NovelToon NovelToon
Arjuna Bopo Istimewa

Arjuna Bopo Istimewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Keluarga / Spiritual / Epik Petualangan / Romansa
Popularitas:124.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Kisah ini adalah kelanjutan dari Novel Bopo Kembar Desa Banyu Alas.
Di sini, Author akan lebih banyak membahas tentang Arjuna Jati Manggala, putra dari Arsha dan Raina yang memiliki Batu Panca Warna.
Batu Panca Warna sendiri di percaya memiliki sesuatu yang istimewa. 'Penanda' Bopo ini, barulah di turunkan pada Arjuna setelah ratusan tahun lamanya. Jadi, Arjuna adalah pemegang Batu Panca Warna yang kedua.
Author juga akan membahas kehidupan Sashi, Kakak Angkat Arjuna dan juga dua sepupu Arjuna yaitu si kembar, Naradipta dan Naladhipa.
Beberapa karakter pun akan ada yang Author hilangkan demi bisa mendapatkan fokus cerita.
Agar bisa mengerti alurnya, silahkan baca terlebih dahulu Novel Cinta Ugal - Ugalan Mas Kades dan juga Novel Bopo Kembar Desa Banyu Alas bagi pembaca yang belum membaca kedua Novel tersebut.
Happy Reading

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1. Bopo Istimewa

"Maa Syaa Allah. Ganteng banget anak Ayah." Puji Arsha setelah selesai memakaikan baju khas seorang Bopo pada putranya.

Esok adalah hari ulang tahun Arjuna yang pertama, dan sore ini Arjuna akan melakukan ritual pertamanya di Grojogan Lengkung bersama para Bopo dan Biyung yang lain.

"Sudah siap, Dek?" Tanya Arsha sambil menggendong Arjuna. Ia menghampiri Raina dan Sashi yang sedang berada di dapur, mempersiapkan sesaji yang akan mereka bawa ke Grojogan Lengkung

"Udah, Mas." Jawab Raina.

"Gantengnya, Sayangku!" Seru Sashi saat melihat Arsha dan Arjuna memakai pakaian yang sama.

"Siapa emang yang ganteng, Mbak?" Tanya Raina.

"Ayah sama Dek Juna." Jawab Sashi yang kini sudah bisa berbicara dengan jelas di usianya yang hampir menginjak tiga tahun.

"Ganteng Ayah atau Dek Juna?" Tanya Raina yang menggoda putrinya.

"Ayah, baru Dek Juna." Jawab Sashi.

"Iya dong, Ayah kan cinta pertama Mbak Sashi. Jadi pasti ganteng Ayah." Kekeh Arsha.

"Emang dasar anak Ayah." Ujar Raina sambil mencubit gemas pipi Sashi.

"Anak Ibu Ina juga." Sergah Sashi yang membuat mereka kembali tertawa.

"Ayo kita ke rumah Yang Kung. Udah pada nunggu di sana deh kayaknya." Ujar Raina.

Mereka berempat pun berjalan bersama menuju ke rumah Abimanyu. Di sana Abi, Runi, Aksa, Saira, Raka, Ashoka, Dipta dan Nala juga sudah menunggu.

"Dek Dipta! Dek Nala!" Panggil Sashi saat melihat dua sepupunya berada di gendongan Aksa dan Saira.

Dipta dan Nala pun tampak senang melihat kedatangan Sashi. Mereka berdua mengoceh ala bayi saat melihat Sashi datang bersama Arjuna. Saat berkumpul pun, Arjuna, Dipta dan Nala saling bersahut - sahutan dengan bahasa mereka.

"Wes mulai, do ngobrol ngge boso bayi. (Sudah mulai, pada mengobrol pakai bahasa bayi.)" Komentar Aksa.

"Seru ya, Mas, punya temen ngobrol." Kata Saira yang bicara dengan Arjuna. Arjuna pun tertawa saat Saira bicara dengannya.

"Kalo dulu, ada bayi vintage yang nerjemahin kalau mereka ngoceh gini. Sekarang gak ada." Lirih Ashoka.

"Itu Akung sama Uti nerjemahin dari surga. Masak kamu gak denger?" Kata Aksa yang membuat mereka kembali tertawa.

"Mika sama Om Laka ikut?" Tanya Sashi.

"Iya dong, nanti siapa yang jagain Mbak Aci, Dek Dipta sama Dek Nala kalau Mika sama Om Raka gak ikut?" Kata Ashoka.

"Sudah ayo berangkat, nanti kesorean." Ajak Runi pada anak - anaknya.

Mereka pun berangkat menuju ke Grojogan Lengkung sore itu. Seperti biasa, keturunan darah Bopo, tak boleh ikut sampai ke Grojogan saat mereka akan melakukan ritual.

Ashoka, Raka, Sashi, Dipta dan Nala pun menunggu sembari bermain di Pondokan yang berada di bawah Grojogan Lengkung.

Suara Burung dan Kera seolah menyambut kedatangan mereka. Arjuna yang berada di gendongan Abimanyu, nampak senang kala melihat Beruk dan Kera yang menghampiri mereka.

"Maa Syaa Allah, lihat deh, pada kumpul gini." Ujar Runi saat melihat Kera, Beruk dan beberapa hewan lain seperti Burung dan Rusa mulai menampakkan diri mereka.

"Gak biasanya pada kumpul kayak gini." Kata Aksa.

"Aku berasa lagi di Kebun Binatang pribadi." Sahut Saira.

"Mas itu Binturong, kan?" Tanya Raina sambil menunjuk Binturong yang berada di dahan pohon.

"Lihat, Nang, ada Binturong itu. Jarang sekali keliatan itu." Kata Abimanyu.

"Itu, si Owa Jawa juga ada." Kata Arsha.

"Emang beda Bopo kecil kita ini." Kekeh Runi sambil memainkan tangan Arjuna yang seperti roti sobek itu.

Suasana berubah ketika mereka sampai di Grojogan Lengkung. Suasana yang semula dingin, perlahan mulai terasa panas, kemudian kembali dingin.

"Assalamu 'alainaa wa 'alaa 'ibadillahish sholihiin." Lirih mereka hampir bersamaan.

"Ayo, Mas Arsha." Kata Aksa mempersilahkan Kakaknya sambil cengar - cengir.

Arsha sendiri hanya bisa geleng - geleng kepala menanggapi adik kembarnya yang kerap kali enggan memimpin ritual jika ada dirinya.

"Tuman kowe ki, Sa." Gerutu Arsha kemudian.

"Selagi ada Mas, kenapa harus aku?" Kekeh Aksa.

"Udah ayo, Mas. Kasihan anak - anak di bawah kalau kelamaan di tinggal." Cicit Raina.

Arsha pun segera merapalkan bacaan. Angin mulai berhembus pelan, semakin lama, angin itu pun berubah semakin kencang seperti hendak menerbangkan mereka semua.

Arsha kemudian menghentakkan kakinya sebanyak tiga kali. Perlahan, tiupan angin itu pun mulai mereda.

Setelah itu, mereka mulai mendekat ke arah Grojogan. Raina meletakkan sesaji yang ia bawa di atas sebuah batu besar di tepi Grojogan. Ia kemudian merapalkan bacaan sebelum meninggalkan tampah berisi sesaji itu di sana.

Para Bopo dan Biyung berdiri melingkar di tepi Grojogan. Membiarkan kaki mereka di lewati aliran air sungai yang berasal dari air terjun. Dengan mata terpejam, mereka merapalkan bacaan dengan khusuk.

Sementara itu, Arjuna, Bopo kecil mereka berada di tengah - tengah. Ia nampak riang bermain air dari aliran sungai itu sembari berjalan kesana dan kemari dengan langkah kecilnya yang masih tertatih.

Byuur!

Terdengar suara benda yang tercebur bersamaan dengan mereka yang selesai merapalkan bacaan. Para Bopo dan Biyung itu langsung membuka mata mereka. Mereka panik kala melihat Arjuna tak ada di dalam lingkaran yang mereka buat.

Entah bagaimana caranya, Arjuna bisa melewati mereka. Padahal kaki mereka saling menempel satu sama lain dan tentu akan terasa jika Arjuna melewati mereka.

"Loh! Juna mana?" Kata Raina. Dengan panik, mereka mencari keberadaan Arjuna.

"Aah! Aah!" Seru Arjuna yang memanggil - manggil.

Mereka pun langsung menoleh ke sumber suara yang memanggil mereka. Di sana, mereka melihat Arjuna yang duduk mengambang di atas air, di tengah - tengah aliran sungai Grojogan.

Mereka semua tertegun dan terpaku menatap keanehan di depan mereka. Aliran sungai itu setinggi paha orang dewasa. Dan tentu Arjuna akan tenggelam bila berada disana. Namun, anak satu tahun itu justru duduk dan bertepuk tangan dengan riang.

"Astaghfirullah, Arjuna!" Seru Saira yang lebih dulu tersadar.

"Mas, tolongin itu anaknya, kok malah bengong!" Seru Saira sambil memukul lengan Aksa.

"Iya, Sayang." Jawab Aksa yang kemudian berlari tergopoh - gopoh bersama Arsha untuk mengambil Arjuna dari sana.

"Mas, gak ada batu, Mas." Kata Aksa sambil meraba - raba air jernih di bawah tempat Arjuna duduk saat Arsha sudah menggendong putranya.

"Iya, Sa. Berarti dia ngambang, Sa. Ya Allah!" Jawab Arsha.

"Ya Allah, kok bisa to, Mas?" Tanya Aksa.

"Ya gak tau to, Sa. Aku kan sama kamu juga di sana." Kata Arsha.

"Gak apa - apa kan, Nang? Coba Bopo periksa." Kata Arsha yang kemudian memeriksa tubuh Arjuna.

"Alhamdulillah, gak apa - apa. Ayo wes." Ajak Aksa. Mereka berdua kemudian membawa Arjuna kembali ke tempat mereka.

"Ya Allah, Arjuna." Kata Raina yang kemudian meraih tubuh putranya.

"Beneran ngambang. Gak ada batu atau kayu di tempat duduknya." Kata Aksa.

"Maa Syaa Allah. Kuasa Allah." Ujar Raina.

"Maa Syaa Allah, Bopo istimewa." Imbuh Saira sambil mengecup kepala Arjuna yang berada di gendongan Raina.

1
syora
mnding kalian bantu doa supaya si sansan ngak dialihkan ke dunia lain
Atik Kiswati
wah....meh gegeran ki....
Santi
tiba2 Arjuna ku up jam segini,bahagia hatiku
Dhina Ragil
mesti sandi beraninya kroyok'an nich..cuihhh..cement..
mz arjunaku yg ca'em,bagus,guanteng sak kabehe,smpyn meneng mawon.lenggah sing tenang.tak santette sandi sak krocone.😡🤬😤
tiniteyok
wahhh seru seruuuuu....😀😀😀ayo ndang gelut Jun 🤣
Nur Wakidah
aduhhh , , , cari mati nih si Sandi 🤣🤣🤣 , , , ben dicelukne bledek kui ngko karo mas Juna ,,,
incha
hadeh sandi salah lawan kamu
ayoooo juna sentil si sandi dengan kelelawar🤭
widi
kasih paham jun itu mulutnya si sandi
la💪
wis author tersayang lagi kesurupan apa ni tumben gak ada angin hijan geledek jam segini up🤣
FDS: baru dapet wangsit. abis semedi di Grojogan Lengkung /Scowl/
total 1 replies
Ita Xiaomi
Wah Arjuna nak mengundang makhluk apa nih utk datang?
Ita Xiaomi
Kasihan lah mbak Aci, Jun.
Ita Xiaomi
Nah ini buaya dah datang😁
Arin
Tahan emosi Jun. Jangan sampai terpancing. Kekuatan mu tidak bisa di pandang remeh. Takutnya berakibat fatal biarpun cuma sedikit dikeluarkan.
Ita Xiaomi
Bijak nih.
Ita Xiaomi
Mereka dilimpahi kasih sayang yg tulus dan kebahagiaan oleh keluarga.
Kasih Bonda
next Thor semangat
Amalia Putri
Aduh sandi cari infonya dulu jangan asal marah lanjut thor💪💪💪💪/Heart//Heart//Heart/
Ita Xiaomi
Yang Kung, Ayah dan Bopo ahli IT
Leny Wijaya
parah ya gara2 ngejar sashi jd mau adu jotos ma Ajuna blom tau dia siapa itu Arjunz😄😄😄
yunita
lnjutttt yg byk thorrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!