AREA DEWASA!!
Empat tahun menduda pada akhirnya Wira menikah juga dengan seorang gadis yang bernama Mawar. Gadis yang tidak sengaja Wira tabrak beberapa waktu yang lalu.
Namun, di balik pernikahan Wira dan Mawar ada seorang perempuan yang tidak terima atas pernikahan mereka. Namanya Farah, mantan karyawan dan juga teman dari almarhum istri Wira yang bernama Dania. Empat tahun menunggu Wira pada akhirnya Farah lelah lalu menyerah.
Tidak berhenti sampai di sini, kehidupan masa lalu Wira kembali terusik dengan kehadiran iparnya yang bernama Widya, adik dari almarhum Dania. Masalah yang sudah terkubur lama namun nyatanya kembali terbuka semua kebenarannya setelah kehadiran Widya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
"Ayo ikut aku....!" Wira langsung menarik tangan Mawar, mengajak gadis itu pergi.
"Bu, tolongin Mawar bu...!" Itu lah kata-kata Mawar sebelum keluar dari ruangan Tia.
Tia bergeleng kepala melihat sikap Wira yang seperti anak kecil. Wanita ini langsung menghubungi suaminya untuk memberitahu apa yang sudah terjadi barusan.
"Mas, kita mau kemana?" tanya Mawar penasaran.
"Ke KUA....!" jawab Wira membuat Mawar terkejut.
"Mas, eh,...mau ngapain?"
"Ya mau nikahlah, masa mau order makanan!"
Mawar melakukan protes, namun Wira tidak peduli dan mengacuhkan apa yang di omong kan Mawar. Ternyata, Wira hanya bercanda, lelaki ini mengajak Mawar pergi ke rumahnya untuk bertemu dengan mamahnya.
"Ini rumah siapa mas?" tanya Mawar lagi.
"Rumah mu di masa yang akan datang setelah menjadi istri ku!" jawab Wira membuat Mawar terkejut.
"Mas, udah deh. Gak usah bercanda lagi. Mawar harus kembali ke cafe, pekerjaan ku sangat banyak!"
Tidak peduli, Wira menarik tangan Mawar dan mengajak gadis ini masuk kedalam rumahnya.
"Mamah,....Mamah....!" Wira berteriak memanggil mamahnya yang baru saja duduk beristirahat setelah membantu dua bibi yang membereskan kamar Wira tadi.
"Mamah di sini Wira, kenapa teriak-teriak hah?"
Suara Asti terdengar lesu.
"Mah, nikah kan Wira dan Mawar sekarang juga!" ucap Wira membuat Asti syok. Bukan hanya Asti, Mawar juga syok di buatnya.
Asti menoleh ke arah gadis yang berdiri di samping anaknya.
"N-nikah...?" Asti mengulangi kata-kata anaknya.
"Ini Mawar, calon istri ku dan calon menantu mamah!" ujar Wira.
"Mas,....maaf tante. Mas Wira ngaco....!" kata Mawar yang merasa tidak enak hati.
"Wira serius mah. Cepat nikahkan Wira dan Mawar!"
"Mas....!" Mawar bersusah melepas tanganya.
"Diam Mawar. Ini adalah hukuman karena kamu gak mau mengakui hubungan kita tadi,"
"Tapi mas,....!"
Asti bingung melihat sikap anaknya sendiri. Mana mungkin Asti menikahkan anaknya dengan perempuan yang terlihat di paksa ini.
"Wira, pernikahan bukan bercandaan nak!" ucap Asti.
"Wira gak bercanda mah. Dari pada Wira berbuat yang tidak-tidak sama Mawar. Mending mamah menikah kami."
"Tapi, apa Mawar mau?" tanya Asti yang sebenarnya belum mengenal Mawar.
"Jangan tante, lagian Mawar dan Mas Wira belum mengenal cukup lama."
"Diam atau ku cium di tempat!" ancam Wira.
"Mas, suka memaksa deh!" seru Mawar.
"Tapi kamu suka kan?"
Asti bergeleng kepala, wanita ini langsung terduduk bingung ingin berbuat apa.
"Terserah kalian yang muda saja. Mamah pusing!" ucap Asti sambil memijat keningnya.
"Ok, hari ini juga kita akan mengurus pernikahan kita!" ujar Wira lalu membiarkan Mawar duduk bersama mamahnya sedangkan dirinya langsung mengurus segala surat menyuratnya.
"Kamu serius mau nikah sama anak tante?" tanya Asti memastikan.
"Memangnya tante setuju sama hubungan kami?"Mawar bertanya balik, "Mawar hanya orang miskin dan yatim piatu," timpal gadis itu.
"Tante tidak pernah mempermasalahkan latar belakang mu yang terpenting kamu bisa menjadi istri yang baik untuk anak tante."
"Tapi, Mawar dan mas Wira.....!"
"Tapi apa lagi,...aku sudah mengurus semuanya. Sekarang, mari ku antar pulang untuk mengambil berkas mu!" potong Wira langsung menarik tangan Mawar lagi.
"Tante, bantuin Mawar....!" seru Mawar namun Asti hanya bisa tertawa renyah melihat keduanya.
Di dalam mobil, Mawar terus mengomel. Bagaimana bisa dirinya tiba-tiba akan menikah dengan Wira yang mereka saja dekatnya baru beberapa hari ini.
Terus mengomel, membuat telinga Wira panas. Wira langsung menghentikan mobilnya lalu menoleh ke arah Mawar.
Tiba-tiba saja Wira menarik tengkuk Mawar dan mencium bibir gadis itu. Seketika tubuh Mawar kaku. Wira terus memagut bibir gadis ini tanpa ampun. Desir hangat menyeruak dalam dada Mawar, gadis ini bisa merasakan aroma mint dari nafas Wira.
Uhuk,....uhuk,....
Mawar terbatuk-batuk nyaris kehabisan Nafas. Gadis ini langsung menutup mulutnya menggunakan tangan.
"Jika kau masih banyak cingcong lagi, aku akan mencium mu lagi...!" ancam Wira.
"Mas, ini tidak sopan namanya!" sahut Mawar tidak terima.
"Kenapa? apa kau ingin membalas ku? balas saja nih...!" Wira malah menyodorkan bibirnya. Mawar yang geram langsung mencubit pipi Wira.
"Mas....!"
"Kenapa, apa kau tidak ingin menikah dengan ku?" tanya Wira dengan wajah serius.
"Mas....!"
"Jawab saja, apa karena aku seorang duda?"
"Mas,...bukan...seperti itu?"
"Kalau begitu, aku akan mengembalikan ciuman tadi."
Wira yang kembali ingin mencium Mawar langsung di cubit perutnya oleh Mawar.
"Mas.....kita belum sah!" seru Mawar kesal.
"Kalau begitu, ayo otw sah!" sahut Wira kembali melajukan mobilnya.
"Mas, melihat sikap mu tadi aku jadi tidak percaya jika kau tidak melakukan hal yang sama pada perempuan lain," ujar Mawar langsung di bantah Wira.
"Lain kali jangan bicara seperti itu. Sejak istri ku meninggal kau adalah perempuan pertama yang aku dekati. Sejak kejadian hari itu, entah kenapa aku telah jatuh hati pada mu. kau perempuan mandiri, sabar dan selalu bersyukur dengan apa yang kau jalani. Aku menyukai mu sejak hari itu," tutur Wira membuat Mawar terdiam.
Setibanya di kontrakan, Mawar langsung mengambil kartu identitasnya lalu menyerahkan pada Wira.
Mereka memang saling menyukai, namun Mawar tidak bisa mengungkapkan perasaannya karena masih takut.
"Apa mas? besok kita langsung akad?" Mawar syok ketika Wira memberitahunya.
"Ya, besok kita langsung akad dan akhir minggu ini kita akan resepsi. Jadi, bersiaplah sayang ku!" jawab Wira benar-benar membuat Mawar gila.
Cup,....
Wira mulai menyukai bibir manis milik Mawar.
"Mas.....!" Mawar geram, nafas gadis ini naik turun ingin menghajar Wira. Untung saja mereka di dalam mobil, jika di luar maka Mawar akan benar-benar menghajar Wira.
"Ini tidak seberapa, nanti aku akan membuat mu tidak bisa berjalan!" ucap Wira membuat Mawar semakin bingung dengan lelaki ini.
Wira tersenyum lebar, mengolok-olok Mawar yang sudah emosi. Wira mengajak Mawar kembali ke cafe, ternyata di sana sudah ada Bayu juga.
Wira menggenggam tangan Mawar, mengajak gadis ini masuk kedalam ruangan Tia. Tia dan Bayu saling pandang kebingungan.
"Besok kami akan menikah. Jangan lupa datang!" kata Wira memberitahu. Bukannya mengiyakan Tia dan Bayu malah tertawa, "heh, aku serius. Besok kami akan menikah. Secara langsung aku mengundang kalian berdua."
"Mawar, kau apakan Wira sampai dia seperti ini?" tanya Tia sambil cekikikan.
"Wira ini sudah gila...!" seru Bayu.
"Bu, serius. Mawar di paksa menikah sama mas Wira," ucap Mawar langsung membuat tawa Tia dan Bayu berhenti.
"Mawar, jika kau merasa terpaksa, aku bisa membantu mu melapor pada polisi...!" ujar Bayu membuat Wira langsung melempar pria itu dengan kotak tisu.
"Mas Wira udah mencium Mawar. Mawar takut hamil bu, pak...!" ucap Mawar dengan polosnya membuat Tia dan Bayu langsung tertawa terbahak-bahak sedangkan Wira hanya bisa menahan malunya.
"Wira sudah mencium mu. Mawar, selamat. Sebentar lagi kau akan hamil!" kata Tia malah menakuti.
Wira, Bayu dan Tia malah menertawakan kepolosan Mawar. Sedangkan gadis ini hanya diam saja dengan wajah bingungnya. Hari ini Mawar di buat gila oleh Wira.