NovelToon NovelToon
Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:16.5k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Remaja01

Daniel Van Houten, mafia berdarah dingin itu tak pernah menyangka dirinya di vonis impoten oleh dokter. Meski demkian Daniel tidak berputus asa, setiap hari ia selalu menyuruh orang mencari gadis per@wan agar bisa memancing perkututnya yang telah mati. Hingga pada suatu malam, usahanya membuahkan hasil. Seorang gadis manis berlesung pipi berhasil membangunkan p3rkurutnya. Namun karna sikap tempramental dan arogannya membuat si gadis katakutan dan memutuskan melarikan diri. Setelah 4 tahun berlalu, Daniel kembali bertemu gadis itu. Tapi siapa sangka, gadis itu telah memiliki tiga anak yang lucu-lucu dan pemberani seperti dirinya.
____


"Unda angan atut, olang dahat na udah tami ucil, iya tan Ajam?" Azkia

"Iya, tadi Ajam udah anggil pak uci uat angkap olang dahat na." Azam

"Talau olang dahatnya atang agi. Tami atan ucil meleka." Azura.

_____

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 Sabar sabar sabar

"Yang pertama. Aku juga harus tinggal di sini, karna anak-anakku membutuhkanku-"

"Mereka anak-anakku! Jangan pernah lagi katakan mereka anak-anak kau!" sanggah Daniel dengan mata melotot tajam pada Udin.

Udin malah cekikikan sambil menutup mulut dengan kedua tangan. "Terus, aku harus menyebut mereka apa? Anak-anakmu?"

Daniel berbalik badan menyembunyikan wajahnya dari pria itu. "Iya, karna mereka memang anak-anakku!"

Udin mengerucutkan bibir. Terserahmu, yang penting aku juga harus tinggal di sini bersama anak-anakmu," ucap Udin final.

Daniel kembali berbalik badan menatap Udin. "Fine, sekarang ajaklah mereka masuk."

"Maksudmu, mereka sudah ada di sini?" Udin mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Ayang dan anak-anaknya.

"Mereka ada di luar!" jawab Daniel ketus seperti jijik bicara dengan  pria gemulai itu.

Udin melihat jam di pergelangan tangan. "Iiiih, Ayah macam apa kamu, tega membiarkan anak-anak diluar. Kamu tahu gak, ini sudah jam tidur mereka? Jadi ayah kok gak becus," omel Udin. "Sekarang dimana mereka? Bawa aku kesana."

Rahang Daniel mengeras mendengar pria gemulai itu berani memakinya. Jika bukan karna anak-anak, sudah dilemparnya pria itu ke benua Antartika.

"Tunggu apa lagi? Cepat bawa aku kesana."

Daniel menghela nafas dalam, kesabarannya benar-benar di uji pria gemulai itu. "Antarkan makhluk jadi-jadian ini ke tempat anak-anakku," perintah Daniel pada anak buahnya.

.

.

.

"Pipi!" Azkia histeris melihat Udin berjalan ke arah mereka, Ayang dan Azura pun ikut menoleh ke samping.

"Ya Gusti! Anak-anak Papi, pasti kalian sudah ngantuk ya? Maafkan Papi ya." Udin menggendong Azkia yang sudah berdiri di ambang pintu mobil.

"Pipi dali mana? Tadi ada olang dahat, malahin Unda," adu Azkia.

"Mana orang jahatnya, biar Papi hajar," sahut Udin. Matanya memperhatikan Azam yang telah terlelap di pangkuan Ayang. "Aya, ayo turun."

Ayang menggeleng, tetap dengan pendiriannya tidak akan menginjakkan kaki di rumah itu.

"Aya, kita gak ada pilihan lain. Paling engga untuk saat ini aku juga di bolehkan tinggal di sini. Percaya sama aku, aku gak akan meninggalkan kalian. Ayo turun, nanti aku ceritain di dalam. Kasihan anak-anak mereka pasti udah ngantuk banget."

Akhirnya Ayang mau juga turun dari mobil. Udin menggendong Azkia dan Azura, sedang Ayang menggendong Azam yang telah terlalap. Mereka berjalan beriringan masuk kedalam hunian mewah itu.

Andai bisa memilih, Ayang akan memilih tunggal di rumah kontrakan yang kecil di bandingkan harus tinggal satu rumah dengan iblis yang telah merebut kesuciannya.

Di dalam mension, mereka di sambut oleh Susi.

"Mari Nona, saya antarkan ke kamar," ajak Susi ramah sebelum berjalan hendak menaiki tangga menuju lantai dua.

Ayang menggeleng, kedua kakinya enggan untuk melangkah mengikuti pelayan itu. Bayangan kelam saat pertama kali berada di tempat ini berputar di kepala.

"Eh, kamu gak lihat kami bawa anak kecil, mereka sedang aktif bergerak, nanti kalau mereka jatuh dari atas tangga bagaimana? Kamu mau tanggung jawab kalau mereka kenapa-napa?" omel Udin pada Susi yang akan menaiki tangga.

"Tapi, ini perintah Tuan. Kata Tuan, Nona harus tidur di kamarnya."

"Dasar orang gila! Suami bukan, malah mau tidur satu kamar!" Udin menggerutu pelan. "Panggil Tuanmu suruh kesini!"

"Aku disini, kau mau apa?" Suara bariton Daniel dari atas tangga menggema di ruangan.

"Pipi, itu olang jahatnya!" Azkia menunjuk Daniel yang sedang berjalan menuruni anak tangga.

"Unda dangan atut, kan ada Pipi di cini," ucap Azura. Bocah itu tahu saat ini bundanya begitu ketakutan.

"Eh, kamu jangan gila. Ini sudah malam, anak-anakku butuh istrahat!" seru Udin lantang.

Masih diatas tangga Daniel menghentikan langkah, matanya hanya tertuju pada Ayang. "Siapa yang bercanda?" tanyanya dingin.

"Sadar woi! Kamu itu gak ada hubungan apa-apa dengan Ayang. Suami bukan, saudara bukan. Haram tau! Lagian kamu itu bisa mikir gak sih? Boro-boro Ayang mau tidur denganmu. Melihat kamu saja dianya ketakutan seperti melihat setan," omel Udin.

"Bukankah dia Ibu anak-anakku? So? Apa salahnya dia tidur denganku," balas Daniel santai.

"Dasar gila!" umpat Udin pelan.

"Jaga mulut kau manusia jadi-jadian!"

"Nyatanya kamu itu memang gila! Sudahlah cepat tunjukkan kamar kami, malas aku berdebat dengan orang sepertimu!" sengit Udin.

Emosi Daniel mulai tersulut. Detik kemudian ia berjalan cepat mendekati Udin. Darah di kepalanya benar-benar mendidih mendengar kata-kata Udin yang berani mengumpatnya.

"Pelgi cana olang dahat! Dangan ganggu Pipi tami!"

Lagi-lagi Daniel menghela nafas dalam-dalam. Ia berusaha menahan amarahnya karna dua bocah yang di gendong Udin ikutan mengamuk. Tanpa di suruh, ia kembali berjalan menaiki tangga. "Bawa mereka ke kamar tamu," titahnya tanpa menghentikan.

"Hei! Tunggu!" Udin memanggil Daniel yang sudah berada di tengah-tengah tangga. "Anak-anakku tidak akan bisa tidur sebelum minum susu. Tadi aku mau membeli, malah aku kamu bawa kesini."

Lagi-lagi Daniel menghela nafas dalam-dalam hingga dadanya membusung. "Berhenti kau mengatakan mereka anak-anak kau!" Suara Daniel menggema di ruangan itu.

Udin malah cengengesan, tak ada tampak takut pada pria berparas campuran eropa itu. "Baiklah, anak-anakmu belum minum susu. Cepat kamu belikan susu buat mereka," ucap Udin dengan suara mendayu-dayu.

Emosi Daniel semakin naik, dadanya naik turun sangat cepat. Ini kali pertama ada orang yang berani menyuruhnya. Padahal selama ini, sedikit saja tersinggung, maka timah panas akan bersarang di kepala orang itu. Itulah watak asli Daniel Van Houten, jarang bicara. Namun sekali bicara maka semua yang mendengar akan menunduk takut.

"Tunggu apa lagi. Cepat belikan susu untuk anak-anakmu!"

Helaan nafas Daniel bertambah cepat, dadanya semakin membusung dan mengempis lagi seirama dengan hembusan dan tarikan nafasnya. Lalu, ponsel di keluarkan dan menelpon seseorang.

"Apa kamu tahu, merk susu yang biasa mereka minum?" Udin kembali bersuara setelah Daniel memasukkan ponsel ke saku.

Daniel kembali mengeluarkan ponsel, menelpon lagi anak buahnya agar membeli semua merk susu untuk usia anak tiga tahun.

"Sudahlah, dimana kamar kami, anak-anak kamu sudah mengantuk, jangan bercanda lagi."

"Kamar kami? Apa maksud kau?" tanya Daniel dengan kening yang berkerut kuat.

"Ya, kamar kami. Kamar aku, Ayang dan anak-anak."

Mata Daniel semakin memicing mendengar jawaban Udin.

"Hehehe, maksud aku, kamar aku dan kamar Ayang."

"Kamar kau di sebelah sana! Dan kamar Anak-anak dan Ibunya disana!" Daniel menunjuk pintu kamar yang letaknya saling berjauhan.

Udin melihat ke arah pintu kamar yang saling berjauhan. Padahal di sebelah kamar Ayang ia melihat ada kamar lain. "Kenapa kamu malah menempatkan aku di ujung sana! Kan disebelah kamar Ayang ada kamar lain."

"Kau jangan banyak protes! Ikuti saja, atau kau tidur di luar!"

"Bagaimana aku gak protes di sebelah sana masih banyak kamar, kenapa kamu menempatkan aku kamar di ujung sana!" Udin semakin nyolot, tak terima kamar untuknya di pisahkan terlalu jauh dari kamar Ayang.

"Susi, bawa mereka ke kamar masing-masing" ucap Daniel sebelum menaiki puncak tangga.

"Iiiih, kamu jangan gitulah, aku gak mau tidur di kamar itu!" gerutu Udin. Ia masih belum menerima keputusan Daniel. Namun teriakannya itu tidaklah di pedulikan Daniel, pria itu terus melangkah tanpa bicara sepatah kata.

"Mari saya antar Nona." Susi mengajak Ayang menuju kamar yang di tunjuk Daniel.

"Dasar orang gila!" umpat Udin pelan.

"Ayo, Aya."

Meski masih kesal, Udin terpaksa mengajak Ayang, mengikuti Susi yang telah membuka pintu kamar yang di tunjuk Daniel tadi.

"Pi, Akak antuk, awu obok, kita uyang yuk," ucap Azura.

"Adik, Kakak, malam ini kita bobok di sini ya," bujuk Udin.

"Kok ita obok cini. Ini kan umah olang dahat." Azkia menyela.

Udin berjongkok menurunkan Azkia dan Azura dari gendongan. "Gak Sayang, om itu bukan orang jahat. Om itu teman Papi. Mulai malam ini kita akan tinggal disini."

"Kok kita tinggal di sini, Pi?"

Udin tak tahu lagi harus menjawab apa. Ia berdiri lalu berjalan melihat-lihat isi di dalam kamar yang akan di tempati Ayang dan anak-anak.

"Lihat, kamarnya besarkan? Ada boneka juga, nanti Kakak dan Adik bisa main sepuasnya di sini."

1
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya
Iqlima Al Jazira
crazy up donk thor
Sasa Sasa: Oke kak, di usahakan
total 1 replies
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
Sasa Sasa: Oke kak, di usahakan ya?
total 1 replies
Mazree Gati
tendang aja kontolnya danil biar impoten beneran anjing
Sasa Sasa: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Sumiyati oo
ihhh si daniel bukanya baik baikin trio cedal dan si udin malah berulah

yg ada ayang tambah stres dan membenci danil
lanjut kak/Drool/
Iqlima Al Jazira
jangan terlalu sadis thor.
hadirkan kebahagiaan untuk ayang
Sasa Sasa: Tenang aja kak, nanti si tuan imootennya kita bikin mengemis simpati pada Ayang.
total 1 replies
Sweet Girl
Dani kah...?
Sweet Girl
Menyusu badan, maksudnya nyusu ASi ya Tor...???
sudah 3 THN kok masih asih Tor...?
Sasa Sasa: Hooh kak
total 1 replies
Sweet Girl
Pasti Bu Hajjah Rodiah yg sudah menghapus.
Sweet Girl
Hebat aeeee si Udin...
Sweet Girl
Istri Pak Bambang maksudnya Bu Parida ...
Sweet Girl
Apa yaaa🤔kira kira idenya Bu Hajjah Rodiah...?
Sweet Girl
Maksudnya gimana Bu Hajjah Rodiah...?
Ayahnya Ayang ada sangkut sama si Daniel?
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru
Iqlima Al Jazira
akhirnya trio cadel muncul.
vote untuk mu thor
Sasa Sasa: Makasih kak🥰
total 1 replies
baca is my me time
kasian si biskuit regal
Sasa Sasa
lah , kok Batak?
Sweet Girl
Hamil nie si Ayang embeb.
Sweet Girl
bener orang Batak nie.... Daniel...
Sasa Sasa: kok Batak?
total 1 replies
Sweet Girl
Gara gara Elu juga kali Dan...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!