Sheila yang dibesarkan dari orang tua yang tak pernah menyayanginya dan selalu dianggap sebagai pembantu di rumah sendiri, dia tak pernah menyangka bahwa dia akan menikah dengan seorang pengusaha terkenal dan ternama juga seorang mafia yang sangat kejam.
Menikah dengan orang asing apa lagi dengan seseorang yang belum ia kenal sama sekali karena dia harus menggantikan kakaknya yang kabur di pernikahannya karena harus membayar hutang.
Brian seorang pengusaha terkenal di New York dan memiliki banyak bisnis di berbagai negara namun tidak banyak orang yang tahu bahwa dia juga seorang mafia kejam yang tak segan-segan untuk melenyapkan orang yang mengganggunya. Sedangkan Sheila wanita periang dan juga lemah lembut harus dipasangkan dengan mafia kejam yang bisa saja menyakitinya.
Bagaimana kelanjutannya???
Kalau kepo langsung baca ceritanya ya......
🥕🥕🥕
FOLLOW INSTAGRAM @LALA_SYALALA13
FOLLOW TIKTOK @LALA_SYALALAA13
FOLLOW FACEBOOK @LALA SYALALA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15_Gugup
Setelah itu Brian pun menjauhkan dirinya dari Sheila yang sedang mengatur pernafasannya karena serangan dadakan tadi, entah Sheila harus marah atau bagaimana karena memang jujur dia lebih merasa gugup setelah perbuatan mereka berdua.
"Lebih baik sekarang kita tidur!" ujar Brian dengan melangkahkan kakinya ke ranjang sebelah Sheila.
Sheila hanya diam dan membenarkan posisi tidurnya hingga sekarang mereka berdua sudah berada di tempat tidur dengan saling menatap ke langit langit kamar.
"Saya sudah pernah bilang ke kamu, saat sesuatu yang sudah menjadi milik saya, maka tidak akan pernah bisa pergi, begitu pun dengan kamu, saat sudah menjadi istri saya maka tidak akan pernah bisa pergi kecuali mati." Brian berbicara dengan dinginnya sambil masih menatap ke arah dinding atas, Sheila hanya bisa diam dan mendengarkannya.
"apakah kau mendengarkan ku?" tanya Brian karena tidak mendapat respon dari Sheila.
"iya, aku mendengarkannya!" sahutnya.
Kemudian membalikkan tubuhnya sehingga dia sekarang Sheila memunggungi Brian, Brian pun tak ambil pusing dengan kelakuan Sheila dan memilih untuk tidur saja dan menetralkan tubuhnya yang sudah sangat lelah hari ini begitu pun dengan Sheila.
pagi hari yang cerah, dengan matahari yang mencoba masuk ke dalam melewati sela sela jendela kamar di mana sepasang suami istri yang baru saja menikah kemarin berada, Sheila merasakan nyaman dalam tidurnya pun semakin mempererat pelukannya dengan bantal entah dari mana datangnya namun jujur saja sangat nyaman baginya sehingga ingin berlama-lama tertidur di sini.
Namun sepertinya ada yang aneh dengan yang ia pegang pasalnya Sheila merasakan seperti memegang benda keras berotot dan juga sangat sixpack, Sheila yang merasa aneh pun segera membuka matanya dan betapa terkejutnya ternyata dia sedang meraba dada bidang Brian yang hanya di tutupi oleh kaos tipisnya.
Seketika Sheila pun menjauhkan tangannya dan tubuhnya, kemudian beranjak dari tempat tidurnya sebelum sang suami bangun, akan sangat malu juga ia sampai ketahuan.
Sedangkan Brian masih saja tidur, sebenarnya malam tadi Brian lah yang menarik Sheila untuk mendekatinya dan memeluknya karena merasa tidak bisa tidur, namun anehnya saat dia sudah memeluk Sheila dia pun merasa sangat mengantuk ia pun berfikir kalau cara ini akan efektif untuk nya yang susah tidur.
Dalam tidur Brian tetap tenang tidak tahu bagaimana kondisi Sheila sekarang ini di dalam kamar mandi yang pipinya sudah memerah seperti tomat matang.
"Astaga Sheila elo kenapa sih, sadar bangun!" ucapnya sambil menepuk pelan kedua pipinya.
Setelah itu Sheila pun melakukan ritual mandi pagi pertamanya di rumah ini, rumah yang akan menjadi tempat tinggalnya mulai sekarang di mana ada mertua yang sangat baik sekali dengannya.
Setelah selesai Sheila pun beranjak dari kamar, namun sebelum itu dia masih melihat Brian yang masih tertidur lelap dengan hati-hati Sheila pun berjalan keluar menuju ke lantai bawah.
Di sana sudah ada bi Nana dan juga asisten lainnya 1 orang yang Sheila belum melihatnya kemarin, dan juga ada mami Salma yang juga berada di dapur.
"Selamat pagi!" sapa Sheila dengan ramah saat ia baru sampai di depan dapur mami Salma, bi Nana dan juga satu asisten pun melihatnya sambil tersenyum.
"loh kok udah turun sayang?" tanya mami Salma dengan menghampiri Sheila.
"iya, mi. udah kebiasaan sih jadi kebangun tadi!" ucapnya mencari alasan, tapi memang benar karena sudah kebiasaan buat Sheila bangun pagi sehingga dia pun bangun pagi juga hari ini.
"Ada yang bisa Sheila bantu mi, bi?" tanya Sheila merasa tidak enak karena tidak membantu.
"Enggak usah, mending kamu duduk aja nanti kalau udah siap baru kita makan ya," sahut mami Salma membuat Sheila tambah merasa tidak enak.
"Enggak, mi. Sheila malah seneng kalau bisa bantu, Sheila juga merasa tidak enak kalau hanya diam saja!" sahutnya.
Mami Salma pun menimbang-nimbang hingga akhirnya memperbolehkan Sheila untuk membantunya meski hanya beberapa tahapan saja.
Hari ini mami Salma membuat banyak sekali makanan, katanya ingin di bagikan ke tetangga-tetangga, padahal waktu Sheila datang kemarin dia sama sekali tidak melihat tetangga meski pun ada itu pun dari kalangan orang kaya meski rumahnya tak sebagus mansion ini.
"Mami yakin mau bagiin ini ke tetangga?" tanya Sheila melihat sebegitu banyaknya makanan di depannya.
"Enggak sih, sebenarnya ini buat anak yatim sayang. Mami biasanya setiap bulan pasti mengunjungi yayasan gitu," ujarnya membuat Sheila tak henti-hentinya berdecak kagum, meski pun dari kalangan orang kaya namun mami Salma tetap rendah hati dan juga lembut gak kayak anaknya yang sangat dingin dan judes.
"Udah kamu panggil suami kamu deh, biar mami panggil papi yang masih di belakang!" perintah mami, Sheila pun menganggukinya dan berjalan menuju ke lantai dua kemudian masuk ke kamarnya.
Saat masuk dia sudah melihat tempat tidur kosong dan kamar mandi yang tertutup dan mengeluarkan suara air gemericik menandakan Brian ada di dalam, Sheila pun membersihkan tempat tidurnya kemudian menyampaikan pakaian kantor sang suami.
Brian memang harus segera masuk kantor karena ada meeting penting hari ini yang tidak bisa di tunda, begitu pun dengan papi yang juga akan ikut karena rekan bisnisnya akan ke kantor hari ini.
Setelah memilih pakaian kantor untuk Brian Sheila pun segera keluar dari walk in closet nya, saat keluar Brian juga sudah selesai dengan ritualnya dan keluar hanya menggunakan handuk yang melingkar di pinggangnya saja, yang hanya menutupi pinggang sampai area lutut sedangkan untuk bagian atas tidak tertutup dan terekspos begitu saja.
Sheila yang mendapatkan pemandangan indah gratis itu pun tidak berkedip beberapa waktu hingga kesadarannya kembali kemudian menutup matanya dengan tangan dan berteriak..
"Aaaaaa!" pekiknya.
"Ada apa sih?" tanya Brian kaget dengan teriakan Sheila, dia menghampiri sang istri sambil menutup mulut Sheila agar diam.
"Kenapa keluar kamar mandi hanya pakek handuk sih?" sahut Sheila dengan kesalnya.
"Kenapa? Kamu suka kan dengan aku seperti ini!" sahut Brian sambil mendekat ke arah Sheila.
Sheila merasa sangat gugup sekali saat Brian mendekatinya rasanya ia ingin segera kabur sekarang juga.
"bajunya udah aku siapin, kalau udah selesai segera turun buat sarapan!" sahutnya saat Brian sudah ada di depannya, kemudian pergi meninggalkan Brian.
Brian melihat Sheila pergi kemudian sedikit menyunggingkan senyuman. (siapapun tolong! seorang Brian tersenyum astaga meleleh aku bang).
"Di mana Brian sayang?" tanya mami yang sudah berada di meja makan dengan papi yang sedang membaca koran.
"masih di kamar mi, sebentar lagi juga turun." ujarnya dan mendapatkan anggukan dari mami Salma.
"Tak lama, Brian pun turun dengan setelah kemeja dan juga jas yang sudah di pilihkan oleh Sheila tadi, sungguh sangat pas sekali di pakai oleh Brian menambah aura karismatik nya.
.
.
TBC
seharusnya mafia tu menegangkan
cari bini tu yg tegas bukan klemar kelemer kaya gorengan kecemplung air/Sleep/