ONE NIGHT STAND ( Cinta Satu Malam)

"Mom..memangnya siapa yang akan malam bersama kita?", tanya Nicole di depan cermin, sedang menyapukan makeup di wajahnya.

"Kau akan tahu sayang. Pokoknya kamu harus tampil seksi, sayang. Kau pakai gaun ini", ucap Gladys. Wanita glamor itu membawa gaun merah terang seksi kehadapan putrinya.

"Gaun itu terlalu seksi mom. Sekarang musim dingin, aku bisa membeku".

"Nicole!!!"

"Kali ini saja, kau mendengarkan mommy. Mom, sudah muak dengan semua ini sayang. Ferdinand, hutan, domba, perdesaan. Mommy bosan Nicole. Mommy ingin tinggal di kota besar. Shopping barang-barang branded. Perawatan mewah. Lama lama mommy bisa stress harus melihat laki-laki tua dan penyakitan itu", ketus Gladys dengan wajah jijik ketika mengeluarkan kata-kata itu dari bibirnya.

"Mommy ingin kau menikah dengan pria kaya pemilik perusahaan berskala besar, honey. Bukan Mike sisa saudara tiri mu itu".

Mike sama saja seperti Ferdinand. Nasib mu akan sama seperti mommy. Apa kau mau hidup selamanya dalam kesusahan seperti yang kita rasakan saat ini?", ujar Gladys sambil mengusap lembut wajah putrinya.

"Tapi mom, aku mencintai Mike. Wajahnya tampan. Tubuhnya sangat seksi. Dan aku sudah berjanji akan menjadi istrinya yang setia–".

"Bodoh!

"Cepat kenakan pakaian mu", ketus Gladys kesal pada putrinya. Ia mendongakkan dagunya dan melangkah keluar meninggalkan Nicole yang cemberut.

"Tambahkan lipstik di bibir mu. Jangan seperti itu, kau akan membuat investor itu ketakutan. Kau seperti orang sakit tipes. Sangat pucat", ujar Gladys mencaci anaknya sendiri sebelum menutup pintu.

Wanita itu keluar kamar Nicole.

"Investor? Yang benar saja... mommy menyuruh ku menikah dengan pria tua? Iih, aku nggak akan mau. Lebih baik aku dengan Mike. Dia bisa memuaskan aku", gerutu Nicole kesal pada Gladys yang suka sekali mengatur hidupnya.

*

Langit berangsur menjadi gelap. Dua mobil mewah memasuki kawasan Bierdi. Kedatangan mereka tentu saja karena undangan tuan rumah. Ferdinand Clay ayah Aleena.

Laki-laki itu duduk di atas kursi menyambut kedatangan tamunya.

"Selamat malam tuan Ferdinand", sapa Marco Aguero. Keduanya bersalaman hangat.

"Perkenalkan...tuan Sean Livingstone Harley, ia atasan saya pemilik Harley company. Beliau datang secara khusus dari London untuk menandatangani kontrak kerjasama dengan putri anda, nona Aleena", ucap Aguero memperkenalkan Sean.

"Terimakasih tuan Harley, anda bersedia datang ke Bierdi. Suatu kehormatan bagi saya. Maaf saya menyambut anda seperti ini. Saya sedang masa pemulihan sakit", ujar Ferdinand.

Sean menganggukkan kepalanya. "Saya yang merasa terhormat tuan Ferdinand menerima undangan anda. Perlu tuan ketahui, Aleena bekerja bersama saya di London. Sebagai sekertaris saya. Putri anda sangat cerdas, anda pasti bangga memiliki nya".

Ferdinand tersenyum menerima pujian Sean pada putrinya Aleena.

"Wah...tamu kita sudah datang, darling?". Gladys menuruni tangga diikuti Nicole yang terlihat begitu seksi mengenakan gaun merah yang menonjolkan belahan dadanya. Gadis itu sengaja menata rambutnya ala flipped-up ponytail.

Ferdinand tampak jengah melihat kehadiran keduanya, ia membisikkan sesuatu pada orang kepercayaannya William.

"Apakah tuan tampan ini yang menjadi investor perkebunan kita, sayang. Saya Gladys...istri Ferdinand Clay", ucap Gladys pada Sean. Mengulurkan tangannya. Sean menyambutnya dengan senyum tipis.

"Dia putri saya satu-satunya. Nicole Balvena", ucap Gladys lagi memperkenalkan Nicole yang melototkan kedua matanya, terkejut melihat laki-laki tampan dihadapannya kini. Keduanya bersalaman.

"Senang berkenalan dengan anda, tuan", ucap gadis itu dengan suara sedikit mendesah.

"Bukankah Aleena Deandra juga putri anda, nyonya?", sanggah Sean dengan tatapan penuh intimidasi seperti biasanya.

Gladys tertawa. "Dia putri suamiku dengan istri nya yang terdahulu", jawabnya.

"Oh pantas saja. Aleena sangat berbeda", tegas Sean bernada sedikit ketus.

"Well... Hidangan sudah di siapkan Margot, sebaiknya kita menikmati makan malam", ucap Ferdinand ramah. Ia tidak mau Gladys dan Nicole membuatnya semakin malu di hadapan tamunya.

"Ternyata dia investor itu. Sangat tampan dan sesuai dengan selera ku", ucap Nicole pada dirinya. "Pria ini harus menjadi milik ku".

Ferdinand sengaja meminta Margot menghidangkan makan malam di taman sambil menikmati pemandangan Bierdi di waktu malam.

Sean hendak duduk ketika padangan matanya tertuju ke atas balkon, melihat Aleena berdiri di sana juga sedang menatapnya.

Menyadari itu, cepat-cepat Aleena berjalan masuk ke dalam kamarnya.

Sean tahu gadis itu berjalan tertatih.

Sean tidak nyaman karena di sebelah kiri duduk Gladys. Sementara di sebelah kanannya duduk Nicole. Terlebih kedua wanita itu mengambilkan makanan untuk nya. Sean tidak menyukainya.

"Tuan Ferdinand maaf, bukan bermaksud tidak menghormati anda. Saya ingin makan malam bersama putri anda Aleena jika anda mengizinkan", ucap Sean dengan hormat.

"Oh..tentu saja saya mengizinkan. Aleena masih harus beristirahat setelah terjatuh dari kuda. Saya juga ingin mengucapkan terimakasih pada anda tuan, karena sudah menyelamatkan Aleena. Putri ku penunggang kuda yang handal, tapi ada seseorang yang bermaksud mencelakai anak ku dengan memutus tali pelana Aleena. Kita semua akan segera tahu siapa pelakunya–".

"Uhuk uhukkk...

Gladys terbatuk-batuk.

"Ada apa dengan mu sayang?", tanya Ferdinand menatap istri nya.

"Hm... aku tidak apa-apa", jawab Gladys mengambil gelas di hadapannya dengan kedua mata melotot.

Ferdinand memerintah Margot menyiapkan makan malam Sean dan Aleena di kamar putrinya.

Nicole tak henti menggerutu kesal karena Sean lebih memilih makan malam bersama Aleena di kamarnya.

"Brengsek kamu Aleena! Kenapa semua laki-laki selalu tertarik pada gadis itu. Apa kelebihannya dari ku...

...***...

To be continue

Bagi votenya ya teman-teman 🙏🏻