Demi menjaga nama baik keluarga Adiguna, Sandra harus rela menjadi istri pengganti majikannya sendiri. Insiden mempelai wanita yang melarikan diri, justru membuat Sandra terseret dalam ikatan suci pernikahan dengan putra sulung keluarga Adiguna yang lemah lembut dan sangat ramah.
Namun sangat di sayangkan, akibat pelarian sang pujaan hati membuat sifat Harun Pradipta berubah sepenuhnya. Sifat lemah lembut dan ramahnya seakan terkubur dalam dalam bersamaan dengan perasaanya terhadap sang kekasih.
Penghinaan tepat di hari pernikahan merubah sosok Harun menjadi pria arogan dan dingin. Termasuk kepada wanita yang kini berstatus sebagai istrinya.
Lalu bagaimana dengan Sandra? Akankah dia bisa membawa Harun kembali dari jurang keterpurukannya.
Update setiap hari jam 12.00.
Follow Instagram @Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Amira harus di rawat beberapa hari dirumah sakit, Harun dan Sandra bergantian menjaga nya dirumah sakit. Sandra akan menemani Amira di siang hari saat Harun bekerja dan mereka akan bergantian di malam hari.
Sementara Ana sesekali datang, namun karena kesibukan nya di kampus ia jadi tidak bisa menemani mama nya. Sementara Adiguna, gula darahnya naik sehingga ia di sarankan untuk beristirahat.
"Mas, nanti aku kesini lagi ya untuk bawakan kamu baju dan makan malam," ucap Sandra yang bersiap untuk pulang.
"Sandra, apa kamu tidak lelah sayang?" tanya Amira menatap menantunya yang sejak beberapa hari ini mengurus nya tanpa lelah, belum lagi dirumah.
"Tidak, Ma." Jawab Sandra menggeleng.
Sandra pamit pulang, ia mencium tangan Amira bergantian dengan tangan Harun. Pria itu hanya diam tanpa menunjukkan reaksi apapun sejak tadi.
Sandra pulang menggunakan taksi online, ia tidak mungkin meminta Harun mengantar nya dan meninggalkan mama mertua nya sendiri.
"Sesuai lokasi ya, bu?" tanya sopir taksi itu menoleh ke belakang.
"Iya pak." Jawab Sandra mengangguk kecil.
Setelah kurang lebih 45 menit, Sandra akhirnya sampai dirumah. Ia membayar ongkos serta memberikan tip pada sang sopir yang umurnya sepertinya sama dengan papa mertuanya.
Sandra masuk dan bertemu dengan bi Nur, di ruang tamu ada papa mertuanya dan juga seorang laki laki seumuran dengan sang papa.
"Lho, papa. Kenapa tidak istirahat?" tanya Sandra mendekati Adiguna.
"Papa baik baik saja, bagaimana keadaan mama? papa mau menjenguk nya." Tanya Adiguna.
"Alhamdulillah, Pa. Nanti bareng Sandra ya." Jawab Sandra tersenyum.
"Ini siapa Adi?" tanya salah satu pria menunjuk Sandra.
"Dia Sandra, istrinya Harun." Jawab Adiguna pada pria yang merupakan sepupunya.
"Sandra," ucap Sandra dengan sopan.
"Wah wah Adi, menantu mu cantik sekali. Cocok dengan Harun yang tampan," puji pak Hartanto.
"Ya tentu saja, karena dia adalah menantu ku," balas Adiguna terkekeh.
Sandra pamit untuk memasak, ia membuatkan makanan kesukaan Harun sebagai menu masakannya. Dan tak lupa ia juga membawa potongan buah untuk ibu mertuanya.
Ketika sedang asik memasak, Ana datang ke dapur dengan pakaian yang ia pakai ke kampus hari ini. Memang belakangan ini Ana selalu pulang terlambat.
"Kak, apa yang kau masak?" tanya Ana mencomot perkedel daging yang sudah Sandra buat.
"Biasa untuk kakak kamu, capcay." Jawab Sandra yang sibuk mengaduk masakannya.
"Aku tadi sudah mengunjungi mama, jadi nanti aku tidak ikut ya, Kak?" ucap Ana dibalas anggukan oleh Sandra.
Sandra membawa makan malam untuk Harun menggunakan tempat makan susun. Ia dan Adiguna pergi diantar oleh Hartanto yang sekalian ingin pulang.
Sesampainya dirumah sakit, mereka mengucapkan terimakasih dan ucapan perpisahan pada Hartanto yang rumah nya ada di Bandung.
"Dia itu siapa nya papa?" tanya Sandra sambil berjalan masuk ke dalam rumah sakit.
"Dia sepupu papa, kebetulan sedang main kesini," jawab Adiguna seraya menekan tombol lift ke lantai tempat Amira di rawat.
Sesampainya di ruangan Amira, Sandra segera masuk sambil membawa bekal makan malam buatannya.
"Ini mas, makan dulu ya." Titah Sandra memberikan bekal pada Harun.
"Sandra, buah nya biar papa yang suapin. Kamu temani suami kamu makan saja ya," tutur Adiguna mengambil tempat makan berisi buah untuk istrinya.
"Iya sayang, temani Harun makan ya. Dia tidak suka makan sendiri," sahut Amira ikut bicara.
"Baiklah Ma, Pa. Aku makan dulu ya," ucap Harun keluar dari ruang rawat sang mama di susul oleh Sandra.
Sandra dan Harun pergi ke ruang tunggu, ia hanya sekedar menemani tanpa ikut makan. Sebetulnya Sandra belum makan tapi dia mau suaminya duluan yang makan.
"Mas, maaf ya aku cuma bisa masak ini." Ucap Sandra membuka tempat makan yang berisi makanan itu.
"Apa kau tidak lelah?" tanya Harun tiba tiba.
"Tidak. Meski aku lelah aku tetap mengatakan tidak lelah, kenapa? kerena ini semua memang tugasku." Jawab Sandra menatap Harun teduh.
"Tugasku menjadi istri yang menyiapkan makan malam untuk suaminya, dan tugas menantu untuk menjaga ibu mertuanya yang sedang sakit," lanjut Sandra, kali ini tatapan nya mengarah ke tempat lain.
"Soal perceraian kita...." ucapan Harun terpotong, Sandra menyela di tengah tengah ucapannya.
"Akan tetap di lanjut kan? aku tahu mas ucapan kamu sama mama itu hanya untuk membuat kondisi mama lebih baik," potong Sandra dengan lirih, sungguh ia harus menguatkan hatinya untuk selanjutnya.
"Selama 1 bulan berjuang aku merasa lelah, mungkin memang bukan waktu yang lama tapi hatiku tak bisa menahan lagi mas," lanjut Sandra dengan suara gemetar.
"Bagaimana dengan janji mu pada mama?" tanya Harun seketika membuat Sandra tercengang.
"Kamu tahu mas?" tanya Sandra bingung.
"Kau pikir?" tanya Harun balik sambil menyuap makanan ke dalam mulutnya.
"Aku akan menjelaskan pada mama bahwa kita tidak berjodoh, kau bukan untukku begitu pun sebaliknya. Mungkin saja aku akan mendapatkan pria lain dalam hidupku nanti," jelas Sandra tersenyum manis pada Harun.
Melihat senyuman istrinya membuat perasaan Harun menghangat dicampur rasa sakit. Ingatan soal perlakuan nya pada Sandra, istri yang tak pernah dianggal olehnya.
"Sebegitu keterlaluan kah aku padanya, entah mengapa melihat senyuman membuat rasa penyesalan timbul dalam diriku. Selama mama dirawat, hanya ketulusan dan kasih sayang yang aku lihat." Batin Harun membalas tatapan Sandra dengan sendu.
NAH LOOO MAS HARUH😂😂
BERSAMBUNG.......