggil menantu perempuannya yang menunduk sedih.
"Jangan di pikirkan perkataan mertuamu, dia hanya sedang marah. Kamu tahu bagaimana sifatnya bukan?" Ucap Austin menenangkan sang menantu.
"Iya Pa, aku paham."
.
.
.
Di tempat lain, terlihat wanita cantik tengah memakai antingnya di depan cermin. Dirinya menatap pantulan wajahnya, memastikan polesan make upnya terlihat natural. Kedua sudut bibirnya terangkat, membentuk sebuah senyuman kala melihat tampilannya yang sudah sempurna.
"Kak Raisa,"
Raisa menoleh, menatap Naya—adik iparnya yang datang menghampirinya dengan bocah laki-laki di gendongannya. Dia lekas mengambil tas dan juga ponselnya, dia mengajak wanita itu keluar kamar. Hari ini dia berencana pergi untuk sebuah tugas sebagai seorang dokter.
"Titip Zira yah selama beberapa hari kedepan. Kalau dia susah di atur, tak apa kamu tegur saja dia." Ucap Raisa sambil menggandeng tangan adik iparnya itu.
"Tenanglah Kak, Zira adalah anak yang penurut." Balas Naya dan keduanya saling melempar senyum. Hubungan antara ipar itu sangat baik, keduanya juga tinggal bersama dan tak ada masalah perdebatan.
Raisa membuka pintu kamar putrinya, tapi di lihat gadis kecil itu masih tertidur pulas. Jadilah, dirinya mengurungkan niatnya dan tak mau mengganggu waktu liburnya. Naya gegas mengantar nya kedepan, di temani dengan putranya yang selalu menemplok dengannya.
"Ayo Kak, aku antar." Langkah Raisa terhenti saat melihat pria berkaca mata hitam yang sudah menunggunya di dekat pintu mobil.
"Enggak usah, aku akan naik taksi." Tolak Raisa.
"Sudah tidak apa-apa Kak, lagian Mas Zion juga sekalian ingin beli susu anak-anak." Terang Naya.
Zionathan Axelo, adik sekaligus kembaran Raisa itu membukakan pintu mobil untuknya. Terpaksa, Raisa menurut. Dia sebenarnya tak enak dengan adik iparnya, tetapi keduanya pun memiliki pengertian yang luar biasa sebagai ipar.
Sepanjang jalan Zion terlihat fokus menyetir, sesekali dia melirik spion mobilnya. Sampai, dirinya membuka suara karena merasa suasana mobilnya terasa begitu hening dan sepi.
"Kak, sudah dua tahun. Apa kakak tidak berniat menikah?" Tanya Zion yang mana membuat kegiatan Raisa pada ponselnya terhenti.
Raisa menikah dengan seorang abdi negara di usianya yang masih muda. Tapi saat dirinya hamil, suaminya di kabarkan gugur dalam bertugas. Dirinya masih merasa denial dengan kem4tian suaminya yang sangat cepat. Hingga akhirnya, di umur putrinya yang ke 8 tahun Raisa memutuskan untuk kembali menikah dengan pria yang tak lain adalah Xander Rey Lergan.
Sayangnya, di hari pernikahan—suaminya yang di kira sudah meninggal justru kembali. Menampakkan diri di tengah acara dengan keadaan yang belum lama terbangun dari komanya. Pernikahannya yang akan di laksanakan batal, Raisa memilih kembali dengan suaminya. Namun, di saat kebahagiaan baru saja kembali, suaminya justru meninggal di 6 bulan kemudian akibat serangan jantung yang mendadak.
"Tidak, aku tidak akan menikah lagi." Lirih Raisa dengan sorot kata penuh kepedihan.
Zion mengangguk, ia tak banyak lagi bicara dan membuka luka yang sedang berusaha Raisa sembuhkan. Sampai tiba mereka di lampu merah, Zion pun menghentikan mobilnya. Dia menunggu lampu kembali hijau setelah beberapa detik.
"Sudah hijau " Ucap Raisa.
Zion kembali melanjukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Namun, tiba-tiba dari arah kanan muncul sebuah mobil dengan kecepatan tinggi. Tabrakan tak terelakkan, keduanya pun saling menabrak dengan kencang dan menimbulkan kecelakaan pada kendaraan lain.
Raisa terbatuk, matanya menatap Zion yang sedang memeluknya. Pria itu sempat membuka sabuk pengaman untuk memeluknya agar terlindung dari benturan. Sayangnya, hal itu membuat Zion mengalami luka yang parah.
"Kak ...,"
"Zi—Zion, Zion!"
.
.
.
Xander memasuki sebuah rumah sakit milik keluarganya. Dia merasa ada yang perlu di bahas dengan direktur rumah sakit. Kedatangannya, di sambut baik oleh seorang pria paruh baya dengan jas putihnya. Xander gegas duduk di sofa yang ada di ruangan khusus setelah di persilahkan untuk duduk.
"Tuan Xander, saya sungguh merasa senang melihat langsung penerus Lergan." Ucap direktur rumah sakit tersebut.
Xander menegakkan tubuhnya, memandang datar pada pria di hadapannya. "Saya dengar, ada permintaan biaya tambahan untuk pembangunan rumah sakit. Bukankah bulan lalu sudah Papa saya berikan sisanya? Itu nominal yang sangat besar, untuk apa uang tambahan itu?"
Direktur tampak gugup, dia mencoba menjelaskan tapi dengan cara bicara yang berantakan. Xander merasa semakin curiga, raut wajahnya berubah penuh selidik.
"Ja-jadi begini, rumah sakit ...,"
BRAK!
Mereka di kejutkan dengan pintu yang terbuka secara kuat oleh seorang dokter. Dia datang dengan raut wajah yang panik, di jas dokternya juga terdapat bercak darah. Xander merasa, ada sesuatu yang gawat akan di sampaikan olehnya.
"Rumah sakit kedatangan korban kecelakanan beruntun, kami kekurangan tenaga medis!"
"Apa?" Direktur kaget, dia beralih menatap Xander. "Tuan Xander, maaf saya tinggal sebentar!"
Xander akan berbicara, tetapi ponselnya berdering. jadilah, dia memutuskan untuk mengangkatnya lebih dulu setelah tahu jika yang menghubunginya adalah sang mama. Dia tak pernah menolak panggilan dari wanita yang telah melahirkannya itu.
"Ya Ma? Aku sedang di rumah sakit, ada apa?" Tanya Xander.
"Kamu ada di rumah sakit? Xander, cek keadaan tantemu dan keluarganya. Mobilnya terlibat tabrakan beruntun!" Mata Xander membulat sempurna, dia ingat dengan jelas apa yang dokter tadi katakan. Segera, Xander berlari keluar dari ruangan itu. Ponsel masih tertempel di telinganya, kakinya tetap berlari di antara keramaian tenaga medis yang panik.
Banyak sekali korban yang berusaha di selamatkan, dan berbagai macam luka yang di dapat. Di antara keramaian, Xander mencari keberadaan keluarganya yang terlibat kecelakaan itu. Namun, tatapannya justru jatuh pada seorang wanita dengan pelipis terluka tengah menangis sambil mendorong sebuah brankar.
Ponsel yang Xander pegang jatuh begitu saja, jantungnya terasa berhenti berdetak. Suara bising tadi tiba-tiba senyap, waktu seolah berhenti berputar. Dirinya kembali bertemu dengan cinta pertama, mantan calon istrinya—Raisa.
"TOLONG SELAMATKAN ADIKKU! TOLONG SELAMATKAN DIA! AKU DOKTER RAISA DARI RUMAH SAKIT HARAPAN, SELAMATKAN ADIKKU! KU MOHON!"
Kepala Xander bergerak, mengikuti kemana wanita itu pergi mendorong brankar bersama dua orang tenaga medis. Hatinya membawanya bergerak mengikuti wanita itu, tapi tiba-tiba lengannya di raih oleh seseorang. Saat menoleh, ternyata Diah lah yang menariknya.
"Ma ....,"
"Tante dan sepupumu sudah di temukan, ayo!" Diah menarik Xander, tapi rasa penasaran Xander tetap pada Raisa yang menghilang di sebuah lorong. Kericuhan yang terjadi, membuatnya kehilangan jejak wanita itu.
"Ma sebentar! Ponselku tertinggal!"
_______
Hai Hai Haiiii
Pada nunggu cerita Xander yah😆 Rilis nih, siapin banyak tisu dan keadaan hati. Sudah sampai disini, harap baca sampai tamat yah kawan🫶 Semisal kalian kecewa kenapa kok Xander balik sama Raisa. Di cerita ini jawabannya😍
lanjut Thor....asal jangan sampai ada air mata darah aja...😪😪😪
bisa aja nih author ..aku suka aku suka dengan kejutannya yang bikin terkejut kejut...😁😁😁