Ahmad Al Fatih Pranadipa adalah siswa SMA yang dikenal sebagai pembuat onar. Kenakalannya tak hanya meresahkan sekolah, tetapi juga keluarganya. Hingga akhirnya, kesabaran orang tuanya habis—Fatih dikirim ke pesantren untuk dididik langsung oleh seorang kyai dengan harapan ia berubah.
Namun, Fatih tetap menjadi dirinya yang dulu—bandel, pemberontak, dan tak peduli aturan. Di balik tembok pesantren, ia kembali membuat keonaran, menolak setiap aturan yang mengikatnya. Tapi hidup selalu punya cara untuk mengubah seseorang. Perlahan, tanpa ia sadari, langkahnya mulai berbeda. Ada ketenangan yang menyusup dalam hatinya, ada cahaya yang mulai membimbing jalannya.
Dan di saat ia mulai menemukan jati dirinya yang baru, hadir seorang wanita yang membuatnya merasakan sesuatu yang tak pernah ia duga—getaran yang mengubah segalanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Malam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Lalu apa yang di jawab Baginda Rasulullah, beliau menjawab. Allah itu cahaya di atas cahaya, sangat terang. Bagaiman saja bisa melihat. Pernah sewaktu waktu, Nabi Musa berkata, ya Allah apakah aku bisa melihatmu? Lalu apa yang di katakan Allah? Allah menjawab kau tidak akan mampu melihatKu wahai Musa, jawab Allah. Tapi, karena tidak ingin mengecekan nabi Musa, ternyata nabi Musa selama 37 hari sangat kagum melihat gunung-gunung, air yang mengalir di sungai-sungai, pergantian siang dan malam. Kata Allah wahai Musa, jika gunung-gunung batu di sekitarmu itu bisa menampung kedatanganKu, kau akan bisa melihatKu. Lalu, waktu Allah berniat ingin datang, garis bawahi baru niat dan belum datang yah, semua gunung batu itu hancur lebur tidak mampu menampung kedatangan Allah. Lalu Nabi Musa pingsan tiba-tiba dan pada saat nabi Musa bangun, beliau langsung mengucapkan Amantu billahi artinya saya beriman pada Allah. Nabi-nabi saja yang keimanannya yang luar biasa, tidak bisa melihat Allah. Ini adalah beberapa contoh tentang kenapa Allah tak terlihat. Ini adalah jawabannya, dengarkan baik-baik dan ini adalah landasan aqidah kita sebagai seorang muslim yang beriman. Ketika kita sholat, ada kalimat yang sering kita ucapkan. Kata ulama anda jika sholat mengucapkan kalimat yang merupakan jawabannya ALLAHU AKBAR." kata Kyai Husain dengan menggelegar. Kemudian menyambung kembali kalimatnya.
"Allahu Akbar artinya Allah Maha Besar. Dalam Islam kata AKBAR artinya sesuatu yang melampaui batas. Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam bersabda langit tersusun hingga tujuh lapis dan Allah berada di atas langit ke tujuh. Perumpamaan bumi yang kalian tinggal di banding langit pertama ibaratnya seycincin yang di buang di Padang pasir. Jadi kita tidak akan pernah melihat ujungnya langit karena kita sangat kecil dan hal ini sangat terbukti. Jika kalian tak percaya, silahkan lihat langit sekarang! Apakah kalian bisa melihat ujungnya? Tentu saja tidak! Dan langit yang luas ini di penuhi dengan mahluk Allah yang lain namanya malaikat. Apakah sampai di sini anakku Fatih sudah paham?"
"Iya, Kyai. Jawaban yang kyai sampaikan sangat mudah saya pahami dan sangat masuk di akal saya. Tapi boleh kah saya bertanya sekali lagi?"
"Tapi boleh kah saya bertanya sekali lagi, Kyai?" pinta Fatih kembali. Sepertinya anak itu punya banyak pertanyaan di benaknya.
"Maa syaa Allah, saya akan minta persetujuan terlebih dahulu pada santri dan santriwati lainnya. Jangan sampai ada yang berpikir merasa di bandingkan. Karena selama ini, hanya satu pertanyaan untuk satu santri dalam sesi tanya jawab." ucap Kyai Husain kemudian mengedarkan pandangannya pada jamaah subuh. "Bagaimana saudaraku, apa kalian setuju untuk memberikan kesempatan pada Fatih atau cukup?" lanjut kyai di balik microphonenya.
"Setuju...." jawab semua santri dengan serentak. Mereka yakin pertanyaan yang di tanyakan oleh Fatih bukan pertanyaan biasa seperti sebelumnya. Mereka semakin penasaran tentang hal itu. Jadi mereka sepakat untuk memberi Fatih waktu, bertanya lebih banyak agar remaja itu bisa berubah.
"Maa syaa Allah. Semua jamaah setuju. Jadi saya persihkan untuk Fatih bertanya!" kata Kyai menunggu pertanyaan menakjubkan apalagi yang akan di lontarkan pemuda itu.
"Terima kasih, yang ingin saya tanyakan. Apakah pintu taubat terbuka untuk pemuda yang selalu melakukan kemaksiatan?"
"Maa syaa Allah. Pertanyaan yang seperti ini, saya sangat suka mendengarnya. Itu artinya anda ingin berubah menjadi lebih baik." kata Kyai Husain.
"Saya tidak peduli siapapun itu. Apakah Anda pernah bermaksiat, pernah berbuat salah. Ketahuilah, kita adalah manusia yang tidak akan pernah luput dari dosa. Tapi dalam Qur'an surah an-nisa ayat 100 di sebutkan bahwa Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Pernah ada orang berbuat maksiat yang sangat parah. Pembunuh, bukan satu atau dua orang yang dia lenyapkan nyawanya. Tapi ratusan jiwa. Keluar masuk penjara tak terhitung jumlahnya. Tapi, ketika Allah memberikan hidayah padanya, dan hidayah itu selalu di ambil pada orang yang ingin menjemput hidayah tersebut sebelum nyawanya sampai di kerongkongan. Tiba-tiba orang itu datang pada seorang alim dan berkata saya ingin berubah. Alim itu kemudian menyampaikan pada orang yang datang tadi. Anda tidak berarti tidak bisa untuk menjadi baik. Tapi lingkungan anda membuat Anda menjadi orang yang tidak baik. Keluarlah dari tempat itu, pergilah ke majelis ilmu belajarlah tentang agama. Maka Allah akan membimbing anda untuk menjadi orang yang terbaik. Kemudian orang itu pergi ke majelis ilmu yang di katakan oleh seorang alim tadi. Tapi, sebelum sampai. Tinggal beberapa langkah lagi, pria itu telah meninggal dunia. Apa yang terjadi pada pria itu? Yang terjadi adalah, langkahnya di hitung sebagai ibadah. Setiap langkahnya dia menyebutkan istighfar pada Allah dan bertaubat. Dalam Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 222 di sebutkan Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri. Dan dalam surah Ali Imran di sebutkan Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Derap langkahnya menghadirkan istighfar, taubatnya menghadirkan cinta Allah, cinta Allah menghadirkan seluruh ampunan bagi dosa-dosa yang di miliki. Yang terjadi pada orang tadi adalah, taubat di terima, dosa di ampuni, dan amalan di dapat dalam langkahnya. Pahala yang di tuliskan adalah orang ini masuk surga. Jadi anak-anakku sekalian, siapapun yang mau merubah dan kembali pada ketentuan jalan Allah, maka Allah akan berikan kelapangan di sisa hidupnya dan kelimpahan selama dia hidup. Jangan pernah menganggap bahwa Allah sombong dan tak ingin mengampuni dosa-dosa hambanya. Sesungguhnya, Allah maha pengampun seluas-luasnya. Jadi... Ananda Fatih, jangan pernah menganggap dosa yang kamu lakukan sudah terlalu banyak, dan Allah tidak ingin mengampuni. Itu semua salah. Walau dosamu sebanyak buih di lautan, sebanya pasir yang ada di laut yang tak terbilang jumlahnya. Allah Maha pengampun bagi hamba yang ingin meminta ampunan." jelas Kyia Husain panjang lebar menerangkan bahwa ampunan Allah sebesar langit dan bumi. Murka Allah SWT itu sangat dasyat. Siksaan Allah sangat pedih. Akan tetapi kasih sayang-Nya meliputi alam semesta. Ampunan Allah SWT sangat teramat luas bagi hambanya yang mau bertaubat. Selama dosa itu bukan menyekutukan Allah SWT maka Allah akan mengampuni dosa itu sebasar apapun dosa itu.
Setelah kegiatan tanya jawab berlangsung dan beberapa santri ataupun santriwati mangajukan pertanyaan dan di laksanakan sholat dhuha setelah itu sarapan bersama. Kini, mereka kembali ke kamar mereka masing-masing. Kini mesjid telah kosong bahkan serambi-serambi mesjid sudah tak terisi.
Mengawali pagi di hari libur mereka, beberapa santri membersihkan kamar-kamar mereka, ada pula yang hanya duduk bercerita dengan tetangga kamar lainnya. Sedangkan di kamar Fatih, beberapa santri kembali melanjutkan tidur mereka termasuk Fatih.
Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi. Tiba-tiba, seisi pondok di gemparkan oleh kedatangan beberapa remaja pria dan wanita dengan menaiki mobil yang menggunakan fitur atap buka. Pondok pesantren sedang libur, tandanya pengawasan juga tidak ketat makanya mereka bisa masuk tanpa pemeriksaan terlebih dahulu. Seluruh santri termasuk santri wanita memperhatikan mobil merah yang di naiki oleh lima orang tersebut, 3 pria dan 2 wanita yang mengenakan pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh dan rambut pirang yang tergerai sempurna, ditambah dengan kacamata hitam yang melindungi mata mereka dari mentari pagi yang kian memancarkan cahayanya.
Seorang santri berlari menghampiri kamar Fatih. Dia beranggapan bahwa itu adalah teman-teman Fatih melihat gaya mereka yang hampir mirip dengan gaya Fatih pada saat pertama kali memasuki pondok.
"FATIH MANA?" teriak santri itu. Dia bergegas masuk ke kamar saat melihat pintu tersebut tidak tertutup.
"Ngapain cari gua?" kebetulan Fatih sudah bangun, jadi dia mendengar jelas ketika namanya di sebutkan dengan lantang.
"Itu pasti teman-teman kamu yang datang. 3 laki-laki dan 2 perempuan yang berpakaian seksi." mendengar hal itu, Fatih mulai berpikir dan tak langsung mengiyakan. Keningnya mulai berkerut ketika dia mengingat bahwa tiga pria adalah Edo, Reza dan Atha sedangkan dua wanita mungkin adalah Siska dan Amel. Tanpa menyahut, Fatih bergegas keluar dan berjalan cepat menuruni anak tangga di susul oleh teman-teman sekamarnya yang juga penasaran dengan yang dikatakan oleh santri yang datang membawa kabar barusan.
"Mau kemana kalian?" tanya santri yang melihat sekamar Fatih berjalan cepat membuat rasa penasaran mereka untuk tidak bertanya.
"Katanya di luar ada teman-temannya Fatih. Yuk kita lihat penampakan anak kota kaya gimana!" jawab santri yang bernama Denis, dia adalah teman sekamarnya Fatih juga.