setelah tiga tahun menjalani rumah tangga bersama dengan Amran, Zahira tetap tidak bisa membuat lelaki itu mencintainya. Amran selalu memperlakukan Zahira dengan sangat kejam. Seakan Zahira adalah barang yang tidak berguna.
sebaik apapun hal yang sudah Zahira lakukan, selalu saja tidak bernilai dan kurang di mata Amran.
" aku ingin bercerai!" ucap Zahira dengan lugas. meskipun tanganya mengepal kuat, namun semua itu adalah refleksi dirinya agar kuat dan tidak goyah dengan rayuan Amran.
" memangnya kau bisa apa setelah bercerai dariku?" Amran selalu bisa menghina Zahira dan melukai harga diri wanita itu.
Amran membuang wanita itu dan Zahira bertekad untuk tidak memberikan kesempatan bagi Amran. Lelaki yang tidak bisa lepas dari hutang budinya pada wanita lain, tidak akan Zahira pikirkan lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lafratabassum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 2
Zahira ingin protes dan menjelaskan situasinya. Namun dia berfikir, mau apapun yang terjadi, hanya satiu hal yang ada di pikiran Rani, yaitu uang. Mamanya membutuhkan uang untuk pengobatan adiknya.
Jika hal ini bisa dia berikan, Rani pasti tidak akan mempermasalahkan soal perceraiannya. Zahira dengan nada datar menyahut “ aku akan bekerja, uang hasil jual cincin pernikahan masih bisa menutupi biaya rumah sakit Arfan selama 6 bulan”
Rani melihat tekat kuat di mata Zahira. Tidak seperti biasanya, dimana Zahira yang penuh kelembutan dan kini menjadi sosok wanita tegas.
Mendengar Zahira berani menjual cincin pernikahannya, membuat Rani menyadari jika putrinya sudah bulat.
Saat ini Zahira terlihat lebih berani dan .. menahan gejolak emosi
“ bekerja sebagai apa? Kau tidak pernah bekerja sebelumnya Zahira. Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? bukankah hidup sebagai istri Renaldi sudah sangat cukup bagimu? Kau bisa mendapatkan uang dengan hanya meminta. Uang suami adalah uang istri, jangan terlalu arogan dan merasa tinggi Zahira ”
Rani sama sekali tidak habis pikir dengan keputusan yang anaknya ambil. Bagai memcelakai diri sendiri dengan meminta cerai dari Amran. Selama ini hidup mereka sudah sangat terbantu dengan menjadi bagian dari keluarga Renaldi.
Zahira tidak mungkin meluapkan kekesalannya di sini. Dia harus menenangkan dirinya. Jadi sebagai penutup Zahita berkata “ aku bisa mendaftar di beberapa opera. Aku masih memiliki bakat. Mama tenang saja, aku akan tetap menaggung semua biaya rumah sakit Arfan”
Zahira pergi dari kamar itu dan duduk di kursi lorong rumah sakit.
Jika di hitung-hitung saat ini Zahira memiliki beberapa milyar di tabungannya. Hasil dari menjual cincin pernikahan tentu saja. Biaya rumah sakit Arfan kini naik menjadi 500 juta setiap bulannya. Memang sedikit memaksakan, tapi Zahira tidak mau mundur dan menjalani rumah tangga yang hampa lagi.
Rani tidak salah dengan mengatakan jika keluarga Renaldi adalah keluarga kaya raya dan dapat di andalkan. Cincin pernikahan saja menghabiskan uang belasan milyar. Namun kesabaran Zahira sudah menipis.
Ada semacam rasa ingin meninggalkan lelaki yang sudah dia cintai selama 5 tahun ini, dan memulai kehidupan baru.
Apalagi dengan keberadaan Amel yang menjadi duri dalam pernikahannya.
Tetapi bukannya tidak ada keraguan, Zahira sangat ragu dan takut dengan kehidupan setelah perceraian nanti. Apa pilihannya sebanding dengan semua yang dia korbankan nanti.
Tak ingin berlarut dalam pikirannya, Zahira membuka ponselnya. Dia ingin mengalihkan kejenuhannya sejenak tapi berita yang muncul di nitifikasi ponselnya membuat hatinya terasa semakin di remas.
Ternyata benar yang dia pikirkan, Amran terbang ke kota Kalaya demi menemui Amel. Mereka merayakan ulang tahun Amel di sebuah Gedung tertinggi di sana.
Zahira baru merasa jika hidupnya sangat nelangsa, di saat dirinya membutuhkan uang, ternyata suaminya malah merayakan ulang tahun wanita idamannya dengan sangat meriah.
Hebat sekali!
“.. pasti mahal.. “ lirih Zahira yang tau jika Gedung yang suaminya sewa adalah Gedung termahal di kota itu. Belum lagi dengan pesta kembang api serta pertunjukan dari layar Gedung yang begitu kelap-kelip.
Dengan kasar Zahira menutup laman berita itu, dan mematikan ponselnya. Hatinya semakin sakit, air matanya luruh dengan deras melewati pipi putihnya.
Haruskah dia akan terus megalah dan menutup mata atas perbuatan suaminya padanya.
Beberapa hari setelahnya Amran akhirnya pulang. Di bandara sekertaris Erisa sudah menjelaskan apa yanag terjadi selama dia pergi ke kota Kalaya. Termasuk bagaimana keadaan keluarga istrinya.
Amran baru mengetahui jika Arfan kembali drop dan memerlukan penanganan khusus. Meski merasa tidak enak namun dia tidak merasa bersalah.
Lelaki itu bertindak seperti biasanya.
Amran sangat tau, jika Zahira tidak akan marah. meskipun marah pasti tidak akan lama. Selama ini Zahira begitu penurut dan lembut padanya. Sangat mudah di atur.
Langit Nampak gelap tak kala mobil Bentley milik Amran memasuki pelataran Villa Renaldi.
Segera setelah mobil itu berhenti, pelayan mendekati mobil itu.
“ saya bawakan tuan”
“tidak usah”
Barusaja keluar dari mobilnya Amran segera membawa kopernya ke atas. Amran memang biasa membawa kopernya sendiri setelah berpergian.
Lelaki itu lalu memasuki kamarnya.
Disana Zahira terlihat sedang menata barang-barang, dia memang suka bersih-bersih.
Tidak seperti biasa, Zahira tidak menyambutnya. Wanita itu meneruskan pekerjaanya meski tau Amran sudah kembali.
Lelaki itu tanpa mengucapkan apapun langsung menuju ke kamr mandi. Dia tau jika Zahira pasti masih marah padanya. Jadi tidak perlu berbasa-basi.