“Gray dan yang lain dalam bahaya. Aku harus menolong mereka.”
Ketika Luc Besson menekan tombol dan serangan mematikan itu melesat cepat ke arah Gray dan rombongan, Gavin memaksakan dirinya berdiri. Napasnya terengah-engah, tubuhnya nyaris tak sanggup bergerak, tetapi kakinya tetap melangkah.
“Tidak!”
Ia berlari sekuat tenaga, meski sadar tindakannya mungkin tidak akan menghentikan serangan itu. Namun ia tidak bisa berdiam diri ketika kematian berada tepat di depan mata orang-orang yang ingin ia selamatkan.
Di saat itulah Gavin berteriak dalam keputusasaan yang paling dalam.
“Aku mohon hentikan waktu agar aku menolong mereka.”
Seketika, Gavin terperangah. Sebuah gelombang aneh menjalar dari dalam tubuhnya, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
“Apa yang terjadi?”
Di hadapan kehancuran yang tak terelakkan, Gavin melihat sesuatu yang tidak pernah dirinya lihat selama ini—sebuah tanda bahwa kekuatan tersembunyi di dalam dirinya akhirnya terbangun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Franklin seraya berdiri dengan tangan mengepal dan tatapan yang penuh amarah. "Kenapa Osvaldo Tolliver tiba-tiba bekerja sama dengan Alexander? Bukankah dia mengatakan akan menghabisi Alexander?"
"Kami membutuhkan penjelasan yang logis mengenai keputusan mendadak ini! Osvaldo Tolliver memberi misi untuk mengambil harta kami dari Alexander, dan sekarang dia mengubah rencana secara tiba-tiba." Theron tampak jengkel.
Caesar berusaha tenang meski ia sangat marah. Ia sungguh tidak menduga kedatangannya ke tempat ini hanyalah untuk mendengar kabar ini. Xander sudah mengambil banyak hal darinya, dan ia tidak sudi untuk bekerja sama, apalagi di bawah kendalinya lagi.
"Apa keputusan mendadak ini memiliki hubungan dengan kepergian Osvaldo Tolliver ke suatu tempat? Mungkinkah Alexander menyerang salah satu lokasi rahasia atau justru mengancam Osvaldo Tolliver?" tanya Leandro geram.
Edward, Troy, Tyler, dan Leonel sama terkejut dan jengkelnya dari keempat pria paruh baya itu. Hanya saja mereka berusaha menahan diri agar tidak menimbulkan masalah. Sementara itu, Asher masih diam, mengamati amarah di wajah orang-orang di depannya.
"Jelaskan semuanya pada kami sekarang!" bentak Franklin seraya maju beberapa langkah. Ia bersiap mencengkeram pakaian Asher, tetapi dua pengawal segera membekuknya ke lantai dalam waktu singkat. "Brengsek!"
Robot anjing seketika melesatkan sebuah bola dari mulutnya. Bola itu kemudian berubah menjadi jaring yang menyekap Franklin.
Edward, Caesar, dan yang lain sontak terkejut. Mereka mundur beberapa langkah di saat Franklin berteriak dan berusaha meloloskan diri.
"Aku hanya ingin mengingatkan jika Tuan Osvaldo mengawasi kalian dari kamarnya sekarang. Dia bisa melakukan apa pun pada kalian. Aku yakin kalian mengerti."
Edward, Caesar, Franklin, dan yang lain sontak terdiam. Keringat mulai bercucuran membanjiri tubuh mereka. Osvaldo Tolliver bisa membunuh mereka kapan pun.
"Aku akan menjelaskan secara ringkas alasan di balik keputusan tersebut." Asher menekan tombol di jam tangannya. Robot anjing seketika mengaktifkan layar hologram.
Sebuah video ledakan dan pertarungan tiba-tiba muncul di layar.
"Sekelompok orang yang sangat berbahaya tiba-tiba muncul. Kemampuan mereka berada di level yang berbeda dengan Tuan Osvaldo maupun Alexander sekalipun. Teman-teman Tuan Osvaldo nyatanya bergabung ke pihak Alexander sehingga Tuan Osvaldo tidak memiliki pilihan lain selain bergabung dengan teman-temannya yang sudah berada di pihak Alexander. Tuan Osvaldo dan Alexander sudah sepakat untuk bekerja sama dan melakukan gencatan senjata. Video yang kalian lihat adalah salah satu pertarungan yang melibatkan beberapa orang melawan pasukan Alexander dan pasukan Tuan Osvaldo."
Edward, Caesar, Franklin, dan yang lain tak berkedip melihat ledakan dan pasukan yang bertumbangan tak sadarkan diri di tanah.
"Siapa lawan yang harus Osvaldo dan Alexander lawan?" tanya Caesar yang kemudian meringis kesakitan karena terkena serangan listrik. Ia ambruk dengan keadaan lemas.
"Ayah." Edward bergegas menolong, tetapi ia juga ambruk karena sengatan listrik yang berasal dari salah satu pengawal. "Brengsek, tubuhku sangat lemas.”
"Ah!" Theron, Troy, Tyler, Leonel, dan Leandro segera menyusul ambruk di lantai. Mereka meringis kesakitan, bergelimpangan di lantai dengan tubuh bergetar beberapa kali.
"Jika kalian masih ingin melanjutkan hidup kalian, kalian tidak boleh banyak bertanya dan hanya boleh mengikuti perintah Tuan Osvaldo. Kalian akan mulai mengikuti latihan besok tanpa terkecuali. Untuk harta kalian, Alexander memberikan setengah dari total harta kalian kembali dengan syarat kalian tidak boleh melakukan tindakan mencurigakan, apalagi sampai melakukan penyerangan.”
Asher berjalan menuju pintu, melirik Edward dan yang lain di lantai. "Kalian diawasi dengan sangat ketat di tempat ini. Jangan melakukan apa pun yang mencurigakan."
Asher, para pengawal, dan seekor robot anjing meninggalkan ruangan. Edward, Caesar, Franklin, dan yang lain kembali ke keadaan semula beberapa detik setelahnya.
"Brengsek!" Franklin nyaris terjatuh ketika akan berdiri. "Kita harus melupakan dendam kita pada Alexander begitu saja. Aku benar-benar tidak sudi! Aku tidak akan mati sebelum aku bisa memukul wajahnya!"
"Siapa kelompok itu sehingga Osvaldo Tolliver dan Alexander harus bekerja sama? Lalu, siapa teman-teman Osvaldo, dan kenapa mereka berada di pihak Alexander?" tanya Caesar seraya duduk di sofa dengan bantuan Edward.
"Kelompok itu membuat pasukan Alexander dan Osvaldo Tolliver kalah telak. Itu berarti kelompok itu sangatlah kuat," ujar Theron.
Troy bergumam, "Mereka tampaknya memiliki alat-alat yang lebih canggih dari Osvaldo Tolliver. Tidak, Osvaldo Tolliver nyaris tidak pernah mengirim pasukannya dengan alat-alat canggih miliknya."
Tyler menoleh pada pintu. "Pria bernama Asher menyembunyikan banyak hal. Dia langsung pergi setelah dia memberi tahu informasi itu."
Leandro menghembus napas panjang. "Kita tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti perintah Osvaldo Tolliver sekarang. Kita tidak mungkin bisa mengalahkannya dan pasukannya saat ini. Kita justru akan mati sia-sia ketika kita melawan."
"Sial!" Franklin mendengus kesal.
Edward mengamati Edison yang masih tertidur di ranjang. Ia sangat marah dengan keadaan saat ini, tetapi ia tidak mungkin membantah Osvaldo Tolliver. "Siapa kelompok itu? Jika mereka bisa membuat Xander terdesak, seharusnya aku bergabung dengan kelompok itu."
Leonel tercenung ketika mendengar gumaman Edward. Ia seketika menekan kaki Edward kuat-kuat, berbisik, "Jaga bicaramu, Edward. Osvaldo Tolliver bisa mendengar ucapanmu. Kau hanya akan mengurangi jatah nyawamu di dunia dengan cepat, brengsek! Kita pasti memiliki kesempatan suatu saat nanti untuk membalas Alexander."
Edward menggertakkan gigi, menyikut Leonel. "Aku mengerti. Sekarang, jauhkan kakimu dari kakiku, sialan! Jangan sampai aku memukulmu."
Sementara itu, rombongan Gray dan yang lain tiba di kediaman Xander pukul sembilan malam. Para pengawal berjaga di sepanjang jalur menuju kediaman hingga ke halaman dan seluruh sudut hutan. Seluruh anggota keluarga berada di ruangan bawah tanah untuk antisipasi jika hal buruk terjadi.
Xander menunggu kedatangan di halaman dengan penjagaan ketat. Atas pemintaan Xylorr, suku pedalaman juga ikut menunggu kedatangan Baba. Hadirnya Luc Besson membuat situasi menjadi sangat tegang.
Gray, Baba, Bennet, Bruce, Miguel, Ryder, dan para pengawal mulai turun dari mobil, disusul oleh Luc Besson dengan penjagaan ketat para pengawal. Kondisi Gavin masih tidak sadarkan diri hingga sekarang.
Beberapa robot anjing turut keluar dari mobil. Hal itu membuat anggota suku pedalaman tampak ketakutan hingga mundur beberapa langkah, kecuali Xylorr dan Karnu yang masih bertahan di tempat semula.
"Jadi, mereka adalah keluargamu, Baba," ujar Luc Besson, "kau seharusnya memakai pakaian yang sama seperti mereka."
Baba tidak menanggapi apa pun, menoleh pada Xylorr dan Karnu yang tampak mengkhawatirkannya. Ia senang karena bisa kembali dengan selamat.
Luc Besson menoleh pada Xander. "Alexander adalah pria yang nyaris sempurna. Dia tampan, kaya, cerdas, dan memiliki pengaruh yang luar biasa. Tapi, dia terlihat takut dan sangat waspada padaku. Dia mengerahkan pasukan besar hanya untuk menjaganya malam ini."
Bennet tiba-tiba menginjak kaki Gray. "Jangan katakan apa pun, Gray."
"Kau pasti mengkhayal ingin menjadi pasangan Alexander, Bennet." Bruce tertawa.