NovelToon NovelToon
Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Anak Kembar / Disfungsi Ereksi
Popularitas:792.7k
Nilai: 4.7
Nama Author: Pena Remaja01

Daniel Van Houten—seorang mafia berdarah dingin, kejam, dan disegani. Tak pernah membayangkan akan menerima vonis memalukan dari dokter: ia didiagnosis impoten. Tapi Daniel bukan pria yang mudah menyerah. Diam-diam, ia mengirim orang kepercayaannya untuk mencari gadis polos nan perawan, dengan harapan bisa menghidupkan kembali gairah yang lama padam.

Sampai pada suatu malam, harapannya terjawab. Seorang gadis berlesung pipi, polos dan menawan, berhasil membangkitkan sisi pria yang sempat hilang dalam dirinya. Namun karena sikap arogan dan tempramental Daniel, gadis itu justru ketakutan dan melarikan diri tanpa jejak.

Empat tahun berlalu, takdir mempertemukan mereka kembali. Tapi kali ini, gadis itu tak datang sendiri—ia membawa tiga anak kecil yang menggemaskan, penuh keberanian, dan... sangat mirip dengan Daniel.

---------

"Unda angan atut, olang dahat na udah tami ucil, iya tan Ajam?" – Azkia "Iya, tadi Ajam udah anggil pak uci uat angkap olang dahat na." – Azam "Talau olang d

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 Sabar sabar sabar

"Yang pertama. Aku juga harus tinggal di sini, karna anak-anakku membutuhkanku-"

"Mereka anak-anakku! Jangan pernah lagi katakan mereka anak-anak kau!" sanggah Daniel dengan mata melotot tajam pada Udin.

Udin malah cekikikan sambil menutup mulut dengan kedua tangan. "Terus, aku harus menyebut mereka apa? Anak-anakmu?"

Daniel berbalik badan menyembunyikan wajahnya dari pria itu. "Iya, karna mereka memang anak-anakku!"

Udin mengerucutkan bibir. Terserahmu, yang penting aku juga harus tinggal di sini bersama anak-anakmu," ucap Udin final.

Daniel kembali berbalik badan menatap Udin. "Fine, sekarang ajaklah mereka masuk."

"Maksudmu, mereka sudah ada di sini?" Udin mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Ayang dan anak-anaknya.

"Mereka ada di luar!" jawab Daniel ketus seperti jijik bicara dengan  pria gemulai itu.

Udin melihat jam di pergelangan tangan. "Iiiih, Ayah macam apa kamu, tega membiarkan anak-anak diluar. Kamu tahu gak, ini sudah jam tidur mereka? Jadi ayah kok gak becus," omel Udin. "Sekarang dimana mereka? Bawa aku kesana."

Rahang Daniel mengeras mendengar pria gemulai itu berani memakinya. Jika bukan karna anak-anak, sudah dilemparnya pria itu ke benua Antartika.

"Tunggu apa lagi? Cepat bawa aku kesana."

Daniel menghela nafas dalam, kesabarannya benar-benar di uji pria gemulai itu. "Antarkan makhluk jadi-jadian ini ke tempat anak-anakku," perintah Daniel pada anak buahnya.

.

.

.

"Pipi!" Azkia histeris melihat Udin berjalan ke arah mereka, Ayang dan Azura pun ikut menoleh ke samping.

"Ya Gusti! Anak-anak Papi, pasti kalian sudah ngantuk ya? Maafkan Papi ya." Udin menggendong Azkia yang sudah berdiri di ambang pintu mobil.

"Pipi dali mana? Tadi ada olang dahat, malahin Unda," adu Azkia.

"Mana orang jahatnya, biar Papi hajar," sahut Udin. Matanya memperhatikan Azam yang telah terlelap di pangkuan Ayang. "Aya, ayo turun."

Ayang menggeleng, tetap dengan pendiriannya tidak akan menginjakkan kaki di rumah itu.

"Aya, kita gak ada pilihan lain. Paling engga untuk saat ini aku juga di bolehkan tinggal di sini. Percaya sama aku, aku gak akan meninggalkan kalian. Ayo turun, nanti aku ceritain di dalam. Kasihan anak-anak mereka pasti udah ngantuk banget."

Akhirnya Ayang mau juga turun dari mobil. Udin menggendong Azkia dan Azura, sedang Ayang menggendong Azam yang telah terlalap. Mereka berjalan beriringan masuk kedalam hunian mewah itu.

Andai bisa memilih, Ayang akan memilih tunggal di rumah kontrakan yang kecil di bandingkan harus tinggal satu rumah dengan iblis yang telah merebut kesuciannya.

Di dalam mension, mereka di sambut oleh Susi.

"Mari Nona, saya antarkan ke kamar," ajak Susi ramah sebelum berjalan hendak menaiki tangga menuju lantai dua.

Ayang menggeleng, kedua kakinya enggan untuk melangkah mengikuti pelayan itu. Bayangan kelam saat pertama kali berada di tempat ini berputar di kepala.

"Eh, kamu gak lihat kami bawa anak kecil, mereka sedang aktif bergerak, nanti kalau mereka jatuh dari atas tangga bagaimana? Kamu mau tanggung jawab kalau mereka kenapa-napa?" omel Udin pada Susi yang akan menaiki tangga.

"Tapi, ini perintah Tuan. Kata Tuan, Nona harus tidur di kamarnya."

"Dasar orang gila! Suami bukan, malah mau tidur satu kamar!" Udin menggerutu pelan. "Panggil Tuanmu suruh kesini!"

"Aku disini, kau mau apa?" Suara bariton Daniel dari atas tangga menggema di ruangan.

"Pipi, itu olang jahatnya!" Azkia menunjuk Daniel yang sedang berjalan menuruni anak tangga.

"Unda dangan atut, kan ada Pipi di cini," ucap Azura. Bocah itu tahu saat ini bundanya begitu ketakutan.

"Eh, kamu jangan gila. Ini sudah malam, anak-anakku butuh istrahat!" seru Udin lantang.

Masih diatas tangga Daniel menghentikan langkah, matanya hanya tertuju pada Ayang. "Siapa yang bercanda?" tanyanya dingin.

"Sadar woi! Kamu itu gak ada hubungan apa-apa dengan Ayang. Suami bukan, saudara bukan. Haram tau! Lagian kamu itu bisa mikir gak sih? Boro-boro Ayang mau tidur denganmu. Melihat kamu saja dianya ketakutan seperti melihat setan," omel Udin.

"Bukankah dia Ibu anak-anakku? So? Apa salahnya dia tidur denganku," balas Daniel santai.

"Dasar gila!" umpat Udin pelan.

"Jaga mulut kau manusia jadi-jadian!"

"Nyatanya kamu itu memang gila! Sudahlah cepat tunjukkan kamar kami, malas aku berdebat dengan orang sepertimu!" sengit Udin.

Emosi Daniel mulai tersulut. Detik kemudian ia berjalan cepat mendekati Udin. Darah di kepalanya benar-benar mendidih mendengar kata-kata Udin yang berani mengumpatnya.

"Pelgi cana olang dahat! Dangan ganggu Pipi tami!"

Lagi-lagi Daniel menghela nafas dalam-dalam. Ia berusaha menahan amarahnya karna dua bocah yang di gendong Udin ikutan mengamuk. Tanpa di suruh, ia kembali berjalan menaiki tangga. "Bawa mereka ke kamar tamu," titahnya tanpa menghentikan.

"Hei! Tunggu!" Udin memanggil Daniel yang sudah berada di tengah-tengah tangga. "Anak-anakku tidak akan bisa tidur sebelum minum susu. Tadi aku mau membeli, malah aku kamu bawa kesini."

Lagi-lagi Daniel menghela nafas dalam-dalam hingga dadanya membusung. "Berhenti kau mengatakan mereka anak-anak kau!" Suara Daniel menggema di ruangan itu.

Udin malah cengengesan, tak ada tampak takut pada pria berparas campuran eropa itu. "Baiklah, anak-anakmu belum minum susu. Cepat kamu belikan susu buat mereka," ucap Udin dengan suara mendayu-dayu.

Emosi Daniel semakin naik, dadanya naik turun sangat cepat. Ini kali pertama ada orang yang berani menyuruhnya. Padahal selama ini, sedikit saja tersinggung, maka timah panas akan bersarang di kepala orang itu. Itulah watak asli Daniel Van Houten, jarang bicara. Namun sekali bicara maka semua yang mendengar akan menunduk takut.

"Tunggu apa lagi. Cepat belikan susu untuk anak-anakmu!"

Helaan nafas Daniel bertambah cepat, dadanya semakin membusung dan mengempis lagi seirama dengan hembusan dan tarikan nafasnya. Lalu, ponsel di keluarkan dan menelpon seseorang.

"Apa kamu tahu, merk susu yang biasa mereka minum?" Udin kembali bersuara setelah Daniel memasukkan ponsel ke saku.

Daniel kembali mengeluarkan ponsel, menelpon lagi anak buahnya agar membeli semua merk susu untuk usia anak tiga tahun.

"Sudahlah, dimana kamar kami, anak-anak kamu sudah mengantuk, jangan bercanda lagi."

"Kamar kami? Apa maksud kau?" tanya Daniel dengan kening yang berkerut kuat.

"Ya, kamar kami. Kamar aku, Ayang dan anak-anak."

Mata Daniel semakin memicing mendengar jawaban Udin.

"Hehehe, maksud aku, kamar aku dan kamar Ayang."

"Kamar kau di sebelah sana! Dan kamar Anak-anak dan Ibunya disana!" Daniel menunjuk pintu kamar yang letaknya saling berjauhan.

Udin melihat ke arah pintu kamar yang saling berjauhan. Padahal di sebelah kamar Ayang ia melihat ada kamar lain. "Kenapa kamu malah menempatkan aku di ujung sana! Kan disebelah kamar Ayang ada kamar lain."

"Kau jangan banyak protes! Ikuti saja, atau kau tidur di luar!"

"Bagaimana aku gak protes di sebelah sana masih banyak kamar, kenapa kamu menempatkan aku kamar di ujung sana!" Udin semakin nyolot, tak terima kamar untuknya di pisahkan terlalu jauh dari kamar Ayang.

"Susi, bawa mereka ke kamar masing-masing" ucap Daniel sebelum menaiki puncak tangga.

"Iiiih, kamu jangan gitulah, aku gak mau tidur di kamar itu!" gerutu Udin. Ia masih belum menerima keputusan Daniel. Namun teriakannya itu tidaklah di pedulikan Daniel, pria itu terus melangkah tanpa bicara sepatah kata.

"Mari saya antar Nona." Susi mengajak Ayang menuju kamar yang di tunjuk Daniel.

"Dasar orang gila!" umpat Udin pelan.

"Ayo, Aya."

Meski masih kesal, Udin terpaksa mengajak Ayang, mengikuti Susi yang telah membuka pintu kamar yang di tunjuk Daniel tadi.

"Pi, Akak antuk, awu obok, kita uyang yuk," ucap Azura.

"Adik, Kakak, malam ini kita bobok di sini ya," bujuk Udin.

"Kok ita obok cini. Ini kan umah olang dahat." Azkia menyela.

Udin berjongkok menurunkan Azkia dan Azura dari gendongan. "Gak Sayang, om itu bukan orang jahat. Om itu teman Papi. Mulai malam ini kita akan tinggal disini."

"Kok kita tinggal di cini, Pi?"

Udin tak tahu lagi harus menjawab apa. Ia berdiri lalu berjalan melihat-lihat isi di dalam kamar yang akan di tempati Ayang dan anak-anak.

"Lihat, kamarnya besarkan? Ada boneka juga, nanti Kakak dan Adik bisa main sepuasnya di sini."

1
Resyaaro
yahh...udah mau tamat ajaa...padahal masih seru cerita bundanya si kembar. Yaudah deh gpp...yang penting seru ya thor cerita selanjutnya
Nor Azlin
karisma mafia nya udah hilang mbak kerana di ambil sama Ayang yang super bawel & keras kepala yah😂😂😂😁😁😁 kerana keras kepalanya itu membuat dia mudah percaya pada orang yang tidsk di kenali nya sampai2 dia di culik orang yah ...terlslu percaya diri sudsh di bagi amaran sama anak nya si Azam malah ngotot mau bantu orang ...bantu tu bantu tspi denhan cara lain kan bisa lagian kan ada anak2 nya yang mau pulang dari sekolah kan mereka belum makan siang tau2 ajalah ini tidak mikir msu bantu orang dulu mengabaikan anak2 yang masih kecil untuk membantu orang malah tempat nya jauh lagi bego amat jadi ibu ...sudahcanak 5 aja madih ke anak2kan tidak matang harus nya dia lebih berhati2 yah bukan sekali dua mereka di teror yah masih aja tidak peka ...si Daniel juga tidak terus terang aja pada si Ayang kenapa tidak mau anak2 nya bersekolah ketana apa itu juga tidak dibagi tau itu juga masalah terbesar diri nya sebagai mantan mafia yah ...walau pun mantan mafia tapi itu engak bisa luntur kan begitu aja kerana mafia tetsp berjiwa mafia walaupun udah mundur dari clan mafia nya tapi kewibawan itu masih tetam ada lho...lali ini aku lihat mantan mafia nya langsung tidak berdaya begitu aja yah ...semoga Bastian bisa menyelamatkan mereka deh ...lanjutkan thor
Cicih Sophiana
tapi kasian dong Dani nya... pasti di siksa anak buah si Daniel
Nuri 73749473729
lanjut
Nana Meidian
seneng deh liat ayang akur sama bng Tian. gimana ya Daniel posesif GK trhadap ayang yg dket KK nya 🤣🤣jgn cmburu ya Daniel. kn bng Tian jg KK nya ayang
partini
ok di tunggu,,lihat dari visual nya mengsedihhhh , nyesek bikin esmosi up and down
biar buta tapi karakter jangn yg lemah bisa ngelus dada nangis doang Thor ,,itu bikin gumussss
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
apa akhir dari bambang, alexander juga bakalan digantung??
Boby The Blind Massage Entertaiment AND Freelance (BOBY_freelance)
sebelum ditutup untuk kisah ini, flashback dong penyelamatan tian kepada Ayang dan kedua anaknya. itu kayaknyaseru menegangkan dan heroik.
Sasa Sasa: Apalagi, ada tokoh anak di bawah umur kan?
Sasa Sasa: Kalau di lanjut, adegannya sadis kak. Takut nggak lolos revisi
total 2 replies
Cicih Sophiana
thor aq takut sendirian nih 😁
Cicih Sophiana
Dani suruh tuh si Daniel nikahin Ayang... kasian anak nya jg
Cicih Sophiana
hadeh Ayang Ayang kasian kamu...😢😢 kamu cantik tapi kamu gak bisa ngomong.... seperti nya kamu jg mulai hamil
Cicih Sophiana
luh yg jual ade luh abang yg gak punya akhlak...
Cicih Sophiana
jgn pura pura bodoh Daniel... kamu membuat Ayang trauma dan ketakutan melihat tampang jelek kamu
Cicih Sophiana
jahat banget si luh... butuh tapi jahat
Cicih Sophiana
yah klo sdh begitu gimana lg Ayang... tinggal kamu ambil hati nya Daniel biar dia menyayangi kamu... dan menikahi kamu pasti dia akan setuju
Cicih Sophiana
Daniel menemukan pemuas nafsu nya... ya gak mungkinlah melepaskan nya begitu aja
Cicih Sophiana
bilang Ayang nikahi dulu baru mau apapun yg di lakukan...
Cicih Sophiana
wah serem punya suami seperti itu
Boby The Blind Massage Entertaiment AND Freelance (BOBY_freelance)
dasar Daniel suka sekali menyetop cerita orang. Coba bikin thor untuk kisah selengkapnya di bagian terpisah. Kayaknya seru deh.
ardiana dili
semangat kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!