Karena hukuman, akhirnya Eighar harus di pindahkan ke sekolah aneh yang berisi orang-orang yang aneh pula. Sekolah macam apa yang di maksud?? Tak ada yang khusus, kecuali murid-murid serta sistem sekolahnya yang terbalik. Lalu, apa yang mengganjal dari hal itu??
Baca lah sendiri!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terminal Lucidity
Eighar yang awalnya hendak ke kantin mengurungkan niatnya. Ia tak beranjak dan memilih untuk berpikir keras mengenai makna di balik tulisan yang di buat oleh Zeambi.
Sebenarnya ia tak harus tau, tapi Eighar tak suka kalau orang lain mengetahui sesuatu yang tak ia tahu, meskipun itu hanya sebatas tulisan saja.
Eighar mengangkat Japi, dan meletakkannya ke dekat mulut. "Oi Japi, lu tau gak apa arti Terminal Lucidity??"
".....Terminal Lucidity adalah sebuah istilah yang menggambarkan fenomena di mana orang yang menderita penyakit atau kondisi terminal, seperti Alzheimer atau kanker, mengalami peningkatan kesadaran dan kejernihan pikiran beberapa hari atau jam sebelum meninggal."
Eighar mengernyitkan dahinya. "Orang yang mengalami peningkatan kesadaran sebelum meninggal?"
"Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. George G. Ritchie, seorang psikiater Amerika, yang mengamati fenomena ini pada pasien-pasiennya. Terminal Lucidity sering digambarkan sebagai sebuah "jendela" kesadaran yang terbuka, di mana pasien dapat berinteraksi dengan orang lain, mengingat kenangan lama, dan menunjukkan emosi yang lebih positif, sebelum akhirnya meninggal."
"Fenomena ini masih belum sepenuhnya dipahami dan masih menjadi topik penelitian dan perdebatan di kalangan ilmuwan dan dokter. Apa ada yang ingin di tanyakan lagi?"
Eighar terdiam dan mencerna maknanya. Ia tak mengerti kenapa Zeam menulis sesuatu yang berkaitan dengan kematian seperti ini. Seperti seseorang yang sakit keras, lalu mendadak sembuh dan sehat, sebelum akhirnya meninggal dunia.
Apa ada maksud di baliknya?? Siapa memangnya yang sakit dan hampir meninggal?? Apa ada orang yang penting di kehidupan Zeam yang mengalami Terminal Lucidity atau bagaimana? Semua pertanyaan itu terus berputar di kepala Eighar, hingga ia tak sadar kalau ternyata sudah ada orang yang berada di dekatnya.
"Serius amat tu sampe juling matanya?" komen seseorang hingga membuat Eighar mengangkat kepalanya. Ia melihat Leon dan Elle sudah ada di dekatnya, entah sejak kapan mereka datang, kehadiran mereka bahkan tak ia sadari.
"Kayak set han (setan) lu bedua! Ngagetin gue anj!!" bentak Eighar, membuat Elle menatap sinis.
"Lu tu yang set han (setan), serius amat sih sampai gak sadar kalau ada orang lain yang dateng!" balas Elle ketus. "Emang lu liatin apaan?" tambahnya.
"Gak, gue abis pinjem buku punya si anak baru."
Elle mengangkat sebelah alisnya. "Anak baru?"
Leon langsung menyambar. "Yang cewek ya? Yang namanya Chelsie?? Waaah, gercep amat lu ngajak kenalan? Pura-pura pinjem buku lagi buat PDKT, kayaknya bentar lagi kita bakalan jadi saingan nih! Gue juga mau deketin Chelsie." ucap Leon.
Eighar hanya memasang wajah datar. "Anak baru di kelas gue yang cowok."
"Hah?!" Leon terperangah mendengarnya. "Ngapain lu PDKT ama cowok? Najis lu maho ya?" sentaknya panik dan ketakutan.
"Ya emang kalau gue PDKT-in dia, artinya gue naksir. Ada-ada aja lu." sahut Eighar.
"Lah terus?" sambar Leon lagi.
"Ya karena ada sesuatu yang pengen gue tau dari dia. Tapi gak penting." Eighar menutup bukunya kembali, lalu beranjak. "Kalian mau ngapain kesini?" tanyanya.
"Mau minta traktir ke kantin. Lu kan anak orang kaya, jadi gak masalah sih kayaknya. Haha." jawab Leon.
Elle hanya menyipitkan matanya. "Blak-blakan banget si kurus!" gerutunya. "Lagian kalau jam sekolah, kantinnya gratis, buat apa juga minta traktir." ucap Elle lagi.
Eighar pun beranjak, "Ayo lah kalau mau ke kantin bareng." ucapnya.
"Siiiip mantap!!" Leon langsung mengekorinya dengan semangat.
Ketika Eighar dan Leon menuju ke pintu depan kelas, Elle yang masih berdiri di dekat meja Eighar langsung menatap ke buku yang ada di atas meja. Elle membuka buku tersebut dan terkesima dengan tulisan si pemiliknya, hingga akhirnya ia melihat ke halaman terakhir buku meski melangkahi banyak halaman kosong.
Ketika halaman terakhir terbuka, Elle terdiam saat melihat tulisan kaligrafi di belakangnya. "Terminal Lucidity?" gumam Elle dalam hati. "Apaan ini??"
Tengah sibuk melihat buku milik Zeam, tiba-tiba saja ada suara gaduh di depan kelas. Dengan sigap Elle menutup buku tersebut dan melihat keributan apa yang ada di luar sana.
Saat Elle keluar, Eighar ternyata sedang memeluk seorang perempuan dengan tangannya. Posisinya gadis itu hampir jatuh, ia tak sengaja menabrak Eighar hingga Eighar kaget dan menangkap tubuh gadis yang hampir terpental tersebut.
Gadis tersebut cantik. Matanya besar dan berbinar. Hidungnya mancung mungil dan bibirnya indah. Wajahnya kecil, dengan rambut hitam yang tertata rapi. Kulitnya putih bersih, dan ia memiliki tubuh yang juga mungil.
Eighar hampir tak berkedip, melihat gadis secantik ini. Sementara Elle langsung menyipitkan matanya, merasa kenal dengan gadis yang baru di perkenalkan di kelasnya. "Chelsie?" gumam Elle.
Leon kalang kabut, merasa kalau harusnya dia yang menangkap Chelsie di pelukannya. Tapi melihat Chelsie secantik itu, ia rasa tulang-tulangnya akan gemetaran karena hal tersebut.
"Aduh maaf, maaf.. Gak sengaja, beneran." ucap Chelsie dengan suara yang lembut dan terdengar imut seperti anak kecil. Buru-buru Chelsie melepaskan diri dari Eighar, merapikan rambutnya dan tersenyum. "Btw makasih ya udah nangkep, gimana tadi kalau gue jatuh ke bawah." ucap Chelsie lagi.
Anak ini terlihat baik, ceria dan lucu. Sekejap saja ia mampu membuat Eighar merasa harus melindunginya.
"Lu gak apa-apa, kan.. Em, siapa namanya?" tanya Eighar.
Chelsie diam sejenak, menatap Eighar dengan mulut yang terkatup rapat lalu berkata, "Chelsie."
"Oh, anak baru?" ujar Eighar senang, dan Chelsie langsung mengangguk semangat.
Elle langsung melongos meninggalkan mereka sambil mendengus. "Gue duluan!" ucapnya, membuat Eighar dan Leon saling berpandangan.
"Cemburu?" gumam Leon dalam hati.
"Oh, mungkin dia bete. Susulin sana, nanti dia ngambek." ucap Chelsie sambil menyibakkan tangannya yang lentik.
Eighar dan Leon pun segera menyusul Elle yang berjalan cepat di depan mereka. "Le, lu cemburu ya? Kok kabur gitu aja?" tanya Leon sambil menyamai langkahnya dengan Elle.
"Dasar, mana mungkin gue cemburu! Bodo amat ah!!" ujarnya sambil berjalan semakin cepat meninggalkan mereka.
Eighar hanya tersenyum, "Kayaknya sih emang cemburu." ucapnya percaya diri.
Sesampainya di kantin, Leon langsung berbaris mengantri di meja prasmanan. Kalau saat makan siang dan jam istirahat, kantin akan serupa meja prasmanan karena itu adalah makanan gratis. Tapi kalau waktu libur dan sore hari, kantin ini akan tutup dan murid-murid akan berbelanja di kantin sebelahnya, yang mirip seperti resto dan juga mini market.
Eighar mengambil tampah makanan yang berbentuk seperti tempat bekal, lalu mengambil sendok dan juga garpu, memasukkan nasi dan juga lauk pauk yang ia mau.
Leon sudah lebih dulu memilih meja untuk mereka bertiga. Sambil duduk di meja Leon, Eighar melihat sekeliling, mencari sosok Zeam. Tiba-tiba saja..
Praaaang!!
Suara benda jatuh terdengar begitu keras. Orang-orang yang sedang makan pun menoleh ke arah serupa, lalu melihat Elle yang sedang berdiri dengan tampahnya, dan salah seorang lagi sedang terduduk dengan tampah yang isinya berhamburan.
"Aw! Aw! Panas!" gadis yang terjatuh itu mengeluh kesakitan, dan tangannya memerah karena terkena kuah sup yang masih panas.
Elle yang menabrak gadis itu hanya menatap datar ke arahnya. Ia tak ada niatan untuk membantu sedikitpun ataupun menunjukkan kalau ia khawatir.
"Gawat!! Elle sama Chelsie tuh kayaknya. Iya kan Ghar?" ujar Leon sambil beranjak.
Eighar pun hendak beranjak, tapi tiba-tiba saja ia melihat sosok Zeam yang sedang menatap datar ke arah Elle dan juga Chelsie.
Dengan cepat Leon menolong Chelsie, begitu juga dengan beberapa orang yang lain. Sementara teman sekelas Elle berusaha menjauhkan mereka berdua.
"Le, lu ngapain sih?" tegur mereka.
"Gue gak sengaja. Yakali gue sengaja." sahut Elle. Sebenarnya dia memang tidak sengaja. Tapi Elle ini tidak tau harus bertindak bagaimana, dia sebenarnya khawatir tapi sulit untuk mengekspresikan dirinya. Jadi ia terkesan cuek dan acuh.
"Aduh, Chels, lu gak apa-apa? Maafin Elle ya, dia emang orangnya gitu. Tapi dia baik kok, dia gak jahat walaupun mukanya antagonis, tapi gue akui dia cantik banget kayak elu." ujar Leon panjang lebar. Bukannya membantu, dia malah klarifikasi.
"Sini deh, biar gue temenin ke UKS." ucap Elle sambil membantu Chelsie yang kesakitan dan terus meniup tangannya sendiri.
Eighar hanya mengamati, setelah melihat keributan yang terjadi, Eighar kembali menatap Zeam. Namun tiba-tiba, sosok Zeam menghilang sekejap dari pandangannya. Eighar kebingungan, melihat sekeliling dan yang menyisakan hanyalah tempat makan Zeam yang baru di sentuh sedikit.
"Kemana tu anak pergi?"
Bersambung...
semoga puasa kita smw lancar dan di terima Allah 🤲🤲
selamat berpuasa semua 🥰🥰
Mgkn ini mksd Author, musuh sebenarnya eighar. /Smile/
Next Thor...