Belenggu Cinta Pria Beristri

"Mas, sakittt!!" Hazelle terpekik saat rudal berurat milik Kaivan mencoba membobol pertahanan milik Hazelle.

"Arrrrggghhhhttt!!"

Setelah beberapa kali melakukan percobaan akhirnya Kaivan berhasil memasukkan miliknya dengan sempurna.

Kaivan mengerang nikmat saat merasakan anaconda miliknya dijepit milik Hazelle yang masih sangat sempit. Tentu saja itu karena pengalaman yang pertama untuk Hazelle.

"Mas, sakit!" Hazelle menangis karena merasakan perih yang sangat luar biasa di area intimnya. Bagaimana tidak, rudal Kaivan yang berukuran fantastis itu berhasil mengobrak-abrik miliknya.

"Tahan ya, Sayang! Mas akan melakukannya dengan pelan."

Kaivan sebenarnya tidak tega melihat Hazelle yang terus mengeluarkan air matanya, hanya saja dirinya pun tidak kuasa menahan gelombang kenikmatan yang kini Kaivan rasakan.

Rasanya sungguh nikmat, berbeda dengan saat pertama kali Kaivan melakukannya dengan Annette. Mungkin karena dulu Kaivan melakukannya menggunakan pengaman, membuat rasanya berbeda.

Hazelle hanya pasrah sambil sesekali mencakar punggung Kaivan karena tidak tahan menahan rasa sakitnya.

Kaivan bergerak perlahan mencoba memberikan rasa nyaman untuk Hazelle. Sampai akhirnya gadis cantiknya itu lebih rileks, barulah Kaivan mempercepat ritme nya.

"Mas, aku mau pipis!"

Kaivan semakin mempercepat hentakan nya, sampai keduanya mencapai klimaks bersama.

"Arrrrggghhhhttt, Hazelle!"

Kaivan ambruk di atas tubuh Hazelle dengan anaconda nya yang masih terbenam di lembah kenikmatan Hazelle. Rasa nikmatnya membuat Kaivan tidak ingin mengakhiri pertempuran panasnya, hanya saja pekerjaan membuatnya harus terpaksa menghentikan aksinya.

Kaivan membawa Hazelle ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sedangkan Hazelle hanya pasrah saja membiarkan prianya yang membersihkan tubuhnya. Rasanya Hazelle sudah tidak memiliki tenaga untuk melakukan apapun.

"Mas!"

Hazelle merengek saat Kaivan memainkan dua gundukan miliknya. Pria itu merasa gemas dengan melon padat menantang milik Hazelle yang sangat pas di tangannya itu.

Keduanya sedang berendam bersama di dalam bathtub dengan Kaivan yang berada di belakang Hazelle. Ingin sekali Kaivan mengulang kembali percintaannya dengan Hazelle, namun beberapa menit lagi Kaivan ada pertemuan dengan kliennya membuat pria beristri itu harus menahan hasratnya.

"Kamu tunggu di sini saja, biar Mas sendiri saja yang menemui klien!" Ucap Kaivan. Pria itu membaringkan tubuh Hazelle yang masih terbungkus bathrobe.

"Tapi, Mas---"

"Kamu nurut saja, Sayang! Mas tahu Kamu lelah."

Kaivan pun segera bersiap untuk menemui kliennya, sementara itu Hazelle terlelap tidak lama setelah kepergian Kaivan. Gadis cantik itu benar-benar kelelahan setelah hampir dua jam prianya itu menggempur nya tanpa ampun.

Dua jam berlalu, Kaivan kembali ke hotel setelah mengadakan meeting dengan kliennya. Kaivan menerbitkan senyumnya saat melihat gadis cantiknya masih terlelap. Bahkan Hazelle sampai mendengkur halus saking kelelahan nya.

Kaivan melucuti pakaiannya dan hanya menyisakan boxer nya saja, sebelum akhirnya ikut membaringkan tubuhnya di samping Hazelle.

Hazelle terbangun dari tidurnya saat merasa ada sesuatu yang menggerayangi tubuhnya. Dan benar saja, Hazelle membelalakkan matanya saat di bawah sana Kaivan sedang memainkan miliknya dengan lidahnya.

"Mas apa yang Kamu lakukan, aahhhh...!"

Hazelle tak kuasa menahan desahannya saat merasakan kenikmatan yang baru pertama kali Hazelle rasakan. Rasanya seperti terbang melayang tanpa beban.

"Mendesah lah, Sayang! Mas sangat menyukainya." Kaivan tersenyum sambil terus memainkan lidahnya, membuat Hazelle meracau tak karuan.

"Ahhhh... stop Mas! Aku mau---"

Kaivan langsung menghentikan aksinya dan menyeringai saat melihat raut Hazelle yang terlihat kecewa.

"Kenapa Sayang, mau lagi?"

Hazelle cemberut dan sangat kesal karena Kaivan tiba-tiba menghentikan aksinya. Padahal sedikit lagi Hazelle akan mencapai pelepasannya.

Hazelle memalingkan wajahnya saat Kaivan tersenyum mengejeknya. Malu namun Hazelle tidak memungkiri rasanya nikmatnya membuat candu.

Hazelle menganggukkan kepalanya, membuat Kaivan tergelak karena merasa gemas dengan tingkah gadis cantiknya.

"Mas akan memuaskan mu!"

Keduanya kembali bergumul panas, dengan berbagai gaya. Entah berapa kali Hazelle mencapai pelepasannya, namun Kaivan belum satu kali pun mencapai puncak kenikmatannya. Setelah dua jam, barulah Kaivan mengeluarkan laharnya di dalam milik Hazelle.

"𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘥𝘶𝘭𝘪 𝘬𝘦𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘢𝘱𝘢. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘸𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘭𝘪𝘵 𝘢𝘱𝘢𝘱𝘶𝘯 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢, 𝘔𝘢𝘴 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘱𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘶, 𝘏𝘢𝘻𝘦𝘭𝘭𝘦!"

...----------------...

Di tempat yang berbeda, Annette dan Ben baru saja selesai melakukan pemotretan. Keduanya berencana untuk makan malam di restoran sebelum pulang ke rumahnya masing-masing.

"Kenapa wajahmu ditekuk begitu, Honey?"

"Kaivan pergi ke luar kota selama tiga hari. Dan dia baru mengabariku." Annette menunjukkan pesan dari Kaivan yang baru saja dia terima.

"Bukannya itu bagus? Kita bisa menghabiskan waktu bersama selama suamimu itu pergi," ucap Ben sambil menaik-turunkan alisnya.

Annette pun tersenyum sambil menganggukan kepalanya. Keduanya hampir setiap hari melakukannya, bahkan Annette selalu beralasan pekerjaan saat pulang terlambat. Padahal yang sebenarnya, Annette dan Ben sama-sama menghabiskan waktu di apartemen milik pria blasteran itu. Namun selama seminggu ini mereka tidak melakukannya karena Annette kedatangan tamu bulanannya.

Annette dan Ben memutuskan untuk pergi ke apartemen milik Ben saat keduanya selesai makan malam. Keduanya tidak sabar langsung melucuti pakaiannya masing-masing begitu sampai di apartemen.

"Aku merindukanmu, Honey!" Ben menenggelamkan wajahnya dibelahan gundukan Annette yang sebesar buah semangka. Sementara tangannya sudah bergerak aktif memainkan lembah surgawi yang mulai basah itu.

"Aku juga merindukanmu!" Annette tidak mau kalah, wanita itu memainkan belalai Ben yang sudah berdiri tegak.

Walaupun tidak sebesar milik Kaivan tapi Annette cukup puas dengan permainan kekasih gelapnya itu.

Keduanya pun larut dalam pertempuran panas yang kesekian kalinya.

...----------------...

Hari ini adalah hari terakhir Hazelle dan Kaivan berada di luar kota. Hazelle sibuk membelikan oleh-oleh untuk Harleya dan juga Zaskia.

Hazelle sangat menyayangi Mommy Kaivan dan Harleya itu, bahkan gadis cantik itu sudah menganggap Zaskia seperti Mommy nya sendiri. Hazelle juga selalu memberikan Zaskia barang-barang mewah oleh-oleh dari Daddynya saat pulang dari luar negeri.

Begitu juga Zaskia dan Malik, keduanya sudah menganggap Hazelle seperti putrinya sendiri.

"𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘩𝘢𝘵𝘪𝘢𝘯, 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘦𝘥𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘈𝘯𝘯𝘦𝘵𝘵𝘦!"

Kaivan mulai membandingkan antara Hazelle dan istrinya. Selama 5 tahun menikah dengan Annette, istrinya itu tidak pernah memberikan apapun pada Mommy ataupun Daddynya. Mungkin karena dari awal orang tua Kaivan tidak menyetujui pernikahan putra sulungnya itu dengan Annette.

"Sayang, Mas ada satu permintaan!" Kaivan menarik tangan Hazelle saat gadis cantik itu sibuk memilih beberapa tas di hadapannya. "Berjanjilah Kamu tidak akan meninggalkan Mas, apapun yang terjadi!"

Hazelle hanya mematung tidak tahu apa yang akan dia ucapkan. Sejak awal berhubungan dengan Kaivan, Hazelle tidak berniat untuk memiliki Kaivan apalagi merebutnya dari pemilik sesungguhnya. Karena Hazelle sepenuhnya sadar, pria yang dia cintai itu sudah memiliki istri.

Biarlah kebodohannya itu Hazelle tanggung sendiri tanpa harus meminta Kaivan bertanggung jawab. Cinta bukan hanya membutakan, namun membuat gadis secerdas Hazelle pun menjadi bodoh.

"𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘮𝘶, 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘳𝘵𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪𝘮𝘶, 𝘔𝘢𝘴. 𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢𝘱𝘶𝘯 𝘪𝘵𝘶."

𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥

Kikan tambah oleng😂