NovelToon NovelToon
Mentri Pertahanan Jadi NPC Bocil

Mentri Pertahanan Jadi NPC Bocil

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Anime / Penyeberangan Dunia Lain / Light Novel
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rodiat_Df

Update setiap hari jam 07:00
Aditiya Iskandar, seorang Menteri Pertahanan berusia 60 tahun, memiliki satu obsesi rahasia—game MMORPG di HP berjudul CLO. Selama enam bulan terakhir, ia mencuri waktu di sela-sela tugas kenegaraannya untuk bermain, bahkan sampai begadang demi event-item langka.

Namun, saat ia terbangun setelah membeli item di game, ia mendapati dirinya bukan lagi seorang pejabat tinggi, melainkan Nijar Nielson, seorang Bocil 13 tahun yang merupakan NPC pedagang toko kelontong di dunia game yang ia mainkan!

dalam tubuh boci
Bisakah Aditiya menemukan cara untuk kembali ke dunia nyata, atau harus menerima nasibnya sebagai penjual potion selamanya?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rodiat_Df, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bakat reiner

Nijar menghampiri Reiner dan Jay yang masih sibuk dengan latihan mereka.

Jay, yang kini tampak kelelahan menjadi samsak hidup, langsung menyadari kehadiran Nijar.

"Hei, kau sudah selesai bermain dengan item-item itu?"

tanya Jay dengan napas tersengal. Nijar tidak menjawab. la malah melepas cincin kayu dari jarinya dan meletakkannya di tanah. Lalu, dengan wajah serius, ia menatap Reiner.

"Reiner, pukul aku."

Reiner mengerutkan kening. "Apa? Kau serius?"

"lya, pukul perutku."

Jay melongo. "Kau gila, ya?"

Reiner mengangkat bahu. "Baiklah, kalau itu yang kau

mau."

Tanpa banyak pikir, Reiner menarik lengannya ke

belakang lalu melayangkan tinjunya ke perut Nijar

Bugh!

"GAAHH!!" Nijar langsung terhuyung ke belakang,

memegangi perutnya yang terasa seperti dihantam batu

besar.

Jay panik."Ya ampun! Kenapa kau malah minta dipukul, dasar bodoh! Ayo aku sembuhkan!"

Jay buru-buru menempelkan tangannya ke perut Nijar dan mulai mengaktifkan sihir penyembuh. Perlahan, rasa sakit di tubuh Nijar mereda, meskipun bekas pukulan Reiner masih terasa.

Nijar mengambil napas dalam-dalam, lalu tanpa berkata apa-apa, ia mengambil cincin kayu yang tadi ia lepas dan mengenakannya kembali di jarinya.

"Sekali lagi, pukul aku," katanya.

Reiner mengangkat alis. "Kau yakin?'

Nijar mengangguk.

"Baiklah, tapi kalau kau sampai pingsan, jangan

salahkan aku."

Reiner kembali melayangkan tinju ke perut Nijar.

Bugh!

Nijar terhuyung ke belakang lagi, tapi kali ini ia tidak sampai jatuh. Rasa sakitnya masih ada, tapi jauh lebih ringan dibanding sebelumnya. Di dalam kepalanya, ia bisa merasakan semacam notifikasi samar:

[Defense -3]

Matanya membelalak. "Jadi begini cara kerja item

sihir..."

Jay dan Reiner saling pandang, tidak mengerti apa yang sedang dipikirkan Nijar.

"Hei, apa kau baik-baik saja?" tanya Reiner.

Nijar menatap cincinnya dengan penuh rasa ingin tahu. "Aku harus menguji lebih banyak item sihir..."

Jay hanya bisa mengelus wajahnya. "Kenapa aku

berteman dengan orang-orang gila ini...

Nijar mengusap perutnya yang masih terasa sedikit nyeri, lalu menatap Jay dan Reiner dengan serius.

"Aku sudah menyimpulkan sesuatu," katanya.

Reiner menyilangkan tangan. "Hah? Menyimpulkan apa?"

"Aku tidak bisa menciptakan sihir, walaupun menggunakan item yang memiliki efek penciptaan, seperti belati api tadi." Nijar menunjuk belati yang masih tergeletak di atas tanah. "Sebanyak apa pun aku mencoba, aku tidak bisa mengeluarkan api darinya."

Jay mengangguk. "Ya, aku juga melihat itu. Seperti ada sesuatu yang menghalangimu."

"Tapi..." Nijar mengangkat tangannya yang masih mengenakan cincin kayu. "Aku bisa menerima efek berkah dari item sihir, seperti pertahanan dari cincin ini."

Reiner mengangkat alis. "Jadi maksudmu, kau tidak bisa menggunakan item yang bersifat aktif, tapi bisa menerima efek item yang bersifat pasif?"

Nijar mengangguk mantap. "Kurang lebih begitu. Kalau efeknya seperti meningkatkan pertahanan atau mungkin kekuatan fisik, aku masih bisa merasakannya. Tapi kalau harus menciptakan sesuatu, seperti api atau cahaya, aku sama sekali tidak bisa."

Jay menggaruk kepalanya. "Berarti, kau cuma setengah berbakat dalam penggunaan item sihir?"

Reiner terkekeh. "Atau bisa dibilang, kau punya gaya bertarung yang unik. Kau bisa memperkuat tubuhmu dengan item sihir, tapi tetap bertarung dengan teknik fisik."

Nijar menyeringai. "Itu berarti aku masih bisa memanfaatkan item sihir untuk bertarung. Aku hanya perlu mencari item yang tepat."

Jay menghela napas panjang. "Terserah kau saja. Yang penting, jangan sampai minta dipukul lagi! Aku bisa mati kelelahan kalau harus menyembuhkanmu terus!"

Mereka bertiga tertawa kecil, sementara di benak Nijar, banyak ide mulai bermunculan tentang bagaimana ia bisa memanfaatkan item sihir dengan cara yang berbeda.

Saat mereka masih berbincang, Nijar menatap Reiner dengan penasaran.

"Ngomong-ngomong, Reiner, kau belum pernah menunjukkan sihirmu," katanya tiba-tiba. "Kita sering latihan bersama, tapi aku tidak pernah melihatmu menggunakannya."

Jay ikut menimpali. "Iya juga, aku baru sadar. Semua orang di akademi punya satu sihir unggulan, kan? Kau belum pernah pamer sama sekali."

Reiner tampak sedikit gelisah. Ia mengalihkan pandangannya, lalu menghela napas panjang. "Aku tidak terlalu suka membicarakan sihirku."

Nijar dan Jay bertukar pandangan. "Kenapa?" tanya Nijar, semakin penasaran.

Reiner mengusap tengkuknya dengan canggung. "Baiklah, aku tunjukkan saja..."

Ia berjongkok dan menempelkan telapak tangannya ke tanah. Dalam hitungan detik, tanah di bawahnya bergetar, lalu naik membentuk sepasang sarung tangan yang kokoh menutupi tangannya.

Jay terperangah. "Whoa! Kau bisa membuat sarung tangan dari tanah?!"

"Bukan hanya itu," kata Reiner sambil berdiri. Ia mengangkat tangannya ke depan, dan tiba-tiba, tanah di sekitarnya bergerak, membentuk tembok kokoh setinggi dadanya.

Nijar melangkah mendekat dan menyentuh tembok itu. "Kau bisa membentuk pertahanan juga?"

Reiner mengangguk, tapi wajahnya tampak tidak terlalu senang. "Ya... sihirku adalah sihir bumi."

Jay berseru kagum. "Itu keren, Reiner! Kau bisa bertahan dan menyerang sekaligus!"

Tapi Reiner hanya tersenyum masam. "Aku tidak terlalu suka sihir ini. Aku ingin memiliki bakat seperti api, petir, atau air—sihir yang bisa menyerang langsung. Tapi yang aku dapat hanya sihir bumi yang lebih banyak digunakan untuk bertahan."

Nijar menyilangkan tangan. "Jadi itu sebabnya kau lebih suka bertarung dengan tinju daripada mengandalkan sihirmu?"

Reiner mengangguk. "Aku merasa lebih bebas bertarung dengan tubuhku sendiri daripada mengandalkan tembok atau sarung tangan tanah ini."

Jay menepuk pundak Reiner. "Kau keterlaluan kalau menganggap ini tidak keren. Menurutku, sihirmu sangat kuat dan berguna dalam pertempuran."

Nijar ikut tersenyum. "Benar. Kau bisa membuat pertahanan dan senjata sekaligus. Itu sangat berguna, apalagi dalam pertarungan jarak dekat."

Reiner melihat mereka berdua, lalu menghela napas sambil tersenyum kecil. "Yah... kalau kalian bilang begitu, aku mungkin harus mulai belajar menerima sihirku sendiri."

Jay tertawa. "Bagus! Sekarang, ayo kita lanjut latihan. Kau harus tunjukkan lebih banyak lagi!"

Reiner tersenyum malu, tapi ia mulai merasa sedikit lebih bangga dengan bakatnya.

1
Protocetus
Seru hehe
Rodiat_Df: makasih ka 😁
total 1 replies
Protocetus
Haaland?
Rodiat_Df: iya ka
total 1 replies
Aisyah Suyuti
menarik
Supri Aseng
ok gasss
Rodiat_Df: bisa jadi haha
total 1 replies
Rodiat_Df
bantu follow teman2. nanti saya follback 🙏
HAESYE
terima kasih sudah mampir, semangat
ARIES ♈
makasih udah mampir ya..🫰🏻
Rodiat_Df
bantu rating. biar author lebih semangat 😁
Rodiat_Df
bantu rating ya manteman biar author lebih semangat /Chuckle//Pray/
Rosita Rose
seru nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!