Demi menutupi skandal adik dan tunangannya, Haira terpaksa menerima pertukaran pengantin. Dia menikah dengan pria yang akan dijodohkan dengan adiknya, yaitu Aiden yang merupakan orang biasa.
Bagaimana jika Haira mengetahui bahwa Aiden adalah CEO Alexan Group yang terkenal tajir melintir?
Dan apa yang melatarbelakangi penyamaran Aiden menjadi orang biasa?
Yuk kita simak kisahnya.
Follow instagram @yenitawati24 untuk mendapatkan informasi terupdate.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenita wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Doyan Dangdutan
Pernikahan mewah telah selesai di gelar. Semua tamu undangan termasuk duo sampah Resya dan Ziko juga sudah pulang. Haira dan Aiden pun segera pulang ke rumah dengan diantar supir keluarga Harsya Pramana beserta semua hadiah dan amplop dari para tamu undangan yang diangkut menggunakan mobil pick up.
Sesampainya di rumah, Hadiah dan kotak amplop dimasukkan ke dalam rumah itu. Mereka mamasukkannya ke dalam kamar yang berada disamping kamar mereka.
"Hoaam kita buka kadonya besok saja ya," ucap Haira yang sudah sangat lelah.
"Ya sudah, ayo istirahat," ujar Aiden.
Dan mereka pun tidur dengan cepat karena mereka memang sangat lelah.
*****
Keesokan paginya, Haira dan Aiden sudah terbangun. Mereka melakukan tugasnya masing-masing. Perkembangan kemampuan masak Haira semakin bagus. Sekarang dia bisa memasak makanan yang bisa dimakan meskipun rasanya masih belum seenak masakan Aiden.
Mereka tidak bekerja karena sedang cuti selama dua hari.
Selesai dengan pekerjaan rumah, mereka pun masuk ke kamar sebelah dan membuka amplop di dalam kotak. Sebenarnya Aiden sangat malas karena jumlah uang di dalam amplop tidak sebanding dengan apa yang dia punya, tapi karena dia sedang menyamar, maka dia ikut membuka nya.
"Aiden, kau menulis saja ya, aku yang akan menghitung uangnya," ujar Haira.
"Hmm, baiklah." Aiden menghela nafas pasrah.
Haira pun mulai menghitung jumlah uang di dalam amplop. Begitu banyak uang berwarna merah dan tebal didalam amplop tersebut.
Setelah menghitung ternyata jumlah uang mencapai lima puluh juta. Haira terlihat senang. Jumlahnya tiga kali lipat dari gajinya di perusahaan ayahnya.
Bagi Aiden, uang segitu hanya untuk membeli satu stel pakaian nya.
"Wah banyak, kita apakan uang ini? Apa kita membeli mobil saja ya? Aku akan tambahkan dengan tabunganku." Haira tampak berpikir.
"Tidak, jangan. Kau tidak boleh menggunakan uang tabungan mu. Aku kepala rumah tangga. Semua kebutuhanmu menjadi tanggung jawabku. Aku akan memberikan semua tabunganku dan menagih hutang Dean agar kita bisa beli mobil," ujar Aiden.
"Hah? Tidak jangan, kasihan Dean kalau ditagih saat dia tidak punya uang. Bersabar lah mungkin beberapa bulan lagi tabunganku akan cukup menambah membeli mobil. Maaf ya," ucap Aiden.
"Tidak apa-apa. Aku akan bersabar. Oh ya, ayo kita jalan-jalan ke mall. Aku...baru gajian, jadi bolehkah aku menggunakan nya untuk shopping?" tanya Haira.
"Itu uangmu, kau boleh menggunakan nya untuk keperluanmu sendiri. Tapi jangan belikan apapun untukku atau kebutuhan untuk rumah ini karena itu adalah tanggung jawabku."
"Baiklah, ya sudah ayo. Aku ingin sekali menonton film. Kalau shopping kapan-kapan saja aku akan pergi sendiri," ucap Haira.
"Ya sudah, ayo bersiap. Oh ya sebaiknya uang itu kau simpan di tabungan mu. Kita setor nanti sekalian jalan," ujar Aiden.
Haira mengangguk mengerti. Dia pun pergi ke kamar dan bersiap. Dan Haira menunggu hingga Aiden selesai lalu dia juga bersiap setelahnya.
Setelah selesai, Aiden mengambil sepeda motor besarnya dan mereka pun pergi ke Bank untuk menyetor uang ke tabungan Haira lalu setelah itu mereka pergi ke mall.
Sesampainya di mall, mereka memilih film yang akan ditonton. Haira memilih film bergenre komedi sesuai suasana hatinya yang sangat senang.
Sepanjang menonton, Haira terus tertawa dan tak jarang dia mendorong dan memukul lengan Aiden. Bahkan kini dia sedang menarik kerah baju Aiden dan menghempaskan nya ke sembarang arah. Aiden merasa kewalahan menghadapi sikap Haira yang terlalu mendalami film itu.
'Aku bersumpah tidak akan menonton film lagi dengan nya' Batin Aiden.
Selesai menonton dan mengacak-acak Aiden, mereka pun keluar dari bioskop mini itu.
"Sekarang mau kemana?" tanya Aiden sambil merapikan kemejanya yang berantakan karena ditarik Haira tadi.
"Aku lapar, ayo makan," ajak Haira.
Aiden pun mengangguk. Mereka pergi ke luar dan memilih pergi ke cafe yang tak jauh dari mall tersebut.
Haira tidak mau makan di restoran karena harganya pasti akan mahal dan bisa membebani Aiden.
Mereka sudah sampai di cafe. Pelayan datang dan memberikan menu pada mereka. Tiba-tiba ponsel Haira berdering, ternyata dari papanya. "Aiden, sebentar ya. Tolong pesankan makanan untukku." Haira mengangkat telepon dan langsung pergi keluar.
Aiden yang memang tau makanan kesukaan Haira langsung memesankannya.
Tak berselang lama, Haira masuk. "Aiden kau pesankan apa untuk ku?" tanya Haira.
"Spageti dan jus terong belanda," sahut Aiden.
"Lho dari mana kau tau aku suka makan itu?" tanya Haira.
"Hmm, aku memesan makanan yang sama. Aku juga suka itu, aku tidak tau kalau itu ternyata makanan kesukaan mu," tutur Aiden.
"Oh, begitu. Kebetulan sekali makanan kesukaan kita sama ya hahaha."
'Tentu saja, aku mengenalmu sejak kecil. Tentu aku tau makanan kesukaan mu. Bahkan kau pernah makan mie instan mentah karena tidak sabaran' Batin Aiden.
Mereka pun segera menikmati makanan itu. Selesai makan, Haira mengajak Aiden pergi ke sebuah tempat karaoke pinggir jalan yang murah meriah muntah.
Aiden mengerti mengapa Haira mengajaknya ke tempat itu. Sejak kecil Haira memang suka bernyanyi meski suaranya pas pasan.
Mereka sudah memesan sebuah room kecil. Setelah masuk, Haira langsung menyetel sebuah lagu dangdut kesukaan nya.
Kala ku pandang kerlip bintang nun jauh di sana
Sayup kudengar melodi cinta yang menggema
Terasa kembali gelora jiwa mudaku
Karena tersentuh alunan lagu semerdu kopi dangdut
Api asmara yang dahulu pernah membara
Semakin hangat bagai ciuman yang pertama
Detak jantungku seakan ikut irama
Karena terlena oleh pesona alunan kopi dangdut
Irama kopi dangdut yang ceria
Menyengat hati menjadi gairah
Membuat aku lupa akan cintaku yang telah lalu
Haira berkali-kali menyodorkan microphone nya pada Aiden namun Aiden menolaknya. Mungkin jika Haira mengingat masa kecilnya, dia akan tau jika Aiden sangat benci bernyanyi.
Lagu terus berganti hingga akhirnya Haira lelah dan memilih mengakhiri nyanyian nya. Total ada dua belas lagu dangdut yang dia nyanyikan.
Mereka keluar tepat sore hari. Haira tampak lelah hingga saat di atas motor dia malah menempel di punggung Aiden dan memeluk pinggang Aiden. Sepertinya rasa lelah telah membuat nya tidak sadar bertingkah seperti istri sungguhan pada Aiden.
Aiden tentu saja senang. Dipeluk oleh orang yang paling dia cintai. Seketika rasa kesalnya hilang. Tadinya dia memang kesal karena Haira mengacak-acak dirinya didalam bioskop dan membuatnya mendengarkan suara cempreng Haira selama satu jam.
Tapi karena rasa cintanya pada Haira, semua itu tidak akan mempengaruhi dirinya.
'Tapi yang benar saja? Doyan dangdutan? Ah sudah lah' Batin Aiden