NovelToon NovelToon
After One Night

After One Night

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang
Popularitas:5.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Pasha Ayu

"Aku rela memberikan segalanya, hanya untuk satu malam dengan mu. Aku rela membahayakan hidupku hanya untuk bersama mu. Aku mencintaimu Badai." __ Cheryl.

"Dari awal kau tahu kau bukan tipe ideal ku. Lagi pula, kau juga tahu aku sudah memiliki kekasih. Kejadian diantara kita satu malam tadi, just for fun!" __ Badai.


Berawal dari kenakalan remaja sampai melibatkan dendam masa lalu orang tuanya.

Hay gais cerita ini masih prekuel 'Second Wife' juga masih sekuel dari 'Sexy Little Partner' dan semoga menjadi bacaan yang mengisi waktu luang kalian.

Genre Teen-Angst, jadi siapkan jantung waras kalian karena setiap part nya mengandung desir degup yg tak biasa.

Happy reading Baby.... 🥳

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[Manis]

Setelah memarkir mobil milik Badai dan berhasil melarikan diri dari kejaran Dhyrga Miller dan Gustav tanpa dicurigai.

Lukas, David dan Endre telah pergi dengan mobil Ernest. Keempat pemuda tampan itu menuju sebuah bar, tempat di mana Sandy dikabarkan mabuk.

Kacau keadaan Sandy saat itu, bahkan hampir digerayangi wanita- wanita sundal. Ernest yang menuntun Sandy hingga ke mobil. Dari bar tersebut Sandy dibawa ke apartemen milik Lukas.

Sekarang, ke lima pemuda tampan itu berada di kamar Lukas. Kumpulan video dan majalah dewasa, foto-foto wanita tanpa busana, alat bantu seksual, lusinan pengaman, Endre bergidik geli melihatnya.

"Kita makan ramen saja." Lukas menyengir saat menyuguhkan lima mangkuk ramen pada teman-temannya. "Dan yang paling pedas untuk Sandy. Katanya bisa mengurangi pengar." Ujarnya.

David mencibir. "Lihat, anak pengusaha kaya memberi kita makanan murah meriah." Katanya.

"Kartu kredit dia pasti di sita lagi." Ernest menimpali dengan gelak tawanya.

"Sudahi bermain-main dengan wanita! Meskipun memakai pengaman kau tetap bisa tertular penyakit. Daripada fasilitas mu dicabut, lebih baik bertaubat." Tegur Endre.

"Jangan bahas itu lagi!" Lukas mulai mengaduk mie nya dengan sumpit. Semua orang pun ikut memakan makanan yang Lukas suguhkan.

Demi mengurangi pengar, Sandy hanya menyeruput kuah pedasnya. Meski warga asli Asia Sandy tak terlalu menyukai mie.

"Kalian bawa Badai dan Cheryl ke mana?" Bersuara lengar, Sandy menatap Endre dan kawan-kawan.

"Mereka sudah menikah Sand. Kita harus bantu mereka. Kau bisa mencari wanita yang tulus mencintai mu. Kamu baik, kamu kaya, kamu pasti bisa beralih dari Cheryl." Kata Ernest.

Sandy menggeleng. "Bukan masalah aku yang belum bisa beralih. Kalian tahu Cheryl hamil dan butuh banyak keperluan ke depannya. Bagaimana bisa kalian mendukung Badai lari dari rumah, sementara Badai sendiri pengangguran." Ujarnya.

"Badai membawa mobil ku. Dia bisa jual mobil ku untuk biaya melahirkan Cheryl nantinya." Enteng Endre.

"Kau pikir Badai akan sejahat itu menjual mobil mu?" Sergah Sandy.

"Lalu?" Lukas menimpali.

"Kita juga harus mencari mereka!" Kata Sandy kembali. Ia khawatir pada kedua sahabatnya.

Endre mengangguk. "Yah. Aku setuju." Sahutnya.

"GPS mobilmu aktif bukan?" Tanya Ernest.

"Tentu saja."

"Kita lacak!"

Endre membuka ponsel miliknya, kening mengerut tatkala menyadari sesuatu. "Oh tidak. Badai pasti membuangnya."

"Sial!" Sandy mendengus.

"Terakhir terlacak di mana, dan kita akan mulai mencari dari kota itu." Kata David.

"Tapi untuk sekarang, kita tidur. Setelah makan kita istirahat dulu sebelum mencari keberadaan mereka, kita juga perlu tenaga ekstra." Lukas menyahut, yang mana disetujui oleh semua temannya.

...✴️🔸🔸🔸✴️...

Setelah mengemudi selama lima jam kurang lebih, Badai dan Cheryl sampai di negara konstituen dari negara resmi Britania Raya yaitu Skotlandia.

Cheryl tertidur pulas setelah cukup lama merasakan nikmatnya kontraksi rahim di dalam mobil Endre. Beruntung, Badai sudah mendapatkan kontrakan yang cukup bagus untuk mereka tinggal bersama.

Sekitar 1000 pound Badai membayar untuk tiga bulan ke depan. Tidak murah, tidak pula mahal. Ini kontrakan yang terbilang medium.

Badai berjanji akan membahagiakan istrinya. Bahkan dari tempat tinggal pun Badai berusaha memberikan yang layak meski tidak semewah keluarganya.

Cukup lengkap, satu kamar plus kamar mandi di dalam, ada dapur kecil, meja makan bulat berdiameter kecil, ruang tamu minimalis, halaman belakang beserta tamannya.

"Semoga betah di sini, Tuan dan Nyonya." Pemilik kontrakan itu memberikan kunci setelah cukup memperkenalkan bagian-bagian rumah itu.

"Terima kasih." Badai mengunci pintu. Ia kembali berjalan menuju kamar, tempat di mana istrinya telah tertidur dengan lelap.

Sebelum sampai di kota ini, Badai dan Cheryl sempat membeli pakaian ganti, selimut, juga beberapa makanan ringan.

Ponsel beserta nomor baru pun Badai beli untuknya dan Cheryl. Ponsel biasa, bukan yang mahal seperti sebelumnya. Badai menjual ponsel lamanya demi memiliki banyak simpanan.

Setelah mengganti pakaian dengan yang ringan, Badai ikut memasuki selimut tebal milik istrinya, merebahkan kepala pada bantal miliknya.

Badai pandangi wajah cantik itu dengan pergulatan pikir yang begitu rumit. Masa depan cerah, pekerjaan bonafit, kebahagiaan yang tiada tara, semua itu ingin ia persembahkan kepada wanita hamilnya.

Tanpa sadar Badai asyik menatap istrinya hingga pagi menyingsing begitu saja.

Pukul lima, Cheryl menggeliat, ia memang terbiasa bangun pagi. Bibirnya tersenyum saat wajah tampan suaminya, kini menyambut terbukanya sang netra.

"Pagi istriku."

"Pagi." Cheryl terdiam menerima kecupan lembut di bibir mungilnya. "Jam berapa ini?"

"Lima pagi."

"Kakak nggak tidur?" Genggaman tangan mereka silih menghangatkan satu sama lain.

Badai berkata lirih. "Gimana bisa aku tidur sedang istriku dalam keadaan tidak baik-baik saja. Gimana perutnya? Masih sakit?"

"Cheryl cukup baik. Sekarang sudah tidak lagi kontraksi, mungkin baby nya tahu, Papinya berjaga semalaman."

"Baby percaya aku bisa bertanggung jawab?"

"Percaya." Cheryl mengangguk sambil tersenyum. Meski keyakinan itu belum sepenuhnya tapi melihat kesungguhan suaminya, Cheryl tersentuh.

"Dengan uang yang tersisa, kita belanja kebutuhan dapur selama satu bulan. Setelah itu aku melamar pekerjaan dan sedikit demi sedikit kita menabung untuk kebutuhan anak kita nanti."

"Kerja apa?" Cheryl terkikik. Rasanya aneh mendengar Badai melamar pekerjaan.

"Apa saja. Demi membahagiakan mu, aku rela melakukan apa pun." Matanya begitu dalam menatap bibir mungil Cheryl.

Tak tahu siapa yang memulainya. Kedua bibir itu beradu, indera perasa saling membelit, liur silih bertaut, di pagi hari mereka mengecap manisnya cinta.

"Ahh." Raba tangan Badai kini sampai pada gundukan besar yang sedikit berubah ukuran.

"Terakhir kali aku menyentuhnya, tidak sebesar ini." Badai berbisik lalu menggigit kecil cuping telinga istrinya.

Cheryl menggelinjang kecil. "Dia sering gatal akhir-akhir ini." Bisiknya kembali.

"Di mana?"

"Di sini." Cheryl membuka kancing piyama putih miliknya. Ia tunjukkan ujung kecil berwarna merah muda.

"Biar aku bantu atasi." Badai pagut bulatan kenyal itu, menyedot, menyesapnya dalam-dalam.

Tangannya tak mau kalah, ia menyelesulup masuk ke dalam celana pendek istrinya, memainkan sesuatu yang sensitif di sana.

"Ah." Cheryl bergetar meremas rambut di tengkuk suaminya. "Kakak." Semakin jari-jari Badai terarah pada inti paling sensitif, desah Cheryl kian menggila.

"Hmm." Badai hanya mampu bergumam. Bibirnya kini bermain dengan ujung merah muda di dada istrinya.

"Masukin." Tangan mungilnya meraih pusaka besar milik suaminya. Dari celana berbahan ringan itu Cheryl mampu merasakan ketegangan tongkat pagi hari suaminya. Bayangan nakal terlintas. Pasti meresahkan saat miliknya kemasukan benda keras ini.

Badai menggeleng. "Tidak perlu di celup Sayang. Cukup begini saja. Aku takut menyakiti Baby di dalam perut mu."

"Ah." Kenyataannya adalah, jemari-jemari tangan saja sudah berhasil membuat Cheryl tidak keruan. Bibirnya ternganga seperti ikan kehausan.

"Oh Tuhan. Baby manis saat begini. Terus berikan desah mu." Badai melahap bibir itu dengan rakus.

Untuk saat ini Badai sudah merasa cukup mendapatkan ekspresi dan desah Cheryl saja. Terlebih saat Cheryl menggila dengan lenguh nya.

Sejenak, ia lupakan problem di depan sana, Badai dan Cheryl perlu refreshing dengan cinta gilanya.

"Masukin." Paksa Cheryl. Badai terkekeh kecil. Istrinya begitu menggemaskan saat begini.

1
Susanti Susanti
Luar biasa
SasSya
👍🏻👍🏻👍🏻
Hieny Firman
Luar biasa
Hieny Firman
Lumayan
Erna Wati
lanjut seru ni/Sneer//Sneer//Sneer//Sneer//Sneer/
Erna Wati
sok cuwek klu msh cinta bilang bung
Erna Wati
pisah aja udah cheryl sakit bacanya maaf
Erna Wati
sedih sekali/Cry//Cry//Cry//Cry//Cry/
Erna Wati
kejutan nya di tunggu
Erna Wati
hebat kalian cinta bisa mengalahkan semua masalah yg diadapi
Erna Wati
/Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Erna Wati
wah parah ni yg kuat ya badai nahan godaan
Erna Wati
yang penting hevi/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Erna Wati
gila seru habis memang lain dari lain ni cerita nya bagus kk lanjut semangat
Erna Wati
kabuuuuur/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Erna Wati
seru ni ada peperangan ni/Smirk//Smirk//Smirk//Smirk//Smirk/
Erna Wati
utung ada oma kristal
Erna Wati
dari hplah
Erna Wati
kebadai lah/Sneer//Sneer//Sneer//Sneer/
Erna Wati
ayo hamil ni seru lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!