Dewasa ❤️
Dari awal pertemuan mereka hanyalah kesengajaan,tapi kejadian naas itu makin membuka obsesi laki-laki itu juga makin menjadi .Bahkan identitas pria itu adalah Dosennya sendiri hingga semua berlanjut dengan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka hingga keputusan mereka menikah disepakati oleh kedua orang tua mereka hingga awal perjalanan mereka selalu ada masalah yang selalu menghiasi kehidupan mereka.
seberapa kuat hati wanita itu untuk pria itu yang nantinya menjadi suaminya kelak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia lukita 1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mario tak pernah main-main dengan ancaman itu
Posisi Nadine sudah tak aman lagi setelah dibelakang Natasya ada seseorang yang selama ini melindungi Natasya diam-diam.
"Bagaimana,apa kamu bisa melakukan dengan apa yang aku perintah?" tanya Mario yang secara langsung berdiskusi dengan wanita itu.
"Baiklah." jawab Nadine dengan ekspresi lesu yang mau tidak mau harus menuruti apa perintah pria itu.
"Baguslah jika kamu mengerti apa yang aku perintah,jika kamu masih bermain-main denganku lihat saja video itu akan aku sebar semuanya." ucap Mario yang menatap tajam kearah wanita itu.
Mario pun melirik kearah Reza."Awasi betul-betul wanita satu ini,jika dia tetap mendekati Natasya lagi cepat kamu sebar video itu tanpa aku perintahkan." ucap Mario yang langsung memerintahkan asistennya.
"Baik tuan,akan saya selalu awasi tuan." jawab Reza yang balik menatap kearah wanita itu.
Mario langsung berdiri dari tempat duduknya dan langsung meninggalkan wanita itu yang tampak syok dengan ancaman yang ditujukan pada dirinya.
Reza pun memerintahkan anak buah segera mengurus wanita itu untuk segera pergi dan tugas mereka mengawasi wanita itu hingga mereka ditugaskan untuk mengawasi gerak-gerik wanita itu.
Reza pun segera pergi dari ruangan itu dan langsung mengikuti tuannya dari belakang.
Sedangkan di posisi Natasya saat ini,dia masih duduk terdiam didekat balkon kamarnya sembari mengingat kejadian yang menimpa dirinya.
"Benar-benar gila tuh orang,kenapa nasibku seperti ini." Gumam Natasya yang merasa kesal sendiri dengan dirinya sendiri.
Kejadian yang menimpa dirinya tadi benar-benar membuat dirinya malu sendiri,bahkan Pak Mario dengan berani menyentuh beberapa bagian tubuhnya tanpa menunjukkan rasa malunya didepan dirinya.
Natasya sudah merasa pusing dan akhirnya dia memilih untuk istirahat daripada memikirkan apa yang baru saja terjadi pada dirinya.
Pagi hari
Seperti biasa Natasya menikmati sarapan bersama papa dan mamanya, Natasya nampak duduk tenang dan lebih banyak diam.
"Natasya."
"Ada apa ma?" tanya Natasya yang belum menghabiskan makanannya.
"Bagaimana acara tadi malam,apa meriah?" tanya mama Alina putrinya.
"Lumayan meriah ma,tak banyak orang juga sih yang diundang hanya beberapa orang saja di acara malam itu." jawab Natasya yang terpaksa berbohong yang tak mungkin menceritakan apa yang sebenarnya terjadi malam itu.
"Acara apa ma?" tanya tuan Andreas pada istrinya.
"Itu pa,cerita yang kemarin malam itu pa." jawab mama Alina pada suaminya.
"Oh acara ulangtahun itu."
"Iya pa yang itu,sepertinya acaranya sukses." jawab mama Alina yang tak tahu kebenarannya.
"Biasa saja ma,ya seperti umumnya saja .kita kumpul makan bersama -sama seperti itu." jawab Natasya yang tidak sengaja melirik kearah jam tangannya.
"Sepertinya Natasya berangkat sekarang juga." pamit Natasya yang saat itu nampak terburu-buru akan berangkat ke kampus.
"Ya sudah, hati-hati dijalan kamu.Ingat,jangan ngebut bawa mobil." pesan mama Alina pada putrinya.
"Iya ma." jawab Natasya yang secara langsung Natasya langsung berangkat ke kampus.
Seperti aktivitas bisanya Natasya berangkat lebih dari awal karena hari ini akan menjadi hari paling sibuk bahkan hari ini ada mata pelajaran Pak Mario yang dimana dia harus menghadapi pria itu lagi.
Natasya sampai juga di kampus dan fokus untuk kegiatan pada pagi hari ini.Saat posisi dia sudah ada didalam kelas,nampak terlihat Dini berlari seperti terburu-buru seperti mengejar sesuatu.
"Akhirnya aku sampai juga." gumam Dini yang berkeringat berlarian.
"Tumben kamu hari ini hampir telat." ucap Natasya pada Dini yang duduk mengatur nafas.
"Biasa lagi sibuk aku,takutnya aku telat nanti." jawab Dini yang langsung mengambil minuman mineral didalam tasnya.
"Masih ada 5 menit lagi,masih cukuplah kamu sampai." jawab Natasya dengan santai, akhirnya ibu dosen mereka sampai juga dan kini mereka pun fokus dengan kegiatan mereka kali ini.
Siang hari
Seperti biasanya Natasya duduk santai di kantin kampus sembari mengecek ponsel miliknya yang terus menghubungi nomor Nadine.Tapi setelah dia mencoba menghubungi,nomor dari Nadine tidak aktif bahkan membuat Natasya makin kebingungan ada apa dengan Nadine yang tiba-tiba saja sulit dihubungi.
"Kemana sih Nadine,sulit banget nomor dia dihubungi." gumam Natasya yang sedari tadi kebingungan kenapa sulit sekali menghubungi temannya.
"Hey,ngapain kamu terlihat bingung begitu?" tanya Dini yang baru sampai di mejanya.
"Ini,dari pagi aku hubungi nomor temanku.Tapi nomornya tidak aktif terus." jawab Natasya yang nampak kebingungan.
"Mungkin saja dia sedang repot dengan pekerjaannya." jawab Dini sembari menikmati minuman dingin yang dari tadi dia beli di kantin.
"Mungkin saja ya,tapi kan dia tidak sedang bekerja." jawab Natasya yang tahu betul jika posisi Nadine tidak sedang bekerja.
"Itu kan dulu,kalau sekarang dia bekerja bagaimana?" pertanyaan itu seolah membuat dirinya sadar diri.
"Benar juga ya." jawab Natasya yang mungkin apa yang Dini katakan memang ada benarnya.
Sedangkan ditempat lain
Mario baru saja selesai menemui beberapa dosen untuk membicarakan perihal tugas lainnya pada dosen lainnya yang tak lain teman kerja dari Mario.
"Jadi hanya ini saja?" tanya Mario pada salah satu dosen lainnya mengenai tugas di kampus.
"Iya ,hanya ini saja tugasnya." jawab salah satu dari mereka.
"Ya sudah ,akan aku kerjakan." jawab Mario yang segera menyelesaikan tugasnya.
Mario segera keluar dari ruangan itu dan dari arah belakang ada seseorang yang mengikuti Mario dari belakang. Ekspresi wajah Mario mulai terlihat kesal melihat kehadiran ibu Siska.
"Pak Mario."
"Ada apa ibu memanggil saya." ucap Mario dengan tatapan dingin pada ibu Siska yang membuat dirinya sedikit muak dengan wanita itu.
"Apa pak Mario sudah makan siang?" tanya Ibu Siska pada pak Mario.
"Sudah, untuk apa ibu bertanya seperti itu?" tanya balik Mario dengan tatapan ekspresi datar didepan ibu Siska.
"Saya kira belum,kalau belum makan siang saya mau ajak pak Mario makan siang bersama." ucap ibu Siska pada pak Mario sembari sedikit memberikan lirikan kearah Pak Mario.
"Saya sudah makan siang,maaf saya permisi ." ucap Mario yang langsung pergi meninggalkan Ibu Siska.
Ekspresi ibu Siska tampak begitu kecewa usaha untuk mendekati Pak Mario gagal total.
"Aku harus pakai cara lain agar dia mau denganku." gumam ibu Siska yang masih saja terobsesi pada Pak Mario yang benar-benar dibuatnya gila oleh pria itu.
Waktu yang ditunggu datanglah juga ketika Pak Dosen mereka sampai di kelas Natasya.Siapa lagi jika bukan Pak Mario sudah sampai dikelas Natasya,Mario diam-diam melirik kearah Natasya dengan pandangan fokus kearah mahasiswanya dan memulai pelajaran siang itu.