NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Dosen

Menikah Dengan Dosen

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikah Kontrak
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Izzmi yuwandira

Demi melanjutkan hidup, Hanum terpaksa melarikan diri keluar kota untuk menghindari niat buruk ayah dan ibu tiri yang ingin menjualnya demi memperbanyak kekayaan. Namun siapa sangka kedatangannya ke kota itu justru mempertemukannya dengan cinta masa kecilnya yang kini telah menjadi dosen. Perjalanan hidup yang penuh lika-liku justru membawa mereka ke ranah pernikahan yang membuat hidup mereka rumit. Perbedaan usia, masalah keluarga, status, masa lalu Abyan, dan cinta segitiga pun turut menjadi bumbu dalam setiap bab kisah mereka. Lalu gimana rasanya menikah dengan dosen? Rasanya seperti kamu menjadi Lidya Hanum.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzmi yuwandira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Twenty Five

Hanum kembali mengunjungi rumah sakit untuk menjenguk ibunya. Ratna belum di perbolehkan untuk pulang karena masih dalam masa pemulihan.

"Ibu udah makan?" Tanya Hanum.

"Sudah" jawab Ratna.

"Kamu beberapa hari ini kemana saja Hanum?" Tanya Ratna.

"Hanum... Kan sekolah buk"

"Ahh syukurlah" Ratna terlihat tersenyum mendengar jawaban putrinya itu.

"Sebentar lagi kamu kelas 3 SMA, kamu harus rajin-rajin belajar ya. Kan katanya mau kuliah"

"Iyah buk"

Diam-diam Hanum kembali merasakan dadanya sangat sesak, bagaimana cara ia memberi tahu ibunya bahwa ia tidak akan pernah menyentuh bangku sekolah lagi. Setelah Ratna keluar dari rumah sakit, Wijaya akan langsung menikahinya.

Hanum sendiri juga gemetar dan merasa sangat takut. Terlebih lagi saat fitting gaun pernikahan kemarin, Wijaya sangat menjijikkan. Wijaya selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk menyentuh Hanum.

"Kapan ya ibu bisa pulang?" Tanya Ratna.

"Ibu dibolehin pulang kalau udah pulih total" jawab Hanum.

"Nggak enak disini terus Hanum, pasti biaya banyak kan?"

Belum sempat Hanum menjawab pertanyaan ibunya, Ratna sudah menanyakan hal yang lain.

"Hanum? Kamu dapat uang dari mana sebanyak ini? Sampai bisa membayar biaya operasi ibu? Pasti ini mahal banget kan?"

"Ibu gak usah mikirin hal itu, apapun akan aku lakuin demi ibu" ucap Hanum.

Ratna tersenyum, ia mengusap puncak kepala putrinya.

"Ibu setelah operasi ini, pengobatan ibu tetap jalan ya. Ibu gak usah mikirin uang dari mana, gak usah mikirin yang macam-macam. Yang penting ibu sembuh"

"Tapi kan sayang uangnya, lebih baik ditabung buat biaya kuliah kamu nanti. Perihal ibu kamu gak usah khawatir"

"Ibu jangan bandel ya, dengerin apa kata Hanum"

"Ibu pasti jadi beban ya buat kamu nak? Ibu minta maaf ya nak"

"Kok ibu ngomong gitu sih? Hanum gak suka denger nya"

"Habisnya ibu memberatkan kamu, seharusnya di masa-masa seperti ini kamu itu bersenang-senang sama teman mu, belajar dengan giat dan fokus, menikmati hidup ini dengan santai tanpa harus mikirin bagaimana cara cari uang"

"Ya kan udah seharusnya Bu, dari kecil ibu udah rawat aku dengan baik, sekarang gantian aku yang rawat ibu"

"Iya tapi waktunya gak tepat nak"

"Udahlah ibu pikirin hal lain aja, gak usah mikirin hal yang gak penting. Ibu kan baru selesai operasi, jangan banyak-banyak pikiran dulu lah bu"

Hanum menaikkan selimut agar Ratna tidur dengan nyaman. Kemudian gadis itu duduk disamping ranjang ibunya.

"Ibu waktunya istirahat" ucap Hanum.

"Emang dari tadi ibu ngapain? Karokean?"

Hanum tersenyum kecil mendengar perkataan ibunya.

"Ini udah malam buk"

"Ibu gak mau tidur"

"Hmmm... Katanya gak betah dirumah sakit, pengen cepat pulang, tapi gak mau dengerin prosedur dari dokter, gimana mau cepat sembuh?"

"Ibu ini sebenarnya udah gapapa Hanum, dokternya aja yang berlebihan. Ibu udah gak sakit lagi kok"

"Ibu itu masih dalam masa pemulihan, tinggal beberapa hari lagi buk, sabar ya?"

"Ibu cuman kangen rumah, dan kebiasaan-kebiasaan yang ibu lakukan dirumah"

"Iyah buk, Hanum ngerti kok. Udah sekarang pejam matanya ya, istirahat. Suster bilang dari pagi ibu tuh aktif terus"

"Namanya juga gak ada teman ngobrol, kamu entah kemana. Untung aja ada July sama suster yang sering datang kesini"

Hanum merasa lega karena July sampai detik ini pun masih membantunya. Hanum semakin bingung bagaimana cara memberitahu ibunya tentang pernikahan nya dengan Wijaya yang hanya tinggal menghitung hari lagi. Hanum sudah memikirkan berbagai macam peristiwa yang akan terjadi. Apalagi ibunya baru saja menjalani operasi, apa yang akan terjadi jika ia mendengar kabar pernikahan itu?

***

Sebelum berangkat ke kantor Abyan membersihkan rumahnya terlebih dahulu, karena ia paling anti dengan hal-hal yang tidak rapi. Ia mengecek ruang tamu yang tadi malam sedikit berantakan, Darren masih tertidur di sofa. Abyan geleng-geleng kepala melihat sepupunya itu.

Ketika Abyan hendak memungut sampah di bawah sofa ia kembali meraih kertas yang tadi malam Darren berikan padanya. Ia memperhatikan selebaran itu dengan seksama, ia langsung teringat dengan saran yang diberikan oleh Darren tadi malam.

Ketika tengah fokus berfikir, Darren terbangun dan berusaha mengambil handphone yang ia letak di atas meja. Melihat itu Abyan reflek langsung memasukkan kertas itu kedalam saku jaket nya. Abyan langsung berdiri setelah mengambil sampah dan botol soda di lantai.

"Lo bersihin itu tuh sofa, gue mau ke kantor"

"Iya iya bawel amat lu" Darren mengerjapkan matanya beberapa kali.

Pria itu langsung turun dari sofa dan memungut sisa sampah di bawah sofa.

"Lo bersihin itu ruang tamu nya, awas kalau gue pulang masih kayak kapal pecah ya. Gue langsung datang ke rumah Lo buat acak - acakin kamar Lo"

Darren hanya diam sambil berjalan ke dapur untuk memasukan sampah kedalam plastik sampah.

"Oh iya sekalian tuh buang sampah nya, udah numpuk" ucap Abyan.

Darren lalu kembali lagi keruang tamu dan mengambil vacum cleaner untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang berserakan di sofa dan karpet.

Sedangkan Abyan menikmati sarapan paginya di ruang makan. Darren lalu celingak-celinguk seperti mencari sesuatu.

"Bii... Selebaran yang dari pemerintah itu mana?" Tanya Darren.

"Selebaran apaan?" Tanya Abyan balik pura-pura tidak tahu.

"Ituloh program pernikahan dari pemerintah"

"Mana gue tau, mungkin didalam plastik sampah itu kali. Lo cari aja" ucap Abyan seraya menyudahi sarapan paginya.

"Yaudah lah gue bisa minta lagi"

Abyan bergegas pergi keluar dari rumah.

Sesampainya di kantor Abyan langsung masuk ke ruangannya. Ia mulai mengerjakan pekerjaannya yang belum selesai kemarin. Satu persatu karyawan kantor yang lainnya mulai datang.

"Wah calon suami gue, disiplin banget ya" puji Arumi dihadapan teman-teman dekatnya.

"Iyah dan biasanya jodoh orang yang disiplin itu juga gak beda jauh dari sifatnya. Ya gak mungkin mau sama cewek yang ceroboh dan malas" ucap Dimas.

"Maksud Lo apa?" Tanya Arumi.

"Lo punya otak kan? Ya mikir lah" jawab Dimas.

"Lo pagi-pagi udah nyebelin aja sih"

"Lo juga pagi-pagi udah menghalu aja sih"

"Ya Lo sih, ngeledek gue"

"Hehh udah - udah malah ribut kalian berdua" lerai Ara.

"Tau nih, mending balik ke ruangan kerja masing-masing lah. Kerjaan banyak numpuk tuh" ucap Fio.

Arumi yang kesal segera duduk di kursi kerjanya.

"Lo juga Dimas" ucap Ara.

"Lah kok gue? Gue kan cuman ngasih tau pendapat gue sesuai dengan jurnal penelitian yang pernah gue baca pas masih SMA"

"Yaudah tapi gak gitu juga caranya, udah lah gak usah buat keributan sama Arumi. Karena biasanya... Yang kayak gitu gitu tuh..." Ara menggantung kalimatnya.

Dimas mengangkat satu alisnya.

"Apa? Apaan?"

"Jodoh" ucap Fio.

"Dih amit-amit ya Gusti" Dimas menggeliat geli.

"Amit-amit atau amin amin?" Ledek Fio.

"Rese Lo berdua" sinis Dimas.

Dimas segera pergi dari hadapan kedua rekan kerja nya itu.

Setelah beberapa jam berkutik di ruang kerjanya, handphone Abyan berdering. Pria itu segera mengambil benda pipih itu dari saku jaket yang ia sampirkan di kursi. Disaat yang bersamaan sebuah kertas yang dilipat terjatuh ke lantai. Abyan segera mengambilnya, ia mengabaikan seseorang yang menelfon nya di seberang sana.

"Pernikahan kontrak katanya?"

"Dasar gak waras"

Abyan teringat saran yang diberikan Darren tadi malam. Saat itu juga Arumi mengetuk pintu ruang kerjanya, Abyan menoleh ke sumber suara dan mengizinkan gadis itu masuk.

"Ada apa Rumi?" Tanya Abyan.

"Ini ada berkas yang harus pak Abyan periksa"

"Oh ya? Letakkan aja di sini"

Arumi pun meletakkan map itu di atas meja Abyan.

"Baik kalau begitu saya permisi ya pak Abyan"

Arumi berbalik namun Abyan memanggil nya.

"Emm Arumi...?"

Arumi segera berbalik.

"Ya pak?"

"Kamu sudah punya pacar??" Tanya Abyan.

"Hahhh???"

Arumi terkejut mendengar pertanyaan dari Abyan. Ia hampir kehilangan keseimbangan.

"Eh kamu kenapa?" Abyan panik melihat Arumi yang hampir jatuh.

"I'm fine, I'm okay" jawab Arumi dengan sigap.

"Ehh pertanyaan saya salah ya? Saya minta maaf ya..." Tanya Abyan yang melihat ekspresi terkejut Arumi.

"Ah.. nggak pak. Saya cuman kaget kenapa pak Abyan melontarkan pertanyaan seperti itu?"

"Oh? Saya nggak boleh tanya itu ya?? Atau itu pertanyaan yang sensitif?"

"Ohh nggak kok pak Abyan, nggak ada yang salah, saya cuman kaget aja"

"Maafin saya Arumi, tapi kalau kamu nggak mau jawab juga nggak apa-apa"

"Ah nggak pak Abyan, nggak apa apa... Saya belum punya pacar pak"

"Ah begitu ya..." Abyan menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal.

"Maaf ya... Saya cuman mau tanya itu saja, kamu sudah boleh pergi. Maaf jika saya mengganggu waktu kamu"

"Iya pak Abyan, nggak apa-apa. Kalau begitu saya balik dulu ya pak. Jangan lupa diperiksa file nya"

Arumi keluar dari ruangan Abyan dan kembali ke kursi kerjanya, ia kembali memikirkan pertanyaan Abyan yang baru saja ia dengar.

Arumi lalu menoleh ke samping kanannya dan melihat Ara sedang bermain handphone.

"Raaa" panggil Arumi dengan berbisik lirih.

"Ya Rum kenapa?"

"Lo lagi sibuk?"

"Nggak kok, kerjaan gue udah kelar. Kenapa rum??"

"Kalau ada cowok yang tiba-tiba nanya sama Lo. Secara to the point tanpa basa basi, Lo udah punya pacar atau belum? Kira-kira tu cowok kenapa ya?"

Ara memperhatikan pipi Arumi yang memerah.

"Lo lagi ngalamin ya? Siapa yang tanya gitu ke Lo?"

"Ketebak banget ya kalau itu peristiwa yang barusan gue alamin?"

"Pipi Lo merah banget"

"Pasti Lo gak percaya sih kalau gue bilang" Ucap Arumi seraya menempelkan kedua telapak tangannya di kedua pipinya.

"Percaya kok, emang siapa? Siapa yang tanya gitu sama Lo?"

"Pak Abyan raaaaaa"

"Apaa?????" Ara kaget sambil memukul meja.

Arumi langsung memukul lengan Ara.

"Ihh jangan kayak orang kesurupan gitu dong Lo"

"Ups... sorry, Gue kaget Rumi"

"Tapi itu beneran Abyan tanya gitu ke Lo?"

Arumi mengangguk dengan semangat.

"Ah tapi Lo jangan Ge-er gitu, siapa tau dia cuman tanya doang"  sambung Ara.

"Tapi raa... Baru pertama kali gue diajak ngobrol sama dia raa"

"Iyah gue tau, tapi saran gue sih Lo jangan mikir kejauhan dulu rum"

Arumi hanya cengengesan.

"Gue tau kok pikiran Lo udah sampe mana ini"

Arumi hanya cengar-cengir dan menggaruk lehernya.

"Lo jangan baper dulu, saran gue sih itu"

Arumi memanyunkan bibirnya.

"Dikit juga gak boleh?"

"Apanya yang dikit?"

"Menghayal nya hehehe"

"Jangan ketinggian ntar kalau jatuh sakit"Ucap Ara.

***

1
audyasfiya
Hanum kasian bgtt thorr 😭 pulang kerumah Bu Aina ada Ardan, ke tempat kakaknya juga nggak nyaman, dia bener bener nggak punya rumah untuk pulang... yaaa kecuali kalau dia mau nikah sama Abyan
audyasfiya
Wkwk Alexa panik mertuanya mau pulang 🤣🤣🤣
Lorenza82
Cepet update nya yaa thorrr 🥺🥺
Lorenza82
Kasian banget ya si Hanum 🥺 sekalinya dapat temen kek si zea ehhh malah jadi musuhan
Lanjut thorrr lanjut
Sasya
/Cry//Cry//Cry//Cry/
Sasya
Waduhh gawat banget ini
Nurul Fitria
Kasihan banget smaa Hanum
Nurul Fitria
Aduhhh ini mah namanya keluar dari lubang buaya masuk ke lubang harimau 😭😭😭😭😭😭😭😭
Sasya
Zea mending jangan nikah sama Abyan dehh /Smug//Smug/
Sasya
Ibu terhebat 😌😌
Sasya
Lanjutttt Thor /Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
audyasfiya
Kasihan banget ya hidup Hanum, dia belum tau kabar bahwa ibunya sudah meninggal dunia, datang ke kota besar niat nya mau melanjutkan hidup malah jadi babu dirumah kakak nya sendiri /Sob//Sob/
Lorenza82
Kasihan sih sebenarnya si zea, dia tuh cuman di jadiin alat aja sama Abyan. Abyan lu redflag woiiii 😭
Lorenza82
Darren si mulut bocor 🤣🤣🤣🤣🤣
Lorenza82
Itulah mengapa jadi cwek tuh rasa sukanya harus di kontrol, Arumi udah berekspektasi ketinggian jadi nya jatuh nya sakit
Lorenza82
Thor kasih Darren jodoh dong...
Lorenza82
Nggak tega Thor aku bacanya, tapi aku penasaran 😭😭😭😭😭
Rossa
Emang paling nggak enak tuh numpang sama orang lain, ya gitu...
Rossa
Dan cwok itu pernah di sindir gitu sama temen ku, jangan pernah jatuh cinta smaa seseorang yang belum selesai sama masa lalu nya, deg... rasanya aku merasa bersalah banget Ama tuh cwok... aku kasih dia harapan palsu, padahal dia serius dan sayang sama aku
Rossa
Aku pernah di posisi Abyan Thor, aku sayang banget sama pacarku dulu. sampai sampai aku susah move on sama dia, kayak aku mikir nya tuh, nggak ada org lain yang kayak dia, dia yg terbaik yg pernah ada. namun keadaan yg harus memisahkan kami. hingga akhirnya saat aku ketemu sama cwok baru rasanya tuh masih ada bayang bayang mantan ku gitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!