Vivian Lian di hidupkan kembali setelah mendapatkan pengkhianatan dari suaminya dan adik tirinya. Di kehidupan lalu, dia mempercayai ibu tirinya dan adik tirinya hingga berakhir mengenaskan. Dia pun melakukan cinta semalam dengan calon tunangan adik tirinya hingga mengandung anak sang CEO demi membalaskan rasa sakit hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kurang Ajar
Entah apa yang ia doakan hari ini, ia harus berpapasan dengan ibu tirinya dan adik tirinya di mansion nenek Amel. Setelah melakukan pergulatan panas, ia dan Anderson memutuskan untuk ke mansion menemui nenek Amel. Rencananya mereka akan menepati mansion baru yang telah di siapkan oleh nenek Amel untuk mereka.
"Vivian."
Anderson merangkul tubuh Vivian, sepertinya ia harus membantu istrinya ini. "Sayang..."
Amarah Alena semakin meredang, entah Vivian memakai ramuan apa pada Anderson yang membuat pria itu tunduk padanya, bahkan memanggil Vivian dengan mesra.
"Aku akan berbicara dengan mereka, kau masuklah dulu, temui nenek Amel."
"Baiklah." Anderson mengecup kening Vivian membuat jantung Vivian berdebar-debar. Tubuhnya terasa panas, seandainya ini sungguhan mungkin ia tidak ingin keluar dalam kelembutannya, tapi ini semuanya sandiri. Jadi ia harus sadar sebelum jatuh lebih dalam.
"Kita bicara di taman samping, Alena, Mommy."
Kedua wanita berbeda umur itu mengepalkan kedua tangannya. Mereka memikirkan banyaknya makian pada Vivian, mereka akan membuat Vivian menyesal karena telah mempermalukan mereka.
"Vivian, kau wanita yang kejam. Bagaimana bisa kau bermesraan dengan calon suami dari adik ipar mu?" Alena mulai meleburkan amarahnya. Ia tidak tahan dengan wanita di depannya. Seharusnya ia yang mendapatkan perlakuan lembut dari Anderson. "Kau ingin merebut Anderaon."
Vivian menarik sebalah sudut bibirnya. Ia akan memberikan waktu pada kedua wanita di depannya. "Apa? Apa kalian sudah selesai berbicara? Aku tidak menyangka kalian hanya membeicarakan sesuatu yang tidak penting."
Vivian bertepuk tangan, lalu bersendekap. Rasanya menyenangkan membuat kedua wanita ini marah. "Sudah cukup, aku tidak memiliki waktu."
"Vivian kau jangan sombong. Apa yang kamu miliki saat ini adalah milik Alena, aku tidak akan membiarkannya."
"Coba saja kalau kalian bisa," ujar Vivin memutar bola matanya dengan jengah. "Jangan sampai kalian yang justru berkahir dengan buruk. O iya, kalau Alena ingin menikah dengan Feng Yan, jangan lupa undang aku. Aku tidak mungkin menjadi kakak yang jahat sampai tidak datang di hari pernikahan Alena." Sebelah sudut bibir Vivian di tarik ke atas membentuk senyuman sinis.
"Vivian kau jangan kurang ajar! Apa ini balasan mu pada ibu yang merawat mu?"
Vivian menoleh ke sembarangan arah. Dia kemudian kembali menatap kedua wanita berbeda umur itu. "Aku cukup berterimakasih karena kau sudah merawat ku, tapi kau merawat ku bukan sebagai ibu kandung, bukan sebagai ibu tiri, tapi melainkan orang lain yang ingin memisahkan anak dan ayahnya. Cukup dulu aku di bodohin kalian." Vivian berbalik dan melenggang pergi.
"Vivian!! Vivian!! Berhenti! Kami belum selesai berbicara." Mommy Diane dan Alena berterik memanggil Vivian. Kedua wanita itu berteriak kesetanan hingga seorang pengawal menegurnya dan menyuruhnya pergi.
.....
"Anderson, dia wanita yang unik. Nenek ingin secepatnya menggendong cucu," ujar nenek Amel. Sejak tadi dia mengamati Vivian. "Dia wanita yang tegas. Nenek bisa tenang kalau dia berada di samping mu." Nenek Amel merasa tenang menitipkan putranya. "Kau berhentilan bermain wanita, nenek bosan melihat mu bermain wanita."
Anderson menyandarkan kepalanya ke bahu nenek Amel. "Oke, aku akan mencobanya."
"Jangan demi nenek, tapi demi istri mu. Bersunggu-sungguhlah mencintainya, kalau tidak nenek akan melepaskan mu."
Nenek Amel sangat khawatir Anderson akan berubah karena seseorang. Ia sangat takut putrnya akan kembali pada wanita masalalunya. Ia berharap Anderson tidak akan goyah sekalipun wanita itu datang.