Malam itu Lily gadis polos dan culun yang bekerja sebagai room service disebuah hotel mengalami nasib naas karena diperkosa oleh seorang pria yang sedang mabuk namun siapa sangka itu justru membuatnya terjebak dalam sebuah pernikahan tanpa cinta hanya demi status bayi dalam kandungannya agar tidak menjadi anak haram seperti dirinya dan setelah bayinya lahir ia ditendang begitu saja dari keluarga Wilson, keluarga kaya raya di kotanya hingga membuatnya terpaksa berpisah dari bayinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~13
Lily tak menyadari jika sudah terlalu banyak bicara jadi suaranya mudah dikenali lalu saat ia hendak pergi Alexander pun langsung menarik tangannya hingga membuat gadis itu tiba-tiba oleng dan hampir jatuh namun pria itu sontak merengkuhnya dengan lengan kekarnya. Kini pandangan keduanya pun nampak bertemu dan keterkejutan terlukis jelas di wajah mereka, menyadari posisinya dalam pelukan bosnya dan diperhatikan oleh beberapa karyawan yang kebetulan ada disekitar sana Lily pun segera melepaskan pelukan pria itu.
"Ma-maafkan saya tuan," ucapnya seraya sedikit membungkukkan badannya lantas segera berlalu dari hadapan pria itu dengan bersikap pura-pura tak mengenalnya.
Alexander nampak terdiam menatap kepergian gadis itu begitu juga tuan Miller yang sama terkejutnya karena rupanya gadis tersebut adalah gadis yang pernah menjadi teman tidur tuannya satu bulan yang lalu.
"Oh astaga gosip besar ini," Nancy yang sebelumnya ada disekitar sana tak sengaja melihat adegan berpelukan antara karyawan magang dan bos besarnya tersebut pun langsung mengabadikannya dengan ponselnya dan ia benar-benar tak percaya jika gadis culun itu mempunyai keberanian seperti itu.
"Benar-benar calon gundik murahan," gumamnya dengan sinis.
Lily yang sudah sampai di departemen pemasaran napasnya nampak ngos-ngosan seperti baru berlari puluhan kilo meter, jantungnya berdetak dengan kencang dan perasaan takut pun mulai menjalar ke seluruh tubuhnya.
Bagaimana jika pria itu kembali ingin menidurinya setelah mengetahui ia bekerja di kantornya? tapi sepertinya tidak mungkin karena dua hari lagi akan bertunangan dengan cinta masa kecilnya berdasarkan cerita teman-teman kerjanya.
Tak menunggu lama gosip tentang anak magang yang menggoda bosnya pun beredar diseluruh penjuru kantor hingga para karyawan yang sebelumnya tak mengetahui siapa Lily kini semua mencari tahu tentang gadis itu.
"Dasar wanita murahan, sejak awal aku sudah tahu jika niatmu datang kesini itu cuma ingin menggoda CEO dengan menjual kepolosanmu itu dasar gadis kampung." Elizabeth pun langsung murka saat gadis itu baru kembali dari departemen pemasaran.
Lily menyadari pasti peristiwa tadi sudah diketahui oleh wanita itu karena saat kejadian banyak karyawan sedang berada disana dan ia sangat tahu sebuah gosip akan sangat cepat beredar.
"Aku tadi kepleset karena hak sepatuku patah jadi mana ku tahu kalau tuan Wilson tiba-tiba menolongku," terangnya beralasan karena kebetulan saat ia hampir oleng tadi hak sepatunya tiba-tiba patah maklum sepatu lama yang mungkin waktunya rusak.
Seandainya ia mengaku bosnya yang menarik tangannya bahkan ia pernah beberapa kali tidur dengan pria itu pun pasti takkan ada yang percaya, kalaupun ada yang percaya pasti semua mengira jika ia yang menggodanya. Karena dirinya bukan siapa-siapa, hanya orang biasa yang tidak bisa disamakan dengan para wanita yang setara dengan bosnya.
Nancy pun langsung merekam suara gadis itu untuk ia kirim ke grup kantor yang berisi beberapa karyawan tukang gosip.
"Halah alasan saja, awas saja jika kamu berani menggoda Alexku akan ku laporkan kamu kepada nona Victoria." ancam Elizabeth yang masih belum terima gadis magang dan kampungan itu dipeluk oleh CEOnya sedang ia yang sudah lama bekerja disini jangankan dipeluk dilirik saja tidak.
Alexander selama ini memang tidak pernah membuat skandal dengan para karyawannya, pria itu selalu bersikap dingin dan tegas meskipun tak sedikit dari mereka yang mencoba menggodanya. Untuk itu kejadian Lily dipeluk oleh bosnya membuat gempar seluruh kantor apalagi ketika mengingat gadis itu cuma karyawan magang dan juga berpenampilan sederhana serta culun, tak menggunakan makeup dan juga usianya masih sangat muda.
Sementara itu Alexander yang baru masuk kedalam ruangannya setelah meeting sebentar dengan petinggi perusahaannya nampak diikuti oleh tuan Miller.
"Tuan, apa saya perlu menyelidiki gadis itu kenapa tiba-tiba berada disini?" ucapnya kemudian, karena rasanya aneh seorang wanita yang sebelumnya meminta uang 500 juta kepada tuannya setelah menghabiskan malam panjang tiba-tiba bekerja di kantornya.
"Tentu saja, aku tahu bagaimana permainan gadis matre sepertinya dan lempar saja ke jalanan jika ia membuat ulah." sahut Alexander dengan sinis, gadis itu pasti mempunyai rencana untuk memerasnya akibat peristiwa sebulan yang lalu jika tidak untuk apa berada disini? Sikapnya saja sok menolak tapi pasti menginginkan lebih darinya.
"Semua wanita memang sama saja,"
"Baik tuan," tuan Miller pun segera meninggalkan ruangan tersebut untuk mencari tahu dan ia juga mendapat kabar jika kantornya gempar karena kejadian bosnya memeluk seorang karyawan magang.
Siang harinya Lily benar-benar tak berselera makan, semua karyawan kantor memusuhinya terutama karyawan wanita kecuali Sarah tentu saja karena wanita itu lebih mempercayai perkataannya.
"Aku cuma membawa pisang karena sedang diet, makanlah!" Sarah nampak meletakkan sebuah pisang diatas meja gadis itu karena sejak tadi sahabatnya itu malas pergi ke kantin.
Melihat pisang diatas mejanya perut Lily mendadak mual, kemudian gadis itu pun segera berlari ke toilet untuk mengeluarkan seluruh isi perutnya. Entah ada apa dengan buah itu karena setiap melihatnya ia tidak tahan untuk tak muntah.
Hoek!
Lily merasa sangat lemas namun tiba-tiba sebuah tepuk tangan terdengar hingga membuatnya langsung menoleh, rupanya Elizabeth dan juga Nancy.
"Wow aktingmu benar-benar luar biasa," ucap Elisabeth seraya menatapnya sinis.
"Aku tidak mengerti maksudmu," sahut Lily yang nampak berpegangan pada tepi wastafel untuk menahan tubuhnya yang terasa semakin tak bertenaga.
Elizabeth tiba-tiba mencengkeram rahang gadis itu dengan sedikit kasar hingga pandangan keduanya pun bertemu. "Kamu pasti hamil dengan pria lain lalu sengaja menggoda Alexku untuk mempertanggungjawabkannya kan?" hardiknya kemudian.
Lily nampak meringis kesakitan seandainya tubuhnya tidak lemah ia takkan semudah ini ditindas oleh wanita itu.
"Sudah ku bilang aku mandul dan kejadian tadi murni ketidaksengajaanku saja lagipula jika menginginkan tuan Wilson silakan karena aku tidak tertarik dengan pria tua sepertinya dan dia juga bukan tipeku," tegas Lily menanggapi.
"Kau?" Elizabeth nampak semakin kesal dengan kesombongan gadis itu lalu segera menjauhkan tangannya dengan kasar.
"Awas saja jika kecurigaanku terbukti," ucapnya lantas berlalu pergi dari sana diikuti oleh Nancy yang selalu setia ikut kemana pun wanita itu pergi.
"Tu-tuan Miller apa yang anda lakukan disini?" Elizabeth dan Nancy pun berjingkat kaget ketika baru keluar mendapati tuan Miller sudah berada didepan toilet.
Tuan Miller menunjuk toilet pria yang berada disebelah toilet wanita dan kedua wanita itu pun langsung mengangguk kemudian bergegas pergi mengingat asisten bosnya itu kurang suka jika melihat karyawan keluyuran di jam kerja.
"Tak biasanya tuan Miller pergi ke toilet karyawan," ucap Elisabeth saat membali ke ruangannya.
"Mungkin kebelet," celetuk Nancy yang langsung diangguki oleh sahabatnya tersebut. Jika perkara panggilan alam semua orang juga tidak tahan pikirnya.
"Ya, kau benar." sahutnya sedikit lega karena pria itu tidak melihat perbuatannya kepada Lily didalam toilet tadi.
biasanya ke HRd duluu klu ada sesuatu ga demo2 bgitu
Haduh victori si hama juga datang,,,,,kamu datang aja di abaikan lho🤣🤣🤣🤣🤣piye ngono iku.....
Haduh eong Cinta ae gensi,malu,karena kily culun,,LiLy juga mbok yo berubah ojok katrok nemen2 LiLy