Kanaya Putri, atau sering disapa Naya itu selalu dikasih jatah 25 ribu perhari oleh suaminya Adi. Uang 25 ribu tersebut harus cukup untuk mencukupi makan satu keluarganya yang berjumlah 6, itu pun sudah termasuk Naya dan juga Adi. Setiap hari Naya harus memutar otak untuk dibuat apa dengan uang 25 ribu tersebut. Jika lauk yang tak sesuai selera, Naya lah yang mendapatkan segala cacian dari keluarga suaminya. Naya sampai frustasi karena sikap pelit suaminya. Suatu hari tak sengaja Naya melihat sang suami sedang PDKT dengan mantan pacarnya, karena mencium bau- bau perselingkuhan, Naya pun mulai masa bodoh. Dan ketika ia mulai menemukan suatu aplikasi yang bisa menghasilkan cuan, Naya pun mulai enggan untuk bersikap jujur. la menyembunyikan gajinya dari keluarga suaminya yang pelit bin medit itu.
Lalu disaat Naya hendak membongkar perselingkuhan suaminya itu, malah dirinya dituduh menggoda ayah mertuanya. Lantas sikap ара
yang akan di ambil Naya nanti?
Yuk ikutin Kisah Naya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NGEPET ATM SUAMI
"Aduh pusing, ini kira-kira berapa pinnya ya? Aku
harus cepet sebelum mas Adi curiga dengan ATM yang kutuker itu" dumel Naya sambil berpikir keras.
Lama berpikir, akhirnya dia pun menghubungi sahabatnya, Nanda.
Tut
Tuutt!
Hanya dua kali deringan, panggilan langsung di angkat oleh Nanda.
"eh buset, elu lagi mager apa gimana? Cepet banget ngangkat telepon ku" omel Naya.
"Assalamualaikum Naya!" gerutu Nanda di seberang telefon.
"eh iya, waalaikumsalam.. Hehee.... " sahut Naya sambil nyengir.
"hemm, ada apa sepagi ini telepon? Lagi pura-pura sakit lagi kamu?" tanya Nanda penasaran. Karena di jam-jam seperti ini, biasanya Naya super duper sibuk.
"eh enggak lah, sakitku udah kelar kok, kan cuma pura-pura" seloroh Naya menyahut.
"terus, jam segini ngapain telepon gue? Gak takut di lalap mertua loh itu?" ujar Nanda
"ngapain takut, enggak lah. Dulu cuma ngehargai mereka aja sebagai mertua. Lah sekarang udah tahu belangnya, ngapain gue bersusah payah ngabdi sama mak lampir? Rugi banget." cerocos Naya sambil memutar
bola matanya sampai juling ke atas.
"nah tuh pinter, terus- terus, ada apa nelepon sepagi ini? Gue lagi mau nyuci nih"
"alah, nyuci nya di pending dulu lah. Ikut gue yok, kita ketemuan. Ada sesuatu hal yang panting dan urgen yang mau gue bahas sama lo." Naya dan Nanda sudah sepakat mengganti panggilan lo gue biar gaul katanya.
"hal penting apa'an sih? Cucian gue numpuk nih. Gua udah kehabisan cancut, secara kan tiap malem ehem-ehem sama paksu, " seloroh Nanda mulai koclak.
"pokoknya penting lah, nanti kalau misiku berhasil, kubelikan cancut selusin deh" sahut Naya mengumbar janji.
"janji lu?"
"iya janji, tapi kalau berhasil yak, kalau gagal ya gak jadi. Duit dari mana aku?"
"ya udah, otewe sekarang nih ceritanya ?"
"ho'oh, di depan minimarket J itu ya"
"oke!"
Tutt!
Panggilan pun berakhir. Naya pun bersiap, tak membutuhkan waktu lama, Naya pun sudah selesai dengan tas selempang bututnya. Maklum, tas yang ia beli semasa masih gadis dulu, sementara tas hasil seserahan, di pinjam Ayu tapi sampai sekarang tak pernah di kembalikan.
Tukk!
"Aduh, ibu apa'an sih? Main pukul kepala aku!" pekik Naya mengaduh. Saat ia membuka pintu bertepatan dengan bu Indah yang hendak mengetuk pintu kamar tersebut. Mana cukup kencang lagi, Naya pun merasa jidatnya berubah jadi jenong.
Bu Indah cukup kaget sebenarnya, tapi sesaat kemudian ia tersenyum sinis melihat menantunya mendapatkan karma akibat kejadian semalam.
"mau kemana kamu, rapi begitu?" tanya bu Indah ketus saat menyadari menantunya berpakaian cukup rapi.
"mau keluar " sahut Naya masih sibuk mengelus jidatnya.
Mata bu Indah sontak melotot.
"heh, enak aja mau pergi. Gak boleh, tuh di belakang cucian numpuk. Sana cuci baju sama cuci piring. Belum nyapu ngepel juga kan?
Kerjakan pekerjaan rumah dulu baru kamu boleh ngelayap!" titah bu Indah Naya mendengus,
"gak mau, aku tak mau lagi jadi babu disini ya, ibu kerjakan saja sendiri. Sudah terlalu lama ibu pensiun, ati-ati nanti malah kena stroek gegara ibu jarang gerak dan bermalas- malasan" sahut Naya membantah.
Mata bu Indah semakin melotot, nafas wanita gempal itu juga mulai megap- megap. Pertanda murka dengan apa yang Naya katakan.
"kamu doa'in ibu kena strok gitu? Dasar menantu durhaka kamu!" pekik bu Indah mulai sakit kepala.
"eh eh bu, jangan mati disini, nanti Naya jadi yang tertuduh. Mendung ibu cemplungin diri kesumur aja.
Nanti kan warga mengira ibu matinya bunuh diri" seloroh Naya saat melihat tubuh mertuanya mulai goyah.
"apa kamu bilang!" pekik bu Indah semakin membahana.
Naya nyengir, kemudian ia langsung ngacir meninggalkan mak lampir yang siap meledakan lirvanya.
"ingat ya bu, kalau udah bosan idup, nyemplung ke sumur aja!" seru Naya semakin menjadi. Kemudian ia lari dengan kaki seribu.
"Nayaaaaaa!" pekik bu Indah menggelegar.
"astagaaa! Dosa apa aku sehingga punya mantu demit kayak begitu..." gerutu bu Indah sembari memegang kepalanya yang mendadak berbutar- butar. Hingga matanya bisa melihat kunang-kunang.
"hihihiiii, biar kena mentol itu ibu mertua. Abis nyebelin banget. Pengen nampol pantatnya yang semok itu dah!" gumam Naya cekikikan.
Ia pun meminta tolong kepada anak muda yang hendak berangkat sekolah.
"eh dek, mau berangkat sekolah ya? Mbak nebeng ya sampai super ngepet didepan" ujar Naya memberhentikan pemuda berseragam yang entah siapa, dia pun tidak kenal. Jalan didesa tempat ia tinggal itu terhubung dengan desa sebelah. Jadi cukup ramai di lewati orang-orang.
"eh mbak cantik, boleh- boleh. Yuk naik, mau dibonceng didepan atau dibelakang?" sahut anak muda berseragam abu-abu itu. Sialnya Naya malah bertemu dengan bocah playboy cap kadal buntung.
"lah kok didepan? Emang bisa? Dimana-mana ngebonceng di belakang adek ganteng!" tanggap Naya membalas memuji. Ia mesam- mesem jadinya karena dibilang cantik oleh bocah bau ketek tersebut.
"bisaaa, yang kayak di dokar- dokar itu loh, biar romantis" seloroh si bocah tersebut.
"huss, drakor keles. Udah ah, yok berangkat!" tanpa ba bi brut, Naya pun langsung duduk di jok belakang. Seraya menepuk kencang bahu si bocah bau ketek tersebut.
"cuusss!" pekik Naya.
Drrrrooonnn!
Motor king pun mulai melaju...
"eh makasih ya dek bocil, walau kamu bau ketek, tapi kamu baek juga ya. " seloroh Naya ketika turun tepat dihadapan supermarket.
"enak aja bau ketek, orang ganteng bau wangi begini !" dengus si bocil memprotes.
"heheee, tapi di idung gue bau ketek tuh. Udah ya, sono berangkat, telat di hukum bu guru baru nyahok lo. Hus hus, sana- sana!" eh si Naya malah ngusir.
Ndrrooooonnn!
Si bocah langsung tancap gas dan dengan sengaja mengeluarkan asap knalpot ngebul dan di arahkan ke wajah Naya.
"aduh, anying tuh bocah! Cosplay jadi gerandong nih gue!" umpat Naya kesal. Wajahnya yang tadinya putih bersih pun kini jadi menghitam.
Apes sekali dirinya itu.
Naya pun berjalan menuju supermarket, dari kejauhan ia sudah melihat Nanda. Ia pun menghampiri Nanda.
"eh siapa lo? Mau ngemis ya?" si Nanda tidak mengenali Naya.
"eh sialan! Gue Nayaa." ketus Naya.
"ha, ?" Nanda melongo.
"mingkem, nanti ada garangan lewat terus nyaplok mulut lo!" ketus Naya menegur. Ia sadar wajahnya
menghitam gara-gara ulah bocah kurang ajar tadi.
Dari suaranya Nanda pun mulai percaya kalau itu Naya.
"kenapa dengan wajah lo? Abis nyemplung di tungku ya?" celetuk Nanda kepo.
"ck! Ada lah. Ceritanya pendek. Tapi gue malas nyeritain. Elo punya tisu basah gak?"
"ada, sebentar" Nanda pun mencari tisu didalam tasnya.
"sini, " Nanda pun membantu membersihkan wajah Naya. Sehingga wajah naya pun kembali kinclong kecuali bajunya.
"nah, sekarang cerita. Ada hal penting apa lo sampai ngajak rapat sepagi ini?" tanya Nanda mulai kepo.
Bla bla bla..... Naya pun mulai menceritakan keberhasilannya mendapatkan ATM sang suami.
"aaaaaa! Sumpah demi apa? Lo berhasil nyolong ATM Adi Nay!" pekik Nanda kegirangan. Ia senang dengan aksi ugal- ugalan Naya. Definisi teman menyesatkan memang nih orang!
"hussss, jangan keras- keras bego! Lu mau semua orang tau kalau gue nyolong?" Naya spontan langsung menyumpal mulut Naya dengan lap ingusnya.
"eh sial@n lo, ini kan bekas jigong lu!" pekik Nanda dengan ekspresi jijik.
"bukan, yang benar bekas lap ingus" Ralat Naya sambil nyengir.
Pluk!
Nanda lun menoyor kepala Naya. Sedangkan Naya hanya cengengesan.
"menurut lo, kira-kira berapa ya nomor pin nya?"
tanya Naya galau.
"hem, coba deh, ulang tahunnya, emak atau bapaknya.
"cetus Nanda memberi saran.
"terus kalau salah semua ke blokir dong!"
"ya setidaknya udah mencoba, dari pada tidak sama sekali kan? Ayok, kui lah. " Nanda pun menggeret tangan Naya yang banyak pertimbangan
Keduanya pun menuju ke ATM terdekat,
"eh anying, berhasil oy. Ternyata pin nya si do'i" seru Naya kegirangan. Baru sekali mencoba dengan ulang tahun suaminya dan ternyata berhasil.
Sia- sia rupanya Naya berpikir keras tadi.
"nah iya, cuss. Kepet habis tabungan do'i lu Nay, kira-kira berapa isi saldonya?"
"du-dua puluh juta?" gagap Naya syok melihat saldo ATM suaminya. Ia tak menyangka kalau tabungan suaminya sampai sebanyak itu.
"waaaah, lumayan juga tabungan Adi, tunggu apa lagi
Naya? Sikat!" Nanda malah mengompori.