[HOT!]
Catherine dulunya adalah murid kutu buku yang polos dan kerjaannya hanya belajar di perpustakaan. Namun suatu hari, dia terlibat taruhan dengan Bastian. Mereka mereka memulai sebuah taruhan gila dan semenjak itu hidup Catherine benar-benar berubah drastis. Bastian mengajarinya hal-hal aneh dan liar yang tidak pernah Catherine ketahui ataupun coba sebelumnya.
Intinya, Bastian dan Catherine adalah teman di atas ranjang.
Hubungan mereka hanya sebatas sebagai teman yang saling memanfaatkan untuk memuaskan nafsu.
Tidak kurang, tidak lebih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon redwinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Berkelahi dan Sentuhan
Catherine segera meraih tangan Bastian sembari memutar tubuhnya membelakangi pria itu seakan hendak mengangkat tubh Bastian dan membantingnya ke bawah. Catherine memanglah ahli dalam bela diri, namun Bastian lebih licik dalam hal seperti ini.
Bastian sudah bisa menebak gerakannya. Bastian langsung meraih tangan Catherine dan menguncinya ke belakang, membuat gerakan Catherine berakhir tertahan dan wanita itu tidak dapat melakukan gerakan bantingannya pada tubuh Bastian.
“Kau curang,” ujar Catherine saat tangannya sudah tidak bisa bergerak karena dikunci oleh Bastian.
“Tidak curang, kau yang kurang gesit.”
Catherine meronta untuk dilepaskan tetapi tidak bisa, kekuatan Bastian jauh lebih kuat dan tampaknya pria itu senang bermain-main dengan Catherine. Bastian tidak semata-mata ingin berkelahi dengannya, pria itu hanya ingin memancing kekesalan Catherine dengan membuatnya tidak bsia bergerak seperti ini.
Catherine menunduk, menurunkan pandangannya ke bawah kemudian kaki kanannya ia angkat untuk menginjak kaki Bastian, tetapi lagi-lagi pikiran Catherine dibaca oleh Bastian. Pria itu secara gesit menghindarkan kakinya ke samping sehingga Catherine tidak jadi bisa menginjak kakinya.
“Apakah menginjak kaki orang adalah salah satu jurus bela diri yang kau pelajari?” tanay Bastian menggoda Catherine yang secara terang-terangan sudah kalah darinya itu.
“Bukan, tetapi ketika sudah berhadapan dengan seorang penjahat, semua tindakan diperbolehkan untuk melindungi diri sendiri,” balas Catherine tak mau kalah, masih berusaha menggoyangkan lenganya sembari meronta untuk dilepaskan, tetapi Bastian tetap pada pendiriannya dalam mengunci pergerakan Catherine.
Bastian tertawa kecil, “Jadi maksudmu aku adalah seorang penjahat sekarang? Padahal aku sudah menolongmu tadi,” ujar Bastian dengan nada bicaranya yang dibuat seperti tengah sakit hati.
“Oke, aku mengaku kalah,” ujar Catherine tiba-tiba.
Bastian tampak bingung dengan sikap Catherine yang seperti pasarah itu, biasanya wanita itu akan sangat keras kepala. Mendengar ia yang sudah menyerah seperti itu akhirnya Bastian melepaskan kuncian tangannya pada Catherine.
Namun sedetik setelah Bastian melepaskannya, di luar dugaan Catherine langsung secara lincah berbalik dan melompat ke arah Bastian,
Bastian secara refleks langsung menangkap tubuh Catherine saat wanita itu melompat ke arahnya dengan, bergelantungan layaknya seekor monyet dengan melingkarkan kaki wanita itu pada perutnya berikut dengan tangan Catherine yang menggantung pada lehernya.
Catherine langsung mendekatkan wajahnay dan mengigit leher Bastian sekali. Cukup kuat yang Bastian yakini akan meninggalkan bekas nantinya.
Bastian cukup terkejut dengan aksi Catherine itu. Ia terus mundur ke belakang hingga kakinya mentok ke sisi kasur dan ebrakhir Bastian yang menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur dengan Catherine yang ikut jatuh menimpanya dari atas.
Bastian menarik napasnya sekali, benar-benar tidak menyangka dengan segala tindakan aneh wanita itu.
Catherien dan alkohol adalah dua hal yang tidak boleh bersatu.
“Princess, apakah kau tahu bahwa kau sangat membuatku kesusahan sekarang?” tanya Bastian,suaranya berubah sedikit serak dan berat saat merasakan tubuh Catherine diatasnya. Apalagi wanita itu sibuk menggerakkan tubuhnya seolah bergerak tidak nyaman yang membaut Bastian semakin kesusahan dibawah sana.
Paha Catherine malah dengan polosnya menggesek area pribadi milik Bastian, membuat pria itu harus menahan napasnya beberapa kali.
Sial.
Bastian sedang dihadapi cobaan yang sangat berat.
“Tidak tahu yang penting aku menang sekarang,” ujar Catherine bangga melihat leher Bastian yang memerah karena ulahnya itu.
Bastian meraih pinggang ramping Catherine kemudian dengan sekali gerakan membalik tubuh Catherine sehingga Bastian yang berada di atas sekarang.
“Kau yakin princess?” tanya Bastian sembari tersenyum miring.
“Aku ya…”
Kalimat Catherine terpotong kala Bastian dengan gesitnya mendekatkan wajahnya kemudian mendaratkan bibirnya pada milik Catherine. Bastian mulai menciuminya, memangut bibir Catherine dengan begitu sensual dan intens.
Deru napas mereka saling bersahutan, terdengar kasar dan terengah-engah menandakan gairah yang tak terbendung diantara mereka.
Bastian terus menikmati bibir Catherine dengan begitu ahli, memimpin tautan bibir mereka secara buas. Lidah pria itu secara pelan bermain didalam mulut Catherine, meruntuhkan pertahanan diri Catherine. Bibir Catherine terasa begitu manis.
Bastian menikmatinya.
Bastian ketagihan.
Atmosfer keduanya terasa begitu panas dan Bastian merasa hasartnya sudah meluap keluar namun dia tidak ingin memanfaatkan Catherine ketika wanita itu dalam keadaan mabuk begini. Bahkan tanpa sadar Catherine melayangkan tangannya untuk meraih surai milik Bastian, menyusupkan jemarinya pada surai hitam milik pria itu sembari meremasnya pelan. Catherine memejamkan kedua matanya rapat sembari menikmati tautan bibir mereka itu.
Saat Bastian menjauhkan wajahnya, ia dapat melihat wajah Catherine yang memerah malu dengan tarikan napas wanita itu yang terdengar begitu jelas dan sesuai itu bagi pendengarannya.
Bibir Catherine tampak lembap dan bengkak karena ulahnya. Namun bukannya melayangkan protes, Catherine malah menanggap kejadian tadi layaknya angin lalu dan tidak mempermasalahkannya.
Sepertinya alkohol sudah mengambil ahli kesadaran dirinya itu.
“Bastian, kau menyembunyikan sesuatu dariku,” ujar Catherine tiba-tiba masih dengan posisi Bastian yang berada di bawah dan Catherine yang berada di atas.
“Apa itu?” tanya Bastian dengan suara beratnya itu.
“Tante Viola, dia tiba-tiba melepaskanku begitu saja,” ujar Catherine jujur sebab memang belakangan ini tante Viola sudah tidak kelihatan lagi. Dia tidak mendatangi Catherine untuk meminta uang dan bahkan tidak menghubungi Catherine lagi, padahal seharusnya wanita itu marah dengan Catherine karena kelaur begitu saja dair kelab malam itu tanpa memberi kabar.
“Kau cepat tanggap rupanya, kenapa kau berpikir kalau aku yang melakukannya?” tanya Bastian penasaran.
“Kalau benar, maka aku ingin mengucapkan terima kasih. Tetapi aku sudah berhutang begitu banyak denganmu, jika kau terus-terusan menolongku, aku tidak akan pernah bsia membayarnya hingga lunas,” jelas Catherine panjang lebar dengan nada mengomelnya yang terdengar lucu bagi Bastian.
“Ah, kalau untuk hal itu, kau hanya perlu membayarnya dengan satu hal,” ujar Bastian lagi yang membaut Catherine menatap kedua maniknya, tampak tertarik.
“Apa?” tanya Catherine penasaran.
Pandangan Bastian kemudian turun pada bibir Catherine.
Catherine mengikuti arah pandang pria itu dan mengetahui maksudnya. Catherine mengangkat kepalanya sedikit ke atas untuk mengjangkau Bastian sebelum mendaratkan sebuah kecupan lagi pada bibir Bastian.
“Puas?” tanya Catherine sembari tersenyum puas atas tindakannya itu.
“Manis,” komentar Bastian.
Setelah melakukan hal seperti itu, Catherine dengan santainya malah tertidur. Bastian melambaikan tangannya beberapa kali di depan wajah wanita itu, namun kedua mata Catherine sudah terpejam erat disusul napasnya yang mulai teratur.
Catherine benar-benar tertidur.
Sial, setelah membuat Bastian kesusahan seperti itu, Catherine malahan tertidur pulas.
Bastian akhirnya bangkit dari kasurnya dan berjalan ke arah kamar mandi sebab ia harus mandi air dingin sekarang.