Seruni, memiliki fisik yang tidak sempurna, karena cacat sejak lahir.
Sehingga kedua orang tuanya tidak menginginkan dirinya dan di minta untuk di bawa pergi sejauh mungkin.
Namun, meskipun terlahir cacat, Seruni memiliki bakat yang luar biasa, yang tidak semua orang miliki.
Karena bakatnya itu, ternyata membuat seorang CEO jatuh cinta kepadanya.
Bagaimana kisah selanjutnya? Penasaran? Baca yuk!
Cerita ini adalah fiktif dan tidak berniat untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19
Sementara Seruni merasa senang karena lukisannya di sukai oleh raja. Bahkan bayaran nya pun sudah di transfer langsung kepada Kosim.
Ya, semua keuangan Seruni di pegang oleh Kosim. Namun Kosim tidak mengambilnya sepeserpun.
Walau pun Seruni sudah berkali-kali mengatakan untuk memakai uang tersebut. Tapi Kosim masih belum banyak keperluan dan uangnya pun juga masih ada.
"Apa kalian ingin jalan-jalan?" tanya Ferry.
"Pulang saja deh, besok-besok baru jalan-jalan," jawab Seruni.
Ferry mengangguk, mungkin Seruni capek. Makanya tidak ingin jalan-jalan terlebih dahulu.
Saat di luar gedung, Seruni tidak sengaja melihat Saskia sedang meminta tolong. Karena dia sedang mempertahankan tasnya yang ingin di rampas oleh seseorang.
Sedangkan Farhan pamit ke toilet dan belum kembali. Terpaksa Saskia jalan duluan keluar gedung.
Seruni dengan cepat berlari tanpa menghiraukan apapun. Lalu dengan cepat menendang pria yang hendak merebut tas milik Saskia.
Ferry dan istrinya tercengang, begitu juga dengan Saskia. Saskia tidak menyangka jika Seruni seberani itu.
Pria yang di tendang Seruni pun terjatuh ke tanah. Kemudian Seruni hendak menendangnya lagi, namun pria itu segera bangkit dan kabur.
"Nyonya tidak apa-apa?" tanya Seruni.
"Tidak, aku baik-baik saja. Terima kasih Nak," jawab Saskia.
Pandangannya tidak lepas dari wajah Seruni. Kemudian Saskia mendekatinya dan langsung memeluknya.
"Terima kasih, Tante tidak menyangka kamu seberani itu," ucap Saskia lagi.
"Ada apa Ma?" tanya Farhan yang baru saja datang.
"Papa lama sekali, Mama hampir saja di jambret, beruntung ada Seruni yang menolong," jawab Saskia.
Sari, Kosim, Ferry dan istrinya juga anaknya pun mendekat. Mereka juga bertanya keadaan Saskia.
Saskia menjawab tidak apa-apa, beruntung orang itu tidak membawa senjata. Dan beruntung juga Saskia memegang erat tasnya itu.
"Sekali lagi terima kasih, jika tidak ada Seruni, mungkin aku sudah kehilangan tas ku," kata Saskia.
Saskia memberikan kartu namanya kepada Sari. Nomor telepon dan alamat rumahnya juga ada di situ.
Sari pun menerima kartu tersebut dan menyimpannya di dalam tas miliknya. Kemudian mereka pun pamit.
"Oh iya, kalian tinggal di mana?" tanya Saskia.
Kosim dan Sari memandang ke arah Ferry. Kemudian Ferry pun menyebutkan alamatnya. Saskia merasa senang, karena ternyata mereka tinggal tidak terlalu jauh dari tempat tinggal Saskia.
"Papa curiga gak?" tanya Saskia. Saat ini mereka sudah di dalam mobil.
"Katakan saja apa yang ingin mama katakan tadi?"
"Aku tanya papa, jika ada seseorang yang benar-benar, papa percaya jika itu hanya suatu kebetulan?"
"Mama ini, jangan bertele-tele kenapa?"
"Sebenarnya Seruni adalah anak kandung Sekar dan Ridwan," kata Saskia akhirnya.
Ckiit ... Farhan mengerem mobilnya secara mendadak. Saskia hampir saja terbentur dashboard mobil.
Saskia menggerutu karena Farhan mengerem secara tiba-tiba. Beruntung tidak terlalu laju. Dan beruntung juga tidak ada kendaraan lain yang dekat dengan mobil mereka.
"Apa mama bilang?" tanya Farhan memastikan.
"Papa belum tuli, kan? Sari sudah menceritakan semuanya. Aku tidak menyangka jika Sekar sejahat itu," jawab Saskia.
Farhan terdiam, sebenarnya dari awal dia sudah memperhatikan Seruni, memang banyak kemiripan dengan Sekar. Tapi karena takut salah, Farhan diam saja.
Saskia pun menceritakan apa yang di ceritakan Sari kepadanya. Dari awal kelahiran Seruni, sampai Sekar mengadopsi bayi di rumah sakit.
Sari tahu, karena dia dan Kosim melihat semuanya. Tapi Sari tetap menjaga rahasia itu.
"Lalu Anita itu ibu kandungnya sudah meninggal?" tanya Farhan, Saskia mengangguk mengiyakan.
"Kalau tahu seperti itu, lebih baik kita saja yang merawat Seruni," imbuh Farhan.
"Kalau tahu begitu, ceritanya tidak akan seperti ini Pa," kata Saskia.
Mobil terus melaju di jalanan menuju kediaman mereka. Mereka tidak tahu apa sudah terjadi kepada Anita di Indonesia?
Dan Saskia juga tidak tahu kalau Sekar dan Ridwan sudah kembali ke tanah air. Saskia pikir, mereka masih berada di negara ini.
"Kalau aku jadi Seruni, aku tidak ingin kembali kepada orang tua yang tidak menginginkan ku," kata Farhan.
"Kita lihat saja nanti lah Pa, tapi Seruni memiliki hati yang bersih, pantas saja Jovan menyukainya," ujar Saskia.
Akhirnya mereka pun tiba di rumah. Saskia dan Farhan langsung masuk ke dalam, Saskia ingin istirahat terlebih dahulu, dia tidak tahu kalau Jovan akan kemari.
Sementara Seruni dan yang lainnya juga sudah sampai di rumah, Ferry mengantar mereka hanya sampai pintu gerbang.
"Maaf pak Kosim, aku tidak bisa masuk ke dalam," kata Ferry.
"Oh tidak apa-apa, terima kasih banyak," ujar Kosim.
"Kakak!" Seruni menoleh karena di panggil oleh anaknya Ferry.
Kemudian anak itu memberikan sesuatu kepada Seruni, namun karena tidak dapat mengambilnya, Seruni di minta untuk lebih dekat.
Anak itu memakaikan kalung kepada Seruni. Kemudian ia tersenyum senang. Anaknya Ferry tidak terlalu fasih berbahasa Indonesia, walau pun kedua orang tuanya asli Indonesia.
"Terima kasih, ini sangat cantik," ucap Seruni.
"Tidak gratis loh," ucap Mira istrinya Ferry.
"Beberapa harganya?" tanya Seruni.
"Gak, bercanda aja kok, sebenarnya putriku itu ingin di buatkan lukisan kucing kesayangannya," jawab Mira.
"Oh ya, seperti apa kucingnya?" tanya Seruni.
Salsa mengeluarkan foto kucing persia kesayangannya, kucing putih yang cantik. Kucing itu terlihat gemuk dengan bulu yang lebat.
Sari segara mengambil foto tersebut dan menyimpannya. Kemudian Seruni mengatakan jika besok lukisannya sudah siap.
Salsa merasa sangat senang, Mira juga merasa senang. Putrinya jarang bergaul dengan orang asing, tapi dengan Seruni dia langsung suka.
"Kami pulang dulu, jika besok ingin jalan-jalan hubungi saja," kata Ferry pada Kosim.
Kosim pun mengangguk, kemudian Sari dan Kosim melambaikan tangannya setelah mobil Ferry mulai bergerak.
Sari melihat kalung di leher Seruni. Sari menyadari jika itu adalah kalung berlian yang harganya fantastis.
"Nak, ini kalung berlian asli, harganya pasti mahal," ungkap Sari.
"Apa iya Bu?" tanya Seruni.
Saat ini mereka sudah berada di ruang tamu. Jadi Sari bisa melihat dengan jelas kalung tersebut. Apalagi kalung itu berkilau saat terkena cahaya.
"Orang kaya bagi mereka itu tidak ada apa-apanya," kata Kosim.
"Benar juga," ujar Sari.
Sari meminta Seruni untuk beristirahat, namun Seruni malah ingin melukis. Kebetulan alat-alat lukis nya sudah di sediakan oleh Ferry atas permintaan Mr Thomas.
"Pak, kapan kita kembali ke tanah air?" tanya Sari.
"Mungkin minggu depan," jawab Kosim.
Sari tersenyum, mumpung masih berada di sini, dia ingin jalan-jalan sepuasnya. Tadinya Sari ingin pamer kepada tetangga julid nya, namun tidak jadi karena Kosim melarangnya untuk tidak pamer.
Sari pun menurut saja, jadi dia hanya akan berfoto sebagai tanda kenang-kenangan bahwa dia pernah ke negara ini.
09
2138
lanjut lagi kak up
semangat, sehat selalu /Heart//Heart//Heart/
yg cuma buat malu 😀😀😀
kehendak Tuhan, jngan kau i gkari, yg pasti ny kau yg akan hancur sekar/ridwan 😁😁😁