BENIH YANG KAU TINGGALKAN

Setelah di tinggal pergi keluarga Wijaya karena harus ke kantor dan ada sedikit urusan, di ruang itu hanya tersisa Bima dan Jasmin serta Galang. Rencana hari ini Bima, akan berbicara jujur pada Jasmin, dan menjelaskan semuanya bersama Papa Bram yang sudah mendapatkan informasinya dari sang Kakak. Tak lama menunggu Cantika bersama kedua orang tuanya akhirnya tiba juga.

"Selamat pagi semua," Ucap Cantika setelah membuka pintu ikuti kedua orang tuanya di belakangnya lalu berjalan ke arah Jasmin.

" Selamat pagi juga jawab ketiga."

"Gimana keadaan mu sayang? Maaf, baru sempat ke sini ada sedikit urusan yang tidak bisa Mama dan Papamu tunda. Nanti kamu akan tau semuanya nak, ini berhubungan dengan kamu," Tanya Mama Sekar setalah memeluk Jasmin sebentar.

" Alhamdulillah Jasmin, sudah enakkan Ma. Tidak apa-apa Jasmin, mengerti," Jawab Jasmin sambil tersenyum.

"Aku kangen sekali Jas. Sepi rasanya kantor tidak ada kamu," Ujar Cantika sambil memegangi tangan Jasmin.

"Maaf, ya Tika? Kamu pasti keteteran, harusnya aku bisa membantu mu seperti biasanya. Eh malah aku sekarang di sini," Ucap Jasmin sedih dengan keadaannya saat ini.

"Astaga santai saja Jas. Kamu harus sembuh dulu pokoknya!!! Jangan pikiran perusahaan ok. Ada ada yang membantu untuk sementara waktu sampai kamu sembuh," Jelas Cantika pada Jasmin.

" Kemana Tripel nak? Kok dari tadi Papa tidak melihat dan mendengar suaranya," Tanya Papa Bram yang berada di samping kirinya.

"Biasa Pa. Ikut Opa Adam, ke kantor meraka bertiga. Mencari kesenangannya karena dari kemarin sudah di kurung di sini tidak boleh kemana-mana," Jawab Jasmin sambil terkekeh.

Setelah berbicara sebentar sama Jasmin Papa Bram bersama Mama Sekar, berjalan ke arah sofa untuk menyapa Bima dan Galang. Tadi meraka mau langsung menyapa tapi di hentikan oleh Jasmin, karena mereka berdua sedang meeting zoom. Cantika lalu membantu Jasmin, mengambil kursi rodanya untuk bergabung dengan meraka yang duduk di sofa karena ada yang ingin di bahas dan di bicarakan seperti ucapan Bima tadi pagi.

"Maaf, kami terlambat tadi sedikit macet jalannya," Ucap Cantika setalah membantu Jasmin duduk di kursi rodanya untuk bergabung dengan yang lain.

"Tidak apa-apa Bu Cantika. Apa kita bisa mulai dari sekarang? Karena nanti saya ada kerjaan yang tidak bisa di wakilkan," Ucap Bima pada semuanya.

" Bisa Tuan Bima. Saya juga sudah mendapatkan informasinya yang lengkap," Jawab Papa Bram mewakili semuanya.

" Jas, maaf bila pembicaraan ini akan membuat mu sedih, tapi ini memang harus kita bahas dan Ki selesaikan agar tidak ada korban lain lagi. Musibah yang kemarin kamu dapatkan bukan sebuah kecelakaan Jas, melainkan sebuah rencana pembunuhan. Sama seperti kedua orang tua mu dulu, saat ini mereka sedang mengincar mu untuk mendapatkan sesuatu yang seharusnya menjadi milikmu. Kedua orang tua mu bukan kecelakaan tapi pembunuhan yang di rencanakan agar harta yang seharusnya menjadi milik orang tua mu, menjadi milik mereka," Jelas Bima pada Jasmin panjang lebar.

" Apa ???? Itu benar kalian tidak berbohong kan. Kenapa mereka tega sekali pada Mama dan Papa, hanya karena harga mereka menghalalkan segala cara!!!! Kenapa harus orang tuaku meraka berdua orang baik. Gara-gara mereka aku sekarang sebatang kara di dunia ini !!!!! Aku hidup sendiri tak punya siapa-siapa dan menanggung semuanya semuanya sendiri selama ini. Meraka benar-benar biadab dan tak punya perasaan!!! Siap sebenarnya meraka," Ucap Jasmin sambil menangis dalam pelukan Cantika.

"Anak angkat Kakekmu Jas. Menurut informasi yang aku dapat Papamu anak nomer 2. Sedangakan nomer 1 adalah Tuan Bram yang ada di sebelah mu. Dan yang ke 3 ini yang anak angkat Kakekmu bernama Alfin. Tuan Bram di buang oleh Nenekmu, aku belum tau apa alasannya? Setelah Kakek mu meninggalkan Nenek mu menikah dengan selingkuhnya. Dan ternyata Alfin adalah anak hasil gelap meraka selama ini, bahkan Kakekmu sendiri tidak tau," Jawab Bima pada Jasmin.

"Jadi aku masih punya keluarga? Apa kalian selama ini sudah tau Tika? Kalau tau kenapa tidak jujur sih Tika," Tanya Jasmin sambil menangis.

" Tidak nak. Papa setelah di buang oleh Nenekmu tak sengaja tertabrak mobil dan mengakibatkan lupa ingatan permanen. Maafkan, Papa yang telah mengenalimu. Tapi percayalah mau kamu itu keponakan atau bukan kamu tetap anak Papa dan Mama," Jawab Papa Bram sambil menangis dan memeluk Jasmin.

"Takdir macam apa ini? kenapa seperti aku di permainan kan. Tapi aku senang sek enggak nya aku tidak benar-benar hidup sendiri, aku masih punya Papa, Mama dan Cantika. Terima kasih sudah merima dan menolong Jasmin selama ini," Ucap Jasmin sambil memeluk Cantika dan kedua orang tuanya.

" Jas, itu hasil tes DNA antara Kamu dan Galang. Maaf, aku sudah lancang tidak izin dulu. Waktu itu kamu butuh darah dan golonganmu sama Galang, jadi aku sedikit curiga kalau kalian berdua sebenarnya Kakak ber adik. Cuma aku belum menemukan bukti kenapa kalian bisa terpisah? Silahkan di buka hasilnya Jas," Ucap Bima pada semuanya yang membuat semua yang duduk di sofa kaget dengan ucapan Bima, barusan.

Lalu Jasmin di bantu cantik membuka amplop yang di berikan oleh Bima, terlihat dari wajah kedua syok sambil menangis.

"Kita berdua bersaudara. Kamu Kakakku ternyata. Aku punya Kakak Tika, aku nggak hidup sendirian lagi sekarang," Ucap Jasmin lalu berjalan ke arah Galang dan mereka berdua berpelukan sambil menangis bersama-bersama.

Aku ikut bahagia Jas, maaf sudah membuat hidupmu hancur dan sakit. Aku berjanji akan membuat hidupmu kedepannya banyak bagian dan aku berjanji akan membalaskan perbuatan meraka terhadap keluargamu dulu, aku berjanji aku berusaha melindungi dan menjagamu semampu dan sekuat ku.

"Kamu adikku? Aku bahagia sekali bisa bertemu denganmu adikku. Maaf, kita baru bisa bertemu dan tau semuanya sekarang. Tapi aku berjanji kedepannya akan selalu ada untukmu dan akan selalu menjaga kamu dan Tripel. Kakak sayang samu kamu dek," Ucap Galang sambil menangis lalu keduanya berpelukan lagi dan menangis bersama-bersama.

"Kalian semua anak Papa dan Mama. Selamat datang di keluarga Sanjaya nak. Anggap lah aku Papamu sepertinya Jasmin, menganggap kami seperti kedua orang tuanya sendiri," Ucap Papa Bram yang sudah berdiri di depan keduanya dan memeluknya.

Lalu kelimanya berpelukan sambil menangis bahagia, ternyata di balik musibah pasti ada anugerah yang tak terduga. Bima melihatnya juga ikut menangis bahagia tapi, dia senang melihat senyum Jasmin kembali. Semoga semua segera terungkap dan dapet di selesaikan dengan cepat.

" Terima kasih Bim. Semuanya berkat bantuanmu dan pertolongan mu. Terima kasih sudah mempertemukan aku dengan keluarga mu kembali seperti janji mu dulu, " Ucap Galang setelah di hadapan Bima lalu memeluk Bima sambil menangis.

"Sama-sama Lang, kamu itu saudara ku bukan orang lain bagiku. Kalau senang aku juga ikut senang, sebaliknya kalau kamu susah aku orang pertama yang akan membantumu," Jawab Bima mencoba menenangkan Galang, yang sedang di pelukannya.

" Jas, kamu dan Tripel bersama kedua orang tua ku serta Nenek Andin, nanti malam kalian akan pergi ke vila keluargaku. Disini tidak aman Jas, tolong pikiran Tripel meraka masih kecil. Biar kami yang menyelesaikan semuanya," Pinta Bima pada Jasmin.

" Pikiran baik-baik Jas. Aku tunggu jawabannya nanti sore setelah aku pulang dari kantor. Tuan Bram bisakah menemani Jasmin, di sini selama kamu pergi? Papa, saya sudah menelfon dari tadi ada sedikit masalah di kantor," Tanya Bima pada Papa Bram.

"Pergilah biar Jasmin, bersama kami," Jawab Papa Bram.

Setelah berpamitan lalu keduanya segera pergi dari rumah sakit dan menuju ke kantor karena Papa Adam sudah meminta untuk segera ke kantor Rio tiba-tiba mendapat informasi tentang keluarga Sanjaya dan keberadaannya sekarang.