NovelToon NovelToon
Bukan Pernikahan Biasa

Bukan Pernikahan Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: Desnisa

"Saya tidak merasa terjebak dengan pernikahan ini.Kamu tau,tak ada satu pun di dunia ini yang terjadi secara kebetulan.Semua atas kehendak Tuhan.Daun yang jatuh berguguran saja atas kehendak Tuhan.Apalagi pernikahan kita ini,terjadi atas kehendak-Nya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desnisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 8

Saat azan maghrib berkumandang Elang membawa Salma masuk ke dalam Cottage.Salma terkesima begitu memasuki salah satu kamar Cottage.Kamar yang begitu luas,terlihat sangat estetik namun elegan.Terdapat sebuah tempat tidur berukuran king size dengan sprei berwarna putih bersih.Ingin rasanya wanita itu merebahkan tubuhnya di kasur empuk itu setelah seharian bekerja.

"Di dalam laci itu biasanya ada mukena." Ucap Elang sambil menunjuk laci di bawah sebuah lemari yang ada di depan tempat tidur.Kemudian masuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan berwudhu.

"Iya mas...makasih." Salma tersenyum kemudian membuka laci itu dan mengambil mukena berwarna putih di dalamnya.Gadis itu mendudukkan tubuhnya di sebuah sofa single yang ada di pojok kamar sambil menunggu gilirannya untuk masuk kamar mandi.

Setelah selesai sholat maghrib berjamaah,ponsel Elang berdering.Tertera nama om Richard di layar ponselnya.Sementara Elang menjawab panggilan dari om Richard,Salma merapihkan peralatan sholat.

"Om Richard dan tante Gladys gak jadi ketemu kita malam ini,mungkin besok pagi karna Vertigo tante Gladys sedang kambuh.Lebih baik sekarang kita makan malam." Ucap Elang mendekat pada Salma yang duduk di sofa.

Elang mengajak Salma ke belakang Cottage,terdapat sebuah private pool yang berhadapan langsung dengan hamparan laut yang luas dan tenang.

Salma merasa takjub dan matanya berbinar melihat pemandangan yang begitu indah di hadapannya.Sambil duduk di bangku yang di tarik Elang untuknya,matanya tertuju pada sebuah jembatan yang menghubungkan Cottage yang mereka tempati dan Cottage lain.Di sisi jembatan itu terdapat banyak lampu berwarna biru nan remang.Sinar cahaya lampu berpendar diatas air laut yang sedikit beriak dan di iringi gerakan melambai dedaunan pohon palem yang tertiup angin.Menampilkan siluet yang sungguh menakjubkan.

"Kamu suka seafood kan?" Tanya Elang mengalihkan tatapan mata wanita di hadapannya itu.Di hadapan mereka telah terhidang satu nampan besar seafood saos padang beserta nasi dan minuman di atas sebuah meja bulat berwarna putih.

"Suka mas,saya gak ada pantang makanan." Jawab Salma masih dengan wajah berbinar.

Elang mengambil beberapa udang yang berukuran cukup besar dan mengupasnya kemudian meletakkan di atas piring Salma yang sudah ada nasi.

"Biar saya sendiri aja mas." Salma merasa tidak enak di layani oleh Elang.

"Gak apa-apa,kulit udangnya agak keras,saya takut tangan kamu nanti terluka." Elang terus mengupas udang dan menuangkan bumbu saos Padang keatas udang yang sudah dia kupas.

Salma merasa tersanjung dengan perlakuan pemuda di hadapannya itu,yang kini sedang memisahkan kepiting dari kulitnya dengan menggunakan tang khusus.

Salma menatap wajah tampan Elang yang terlihat serius menguliti kepiting,wajah itu mengingatkan Salma akan Galang.Mereka berdua memang sangat mirip.Kalau hanya baru bertemu sekali mungkin sangat sulit membedakan mana Galang dan mana Elang.Pantesan saja bapak dan emak mengira Elang itu Galang.Namun bila di lihat dari dekat,alis mata Elang lebih tebal dibanding Galang.Semakin menelisik wajah Elang,Salma dapat melihat ada bekas luka di pelipis sebelah kanannya.Dan bekas luka itu membuat pria itu tampak semakin tampan dan macho.

"Ini,kamu cobain kepitingnya...." Ucapan Elang membuat Salma kelabakan,tertangkap basah oleh mata Elang yang kini juga tengah menatapnya.

Elang tersenyum melihat Salma yang salah tingkah dan pura-pura fokus pada kepiting yang sudah di letakkan Elang di atas piringnya."Mmm...ini enak banget mas kepitingnya,dagingnya manis..."

"Iya,kepiting dan udangnya langsung di ambil dari tambak sebelum di olah,jadi segar." Sahut Elang masih tersenyum menatap wajah Salma yang tertunduk malu.

Selesai makan malam,Salma berniat ingin menyambung pembicaraan mereka tadi.

"Mas,kita berdua sama-sama ingin meneruskan pernikahan ini.Lalu bagaimana dengan Vania,keluarga aku dan juga keluarga kamu mas.Aku tidak ingin menyakiti mereka." Ucap Salma saat mereka telah berpindah tempat di atas jembatan.

Elang meraih kedua tangan Salma."Salma,saya tau pernikahan kita ini akan menyakiti Vania dan juga orang tua kita.Dan saya pun tak pernah ada niat untuk menyakiti mereka,terutama Vania.Di setiap orang yang menjalin hubungan pasti akan terjadi sesuatu.Misalnya putus atau bila berjodoh akan berlanjut ke jenjang pernikahan.Saya dan Vania itu tidak berjodoh,jodoh saya adalah kamu Salma.Saat ini kamu istri saya...saya punya tanggung jawab dunia dan akhirat di hadapan Tuhan terhadap kamu.Kita tak dapat mengelak dari takdir Nya.Saya sangat menghargai sebuah pernikahan.Karna prinsip hidup saya,menikah sekali seumur hidup.Sekarang semua tergantung sama kamu.Mengenai Vania,saya akan bicara baik-baik dengan dia."

Salma terdiam beberapa saat.Jika Elang begitu yakin akan meneruskan pernikahan ini,dia pun harus yakin.

Tiba-tiba HP Elang berdering. "Sebentar,saya angkat telepon dulu." Elang berjalan sedikit agak jauh dari Salma..

Salma memilih menunggu Elang sambil menelusuri jembatan sampai pria itu selesai menerima telepon.Wanita itu terus berjalan,kemudian berhenti di tengah jembatan dan berpegangan pada pagar pembatas.Angin laut menerpa wajahnya,lalu menghirupnya dengan kuat,seketika dirinya merasa menyatu dengan alam.Beban dan masalahnya seakan sirna.

Lama kelamaan angin laut berhembus semakin kencang,sampai menerbangkan ujung jilbab Salma.Rok plisket panjang yang dia kenakan pun turut melambai-lambai.Gadis itu merapatkan tangannya ke dada memeluk diri.Dia mulai kedinginan,blouse lengan panjang berbahan satin yang menutupi tubuhnya tak sanggup melawan angin laut yang semakin malam semakin dingin.

Tiba-tiba,sepasang tangan kekar memeluk tubuh Salma dari belakang.Seketika tubuh gadis manis itu menegang.

"Kamu kedinginan..." Lembut suara pria pemilik tangan kekar itu berucap.Tubuh Salma kini membeku dan meremang.Lidahnya kelu tak sanggup berkata.

Elang si pemilik tangan kekar itu menyadari reaksi tubuh Salma dan memutar tubuh gadis itu menghadapnya.Tersenyum tipis kala melihat wajah memerah gadis itu.

"Kamu belum pernah di peluk seorang pria sebelumnya?" Tanya Elang.Salma hanya mengangguk lemah.

Dengan gemas Elang membawa tubuh Salma yang tetap masih kaku kedalam pelukannya.Namun wanita itu berusaha melepaskan diri dan Elang tak membiarkan hal itu terjadi.Pria itu semakin mengeratkan dekapannya.

"Biarkan begini sebentar..." Bisik Elang di telinga Salma yang berusaha melepaskan diri.

Merasa tak bisa melepaskan diri,Salma hanya bisa pasrah.Lama kelamaan tubuhnya mulai menikmati hangatnya pelukan tubuh lelaki yang sebenarnya sudah halal baginya.Aroma maskulin dari tubuh lelaki itu membuatnya nyaman bersandar.

Dia dapat merasakan detak jantung Elang yang berdegup kencang.Sekencang debaran jantungnya.

Elang menengadahkan kepala,meresapi sensasi yang dia rasakan.Kebahagian yang tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata,yang memenuhi setiap sendi tubuhnya.Dia belum pernah merasa sebahagia ini dengan yang lain,dengan Vania sekalipun.

Elang melepaskan pelukannya."Apa dengan kak Gaga kamu juga belum pernah berpelukan...?" Tanya Elang menatap wajah Salma dengan penasaran.

Salma mengangkat wajahnya dari pelukan Elang.Wajah cantik nan putih itu tampak merona di bawah sinar lampu.

"Saya sedang belajar hijrah mas,untungnya mas Gaga mengerti dan menghormati keputusan saya gak mau di sentuh sebelum menikah.Dan saya juga berkomitmen menikah sekali seumur hidup..." Jawab Salma dengan suara terbata-bata.

Entah mengapa sesuatu yang hangat melingkupi dada Elang mendengar pengakuan Salma.Menjadi yang pertama menyentuh gadis itu.

"Berarti saya boleh menyentuh kamu." Perkataan Elang sukses membuat gadis di hadapannya shock.

Tenggorokan Salma seakan tercekat,bingung harus menjawab apa.Tanpa sadar dia kembali menenggelamkan kepalanya di dada Elang.

"Kenapa ga di jawab,boleh ga?"

"Ini kan kamu sedang menyentuh aku." Sabut Salma.

"Maksudnya menyentuh lebih dari ini."

"Ga tau..." Suara Salma sedikit merajuk karna malu.

"Loh,kok ga tau..." Elang berniat menggoda Salma.

"Mass..." Kali ini Salma benar-benar merajuk.

"Iya-iya maaf..." Elang tertawa dan mencium puncak kepala Salma gemas.

"Kita masuk ke dalam ya,angin laut semakin malam semakin dingin.Saya takut jadi ingin peluk kamu terus kalau di sini." Goda Elang kembali sambil tersenyum jail,kemudian mereka jalan memasuki kamar Cottage dengan menggenggam tangan Salma yang terasa dingin.

"Sudah jam sembilan malam mas,sebaiknya saya pulang saja." Ucap Salma begitu berada di dalam kamar sambil melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Malam ini kita nginap di sini."

"Tapi saya gak bawa baju salin."

"Saya sudah menyuruh seseorang untuk membawakan baju salin buat kamu."

"Tapi kamu gak tidur di kamar ini juga kan mas?" Tampak kekuatiran di wajah Salma.

"Suami istri itu memang seharusnya tidur sekamar kan?" Elang malah senang melihat ekspresi wajah Salma.

"Kamu tenang aja,saya gak akan menyentuh wanita yang tak mau di sentuh." Imbuh Elang merasa tak tega melihat wajah Salma yang berubah jadi takut.

Setelah Salma mengganti baju tidur yang di antar orang suruhan Elang,gadis itu merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Sementara Elang tidur di sofa karna dia tak ingin Salma merasa tak nyaman satu kamar dengannya.

Elang yang baru merebahkan tubuhnya langsung masuk kedalam alam bawah sadar.

Gadis yang tidur di atas ranjang tak dapat memejamkan matanya walau sebentar.Pikirannya melanglang buana tak tentu arah.

Jam dua dini hari Elang terbangun ingin buang air kecil.

Salma yang mendengar pergerakan yang di timbulkan Elang,langsung memutar badannya membelakangi Elang dan pura-pura tidur.

Saat Elang kembali dari toilet,dia mendekat ke arah Salma.Duduk di sisi tempat tidur,kemudian membelai rambut panjang istrinya.

Saat akan kembali ke sofa,tak sengaja matanya melihat tangan Salma yang ada di atas paha.

Ternyata punggung tangan Salma terdapat dua bentol merah.Elang menelisik lebih dekat untuk memastikan.

Kemudian mengambil minyak kayu putih di dalam laci dan mengoleskannya ke tangan Salma.

Sebelum beranjak ke sofa Elang menaikkan selimut Salma sampai dada.

Salma hanya bisa menikmati perlakuan Elang dalan diam.

1
Hary Nengsih
lanjut
ngatun Lestari
modus ah Helena... elang jaga hatimu ya .istrimu bentar lagi juga nyampe...ketemu, dan kuharap kalian bisa bersama dengan bahagia sampai mau memisahkan...tanpa drama ulat keket
ngatun Lestari
Salma, nanti ketemu suami kamu ya di rantau
ngatun Lestari
ayo...semangat menulis lagi.. lanjut
mukhlisar Sar
kalau begini untuk membaca bertahan tahan gak usah aja novel ini disini
ngatun Lestari: jangan berkomentar yang tidak baik, maaf.
menulis juga butuh ketrampilan dn ketenangan juga kecerdasan, kalo tidak suka mendingan tinggalkan saja tidak usah dibaca. tapi jgn komentar yg merugikan penulis, kasian sudah mengeluarkan energi dan waktu juga ide yg tidak mudah.
total 1 replies
mukhlisar Sar
karya yg sangat bagus dengan alur ceritanya membuat kita penasaran untuk melanjutkan untuk membacanya
ngatun Lestari
lanjut...
ngatun Lestari
kalo jodoh tak kan kemana...yakinlah itu
ngatun Lestari
lanjut dong.... seru ini
ngatun Lestari
semangat...cerita yg bagus.
Hary Nengsih
klo gakbada restu mending pidsh aja gak bakalan bahagia kedepan nya
Hary Nengsih
lanjut
Hary Nengsih
wah salma jd rebutan ya
Hary Nengsih
lanjut
Hary Nengsih
elang plin plan
Hary Nengsih
lanjut
Hary Nengsih
wah istri rasa pacar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!