💮Warning mengandung unsur 21+ jadi bijak dalam memilih bacaan ya💮
Di tinggalkan oleh orang yang kita cintai tentu sangat berat. Apa lagi dengan hadirnya sesosok makhluk kecil yang di sebut anak. Gerry Ardana seorang pengusaha properti harus menelan kenyataan pahit karena istrinya mendadak meninggalkan dirinya setelah melahirkan putra pertama mereka. Sang istri tak terima melahirkan bayi prematur yang di diagnosa dokter memiliki kekurangan itu. Di sisi lain bayi yang diberi nama Zafa Ardana itu memiliki alergi terhadap susu sapi. Lalu bagaimana nasib baby Zafa? ikuti kisah selengkapnya.
S2. Menceritakan tentang kehidupan percintaan Didi, Aldo dan Arsen. (S2 ini gado-gado kisahnya. Jika suka silahkan lanjut, jika tidak tinggalkan othor disini tanpa kata" yang menyakitkan)
Plagian harap menjauh, kisah ini pure dari hasil Meres otak. Jadi jangan sekali sekali mencontek
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
*Happy reading*
"Tolonglah nak, jika kau bersedia aku akan membayarmu 3x lipat dari gaji pegawai kantoran." Bujuk nyonya Arini tak menyerah.
"Tapi nyonya, saya .. " Dian tampak ragu untuk menerima tawaran nyonya Arini. Tapi melihat wajah pucat nyonya Arini membuat Dian tak kuasa untuk menolak."
"Saya bersedia, asalkan nyonya juga menyediakan tempat untuk kami tinggal." Ucap Dian, ia sedikit ragu dengan persyaratan yang ia ajukan. Tanpa diduga nyonya Arini menyanggupi persyaratan yang diajukan oleh Dian.
"Baiklah nak, kau bisa tinggal di rumah kami. Tapi bagaimana dengan suamimu nak?" tanya nyonya Arini.
"Suami saya sudah meninggal nyonya. Jadi saya hanya hidup berdua bersama putri saya." Kata Dian menatap bayinya yang masih terlelap.
Nyonya Arini sempat terpaku sejenak menatap wanita yang ada di depannya. Usianya masih tampak muda, harus membesarkan bayi seorang diri tanpa suami. Sungguh malang sekali.
"Baiklah kalo begitu. Tunggu sebentar supirku sebentar lagi tiba. Kita ke rumah sakit dulu untuk menemui cucuku. Jika nanti bisa, kau langsung dapat menyusuinya." nyonya Arini tampak bersemangat.
"Lalu bagaimana dengan bayiku?" tanya Dian, ia tak mungkin mengajak bayinya masuk ke rumah sakit.
"Nanti kamu dan bayimu akan dibawa ke ruanganku, aku akan meminta perawat menjaga bayimu sementara kamu menyusui baby Zafa." Dian tampak merasa tenang jika bayinya bisa tetap bersamanya.
Tak lama sebuah mobil mewah berwarna putih berhenti di depan mereka. Seorang supir membukakan pintu untuk nyonya Arini dan Dian. Selama perjalanan menuju rumah sakit suasana mendadak hening karna mereka sibuk dengan pikiran masing².
Dian POV
'Semoga saja keputusanku benar. Selain aku dapat pekerjaan, aku juga bisa tetap mengasuh bayiku. Terima kasih Tuhan! Engkau sungguh bermurah hati padaku. Di saat aku mendapat kesulitan kau selalu menunjukkan jalan untukku.'
Author POV
Sesampainya di rumah sakit, Dian mengikuti nyonya Arini memasuki sebuah lift khusus mereka menuju ke lantai paling atas. Di sana terdapat sebuah ruangan yang begitu luas, bahkan di ruangan itu tampak seperti apartemen.
"Masuklah nak, letakkan bayimu di sana. Aku akan menghubungi dokter dulu biar baby Zafa dibawa kemari." Ucap nyonya Arini, Dian duduk di sofa yang lebar ia meletakkan baby Zafrina di sana, bayi mungil itu nampak menggeliat.
"Apa kamu lapar sayang?" Dian mengangkat baby Zafrina ke pangkuannya. Lalu mulai mengeluarkan sebelah ******** nya dan bayi itu pun langsung menyusu dengan lahap.
Saat sedang menyusui Dian yang tak terlalu memperdulikan sekitarnya tak melihat jika sedari tadi ada seorang pria yang memperhatikan dirinya. Pria itu adalah Gerry yang berniat masuk ruangan itu untuk beristirahat.
"Siapa kamu?" tanya Gerry dingin.
Dian yang terkejut seketika memasukkan ********nya ke dalam kemejanya. Nyonya Arini yang baru selesai dari kamar mandi menepuk pundak Gerry.
"Dia ibu susu untuk Zafa." Ucap Nyonya Arini, Gerry memandang dengan tatapan tak suka pada Dian.
"Tapi mah, jika dia punya anak bagaimana Zafa bisa kenyang menyusu?" protes Gerry. Nyonya Arini memukul kepala Gerry.
"Ya Tuhan, Gerry Ardana! Kau itu seorang CEO berpikirlah yang waras. Apa kau ingin mencari ibu susu yang masih perawan?" Ucap nyonya Arini dengan suara melengking.
"Mah, kenapa memukulku? Aku hanya bertanya." Gerry mengelus kepalanya yang mendapat pukulan dari ibunya.
Tak lama baby Zafa didorong oleh seorang perawat di ikuti oleh Dokter di belakangnya.
Kini Dian menatap bayi mungil yang terus menangis itu, Dian meletakkan putrinya di sofa itu, ia berdiri mendekati baby Zafa.
"Maaf dokter, apa saya boleh menggendongnya?" tanya Dian, matanya tak lepas menatap bayi mungil itu.
Dokter mengeluarkan baby Zafa yang terus menangis, seolah sedang kehausan. Dengan perlahan dan tangan bergetar Dian menerima baby Zafa. Ajaibnya setelah berada dalam gendongan Dian, baby Zafa berhenti menangis.
Dian membawa baby Zafa duduk di sofa dekat baby Zafrina di letakkan.
"Apa boleh?" tanya Dian pada dokter, dan dokter pun mengangguk. Dian yang merasa di perhatikan terus oleh Gerry merasa risih, ia pun berbalik badan memunggungi mereka yang ada di ruangan itu.
"Dokter membantu meletakkan posisi baby Zafa dengan benar, karena bayi itu terlalu mungil khawatir hidungnya tertutup oleh ******** Dian. Dengan perlahan baby Zafa mulai menghisap pu*ting Dian, ada perasaan hangat yang mengalir di relung hatinya.
"Minum yang banyak ya sayang!" Ucap Dian dengan lembut. Gerry yang melihat interaksi antara putranya dan Dian menjadi terenyuh.
Gerry POV
'*Aku terkejut ketika mendapati seorang wanita bertubuh mungil sedang menyusui seorang bayi. Apa mama bercanda, kenapa wanita sekecil dirinya memiliki seorang anak.'
Saat wanita itu masih asik dengan kegiatannya aku memberanikan diri menanyainya.
"Siapa kamu?" tanyaku.
Dia tampak terkejut dan malu melihatku, mungkin karna aku melihatnya sedang menyusui bayinya, Ah aku jadi mengingat Selena, apa lagi bagian yang ku lihat tanpa sengaja tadi adalah bagian favoritku.
Saat aku melihat wanita itu mendekati inkubator baby Zafa entah mengapa dadaku berdesir. Dari kemarin memang putraku tampak gelisah. Mungkin karena ia menyadari jika ibunya meninggalkannya. Bukankan ikatan batin antara ibu dan anak itu sangatlah kuat.
Wanita mungil itu menggendong baby Zafa dengan tangan bergetar, aku khawatir ia akan menjatuhkan putraku.
Tapi anehnya justru putraku langsung terdiam saat ada dalam gendongannya. Bahkan baby Zafa tampak asyik menyesap pu*ting wanita itu, sepertinya putraku menyukainya. Hingga aku mendengar bunyi sendawa dari mulut mungilnya membuatku tak kuasa menahan senyumku*.
Author POV
Setelah baby Zafa bersendawa, Dian menyerahkan baby Zafa pada dokter itu, tapi saat beralih tangan baby Zafa justru malah menangis. Dengan sigap Dian mengambil baby Zafa dan mulai memeluk bayi itu dalam dekapannya. Dan anehnya Zafa kembali tertidur dengan nyenyak. Nyonya Arini tak mampu menahan tangisnya melihat baby Zafa yang seolah enggan lepas dari Dian.
"Bagaimana dokter? apa tidak apa² Zafa seperti ini." Tanya nyonya Arini.
"Justru ini perkembangan yang sangat bagus nyonya, saya rasa semakin sering Zafa berinteraksi dan menyusu maka berat badannya otomatis akan segera meningkat.
"Oh iya dokter, apa penyebab Autisme yang di alami cucu saya?"
"Penyebabnya bisa bermacam² nyonya, banyak faktor yang bisa memicu termasuk nikotin dan alkohol, dari sampel darah yang kami ambil beberapa waktu lalu dari nyonya Selena sepertinya saat hamil pun nyonya Selena mengkonsumsi alkohol dan obat penenang." tutur dokter itu, seketika wajah Gerry memerah kenapa Selena tega berbuat seperti itu? apa memang dia tak menginginkan anak darinya?" batin Gerry tanpa sadar air matanya lolos membasahi pipinya.
Nyonya Arini mengelus pundak putra semata wayangnya. Sejak awal nyonya Arini tak pernah setuju putranya menikah dengan model itu, tapi mau bagaimana lagi melihat cinta yang begitu besar untuk wanita itu, akhirnya nyonya Arini menyetujuinya. Tapi sekarang melihat cucunya menjadi korban dari membuatnya, ia merasa bersalah telah menyetujui pernikahan itu.
"Pasti ada hikmah dibalik semua ini. Kamu harus kuat sayang, ingatlah Zafa masih membutuhkanmu." Ucap nyonya Arini menenangkan Gerry.
Gerry mendesah berat, seakan dadanya terhimpit batu besar. Ia lalu mengalihkan pandangannya menatap Zafa yang terlelap dalam gendongan Dian.
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
Terimakasih yang udah baca dan mau mampir, semoga kalian semua suka. 😘😘
dengan perjanjian yg dibuat itu dimna apabila anaknya dian cewe dia tak mau mengakui dan kontrak berakhir itu sama aja udah talak,tapi talaknya berlaku pas dian sdh melahirkan... memang kadang banyak yg salah sangka dengan ini.. sama halnya nikah kontrak yg memiliki masa berlaku,apabila sampai masanya dan kedua pihak ingin melanjutkan pernikahan tersebut sebaiknya dilakukan akad nikah kembali... wallahi