NovelToon NovelToon
PACARKU OM OM

PACARKU OM OM

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Beda Usia / Romansa
Popularitas:23.4k
Nilai: 5
Nama Author: HANA ADACHI

Dewasa🌶🌶🌶
"Apa? Pacaran sama Om? Nggak mau, ah! Aku sukanya sama anak Om, bukan bapaknya!"
—Violet Diyanara Shantika—

"Kalau kamu pacaran sama saya, kamu bakalan bisa dapetin anak saya juga, plus semua harta yang saya miliki,"
—William Alexander Grayson—
*
*
Niat hati kasih air jampi-jampi biar anaknya kepelet, eh malah bapaknya yang mepet!
Begitulah nasib Violet, mahasiswi yang jatuh cinta diam-diam pada Evander William Grayson, sang kakak tingkat ganteng nan populer. Setelah bertahun-tahun cintanya tak berbalas, Violet memutuskan mengambil jalan pintas, yaitu dengan membeli air jampi-jampi dari internet!

Sialnya, bukan Evan yang meminum air itu, melainkan malah bapaknya, William, si duda hot yang kaya raya!

Kini William tak hanya tergila-gila pada Violet, tapi juga ngotot menjadikannya pacar!

Violet pun dihadapkan dengan dua pilihan: Tetap berusaha mengejar cinta Evan, atau menyerah pada pesona sang duda hot?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Aji Mumpung

"WHAT?!" Suara Violet meninggi, membuat William refleks menutup kedua telinganya. "TOLONGGG, ADA ORANG MESUM!!" Ia masih lanjut berteriak.

"Hei, hei, tutup mulut kamu!" William buru-buru membekap mulut Violet dengan telapak tangannya yang besar. "Nanti orang-orang bisa salah paham!"

"Salah paham apanya? Orang jelas-jelas Om bilang sendiri kalau mau cium aku! Itu apa namanya kalau bukan mesum?!"

"Astaga, bukan begitu maksud saya! Kamu kan tanya apa saya beneran jatuh cinta sama kamu gara-gara air jampi-jampi itu? Ya, saya jawab kalau saya memang jatuh cinta sampai pengen mencium kamu, gitu!"

"Jadi, sebenarnya Om mau cium aku apa nggak?"

"Nggak!" tukas William kesal, lalu melepaskan bekapannya dari mulut Violet. "Lagian saya juga nggak mau nyium bibir kamu yang bawel itu, nanti terkontaminasi!"

"Emangnya aku virus?" Violet bersungut-sungut. "Udah ah, Om. Aku mau pulang aja. Ternyata semua cowok di dunia ini sama aja, sama-sama mesum!"

"Sudah saya bilang saya tidak—" William tidak sanggup melanjutkan kata-katanya karena sudah terlalu lelah berdebat. "Sudahlah, percuma ngomong sama kamu. Ayo, saya antar pulang."

"Hah? Ngapain Om mau anter saya pulang segala?" Violet sudah memasang wajah waspada.

"Astaga, Purple, saya itu cuma khawatir sama keselamatan kamu. Lagian, kamu memangnya nggak takut kalau kejadian tadi terulang lagi? Apalagi baju kamu sekarang itu terlalu mengundang orang-orang brengsek seperti mereka!"

"Memang apa yang salah sama baju aku?" Violet menatap penampilannya sendiri. Saat ini dirinya memakai kemeja oversize dan celana pendek. "Ini tuh cute, tahu!"

"Iya, cute di mata kamu! Tapi menggoda di mata para pria!"

Violet langsung mendelik. "Jadi, Om juga tergoda sama aku?"

"Arghhh! Terserah kamu lah, Purple! Pusing saya ngeladenin omongan kamu terus!"

...----------------...

Seperti biasa, percakapan mereka selalu berakhir dengan perdebatan panjang. William yang malas bicara harus menghadapi Violet yang polos dan banyak tanya. Perdebatan mereka baru benar-benar selesai saat mobil mewah William berhenti di depan kosan Violet.

"Makasih ya, Om, udah nganter saya, meskipun saya nggak minta," ujar Violet sambil mencibir.

"Ya ampun, kamu tuh terima kasihnya ikhlas nggak sih?" William menggeleng-gelengkan kepalanya. Violet hanya menjulurkan lidahnya keluar sebelum cepat-cepat kabur.

"Dasar gadis kurang ajar," gerutu William dari dalam mobil sambil melihat kepergian Violet. "Tapi kok lucu..." Sedetik kemudian, William terbelalak saat menyadari ucapannya sendiri. "Kamu sudah gila, William!"

...----------------...

Esok paginya, William sedang tidur di ranjangnya. Berulang kali pria itu bergerak dengan gelisah, ke kanan dan ke kiri.

Dalam mimpinya, ia sedang bercumbu mesra dengan Violet. Gadis itu begitu agresif menggoda dan menguasainya.

"Ah..." Tanpa sadar, William mengigau sambil mendesah. Mimpi itu terasa begitu nyata, dan ia merasa sangat menikmatinya. Meskipun saat bangun nanti, ia pasti hanya bisa menghela napas panjang sambil mengumpat.

Ngingggg!

Dahi William berkerut. Di dalam mimpinya, suara Violet tiba-tiba berubah menjadi dengingan. Lalu—

Ngingggg!

William sontak membuka mata, napasnya terengah-engah akibat mimpi panas yang baru saja dialaminya.

"Sialan!" umpatnya saat menyadari celananya basah. "Kenapa aku jadi kayak remaja baru baligh begini sih?! Sampai kapan aku harus mengalami hal-hal kayak gini terus?!" desahnya frustrasi. Namun, rasa frustasinya tak bertahan lama karena ia kembali mendengar suara dari luar kamarnya.

Ngingggg!

Tubuh William langsung menegang. Suara itu ternyata bukan cuma di dalam mimpinya? Tapi, siapa yang ada di rumahnya pagi-pagi begini? Seingat William, dia tidak menyewa petugas bersih-bersih.

Apa jangan-jangan maling?

Kesadaran William langsung kembali. Ia buru-buru keluar dari kamar sembari membawa lampu meja sebagai senjata. Dengan waspada, ia membuka pintu dan siap melayangkan benda itu ke arah si maling. Tapi, untunglah ia belum melakukannya saat melihat siapa yang ada di sana.

"Purple? Ngapain kamu di sini?!"

Ternyata, sudah ada Violet di sana sedang membersihkan lantai menggunakan vacuum cleaner. Gadis itu hanya tersenyum sambil melambaikan tangan ke arah William.

"Hai, Om."

William terperanjat. Tunggu, apa dirinya masih berada di dalam mimpi?

Saking bingungnya, William sampai menampar pipinya sendiri. Plak!

"Ah, sakit!" keluhnya.

"Eh, Om! Kenapa sih?! Kenapa tiba-tiba nampar pipi sendiri?!" Violet buru-buru mendekat karena panik.

"Stop!" William buru-buru mengangkat tangannya, melarang Violet untuk mendekat. Bukan hal baik melihat gadis itu setelah dirinya baru saja bermimpi yang tidak-tidak. Dan, astaga, bahkan celananya masih basah!

"Te-terusin kerjaan kamu! Saya mau masuk!" William buru-buru masuk kembali ke dalam kamarnya dan mengunci pintu dari dalam. Violet hanya terheran-heran.

"Kenapa sih dia? Ah... lagi cepirit kali ya... Biarin aja deh," ujar Violet sambil menggelengkan kepalanya, lalu melanjutkan membersihkan lantai.

Ngingggg!

...----------------...

William kembali keluar dari kamar setelah selesai mandi dan sudah mengenakan setelan rapi kantornya. Sebelum membuka pintu, ia terlebih dulu menenangkan pikirannya.

"William, ingat, kamu itu pria dewasa. Kamu harus menahan diri. Ini kenyataan, bukan mimpi," katanya menguatkan diri. Setelah itu, ia pun segera keluar.

"Hai, Om!" Lagi-lagi, yang menyambut William adalah senyuman manis Violet. "Sini, Om, udah aku buatin sarapan!" katanya sambil melambaikan tangan.

Alih-alih senang, William malah mengernyitkan dahi heran. Ia menatap ke sekeliling apartemen, memastikan tidak ada yang rusak atau hilang.

"Kenapa sih, Om? Kok malah diem aja kayak patung?" tanya Violet heran.

"Kamu nggak ngerusak dapur saya, kan?"

"Ya ampun, ya nggak lah, Om! Lihat nih, dapur Om masih utuh dan bersih!"

"Ya siapa tahu," William mengangkat bahu. "Daripada nanti saya harus bayar denda dua ratus juta lagi."

Violet memberengut sambil menggerutu. "Ya ini kan saya lagi berusaha menebus kesalahan saya Om..."

"Tunggu." William menyipitkan mata saat menyadari sesuatu. "Ngomong-ngomong, gimana caranya kamu bisa masuk ke sini?!"

"Ya lewat pintu lah, Om. Masa saya manjat gedung?" jawab Violet santai.

"Itu dia masalahnya! Gimana kamu bisa dapat akses masuk ke sini?!"

"Satpam yang kemarin kan ngasih kuncinya ke saya," ujar Violet sambil mengeluarkan kartu akses dari sakunya.

"Astaga..." William menepuk jidatnya. "Kenapa kemarin nggak kamu balikin ke saya?"

"Lupa," jawab Violet enteng.

William hanya bisa menghela napas panjang, lalu menatap Violet yang kini duduk di depannya. "Emangnya, Kamu nggak takut balik ke sini lagi?"

"Hm?" Violet menatap William heran. "Takut kenapa?"

"Ya, kan kemarin kamu baru mengalami kejadian yang nggak enak," kata William hati-hati.

"Oh, nggak papa kok. Lagian kan kata Om, komplek ini aman, jadi kenapa harus takut?"

"Iya sih, tapi kalau di luar komplek ini gimana? Apalagi kamu kan cantik, jadi—" William langsung berhenti saat menyadari ucapannya sendiri.

Violet langsung menyunggingkan senyum nakal. "Berarti aku cantik ya, Om?"

"Nggak," William buru-buru memalingkan wajah. "Saya begini karena efek air jampi-jampi kamu itu."

"Cih," Violet mendengus kesal. "Tapi kalau dipikir-pikir, kayaknya ini hal yang bagus, deh."

Kening William berkerut. "Hal bagus buat apa?"

"Buat aku," jawab Violet riang. "Om kan jatuh cinta sama aku nih, jadi otomatis aku bisa manfaatin Om dong."

"Enak aja. Saya nggak semudah itu buat kamu manfaatin, ya. Meskipun saya sekarang jatuh cinta, tapi saya masih pakai logika."

Violet terdiam sejenak, lalu tiba-tiba tangannya menyenggol gelas di atas meja.

Prang!

"Aduh..." Violet meringis kesakitan.

"Hei, hei, hei! Kamu kenapa?!" William panik, langsung mendekati Violet. "Kamu terluka? Seberapa parah? Astaga, ayo kita ke rumah sakit!"

Violet tak menjawab, kepalanya masih tertunduk.

"Hei, Purple! Jawab saya!" William semakin panik.

Perlahan, Violet mengangkat wajahnya sambil menyeringai jahil.

"Prank..." katanya dengan nada menggoda. "Tuh, kan? Om bisa sepanik ini cuma karena aku kena pecahan gelas. Berarti aku bisa nih manfaatin Om!"

"Astaga, kamu tuh ya..." William menghela napas panjang, berusaha menenangkan emosinya. "Emangnya kamu mau manfaatin saya buat apa, sih? Minta dibeliin tas branded? Mobil? Atau rumah?"

"Ih, apaan sih, Om! Emangnya aku ani-ani? Aku nggak butuh semua itu!"

"Ya terus mau apa?"

"Mau minta Om comblangin aku sama Kak Evan!"

"Hah?!"

1
jiee💚
agak creepe yah penjaga nya mending kamu keluar aja deh vio dari pada nanti di apa"in hiii...
HANA
Assalamu'alaikum gaes.
Sebelumnya, author mau ngucapin selamat menunaikan ibadah puasa bagi para pembaca yang muslim 🥰🙏

Terus.. untuk menjaga kekhusyukan para pembaca dalam beribadah, mulai besok bab selanjutnya akan update setelah buka puasa. Jadi tenang aja, meskipun ada adegan plus plusnya, ga akan bikin batal 🤭
Terimakasih atas perhatian nya...
Dukung terus karya ini dengan kasih like, komen, gift, subscribe, dan lain-lain.
Terimakasih! ❤
Susanti: makasih thor selamat berpuasa juga bsgi yang menjalankan
total 1 replies
lilik indah
owhhhh...msh aman trnyata
Kusii Yaati
kelamaan mah kalau nunggu di puji violet mending muji diri sendiri ya nggak Wil 😂
nd4r
heeeeeeeeh pd kali om satu ini/Facepalm/
Aisyah Ranni
Om Will Will Solution ini bukan cowok sempurna tp Hot Duda Value Grade A ...udah ganteng,kaya,baik hati,rajin menabung dan yg penting sudah cinta sm kamu mbak Purple.
Azahra Rahma: om Will Will duren mateng ,,duda keren mapan dan ganteng,,kurang sempurna apa tuh ya kak
total 1 replies
SAL💞🇲🇾
om duda perasan..
mery harwati
Lembaga survey tolong keluarkan survey anda soal cowok sempurna bagi William🤣🤣
jiee💚
sat set ya om Wil takut di tikung sama yg muda
jiee💚
berterima kasihlah kamu sama om Wil Klo gak pasti udah di unboxing kan kamu juga yg nyesel
HANA
Pedenya Om Will🤦‍♀️
mery harwati
Wiiilllii di apartemenmu ada CCTV kan? Bisa kau putar ulang lagi tuh tiap adegan saat dirimu masuk memanggul Violet & saat Violet menggeliat seperti cacing kepanasan, pengen liat reaksi Violet klo adegan CCTV diulang 🤣
Azahra Rahma: nah setuju tuh kak,,biar violet tau kelakuannya tadi malam seperti apa
total 1 replies
HANA
Alhamdulillah duda kesayangan kita nggak kebablasan gaes 🤭
Aisyah Ranni
Waduh gak jadi adegan horor nya😆 gpp menjaga martabat duda berkelas gitu lho
suyetno
/Gosh//Gosh//Gosh//Gosh//Gosh//Gosh/
suyetno
ko cm om wllli dong yg lain mana
suyetno
terima aja klu jodoh ga kemana
suyetno
ada sj km violet mau bl yv gituan /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Fitriana Yusuf
semangat berkarya💪💪
HANA: terimakasih 🥰
total 1 replies
jiee💚
ya ampun agak deg deg an yah bacanya tapi kamu beruntung vio gak jadi di unboxing sama cowo gak dikenal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!