NovelToon NovelToon
Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / CEO Amnesia / Cinta Seiring Waktu / Gadis Amnesia / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:453.1k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Sulfiana

Edward terkejut saat istrinya yang hilang ingatan tiba-tiba mengajukan gugatan cerai kepadanya.

Perempuan yang selama empat tahun ini selalu menjadikan Edward prioritas, kini berubah menjadi sosok yang benar-benar cuek terhadap apapun urusan Edward.

Perempuan itu bahkan tak peduli lagi meski Edward membawa mantan kekasihnya pulang ke rumah. Padahal, dulunya sang istri selalu mengancam akan bunuh diri jika Edward ketahuan sedang bersama mantan kekasihnya itu.

Semua kini terasa berbeda. Dan, Edward baru menyadari bahwa cintanya ternyata perlahan telah tumbuh terhadap sang istri ketika perempuan itu kini hampir lepas dari genggaman.

Kini, sanggupkah Edward mempertahankan sang istri ketika cinta masa kecil perempuan itu juga turut ikut campur dalam kehidupan mereka?

*Sedang dalam tahap revisi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Edward

Langkah Silva tampak terseok-seok mengikuti langkah Edward yang begitu cepat dan lebar. Pria itu sengaja menarik pergelangan tangan Silva karena merasa bahwa perempuan itu sudah sangat keterlaluan.

"Ed, kamu kenapa!?" tanya Silva. "Jangan buat aku takut, Ed!" lanjutnya.

Sampai didalam rumah, Edward langsung melepaskan tangan Silva dengan kasar hingga perempuan itu terhempas jatuh diatas sofa.

"Ed, apa yang buat kamu marah? Katakan!" Perempuan itu tampak meradang. Dia memegang pergelangan tangannya yang terasa sangat sakit akibat ulah Edward.

"Siapa yang suruh kamu mengatakan hal seburuk tadi, hah?" tanya Edward dengan suara penuh penekanan.

"Yang mana?"

"Yang di pengadilan tadi. Kenapa kamu tega menuduh Nana sebagai perempuan mandul, Silva?"

Silva langsung tersenyum sinis. Hatinya berdenyut nyeri saat Edward malah membela mantan istrinya.

"Apa yang aku katakan, memang benar, kan? Dia mandul. Kalau nggak mandul, kenapa dia nggak hamil-hamil sampai sekarang?"

"SILVA!!!" geram Edward marah. "Jangan pernah mengatakan hal seperti itu tentang Nana! Nana nggak mandul. Dia perempuan yang sehat!"

"Sehat darimananya? Bahkan, melahirkan satu anak saja, tidak bisa."

"Itu karena aku tidak pernah menyentuhnya," sahut Edward.

Tenggorokan pria itu terasa tercekat saat mengakui hal itu. Kini, dia menyadari betapa buruknya ia sebagai seorang suami.

Memberi nafkah batin untuk sang istri saja, tak pernah sudi ia lakukan. Belum lagi, setiap perkataan yang keluar dari mulut Edward tak pernah terdengar lembut dan juga manis.

Hanya caci maki dan perbuatan kasar yang selalu Edward berikan untuk Nana. Tak ada lagi.

"Jadi, kamu lebih memilih untuk membela Nana dibanding aku, Edward?" tanya Silva dengan nada penuh kecewa.

"Ya," angguk Edward tanpa ragu. "Karena, Nana memang nggak salah!"

Silva tersenyum sinis. Ia menertawakan dirinya sendiri. Sejak kapan, Nana berhasil menggeser posisi dirinya didalam hati Edward?

"Jangan pernah mencoba untuk cari gara-gara sama Nana lagi, Silva! Kamu nggak kenal siapa Papanya Nana. Beliau orang yang sanggup melakukan apapun demi putrinya."

Usai memberi peringatan untuk Silva, Edward pun pergi lagi meninggalkan rumah. Banyak hal yang harus segera dia urus. Terutama, mengenai hak-hak Nana.

Edward harus bisa menunjukkan bahwa dia benar-benar ikhlas memberi semuanya untuk Nana. Edward berharap, Nana bisa melihat ketulusannya dan akhirnya luluh kemudian mau memberi kesempatan kedua untuk Edward.

Edward yakin, pasti di hati Nana masih ada rasa cinta yang tersisa. Tak mungkin, cinta selama empat tahun milik perempuan itu untuk dirinya bisa hilang begitu saja.

"Edward!!"

"Kak!"

Edward menghela napas panjang. Ternyata, ibu dan adik kandungnya sudah menunggu kedatangannya sedari tadi.

"Kalian kenapa datang ke sini lagi?" tanya Edward.

"Mama sama Elliot ingin membahas soal tuntutan Nana di pengadilan tadi," jawab Marissa, Ibunda Edward dan Elliot.

"Apa lagi yang mesti dibahas? Bukannya, semua sudah jelas?"

"Ed, kenapa kamu bisa begitu bodoh? Kenapa kamu menandatangani perjanjian gila seperti itu dengan Papanya Nana, hah?" tanya sang Ibu penuh emosi.

Posisi mereka semakin terancam. Kehilangan banyak uang, akan membuat posisi Edward menjadi goyah. Pihak lain akan berusaha menjatuhkan Edward dan menggantikan posisinya sebagai pemimpin perusahaan.

"Maaf, Ma!" ucap Edward. "Tapi, aku sudah tidak punya jalan keluar lagi saat itu. Satu-satunya orang yang bisa membantu perusahaan kita yang hampir jatuh bangkrut hanya Tuan James. Makanya, aku rela melakukan apapun demi mendapatkan bantuan dari beliau."

"Bayar hutang tidak masalah, Edward! Tapi, kenapa kamu juga harus memberikan saham 10 persen untuk Nana?" tanya Marissa tak habis pikir.

"Itu satu-satunya persyaratan yang diminta Tuan James saat itu. Dan, aku tidak ada pilihan lain, selain setuju," jawab Edward frustasi.

Baru sekarang sang Ibu menyalahkan dirinya. Padahal, saat perusahaan sedang dalam fase kritis, sang Ibu sama sekali tidak mau tahu bagaimana caranya Edward mendapatkan suntikan dana.

Yang ingin perempuan itu tahu, hanyalah tentang keberhasilan Edward dalam menyelamatkan perusahaan mereka. Itu saja. Soal proses, itu urusan dan tanggung jawab Edward.

"Kita bisa bangkrut, Edward! Apa kamu benar-benar tega melihat Mama dan Elliot jadi menderita?"

Edward pun memejamkan matanya rapat-rapat. Kepalanya nyaris meledak akibat beban pikiran yang terlalu banyak.

"Justru, berkat saham yang aku berikan untuk Nana, aku dan Nana bisa sering-sering bertemu di perusahaan. Aku akan berusaha untuk mendekatinya lagi. Aku akan membuat Nana jadi istriku lagi."

Jika dipikir-pikir, ucapan Edward ada benarnya juga. Jika Nana terdaftar sebagai salah satu pemegang saham di perusahaan mereka, maka kesempatan untuk Edward bertemu Nana akan cukup besar.

Dengan intensitas pertemuan yang lebih sering, pasti mudah untuk Edward dan Nana jatuh cinta kembali.

"Ya, itu ide bagus. Aku setuju, Kak," angguk Elliot mendukung.

"Oke. Mama harap, kamu nggak akan mengecewakan Mama, Ed."

Ya, tunggu saja. Edward pasti bisa membuat Nana kembali kepadanya.

*

Sementara itu, ditempat lain, Nana justru sedang bertemu dengan seseorang. Beliau salah satu pemegang saham di perusahaan Edward sekaligus sepupu Edward dari pihak Ayah.

Sudah menjadi rahasia umum, jika sedari dulu Edward dan sepupunya itu tak pernah akur. Keduanya terlibat dalam perebutan kekuasaan saat Ayah kandung Edward meninggal.

Untungnya, Edward mampu mempertahankan posisinya dan mampu menjadi pemimpin tertinggi perusahaan berkat bantuan James Howarts. Sementara, sepupu Edward tersebut memilih untuk mundur namun tetap merencanakan skenario balas dendam yang mungkin akan dia lakukan suatu hari nanti.

Siapa sangka, jika hari itu ternyata datang lebih cepat.

"Ada apa kamu mengajakku bertemu, Na?" tanya Dion, sepupu sekaligus rival Edward.

"Aku ingin menjual sahamku," jawab Nana. "Apa kamu tertarik untuk membelinya?"

Seketika, mata Dion jadi membulat sempurna. Dia yang semula tak bersemangat dengan pertemuan ini mendadak jadi berapi-api.

"Apa kamu sedang bercanda, Na?"

"Apa aku terlihat seperti sedang bercanda, Dion? Kalau kamu nggak mau, aku bisa menjualnya kepada orang lain." Nana menyeringai. Dan, itu membuat Dion semakin bersemangat.

"Tunggu!" tahan Dion saat Nana sudah berdiri dari kursinya.

"Kenapa lagi?" tanya Nana. "Aku malas buang-buang waktu, Dion."

"Duduk dulu!" pinta Dion. "Mari bicarakan lebih lanjut!"

Pria itu menyeringai sinis. Waktunya sudah datang.

1
Tia Saputri
sakit kan luh Edward sama kata²nya
mimief
salah sebut lagi thor🤣🤣🤦
mimief
maksudnya mau dijadikan pembantu gratis lagi ya
jgn harap laah
mimief
ya elah..baru cium kening
belum cium bibir kan
lah kemaren Silvia sama Edward di normalisasi
mah persahabatan kalian dr awal aneh si
rasain lah...apa aja di normalisasi kan
jadi ...ga usah jadi yg paling jadi korban lah
mimief
woi .beda istri beda rejeki
mang aura lu aja yg bawa sial
mimief
harusnya jangan sampe ngorbanin Ampe segitu nya juga na
tapi .kalau ga dramatis begitu
susah juga y ngeluarin mereka
malah jadi makin tuman
mimief
iyalah..Uler Uler berantas aja dr awal
jgn kasih celah
mimief
taik kucing
Lo kira siapa yg mau bertahan ,kita Sudah ngos-ngosan mengejar.. sedangkan dia sibuk mendorong kita
ahh
leganya.. walaupun 4 tahun
anggep aja buang sial
mimief
mang keluarga benalu
pantes bapak nya kesel bgt
mimief
udah kali pada . kesempatan udah beribu-ribu kali dia kasih.
4 tahun tu ga sebentar
Ampe dia sadar pas diantara hidup dan mati...
kita bisa liat seberapa orang perhatian nya
mimief
heran ya..para laki yg mode begini
sebenarnya apa yg Lo harepin si
menurut kalian mang kita patung marmer,yg diapain aja bakalan diem aja
ga punya hak untu sakit dan terluka
hadeeh
boleh ga si gw Jambak ginjal nya,🤣🤣🙄
mimief
ya..ketika Lo bawa Uler kedalem rumah
jangan kaget akhirnya ke gigit juga..
ngapain marah?
kan Elu yg mau
geblek
mimief
iya lah..dia udah suhu na
jadi tau🤣🤣
mimief
wah..mang ya kelebihan pelakor tu cuman ga tau diri sama ga tau malu
ada yg punya kaca gede ga sii
hadeeeh
Wulan Sari
Cerita nya menarik 👍 salam sehat selalu ya 💪❤️🙂🙏
Dedeh Dian
Bagus ternyata alur ceritanya... Makasih author
my+ng
/Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Bunda Iwar
Luar biasa
Ririn Nursisminingsih
kumpulan laki2 bodoh
Ririn Nursisminingsih
syukurin mkanya jadi laki jg bodih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!