NovelToon NovelToon
KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Selingkuh / Mengubah Takdir / Keluarga / Penyesalan Suami / Chicklit
Popularitas:22.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Jalan berliku telah Nina lalui selama bertahun-tahun, semakin lama semakin terjal. Nyaris tak ada jalan untuk keluar dari belenggu yang menjerat tangan dan kakinya. Entah sampai kapan

Nina mencoba bersabar dan bertahan.
Tetapi sayangnya, kesabarannya tak berbuah manis.

Suami yang ditemani dari nol,
yang demi dia Nina rela meninggalkan keluarganya, suaminya itu tidak sanggup melewati segala uji.

Dengan alasan agar bisa melunasi hutang, sang suami memilih mencari kebahagiaannya sendiri. Berselingkuh dengan seorang janda yang bisa memberinya uang sekaligus kenikmatan.

Lalu apa yang bisa Nina lakukan untuk bertahan. Apakah dia harus merelakan perselingkuhan sang suami, agar dia bisa ikut menikmati uang milik janda itu? Ataukah memilih berpisah untuk tetap menjaga kewarasan dan harga dirinya?

ikuti kelanjutannya dalam

KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19

Beberapa hari berlalu, masih belum ada kemajuan. Laundry masih tetap sepi. Dan itu membuat Nina merasa resah. Tiba-tiba saja dia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Tidak mungkin usaha yang sebelumnya lumayan, mendadak sepi tanpa sebab.

"Mas, aku kok merasa aneh ya? Kok beberapa hari ini laundry sepi banget. Padahal sebelumnya ramai, bahkan sampai antri." Hari belum begitu larut, saat Nina dan suaminya masuk ke dalam kamar. Nina menceritakan kegelisahan nya.

Wito yang baru saja mengoleskan lotion anti nyamuk di kakinya, terdiam sejenak. "Mungkin memang lagi sepi aja kali, Dek. Kan ini menjelang musim panen, orang-orang pada sibuk di sawah."

“Justru karena musim panen harusnya lebih rame, Mas. Kan orang-orang pada repot di sawah, tidak sempat nyuci. Pulang sore pun sudah capek.” Nina menyampaikan asumsinya.

"Aku tadi pas ke toko besar yang ada di desa sebelah, aku kan ngelewatin tempat laundry juga, dan di sana rame kok Mas,” terang Nina.

“Sudah jangan terlalu dipikirkan. Yang namanya usaha ada pasang surutnya.” Wito mencoba menenangkan istrinya.

Nina merasa tak puas dengan jawaban Wito, tapi dia juga tak bisa berkata apa-apa lagi. Tapi dalam hati dia berjanji akan mencari tahu apa yang salah dengan laundry nya.

***

Keesokan harinya, Nina memutuskan untuk mendatangi Bu Sarni, tetangga yang sering menjadi langganan laundry di tempatnya, dan kebetulan rumahnya tak jauh darinya.

"Eh, Nina? Tumben main?" sapa Bu Sarmi.

"Emm, itu, sebenarnya, ada yang ingin aku tanya ke ibu,” ucap Nina .

“Ono opo to, Nin?” tanya Bu Sarni sambil mengerutkan kening.

“Gini, loh, Bu. Beberapa hari ini aku merasa kalau laundryku sepi? Apakah menurut Bu Sarni ada yang kurang dari pelayananku, Bu?" tanya Nina. “Kurang halus atau kurang bersih gitu, misalnya?”

Bu Sarni tersenyum, "Enggak kok Nin. Pelayanan kamu baik, hasilnya juga bagus. Aku merasa puas kok. Bapaknya anak-anak juga."

"Beneran seperti itu, Bu?”

“Iya, benar. Kalo aku gak puas, mana mungkin aku masih nyuci di tempat kamu sampai sekarang.”

“Iya ya Bu? Alhamdulillah kalau begitu,” ucap Nina.

"Memangnya kenapa, Nin?" tanya Bu Sarni penasaran.

“Sebenarnya gak ada apa-apa sih, Bu. Aku cuma heran aja, Bu. Sudah lebih seminggu ini laundry ku sepi. Takutnya ada sesuatu yang tidak pas, dan itu yang bikin pelanggan kabur.” Nina mengutarakan keresahannya.

Bu Sarni menepuk pundak Nina, "Kalo aku pribadi sih udah puas, Nin. Cuma, sebenarnya memang waktu aku ke pasar kemarin,.aku dengar sesuatu yang tidak enak. Tapi Kamu tenang saja, Nin. Orang yang sudah tahu kualitas Kamu, dia pasti akan tetap datang padamu.”

“Omongan apa Bu? Apa itu tentang laundry ku?” Nina sedikit terkejut mendengar ucapan Bu Sarni.

“Hanya omongan yang tidak penting menurutku. Sudah tidak usah pedulikan,” ucap Bu Sarni.

"Ya tidak bisa tidak peduli, Bu. Soalnya itu menyangkut kelangsungan usahaku. Kalo misalnya ada yang salah kan harus aku perbaiki, Bu?"

Mereka berbincang sebentar, tapi Bu Sarmi tetap tak mau buka mulut, dan akhirnya Nina pun pamit pulang.

Sambil mengantarkan Nina keluar, Bu Sarni berbisik, "Aku gak berani ngomong. Cobalah tanya ke Bu Asih. Dia juga tahu rumor yang sedang beredar di pasar.”

Nina mengangguk. Walaupun tidak mendapat jawaban, tapi Ia merasa sedikit lega karena mendapat dukungan dari Bu Sarni. Sambil mengingat pesan Bu Sarni, Nina bergegas menuju rumah Bu Asih.

***

Sesampainya di rumah Bu Asih, Nina menceritakan keluh kesahnya. Dan dia menanyakan sesuatu yang dimaksud oleh Bu Sarmi

"Oh, itu si Romlah, Nin. Dia pernah ngomong di pasar sama beberapa orang. Dia sering nyebarin gosip buruk tentang laundry Kamu.”

Nina tercengang mendengar jawaban Bu Asih. Ia tidak menyangka Romlah yang menyebarkan fitnah itu. "Astaghfirullah, kok dia tega berbuat seperti itu?"

Bu Asih menggeleng, "Entahlah, Nin. Mungkin masih dendam sama kamu. Kamu harus hati-hati, Nin. Jangan sampai kamu terpancing emosi Biarkan saja dia bicara apapun, yang penting, buktikan saja bahwa laundry kamu memang bagus. Jangan biarkan ucapan dia merusak mentalmu. Yang penting kamu tetap berusaha memberikan yang terbaik. Orang akan lebih percaya faktanya daripada katanya"

Nina mengangguk, dia paham dengan apa yang diucapkan oleh Bu Asih. Dalam hati dia bersyukur memiliki tetangga yang baik seperti Bu Asih. Bahkan meskipun tahu kalau Romlah sudah berbuat buruk, tapi Bu Asih malah menasehatinya, bukan menjadi kompor untuk berkonfrontasi dengan Romlah.

Nina pun pulang dengan suasana hati yang lebih tenang. Ia berjanji akan tetap teguh dan tak akan menyerah. Dia akan mematahkan rumor yang disebar oleh Romlah. Dia sadar, jalan menuju sukses tak selalu mudah, terkadang dipenuhi dengan rintangan dan cobaan. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh Romlah. Tapi ia percaya, selama ia tekun dan ikhlas bekerja, dan tak lupa meminta pertolongan pada Allah, pasti akan ada jalan keluar dari setiap masalah.

***

Wito pulang dari sawah, wajahnya tampak khawatir saat melihat Nina yang sedang melipat pakaian. Wajah istrinya tak lagi mendung seperti kemarin, tapi masih belum kembali seperti biasanya yang ceria dan penuh semangat.

Setelah selesai mandi, Wito mendekati istrinya, ikut duduk di sampingnya dan bertanya,.”Ada apa, Dek? Wajahmu terlihat lesu sekali."

Nina menoleh terkejut. Bagaimana bisa dia tak menyadari kedatangan suaminya. “Tidak ada apa-apa, Mas. Ya cuma ya gini, laundry sepi,” jawabnya.

"Yang sabar, ya, Dek. Nanti pasti ada waktunya usaha kamu berkembang." Wito mengusap pundak istrinya.

“Aku tadi ketemu Bu Asih sama Bu Sarmi, Mas," ucap Nina. "Dan mereka bilang ada yang menyebar gosip buruk tentang laundry kita.”

Wito tersentak dan mengernyit. “Memang siapa yang tega menyebarkan gosip itu, Dek. Itu kan menghancurkan usaha orang namanya.”

Nina yang fokus melipat pakaian, kembali menoleh ke arah suaminya. “Memangnya kamu akan percaya kalau aku bilang siapa orangnya?” tanya Nina.

“Aku percaya. Aku pasti percaya sama kamu. Kamu gak mungkin bohong.” Wito menatap Nina menunggu jawaban.

“Mantan selingkuhanmu, Mas. Si janda bolong.”

Wito menelan ludahnya kasar. Sampai kapanpun kesalahan itu akan tetap terungkit.

Wito menarik istrinya ke dalam pelukan. “Maafkan aku, Dek. Aku tidak menyangka kesalahan kecilku itu akan berdampak pada kehidupan kita selanjutnya.”

Nina melepaskan diri dari pelukan saat mendengar ucapan Wito. “Kesalahan kecil kamu bilang, Mas?” Nina menatap Wito tajam, kemarahannya kembali muncul.

“Kamu berselingkuh, dan kamu bilang itu kesalahan kecil. Perselingkuhan itu sesuatu yang fatal, Mas!”

“Iya, Dek. Iya, maaf. Aku salah.” Wito meraih tangan istrinya dan menggenggamnya. “Maafkan aku ya. Aku janji itu tak akan terulang,” ucap Wito.

“Dan soal laundry ini, jangan khawatir, Dek. Ayo Kita akan atasi ini bersama. Kita tidak boleh menyerah.”

“Apa yang bisa kita lakukan sekarang?” Nina menatap suaminya, mencoba memberikan kepercayaan. Mungkin saja suaminya punya ide.

“Bagaimana kalau untuk langkah awal, Kita buat brosur kecil-kecilan, Dek. Kita tulis jenis-jenis layanan kita, harga yang terjangkau, terus kita berikan alamat dan nomor telepon kita. Kita bagikan ke tetangga desa sebelah?” Wito memberikan usulan.

“Boleh juga, Aku setuju.” Nina takjub dengan ide suaminya. Kenapa dia tidak terpikir akan hal itu sebelumnya?

Wito pun segera mengambil selembar kertas dan pulpen. Dia menulis informasi apa saja terkait laundry mereka. “Kalau cuci komplit dengan setrika, berapa perkilonya, Dek.”

“Cuci komplit setrika, Rp 7000. Cuci lipat saja gak pake setrika,,,, bla bla bla,,, bla bla bla,,,,” Nina memberikan semua keterangan yang dibutuhkan oleh Wito untuk membuat brosur, Dan Wito mencatat apapun yang disampaikan oleh Nina.

“Aku pergi ke percetakan dulu, Dek. Mumpung hari belum gelap. Untuk sementara kita cetak 100 lembar saja ya?” tanya Wito yang sudah berdiri setelah melipat kertas dan memasukkan ke dalam saku bajunya.

“Nanti saja sekalian habis Maghrib, Mas. Toh tempat percetakan itu buka sampai jam sepuluh malam,” sahut Nina. “Sekarang lebih baik kamu istirahat dulu. Kamu kan baru pulang dari sawah.”

1
〈⎳ Moms TZ
diihhh...jangan sampai pinjam duit wedok sm kamu...
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: Alhamdulillah dah revisi semua. tencuu/Kiss//Kiss//Kiss/
total 1 replies
〈⎳ Moms TZ
ya mungkin saja to, eong mereka itu ulet dan tekun tak termakan gosip kamu, coba klo dibalik ada yg menyebar fitnah di tokomu, enak gak tuh
〈⎳ Moms TZ
lalo???
〈⎳ Moms TZ
jadi ingat anakku waktu kecil, klo badannya panas dibeliin sate langsung sembuh... /Whimper//Cry/
〈⎳ Moms TZ
vangku apaan, bangku kali ini mah /Facepalm/
〈⎳ Moms TZ
maksudnya "kalau" mungkin bukan kau
〈⎳ Moms TZ
gue pegang janji lo wit
〈⎳ Moms TZ
selingkuh itu dosa besar, kamu bilang kesalahan kecil? macam mana pula sih, wit???
〈⎳ Moms TZ
ini tanda petik di akhir kaliamatnya mana jeng?
〈⎳ Moms TZ
gud..../Good/
〈⎳ Moms TZ
aka...woi n, lo nyangkut di mana? /Facepalm/

katanya kali ya Mi?
〈⎳ Moms TZ
hak??? duh keyboard selalu saja berkhianat /Facepalm/
〈⎳ Moms TZ
itu karena ulah mantan selingkuhan suamimu yg iri dengki melihatmu maju,
〈⎳ Moms TZ
ya emang bener juga sih katamu wit
〈⎳ Moms TZ
nah benar kan???
〈⎳ Moms TZ
justru karena pada sibuk di sawah itu, seharusnya rame. kan mereka tidak sempat nyuci jadi biasanya memilih nyuruh nina yg nyuciin...seharusnya kan begitu
FT. Zira
dihh boong/Smug//Smug/
FT. Zira
suami ma makanan beda kali😮‍💨😮‍💨😮‍💨
FT. Zira
berarti mami gini juga klo cucian numpuk/Facepalm//Facepalm/
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: humm iya lah, /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
FT. Zira
mantili ada juga gak/Facepalm//Facepalm/
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: nanti tak hadirkan mantili yoo/Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!