NovelToon NovelToon
Ketika Takdir Kembali Memilih

Ketika Takdir Kembali Memilih

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Nikahmuda / Single Mom / Wanita Karir
Popularitas:6.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Rosee_

Novel Ketiga

Berdasarkan survei, sedia tisu sebelum membaca😌

--------
Mencintai, lalu melepaskan. Terkadang cinta itu menyakiti, namun membawa kebahagiaan lain di satu sisi. Takdir membawa Diandra Selena melalui semuanya. Merelakan, kemudian meninggalkan.

Namun, senyum menyakitkan selalu berusaha disembunyikan ketika gadis kecil yang menjadi kekuatannya bertahan bertanya," Mama ... apa papa mencintaiku?"

"Tentu saja, tapi papa sudah bahagia."

Diandra terpaksa membawa kedua anaknya demi kebahagiaan lainnya, memisahkan mereka dari sosok papa yang bahkan tidak mengetahui keberadaan mereka.

Ketika keegoisan dan ego ikut andil di dalamnya, melibatkan kedua makhluk kecil tak berdosa. Mampukah takdir memilih kembali dan menyatukan apa yang telah terpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maaf ....

Mita menatap Dian dengan mata berkaca-kaca. Air mata mengalir di pipi Mita. Penyesalan kembali menghampiri kala melihat wajah cantik yang tidak pernah ia perlakuan baik itu. Kilasan masa lalu ikut terngiang-ngiang dalam pikirannya.

"Di– Dian ..." Mita seolah melupakan dimana dirinya sekarang dan bersama siapa. Tangan kecil yang digenggamnya sudah lepas saat ia berjalan pelan mendekati Dian.

Mita terisak. Dadanya terasa begitu sesak. Ia tak percaya di masa tuanya ia masih bisa melihat Dian. Sama seperti Nico, dirinya sudah mencari keberadaan wanita ini sejak lama. Hanya saja, mata itu tak lagi sama. Mata teduh tanpa perlawanan sudah berganti dengan mata tajam tanpa kelembutan di dalamnya. Mita tidak dapat melihat kehangatan di wajah itu.

Dian berdiri dari duduknya, hendak pergi. Tapi Nico menahan tangannya. Ia menatap pria itu dengan sorot mata tajam penuh kemarahan. Salah satu tangannya mengepal.

"Rob!" Nico menunjuk Lily dengan dagunya pada Roby. Pria itu segera paham maksudnya.

Roby menuntun Lily agar ikut dengannya, tapi gadis kecil itu tidak bergerak sama sekali.

"Lily, ikut Om sebentar ya," bujuk Roby. Saat ini bukan sesuatu yang bisa di pertontonkan. Meski begitu, Lily masih belum bergerak. Matanya telah menangkap banyak hal.

Tapi begitu tatapan Dian bertemu dengannya, Lily dengan segera menarik tangan Roby keluar. Menyeramkan! Mata sang ibu penuh dengan peringatan. Roby bisa menebak jika gadis ini juga takut pada Dian. Masuk akal jika Dian tidak memiliki anak.

"Om, apa yang terjadi? Kenapa nyonya Mita menangis?" Lily bukannya tidak tahu. Ia hanya ingin mengumpulkan beberapa informasi.

Roby berjongkok di depannya. "Lily, dengar. Apa yang kau lihat barusan bukan sesuatu yang harus kau ingat. Anggap saja kau tidak melihat apapun." Mengelus rambut pendek Lily.

Semua tentang mama tidak bisa diabaikan!

Apalagi hari ini ia mendapati fakta jika ibu dan ayahnya ternyata sudah bertemu. Padahal ia tahu jika Dian begitu menghindari ayah kandungnya itu. Atau keduanya sudah berinteraksi jauh dari perkiraannya. Lily tersenyum membayangkannya. Ia juga melihat bagaimana papa nya tadi menatap ibunya. Ada kehangatan dan cinta.

Ibunya mungkin salah mengira tentang ayahnya. Buktinya Nico begitu mencintai Dian hingga memberikan surat pernikahan kembali. Benar, ia juga melihatnya! Hatinya sudah berjingkrak senang membayangkan mereka akan bersama kembali.

Bekerja keraslah, papa. Mama akan sedikit menyebalkan, tapi Lily mendukungmu!

"Om, temani Lily makan es krim sekarang!"

Eh!

"Lily–"

"Cepat, mood Lily sedang bagus!" Menarik tangan Roby menuju lift.

**

"Apa yang Mama lakukan kemari?" Nico akhirnya bicara. Ia membawa Dian kebelakang tubuhnya, menutup.

"Nico– biarkan mama bicara dengan Dian–"

"Tidak ada yang perlu dibicarakan," sambar Dian, menyingkirkan tubuh Nico dari hadapannya. Ia tak butuh perlindungan.

"Dian ... Mama minta maaf– Mama salah. Mama sudah menyesal, Dian ..." Mita memegang lengan Dian, tapi langsung ditepis olehnya.

Dian benci wajah memohon itu. Mengapa seseorang selalu menyesal setelah berbuat. Seharusnya mereka tahu resiko dari perbuatnya. Wanita yang tinggi hati dan ego, sombong akan kekuasaan kini memohon dengan begitu menyedihkan. Dimana wajah arogan yang dulu selalu menatapnya rendah. Kini wajah itu hanya berurai air mata penyesalan.

"Aku khawatir kau menyesali ucapanmu." Hanya ekspresi datar di wajah Dian. Mita tak mengerti maksudnya.

"Jika kau hanya menginginkan cucu mu seperti dia, maka lupakan saja. Mereka tidak bersamaku lagi." Menatap mata sayu Mita yang kini membola. Wanita itu pasti sama terpukulnya dengan Nico awalnya.

"Kau– kau melepasnya ... kau berbohong, kan? Kau bilang akan mempertahankan mereka!" Mita mencengkeram pundak Dian dengan mata memerah.

Nico mengepalkan tangannya erat. Ia sudah berusaha untuk melupakan hal ini. Tapi kedatangan Mita kembali membuka kenyataan menyakitkan ini. Dian sudah banyak berubah. Gertakan kecil tak akan membuatnya takut.

"Untuk apa aku mempertahankan sesuatu yang tidak diinginkan. Kau sendiri yang bilang jika bayi ku kelak tidak akan berarti apa-apa, kan? Tidak ada nama Abraham ... tidak berguna." Dian menyeringai.

Mita menggeleng. Ia tidak ingin mendengarnya. Cucu nya tidak pernah ada. Mereka pergi sebelum melihat dunia dan itu ... karena dirinya. Tangisan pilu kembali terdengar.

"Nico, Dian berbohong, kan? Dia hanya marah pada Mama. Dia ingin membalas Mama, benar kan?" cerca Mita kepada Nico. Cengkeramannya berpindah pada pria itu.

Nico tidak menjawab, tapi Mita tahu jika Nico membenarkan. Wanita itu terduduk di sofa, tak sanggup menopang kakinya yang lemas.

"Nico akan menikahi Dian kembali. Dengan atau tanpa restu Mama." Setelah mengatakannya, Nico pergi dengan menarik Dian bersamanya keluar ruangan. Terlalu dekat dengan Mita membuat luka hatinya kembali terasa. Lebih baik menjauh daripada menyakiti wanita yang berstatus ibunya itu.

Mita hanya menatap kepergian anak dan mantan menantunya. Isakan lirih masih terdengar. Matanya kemudian tertuju pada dokumen di atas meja. Surat pernikahan. Ia meraba lembaran itu dengan senyum miris.

Andai ia dulu tidak egois, mereka pasti sudah bahagia dengan keluarga kecilnya. Tidak perlu ada pertengkaran atau perpisahan yang membekas luka. Sekarang apapun pilihan Nico, ia tidak akan ikut campur lagi. Sudah cukup kesalahan di masa lalu membuatnya menyesal.

-

-

-

-

-

"Astaga, Lily. Sudah hentikan."

Sejak tadi Roby sudah dibuat kelimpungan oleh tingkah gadis ini. Bahkan orang-orang di sekitarnya juga ikut merasakan. Lily berbuat ulah dengan melempar heels seorang wanita, juga membuang barang-barang di atas meja kerja wanita itu hingga berserakan di lantai.

"Tante itu jahat! Dia memarahiku dan menarik telingaku. Dia juga membentakku!" pekik Lily.

"Saya tidak sengaja, Tuan Rob. Saya hanya bercanda," melasnya memohon.

"Bohong, Om! Tante bermuka dua, tapi keduanya sama-sama busuk," teriaknya.

Tidak ada yang berani menghentikan gadis kecil itu kecuali Roby. Lily gadis yang datang bersama nyonya besar, siapa yang berani menganggu? Tapi wanita yang menyinggung Lily tidak tahu itu.

"Anak manis, tolong hentikan. Siapa yang mengajarimu berbohong?" Wanita itu masih membela diri.

"Aku tidak berbohong!"

"Anak gadis tidak boleh kasar."

"Lily, Om akan mengurusnya nanti. Sekarang hentikan dulu. Lihat ... es krim mu sudah mencair," bujuk Roby kesulitan.

Selain wajah, sifatnya juga mirip wanita itu. Kebetulan macam apa ini! Mengapa aku selalu berhadapan dengan orang-orang seperti mereka.

Dulu hanya Nico yang sifatnya menyebalkan. Sekarang bertambah Dian, lalu anak yang di temukan Mita. Satu keluarga tak sedarah ini membuatnya frustasi! Ia ingin menangis saja rasanya.

Tanpa persiapan dari Roby, Lily sudah turun dari atas meja merebut es krim coklatnya dan tanpa aba-aba membuka, lalu melemparnya pada wanita itu hingga mengotori pakaiannya.

Astagaa!!

"Haha ... rasakan!" Lily tertawa senang, mengabaikan wajah terkejut serta tertegun semua orang.

Siapapun bawa anak ini pergii!!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Udah mirip emakk nya belum?🙄

1
Nur Keyla
Luar biasa
Rossa Miati
😁 betul memang novel banyak berkhayal, tapi ada serunya juga 👍
Mihra Fitri
👍👍
Angustia Tia
Luar biasa
Nana
ank yg pintar.....bagus lili buat Oma mu tambah menyesal
Nana
cara mendidik ank yg bagus....kita bahagia dengan cara kita sendiri....ceritanya bagus...aku suka
Nana
baru baca sudah mewek 😭😭
Andini Hana Fakhirah
Luar biasa
3sna
6 ato 7
3sna
tuts
Fajar Ayu Kurniawati
.
Mar Yanah: sama aku juga langsung mewek😥
total 1 replies
Asyahra Rosiana
keren
Tri Tunggal
novel yg q baca berkali kali ttp g bosen bacanya malah pengen ngulang terus bacanya
Dewi Dama
semangat thoorrr...sy suka cerita nya....
Dewi Dama
Luar biasa
Dewi Dama
bagus cerita nya thoorrr
Sri Lie
Luar biasa
Fitri Ani
Lumayan
Liz Ayu
memang benar jika dari kecil diajarkan berfikiran terbuka dan menerima apa adanya nantinya akan jadi orang yang bijaksana
Roka Ayah
semoga sukses
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!