NovelToon NovelToon
Berbisnis Di Isekai

Berbisnis Di Isekai

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Epik Petualangan / Dunia Lain / Anime / Fantasi Isekai / Toko Interdimensi
Popularitas:907
Nilai: 5
Nama Author: Yeffa

Elise, Luca dan Rein. Mereka tumbuh besar disebuah panti asuhan. Kehidupan serba terbatas dan tidak dapat melakukan apa-apa selain hanya bertahan hidup. Tapi mereka memiliki cita-cita dan juga mimpi yang besar tidak mau hanya pasrah dan hidup saja. Apalah arti hidup tanpa sebuah kebebasan dan kenyamanan? Dengan segala keterbatasannya apakah mereka mampu mewujudkannya? Masa depan yang mereka impikan? Bagaimana mereka bisa melepaskan belenggu itu? Uang adalah jawabannya.

Inilah kisah mereka. Semoga kalian mau mendengarkannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeffa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Keributan Kecil Part 1

Langit terlihat mulai berwarna kemerahan seperti ada yang menumpahkan cat oranye diatas sana. Luca memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum makan malam tiba. Masih lama memang waktunya tapi lumayan daripada mereka harus mengantri menimba air. Walaupun biasanya beberapa anak-anak perempuan memilih mandi bersama begitupun dengan anak-anak laki-lakinya. Luca sudah mandi terlebih dahulu meninggalkan Elise dan Rein yang masih memilih pakaian ganti. Elise dan Rein pun turun bersamaan tanpa ada pembicaraan apapun. Tampaknya Rein terlalu lelah bahkan untuk membuat keributan kecil dengan elise. Saat tiba di sumur ternyata Luca sudah menimbakan air untuk kami mandi.

"Aku lelah sekali. Jadi aku akan tidur lebih awal. Jika sudah waktu makan tolong bangunkan aku ya." Luca sudah melangkah pergi sebelum sempat Elise mengucapkan terimakasih.

"Baiklah dan terima kasih untuk airnya." Ucap Elise setengah berteriak agar Luca mendengarnya saat dia sudah berada diujung pintu.

"Lein ayo mandi bersama." Elise terlihat santai melangkah maju lebih dulu. Rein terlihat kelelahan sejak tadi tapi Elise terlalu malas untuk menunggu giliran antrinya karena area semak-semak terbatas. Hanya ada satu area yang tertutup semak-semak jadi pilihannya hanya dua, mengantri atau mandi bersama. Elise memilih untuk mandi bersama Rein. Toh mereka berdua perempuan, jadi lebih baik mereka mandi bersama sehingga menghemat waktu.

"Hah! Kamu gila. Aku tidak mau."  Rein berteriak marah hingga wajahnya bersemu kemerah.

"Ayolah." Elise menyeret Rein menuju semak-semak.

"Tidak mau. Lebih baik aku menunggu." Ucapnya dan berusaha menahan tubuhnya agar tidak bergerak sedikitpun.

"Baiklah. Aku akan jujul kepada Calla dan Bu Violet jika kamu yang menimpukku dengan bantal hingga aku terjatuh." Ancam Elise kesal.

"Coba saja bilang. Aku tidak perduli." Rein tampak benar-benar tidak perduli.

"Iya, baiklah. Maka Luca akan mendapatkan hukuman juga. Karena telah ikut berbohong bukan." Elise tidak mau kalah dari Rein dan Rein menatap Elise dengan tatapan penuh arti tapi akhirnya Rein mengalah dan mengikuti Elise ke semak-semak untuk mandi bersama.

"Asyik. Akhilnya kita mandi belsama." Ucap Elise riang seraya membawa wadah air ke semak. Dibantu oleh Rein dengan setengah hati.

Tidak banyak yang bisa dilakukan saat mandi bersama disini. Jadi mereka hanya melepas pakaian dan mengelap keseluruhan tubuh. Tapi saat Elise mulai  melepaskan pakaiannya satu persatu. Wajah Rein semakin tampak memerah karena marah. Dia tetap berdiri tegak dengan pakaian yang utuh menghindari dengan membelakangi  Elise. Elise merasa sangat kesal melihatnya.

"Hei Lein. Ayo cepat mandi. Sebental lagi anak yang lain mandi. Kita akan ketahuan mandi disini nanti." Elise masih menghadap Rein dengan tangan yang mulai membasuh tubuh dengan kain basah.

"A-ku nan-ti sa-ja." Rein terdengar sekali menahan kesalnya hingga kalimatnya terbata.

"Sudah cepat." Elise mulai tidak bisa menahan rasa kesalnya dan menyiram Rein dengan air dari wadah membuat Rein basah kuyup.

"Sudah kubilang nanti saja. Lihat aku kebasahan." Ucapnya kesal. Membuatnya mau tidak mau membuka pakaiannya dengan masih membelakangi Elise yang masih bermain air. Tubuh Rein terlihat kurus hingga tulang dipunggungnya terlihat jelas. Punggungnya terlihat lebih lebar daripada miliknya tapi Elise tidak perduli. Hanya ingin cepat-cepat menyelesaikan mandinya agar tidak ketahuan jika mereka menggunakan metode mandi yang berbeda..

"Sudah ayo mandi." Elise kembali menyiram rok pendek selutut nya dengan air agar dia bergegas mandi. Karena sebelumnya terbukti ampuh bukan.

"Hei sudah kubilang berhenti." Ucap Rein seraya menoleh ke arah Elise yang terlihat sedang berjongkok dengan tangan yang lincah mengelap tubuhnya tanpa sehelai kain pun. Seketika wajahnya merah padam.

"ARGHHH SIAL!!" ucapnya berlari pergi meninggalkan Elise yang kebingungan sendiri. Elise hanya bisa berdiam diri. Bingung dengan tingkah aneh Rein yang sangat marah hanya karena mereka mandi bersama. Hatinya terasa sakit seperti ada jarum yang menusuknya. Apakah tubuhnya terlihat menjijikan baginya? Membuatnya sedih tapi kemudian kesal setengah mati karena Rein menyebalkan.

...****...

Makan malam tiba Luca sudah bangun sendiri tanpa perlu dibangunkan. Rein sudah sejak tadi duduk di seberang meja Elise dengan tenang. Tidak lagi terlihat marah ataupun kesal bahkan terlihat seperti tidak terjadi apa-apa, membuat Elise kesal menatapnya. Elise mengaduk sup kentang bercampur beberapa potongan daging dengan perasaan kesal. Mata Elise masih menatapnya sejak tadi. Tingkahnya yang seperti biasa aja membuat dada Elise sesak karena rasa jengkel di hatinya. Lihat bagaimana bisa dia makan seperti biasa saja. Entah Rein mandi dimana karena saat kembali dirinya sudah menggunakan pakaian ganti yang dibawanya tadi. Luca melihat Elise dan Rein juga merasakan perasaan aneh.

"Ada apa Elise? Matamu seperti akan jatuh kedalam sup." Tanya Luca penasaran. Tangannya masih sibuk menyuapi sendok yang dipegangnya ke mulutnya.

"Tidak apa-apa. Halusnya kamu tanya ke Lein. Ada apa dengan dia." Elise melirik Rein dengan tatapan penuh kemarahan. Mata ungunya menyala terang seolah terbakar api tidak terlihat.

"Ada apa?" Kini Luca berbalik menatap Rein yang disampingnya. Rein terlihat santai sekali.

"Tidak ada." Jawabnya singkat masih dengan tangan dan mulut yang bergerak menikmati makanan.

"Jangan bohong. Tadi kamu malah kepadaku. Hanya kalena kita mandi bersama." Elise berteriak marah membuat Rein dan Luca yang secara bersamaan tersedak sup yang dimakannya. Mereka terbatuk-batuk sementara Elise bingung menatap mereka berdua. Sementara anak-anak yang lain menatap mereka ingin tahu. Mereka berdua mengambil gelas dan meminumnya perlahan.

"Hei Luca, Rein. Pelan-pelan makannya." Tegur Carla dari kejauhan.

"Baik Carla. Maafkan kami." Ucap Rein menengahi saat dirinya sudah lebih baik karena tersedak tadi. Mereka pun terdiam sejenak. Mencoba menghindari keributan.

"Kamu dan dia? Mandi bersama?" Bisik Luca seraya menatap Rein waspada.

"Memang ada apa? Anak lainnya pun bisa mandi bersama. Kecuali aku dan Luca mandi belsama. Balu masalah." Luca dan Rein saling tatap mendengarkan kalimat Elise barusan kemudian terlihat terpaksa mengangguk membenarkan.

"Baiklah. Tapi sepertinya Rein lebih nyaman mandi sendiri Elise. Bukan begitu Rein." Ucap Luca dengan mata melotot menatap Rein yang wajahnya memerah menahan marah.

"I-iya Elise. Sudah kukatakan. Aku lebih baik menunggu. Aku tidak suka mandi bersama." Ucap Rein menjelaskan.

"Bohong. Bilang saja kamu jijik kepadaku. Lein jahat." teriak Elise lupa akan situasi mereka yang berada di ruang makan bukan kamar mereka kemudian menginjak kaki Rein dan beranjak pergi meninggalkan ruangan makan.

"Loh Elise sudah selesai?" Tanya Carla saat Elise berhadapan. Sungguh Elise sedang berusaha menahan agar air matanya tidak tumpah saat itu juga. Elise menundukkan wajahnya dalam-dalam dengan tangannya mencubit pahanya kencang untuk mengalihkan perasaan sedihnya.

"Aku mengantuk Calla." Ucap Elise berpura-pura mengusap matanya walaupun sebenarnya Elise menghapus air yang sudah menggenang di ujung pelupuk mata kecil miliknya.

"Baiklah. Kamu boleh tidur lebih awal. Selamat malam Elise." Carla sepertinya tidak mendengar keributan saat itu. Karena Carla kembali sibuk dengan pekerjaannya membagikan makanan.

"Iya Calla." jawab Elise bergegas pergi ke kamar, tidak memperhatikan lagi keadaan Rein dan Luca. Entah bagaimana kelanjutan dari reaksi mereka. Elise tidak perduli. Sungguh. Elise benar-benar tidak perduli. Begitulah yang dikatakannya didalam otaknya tapi tidak dengan hatinya.

1
Miawchan
authooor semoga sehat selaluuuuu biar bisa update tepat waktuuuu ..
Miawchan
Aku sukaaaaa ... plis jadiin komik ini seru bangettt
aku tiga
Semangat Thor..
aku tiga
Semangat authooor... ditunggu update selanjutnya..
Bianca Garcia Torres
Mantap banget ceritanya!
One More: 😍😍😍 terima kasih komentar dan dukungannya...
total 1 replies
PR0_GGRAM3D
Menegangkan tapi juga romantis, pertahankan kualitasnya!
One More: terima kasih komentar dan dukungannya.. 😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!