Takdir seakan mempermaikan kehidupan Syakira Anastasia. Kehidupannya yang bergelimang harta, terlahir dari keluarga mapan, gak pernah sekali pun membuatnya menangis karena derita.
Namun takdir membawanya pada seorang pria beruban, dengan fisik bak pria matang.
Membawanya pada hubungan yang gak pernah ia bayangkan. Mampu kah Syakira menjalani perannya sebagai seorang istri di usia labilnya? Atau berakhir menderita seperti yang di inginkan Jims Prayoga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Dusta Serli
Syakira kembali melanjutkan langkahnya menuju ruang UGD dengan di temani Serli. Gak peduli dengan Wili yang tertinggal di belakangnya.
Serli menarik nafas dalam, lalu membuangnya perlahan.
“Keputusan kamu udah paling benar, Ra! Kamu gak layak bersama pria yang gak dukung keputusan mu!” bisik Serli dengan menunjuk kan ke dua jempolnya di depan Syakira.
Menanggapi Serli, segaris senyum terpaksa di perlihatkan Syakira. Dengan gurat kesedihan yang masih ketara di wajah ayunya.
“Aku cuma gak habis pikir dengan pola pikir Wili. Gimana bisa dia tega mencegah ku untuk menandatangani surat pernyataan operasi papa!” terang Syakira gak habis pikir.
Serli menoleh ke belakang. Di lihatnya Wili yang tampak frustasi di tempat ia berpijak.
“Kamu yang sabar ya, Ra! Seandainya aku bisa kasih tau kamu yang sebenarnya. Mungkin saat ini orang tua kamu gak akan berakhir di sini, Ra!” ujar Serli, seolah tengah memancing keingin tahuan Syakira.
“Maksud kamu apa, Ser? Kamu tau apa yang terjadi dengan orang tua ku?” tanya Syakira dengan tatapan penuh tanya.
Serli menelan salivanya dengan sulit, ia menoleh ke belakang sebelum menjawab pertanyaan Syakira. Seakan memastikan jika gak ada Wili di sana yang akan menyusul ke duanya menuju UGD.
‘Aku harap, kamu gak menyusul kami, Wil!’ batin Serli penuh harap.
Syakira mengikuti arah pandangan Serli.
“Ada apa? Apa ada orang yang kamu takuti, Ser?” cicit Syakira penuh selidik.
Dengan ragu, Serli buka suara usai menoleh ke belakang, “Gak ada apa apa, Ra! A- aku, aku cuma…”
Tepat di saat ke duanya berbiluk arah, Serli mau pun Syakira gak lagi melihat sosok Wili.
“Jangan bohong, Ser! Siapa yang kamu takuti?” tanya Syakira.
“Kamu benar, Ra! Aku tau apa yang menimpa orang tua kamu. Cu- cuma aku terlalu takut sama Wili. Wili selalu mengancam ku, di saat aku ingin mengatakannya pada mu, Ra!” dusta Serli.
Syakira tampak syok, degup jantungnya berdetak lebih kencang, bukan karena cinta. Melainkan karena keterkejutan dengan pengakuan Serli.
Syakira menggelengkan kepalanya gak percaya, “Kamu pasti salah, Ser! Mana mungkin Wili sekejam itu pada orang tua ku!”
“Kamu harus percaya pada ku, Ra! Hubungan kalian gak di ketahui om Bayu dan tante Sasmita kan?” tanya Serli yang mendapat anggukan dari Syakira.
“Wili bilang pada ku… ia takut keberadaan orang tua mu, hanya akan menghalangi hubungan kalian, jadi ia menyuruh seseorang untuk membuat kesan om dan tante kecelakaan mobil. Kamu tau, kenapa Wili bersikeras gak mau om Bayu di operasi? Itu alesannya, Ra! Biar om Bayu ikut tewas menyusul tante Sasmita!” terang Serli panjang kali lebar.
Hati Syakira seakan mendapat pukulan keras namun tak berbentuk.
‘Jadi itu alasan kamu, Wili! Kamu ingin melenyapkan ke dua orang tua ku? Tapi sayangnya kecelakaan itu hanya merenggut nyawa mama ku?’ batin Syakira, dengan terisak.
“Maaf Kira! Ini salah aku.” gumam Serli.
Ke dua lutut Syakira seakan tak bertulang, membuat dirinya limbung dan berakhir dengan bersandar pada dinding rumah sakit.
Brugh.
Air mata yang belum lama mengering, kini kembali membasahi pipi Syakira. Dengan kenyataan pahit yang ternyata hanya karangan Serli atas perintah seseorang.
Dengan suara terisak, Syakira berujar, “Aku gak nyangka. Wili bisa sekejam itu sama aku, Ser!”
Serli membantu Syakira berjalan dengan memapahnya. Dengan kata kata yang kembali terlontar dari bibir Serli, guna meracuni pikiran Syakira untuk semakin membenci Wili.
“Wili itu gak sebaik yang kamu kenal, Ra! Kenyataannya Wili dalang di balik kecelakaan orang tua kamu, Ra! Aku mohon kamu pura pura gak tau ya, Ra!” imbuh Serli lagi dengan nada memohon.
Syakira menoleh ke arah Serli.
“Gimana bisa kamu meminta ku untuk pura pura gak tau, Ser? Dia pembunuh mama ku! Orang yang bahkan menjadi dalang kecelakaan ke dua orang tua ku! Wili pantas di penjara, Ser! Wili harus mempertanggung jawabkan atas semua kejahatannya!” jelas Syakira.
“Aku tau, Ra! Tapi aku masih ingin hidup, Ra! Ini juga demi keselamatan kamu, Ra! Kamu pasti gak ingin kita berakhir di tangan Wili kan, Ra!” imbuh Serli lagi, mencoba meyakin kan Syakira.
“Ira! Kita harus bicara! Setidaknya dengar penjelasan aku, Ra!” seru Wili dengan lantang dari arah belakang ke duanya.
Serli menggeleng saat Syakira hendak menoleh ke belakang. Dengan satu tangan Serli menghapus air mata Syakira.
“Aku mohon, Ra! Jangan katakan apa pun. Jangan sampai Wili tau kalo sebenarnya aku sudah mengatakan semuanya pada mu! Tolong aku, Ra!” pinta Serli dengan tatapan memohon.
Syakira menatap Serli iba, ‘Kasihan Serli, dia harus merasa ketakutan di habisi nyawanya oleh Wili! Wili benar benar keterlaluan! Dia pikir dia itu siapa!’
Wili yang berhasil menyamai langkah ke duanya, menatap cemas Syakira yang di papah Serli.
“Ra! Kamu kenapa? Aku bantu kamu ya!” ujar Wili, mencoba menarik Syakira untuk ia papah.
Prak.
Syakira menepis tangan Wili.
“Gak perlu! Aku gak butuh bantuan dari orang seperti mu, Wil!” ketus Syakira dengan sorot mata tajam.
“Tapi Ra! Kasihan Serli kalo aku gak bantu memapah kamu! Aku ini masih kekasih kamu loh, Ra!” desak Wili, menarik paaaksa lengan Syakira untuk ia papah.
Syakira mendorong Wili dengan sisa tenaga yang ia miliki.
“Tapi aku gak mau di sentuh tangan kotor mu, Wil! Suka atau gak! Hubungan kita udah berakhir, Wil!” jelas Syakira, menatap Wili dengan tatapan kebencian.
“Sebaiknya kamu pulang aja, Wil! Syakira ada aku yang menemaninya!” celetuk Serli dengan ramah. Seakan gak ada yang berubah pada hubungan ke tiganya.
“Tapi Ser! Aku ini pacar Syakira, mana mungkin aku tega membiarkan wanita yang aku cintai seorang diri di saat dirinya terpuruk!” ujar Wili tanpa mengalihkan perhatiannya dari Syakira.
Dengan nada mengancam yang ia tujukan pada Wili, Syakira menatap pak polisi Danu yang masih setia berdiri di depan ruang UGD.
“Kamu pergi dari hadapan ku sendiri! Atau mau aku panggil pak polisi untuk menyeret mu menjauh dari ku, Wil!”
Serli menatap Wili penuh harap, “Wil! Tolong ngertiin Kira! Kira butuh waktu untuk sendiri! Kalo ada apa apa… aku pasti akan kabari kamu!”
“Oke, kali ini aku ngalah. Tapi aku gak bisa terima keputusan kamu, Ra! Selamanya kamu itu kekasih ku, Ra!” jelas Wili gak mau di bantah.
“Aku gak peduli! Hubungan kita udah berakhir! Aku bukan lagi kekasih mu!” kekeh Syakira.
Wili hendak membantah Syakira, “Tapi, Ra! Aku…”
“Wil! Jangan menambah beban kesedihan Syakira! Mending kamu urus pemakaman untuk tante Sasmita!” pikir Serli.
Wili membuka mulutnya, dengan kata menggantung, “O…”
“Gak perlu! Aku bisa melakukan nya sendiri tanpa bantuan mu! Lebih baik kamu enyah dari hadapan ku, Wil!” ucap Syakira penuh penekanan.
“Maaf Ra! Tapi aku sangat mencintai kamu, jadi aku gak akan meninggalkan kamu! Aku akan tetap berada di samping mu meski aku harus menjaga jarak dari mu!” terang Wili.
“Terserah! Lakukan apa yang mau kau lakukan, tanpa harus memperlihatkan wajah mu, Wil!” geram Syakira.
Suster Desi ke luar dari ruang UGD, di lihatnya Syakira gak berada jauh dari ruang UGD.
“Nona Syakira!” seru suster Desi.
“Saya, sus!” Syakira mempercepat langkahnya, guna menghampiri suster Desi.
“Apa pun keputusan mu, aku pasti akan dukung, Ra!” bisik Serli, dengan ekor mata melirik tajam Wili yang terpaksa menghentikan langkahnya.
“Gimana papa saya, sus? Kapan operasinya akan di mulai?” cecar Syakira, begitu sudah berhadapan dengan suster Desi.
Bersambung…