( Musim Ke 2 : Perjalanan Menjadi Dewa Terkuat )
Setelah menepati janjinya yang tersisa pada Sekte Langit Baru dan Tetua Huo, Tian Feng tidak lagi bersembunyi. Didorong oleh sumpah pembalasannya, ia memulai perburuan sistematis terhadap Aula Jiwa Bayangan. Bersama Han Xue dan Ying sebagai mata-mata utamanya, mereka membongkar satu per satu markas rahasia Aula Jiwa Bayangan, bergerak seperti dua hantu pembalas dendam melintasi Benua Tengah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 310
Jauh di Alam Abadi, di dalam Istana Kalajengking Giok yang diselimuti kabut racun pelangi.
Ruang penyulingan pribadi Ling Meiyue (Dewi Racun, Dou Sheng 8) yang hancur akibat ledakan, kini telah diperbaiki dengan sempurna. Kuali-kuali giok es yang baru berbaris rapi, tetapi semuanya dingin. Sang Dewi Racun tidak sedang menyuling.
Ia duduk di meja giok hitamnya, tetapi bukan formula racun yang sedang ia pelajari. Di hadapannya, tersebar puluhan gulungan intelijen berharga yang memancarkan cahaya redup. Ini adalah semua informasi yang berhasil dikumpulkan oleh agen-agen Keluarga Ling tentang Dunia Fana—informasi yang ia minta dari ayahnya.
Langkah kaki yang berat namun tanpa suara terdengar. Patriark Ling Yan (Dou Di 2) melangkah masuk ke ruangan putrinya, ekspresinya dipenuhi kekhawatiran yang dalam.
"Kau sudah membaca sepanjang malam, You'er," katanya lembut. "Ibumu khawatir kau kembali memaksakan diri."
Ling Meiyue tidak mendongak dari gulungan yang sedang dibacanya. "Ini... tidak ada yang berguna," bisiknya dingin. "Hanya laporan tentang perang sekte rendahan dan perebutan sumber daya yang membosankan. Tidak ada... apa pun."
Ia sedang mencari sesuatu yang bahkan ia sendiri tidak tahu apa itu.
Ling Yan menghela napas. Ia tahu putrinya sedang terganggu sejak kunjungan Zu Han. "Informasi dari Dunia Fana yang tersegel itu sulit didapat, dunianya terlalu lemah untuk mempertahankan agen kita dalam waktu lama. Tapi... kami menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang mengguncang Benua Dou Qi baru-baru ini."
Ini akhirnya menarik perhatian Ling Meiyue. Ia mendongak, matanya yang analitis menatap ayahnya.
"Ada kejadian besar," kata Ling Yan, nadanya kini serius. "Seorang pemuda bernama Tian Feng. Identitasnya adalah sebuah misteri. Dia muncul di Akademi Qing Yun. Dia tidak memiliki Dou Qi, namun memiliki fisik yang menentang surga, setara dengan Dou Sheng. Lalu, dalam serangkaian peristiwa yang kacau, dia membunuh Jenderal Iblis Tingkat Sembilan dari Aula Jiwa Bayangan."
Ling Meiyue terdiam mendengar nama itu lagi. Tian Feng.
"Dan baru-baru ini," lanjut Ling Yan, "dia mendapatkan kembali meridiannya dan kekuatannya meroket ke Ban Sheng Puncak. Dia kini memiliki fisik setara Dou Di. Dia membawa Segel Kaisar Naga yang telah lama hilang. Dan... dia terikat secara paksa dalam Ikatan Jiwa Primal dengan Nona Suci Klan Kuno Xue, Xue Ling."
Setiap fakta yang diungkapkan ayahnya seharusnya mengguncang Alam Abadi. Seorang fana dengan Fisik Dou Di? Pewaris Naga? Mengikat Fisik Suci Yin Murni?
Tapi Ling Meiyue hanya fokus pada satu hal. Nama itu.
"Bukan itu," katanya dingin, mengejutkan ayahnya. "Aku ingin informasi sebelumnya. Informasi lama. Dari Wilayah Barat dunia fana itu. Tentang sebuah sekte sampah bernama... Sekte Langit Senja."
Ling Yan tertegun. "Sekte Langit Senja? You'er, itu hanya sekte kelas tiga. Mengapa kau..."
"Cari," perintahnya, suaranya kini sedikit bergetar.
Ling Yan, meskipun seorang Patriark Dou Di, sangat menyayangi putrinya yang jenius namun dingin ini. Melihat getaran aneh di dalam dirinya, ia tidak berdebat. Ia memejamkan mata dan mengirimkan perintah mental ke arsip klan. Sesaat kemudian, sebuah gulungan giok kuno yang berdebu muncul di tangannya.
"Di sini," kata Ling Yan, membukanya. "Sekte Langit Senja. Dihancurkan oleh Aula Jiwa Bayangan beberapa tahun lalu. Jenius yang terdaftar... Feng Xuan, Han Xue, Jian Wuchen..."
"Lanjutkan," desis Ling Meiyue.
Ling Yan mengerutkan kening, membaca nama-nama yang tidak penting. "Ah. Ini menarik. Ada seorang murid alkemis inti di sana. Dikenal karena bakatnya dalam alkimia penyembuhan. Seorang gadis muda..."
Sang Patriark berhenti, matanya menatap nama di gulungan itu.
"...Namanya Ling Yue."
KRAKK!
Gulungan intelijen giok yang sedang dipegang Ling Meiyue di atas meja hancur menjadi debu.
Rasa sakit yang menusuk jiwa, yang ia rasakan saat mendengar nama Tian Feng, kini kembali seribu kali lebih kuat. Ling Yue. Tian Feng. Dua nama itu berbenturan di benaknya seperti guntur dan kilat, menciptakan badai penderitaan yang tak terlukiskan. Ingatan-ingatan kabur yang bukan miliknya membanjiri pikirannya—senyum hangat, kuali perunggu kecil, rasa sakit yang membakar di dada...
"You'er! Ada apa?!" Ling Yan melesat maju, memegang bahu putrinya yang gemetar hebat, wajahnya pucat pasi.
"Ayah..." Ling Meiyue mencengkeram dadanya, napasnya tercekat. Matanya yang dingin kini dipenuhi oleh kebingungan dan ketakutan yang belum pernah ia rasakan. "Ada... ada yang salah... denganku."
Ia berbalik, menatap ayahnya dengan intensitas yang menakutkan, mencoba mengalihkan rasa sakitnya. "Zu Han. Dia ingin menikahi Xue Ling untuk melawan Tian Feng, kan?"
Ling Yan, meskipun bingung dengan perubahan topik yang tiba-tiba, mengangguk. "Ya, aliansi itu... dia sangat menginginkannya..."
"Bagus," potong Ling Meiyue, suaranya kini kembali dingin, tetapi di baliknya ada getaran yang berbahaya. "Atur pertemuanku dengannya. Aku ingin tahu semua yang dia tahu... tentang pria bernama Tian Feng ini."
Ia berhenti sejenak, matanya menatap ke kejauhan.
"Dan tentang... gadis bernama Ling Yue."