NovelToon NovelToon
Back In Time (Reinkarnasi Selir Kejam)

Back In Time (Reinkarnasi Selir Kejam)

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / TimeTravel / Petualangan / Tamat / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lyana Mentari

Fiksi-Fantasy

Berkisah tentang dokter muda yang ambisius mengabdikan diri untuk kesehatan anak-anak.

Marissa Darwanti, karena sebuah kecelakaan tragis di malam yang penting. Membuatnya harus berpetualang ke dalam novel berjudul Back In Time, karya sang sahabat.

Antara nyata dan tidak, entah ini mimpi atau memang jiwa Risa merasuk ke dalam raga seorang selir, dari dinasti antah-berantah di dalam novel itu. Menjadikannya seorang selir jahat, yang haus akan cinta dan kekuasaan, Selir Agung Wu Li Mei.

Akankah Risa mampu bertahan dan menjalani hidup sebagai Wu Li Mei? Atau ia bisa terbangun sebagai Marissa suatu hari nanti?



Slow update teman-teman, up hari Senin dan Kamis yaa! Terima kasih, dukung novel ini terus ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyana Mentari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Percaya

Zhou Ming Hao merintih pelan, merasakan ngilu di tulang keringnya, saat sang ibu mengganti balok kayu yang menahan kakinya untuk bergerak. Sang putra mahkota pun tak terlalu memperhatikan apa yang Wu Li Mei lakukan, ia sibuk menggigit bibirnya menahan nyeri.

"Bertahanlah Xiao Ming, ini akan terasa lebih menyakitkan jika kau terus bergerak gelisah." ujar Wu Li Mei.

Setelah insiden yang menimpa sang putra sepekan yang lalu, wanita itu segera menyiapkan bidai baru yang lebih manusiawi sehingga tidak menyakiti sang anak. Wu Li Mei juga menyiapkan banyak kain sebagai mitela atau pembalut luka. Untuk pengobatan patah tulang sendiri, ia tidak banyak melakukan apapun.

Wu Li Mei tidak melihat adanya luka fisik, hanya lebam di tengah tulang kering Zhou Ming Hao. Tabib Zhong sudah mengoleskan tumbukan daun dengan bau menyengat, mungkin itu semacam analgesik di era modern.

Untuk mengganti bidai, Wu Li Mei melakukannya sendiri. Ia tidak mengizinkan para tabib sembarangan menyentuh kaki Zhou Ming Hao. Mengingat mereka bahkan tidak mempunyai peralatan patah tulang, Wu Li Mei yakin bahwa mereka juga tidak mengerti cara kerja bidai. Sepertinya jiwa Marissa merasuk pada Wu Li Mei adalah untuk memperbaiki tatanan dalam dunia kesehatan di negeri antah-berantah ini. Wanita itu tidak habis pikir dengan Jessica, mengapa ia harus membuat novel dengan latar masa lalu, disaat semua kemajuan dalam bidang kesehatan belum banyak ditemukan. Masyarakat masih setia pada pengobatan herbal, bahkan beberapa dari mereka lebih percaya pada orang pintar atau, sebut saja dukun.

"Apa ada keluhan lain?" tanya Wu Li Mei.

Zhou Ming Hao bingung, "Maksud, Ibu?"

"Apa kau merasakan sakit berlebih di kaki yang patah?"

Zhou Ming Hao menggeleng, "Hari ini tidak lebih sakit dari beberapa hari lalu. Kurasa, memakai balok kayu ini membuat kakiku menjadi lebih baik."

Wu Li Mei mengangguk paham, "Apa Tabib Zhong sudah memberimu obat lagi?"

"Belum."

"Baiklah, Ibu akan meninggalkanmu untuk beristirahat."

Wu Li Mei mengemasi barang-barangnya, dibantu oleh Dayang Yi dan seorang tabib muda, bernama Yong Luo, yang berjaga di kamar Zhou Ming Hao. Tabib itu adalah orang kepercayaan Wu Li Mei, wanita itu menjadi sangat waspada dan teliti pada orang-orang yang berinteraksi langsung dengan sang putra.

"Bu?" panggil Zhou Ming Hao.

"Kau harus segera memakan makananmu." ujar Wu Li Mei, melihat hidangan sang putra mahkota yang tak tersentuh.

Ming Hao menghela napas pelan, "Bolehkah kita bicara?"

Wu Li Mei menghentikan langkahnya, ia memberi kode lewat tatapan mata kepada para pelayan, agar meninggalkan mereka berdua.

Selama hampir dua pekan, sejak pertemuan mereka di pasar dan pertengkaran kecil di kebun istana. Zhou Ming Hao terus saja bersikap dingin pada sang ibu, ia enggan bicara jika tidak ditanya, dan selalu menghindari bertatapan mata.

Wu Li Mei tidak ambil pusing dengan sang putra, menurutnya wajar saja jika ia berpikir demikian. Mengingat perangai sang ibu sebelumnya, siapapun pasti akan menaruh curiga. Wu Li Mei berjalan pelan menuju ranjang sang putra mahkota, wanita itu duduk dengan tenang di kursi rotan.

"Katakan." suruhnya. Tapi Zhou Ming Hao enggan membuka suara, anak itu terus menunduk.

"Apa yang ingin kau bicarakan denganku?" tanya sang selir lagi.

Hening, Zhou Ming Hao masih diam.

"Baiklah, ku pikir tidak ada yang ingin kau katakan, jadi aku akan per---"

"Aku minta maaf." sela sang putra mahkota cepat, ia mendongak menatap sang ibu yang tengah berdiri sambil menatapnya. "Aku minta maaf atas sikap burukku, Ibu." ujarnya tulus.

Wu Li Mei hanya diam, menunggu apa yang akan sang putra katakan lagi.

"Awalnya aku tidak bisa percaya jika kau menunjukkan rasa sayangmu, karena biasanya kau tidak menunjukkannya."

"Aku senang, aku bahagia." Zhou Ming Hao menatap penuh kesungguhan pada sang ibu. "Tapi, aku juga takut."

"Aku takut Ibu Permaisuri akan menyiksaku jika aku ketahuan berinteraksi denganmu." cicitnya pelan.

Zhou Ming Hao menunduk, mengedipkan kelopak mata berkali-kali agar air matanya tidak jatuh. Jika tempo hari ia bisa berlari menjauh dari kebun istana, kali ini ia hanya bisa duduk di ranjang. "Maafkan aku karena tidak mempercayaimu, maafkan aku karena meragukanmu."

Zhou Ming Hao mulai merubah pikiran buruknya pada sang ibu sejak insiden itu. Wu Li Mei terang-terangan menunjukkan kasih sayangnya, dan ia merasa tersentuh. Selama sepekan ini, tak satu hari pun sang selir tidak mengunjunginya. Di hari pertama dan kedua, Wu Li Mei sampai menginap karena Zhou Ming Hao terus merengek dan merintih kesakitan. Sang putra mahkota juga tidak mau makan, alhasil, Wu Li Mei harus kembali turun tangan.

"Aku tidak peduli."

Zhou Ming Hao mendongak, dengan air mata yang tak terbendung. Terlebih saat Wu Li Mei menatapnya datar, ada rasa perih di hati kecilnya.

"Aku tidak peduli jika kau tidak mempercayaiku." ujar Wu Li Mei, wanita itu mendekat dan menangkup pipi sang putra, menghapus air mata yang mengalir deras. "Aku menyayangimu dengan ketulusan, dan aku tidak membutuhkan kepercayaan atau pun balasan."

"Jika kau tidak ingin mempercayaiku, itu tidak menjadi masalah."

"Apapun yang terjadi, Ibu tetap menyayangimu." pungkas Wu Li Mei.

Zhou Ming Hao tidak dapat menahan isak tangisnya lagi, anak itu segera menenggelamkan wajahnya di pelukan hangat Wu Li Mei. Ia menangis sejadi-jadinya diiringi usapan pelan di punggungnya.

...****************...

"Apa yang sedang kau lihat, Zhou Fang Yin?"

Sang putri mahkota tersentak, ia segera menoleh dan menunduk. Menahan malu karena ketahuan mengintip dari balik pohon.

"Salam, Ibu Permaisuri."

"Bangkitlah." titah Yang Jia Li.

Yang Jia Li mendekat, turut mengintip dari balik pohon. Wanita dengan hanfu coklat itu menyeringai melihat pemandangan jauh di hadapannya. Disana, di seberang danau yang indah dekat aula barat. Wu Li Mei tengah asik memetik bunga lavender bersama putri angkatnya, Zhou Xie Ling. Disana juga ada Zhou Ming Hao yang tengah duduk di paviliun karena kakinya belum sepenuhnya sembuh.

Terbesit sebuah ide licik di kepala sang permaisuri, wanita itu tersenyum miring ke arah Zhou Fang Yin.

"Oh, rupanya selir agung lebih menyayangi kakakmu ya." ujarnya.

Zhou Fang Yin mendongak, menatap permaisuri penuh tanya.

"Ah ya, setelah insiden di perayaan, kurasa Wu Li Mei lebih memperhatikan Zhou Ming Hao." lanjutnya, wanita itu mendekat ke arah sang putri. "Sepertinya, Wu Li Mei tidak menyayangimu?"

"Maksud, Ibu Permaisuri?"

Yang Jia Li mengendikkan bahu, ia menunjuk ke seberang danau. "Kurasa selir agung tidak membutuhkan seorang putri lagi, dia sangat mengasihi Zhou Xie Ling."

Zhou Fang Yin menghela napas berat, menunduk dengan tatapan sayu. Apa yang dikatakan oleh permaisuri benar-benar mempengaruhinya.

"Semua ibu pasti menyayangi anak-anaknya." sanggahnya.

"Oh ya?" Yang Jia Li tersenyum remeh, "Kurasa dia tidak menyayangimu, dia tidak memperhatikanmu sedikit pun, dia... tidak menganggapmu..... ada." tekannya di akhir kalimat.

Zhou Fang Yin menggeleng, berusaha mengusir pikiran buruk tentang Wu Li Mei.

"Yaa, lagi pula apa yang bisa ia banggakan darimu. Jelas dia lebih memilih putra mahkota, bukan?"

"Mengapa ibu berbicara sejahat itu?"

"Tidak... tidak... aku tidak jahat." sanggah Yang Jia Li. "Aku hanya mengatakan sebuah kebenaran, Zhou Fang Yin."

Zhou Fang Yin mengusap air matanya, ia menjadi sangat cengeng jika menyangkut sang ibu. Permaisuri Yang Jia Li dengan sengaja menabur kebencian dalah hati Fang Yin, karena ia tahu, seberapa putri kecil itu menyayangi Wu Li Mei dan mengharap kasihnya.

"Apakah ini terasa adil bagimu, putri?"

"Maksud, Ibu?"

"Wu Li Mei lebih menyayangi anak penyakitan itu daripada kau, putri kandungnya sendiri." Yang Jia Li meraih bahu sang putri dan mengarahkan ke seberang danau. "Kau yang seharusnya berada disana, bukan?" Permaisuri Yang berbisik tepat di telingan kanan Zhou Fang Yin.

Yang Jia Li tersenyum puas saat putri kecil itu berhasil ia manipulasi.

"Tidak!" tolak Zhou Fang Yin. "Tidak, Ibu Selir tidak seperti yang anda katakan."

"Kau masih belum sadar juga ya?"

"Ibu Selir juga menyayangiku." putri mahkota mengepalkan tangannya kuat-kuat, sambil menahan sesak dan air mata yang berlomba untuk keluar. "Anda, salah, Ibu Selir tidak seper---."

"Yang Mulia Kaisar Zhou, datang!"

Zhou Fang Yin dan Permaisuri Yang dibuat menatap ke satu arah, saat rombongan kaisar memasuki kawasan aula barat. Kaisar Zhou tampak sangat gagah dengan hanfu bermotif gagak berwarna hitam, wajahnya tampak cerah saat berhadapan dengan Wu Li Mei.

"Kurasa aku melewatkan kegiatan yang menyenangkan." ujar Kaisar Zhou.

"Salam, Yang Mulia. Semoga kaisar hidup seribu tahun." salam Wu Li Mei, Ming Hao dan Xie Ling ikut menunduk.

"Bangkitlah."

Kaisar Zhou menatap sang putra, "Apa kau sudah sembuh, putra mahkota."

Zhou Ming Hao mengangguk, "Sudah lebih baik, Yang Mulia. Ibu membuatkanku tongkat untuk berjalan, ini sangat membantu."

"Wah, benarkan, itu sangat bagus."

"Ibu juga memetik beberapa bunga lavender, Yang Mulia." tambah Zhou Xie Ling, sambil menunjukkan keranjang bunga berisi beberapa tangkai lavender. "Ibu akan menyimpannya di wadah kaca, Yang Mulia. bisa mengambil beberapa. Benarkan, bu?"

Wu Li Mei tersenyum, melihat tingkah jenaka sang putri. "Tentu."

"Kasim Hong!" panggil Kaisar Zhou.

Kasim Hong segera berlari mendekat, "Ya, Yang Mulia?"

"Kau bisa kembali, aku ingin menghabiskan hari bersama selir agung disini." ujarnya, Kaisar Zhou mengedipkan sebelah matanya pada Wu Li Mei. Wanita itu hanya bisa tersenyum.

Rombongan kaisar undur diri, mereka menyisakan separuhnya untuk berjaga di aula barat.

"Pergilah." Yang Jia Li mendorong bahu Zhou Fang Yin ke arah danau untuk melampiaskan rasa kesalnya. "Lihatlah, keluarga bahagia itu." tunjuknya.

"Buktikan jika kau bagian dari mereka!"

Zhou Fang Yin panik, jaraknya dengan pinggiran danau hanya tinggal selangkah. "Ibu, hentikan! Aku bisa jatuh." ujarnya.

"Ibu, tolonglah!" Zhou Fang Yin meronta ingin lepas.

"Ibu!"

"AAAAAAAAAAAAAAAAARGH!!!!"

"ZHOU FANG YIN!"

1
Dewi Rima
Luar biasa
Erti Zalukhu
ya kok gak nyambung kecewa loh
Siti S
Luar biasa
Ayu_Lestary
ikut berkaca-kaca 🥺🥺🥺
Ayu_Lestary
seru seru seru.... 😍
Ayu_Lestary
Dokter risa langsung menikmati kehidupan barunya, 👏
rita medialistuti
seru ceritanya, tapi dalam hati tetap bertanya tanya bagaimana risa bisa kembali..
🇲🇾 🇵🇸🍃🍁Rullaisy 🍁🍃
semakin lama semakin bodo
YAM
Luar biasa
Helen Nirawan
yg dr masa depan kalah ma yg kuno seh , pinter an donk
Helen Nirawan
eh sinting itu adik lu , otak lu ilang , klo pun mo selingkuh cari cowo laen , gila , waras lu ? 😖😖😳😱
Helen Nirawan
kaisar apaan lu , itu bini lu , klo dia jahat lu gk bs hukum dia , malah nyuruh selir , dah gt minta imbalan , lu kaisar gk ada kuasa ny sama sekali , preett , anak lu itu yg di jahatin bkn org laen , oon isshh
Helen Nirawan
apa gk py ruang dimensi gt ?
Awind Widayanti
kenapa harus Marah
Awind Widayanti
wes khaisar am kaming
Efendi Siantar
jatuh 1 korban lagi
yuká_s
👍🏻👍🏻
Efendi Siantar
Luar biasa
Buke Chika
dari kemarin2 cuman peringatan doang selir2
Buke Chika
bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!