Kembali Kemasa Lalu Dan Bertemu Omdu Posesif

Didalam mobil Diana memili tidur, Adit yang ada di sebelah nya pun hanya diam.

Aditya memandangi Wajah Diana dengan lekat, saat ini ia merasa bingung dengan dirinya sendiri

"Kenapa dengan ku, kenapa aku bisa perduli dengan gadis ini, bukanya aku paling anti di dekati wanita tapi entah kenapa aku tidak bisa mengabaikan kesedihannya. Aku merasa seperti memiliki adik saat bersamanya" ucap Aditya dalam hati

"Aku yakin yang lain juga pasti suka dengan nya begitu juga ayah dan bunda, tapi apa ya yang dia maksud tadi tapi sudahlah mungkin nanti dia akan bicara sendiri jika sudah waktu nya" ucap Aditya dalam hati lalu tertidur.

Sedangkan di rumah sakit Dimas terlihat gelisah dalam tidurnya... Ia seperti bermimpi yang membuat nya menangis dan menjerit keras memanggil nama Diana.

Mendengar itu orang tua Dimas pun kaget lalu mendekati Dimas

"Dimas... Kamu kenapa nak?" Tanya mama dari Dimas

"Ma... Dimana Diana, aku ingin bertemu dengan nya" tanya Dimas dengan nafas yang tersengal-sengal

"Nak kamu bicara apa.... Kenapa kamu ini, Diana tidak ada dan tidak akan pernah ada dia sudah pergi entah kemana. Dia menolak perjodohan ini" jawab sang mama sedangkan sang papa sudah pergi memanggil dokter.

'Tidak ma... Tidak boleh... Cepat cari Diana ma, Dimas butuh Diana" ucap Dimas memaksa

Bersamaan dengan itu dokter pun datang dan menyuntikkan obat penenang karena Dimas sudah memberontak ingin pergi mencari Diana

Orang tua Dimas menangis melihat keadaan putrinya.

"Ini semua karena Diana, anak kita jadi begini jika terjadi sesuatu pada Dimas mama akan tuntut Diana" ucap sang mama

"Ma jangan buat masalah, mama gak punya bukti dengan ini semua lagian Diana hanya menolak perjodohan ini bukan memukul atau membuat hal keji. Masalah perasaan tidak bisa di paksa lagian apa mama lupa jika Diana sudah meminta maaf dan menjelaskan ia menolak karena Dimas sudah mencintai wanita lain jadi wajar jika Diana menolak" jelas papa dari Dimas

Mendengar itu mama Dima terdiam kaku, ia hanya bisa menangis melihat putranya.

...****************...

keesokan harinya.

Pagi pagi sekali bus yang di tumpangi Diana dan Aditya sudah sampai di terminal, semua penumpang turun dari mobil dan menuju tujuan mereka masing masing.

Saat Adit melihat koper Diana yang sangat besar ia pun kaget.

"Dek kamu beneran minggat atau pindahan ini, gak salah kamu sekecil ini bawa barang sebanyak ini, ini koper bisa muat untuk kamu masuki" ucap Adit dengan expresi terkejutnya

"Mau bagaimana lagi kak semuanya penting jadi ya Diana bawa semuanya tadinya mau bawa 2 koper yang sama karena masih sisa tapi nanti aja setelah tenang Diana ambil lagi barang barang yang di rumah" jawab Diana

"Ini bukan minggat tapi pindahan, kenapa gak sekalian bawa rumahnya" ucap Adit

"Maunya gitu kamar aku ku bawa tapi gak bisa " jawab Diana

"Kau ini membuat kakak kesal saja, Ayo cepat jalan ini biar Kakak yang bawa, ya ampun ini berat banget bagaimana kamu membawanya kemarin?" Tanya Aditya

"iya tinggal geret aja kok bingung" Jawan Diana sembari menarik kopernya yang bagi Adit itu sangat berat.

Melihat Diana tanpa kesulitan bawa barangan membuat Aditya tercengang.

"Ni cewek keturunan Samson atau apa ni kuat bener, berat Lo itu" gumam Adit, ia jadi malu melihat Diana yang sangat mudah membawa koper sebesar itu, lalu Adit pun mengejar Diana

"Sini dek biar kakak bawa, Kita cari taxi" ucap Aditya dengan sedikit kesulitan.

Setelah itu meka pun mendapatkan taxi lalu masuk kedalam mobil.

"Kak kok Dinda merasa kayak lagi mau di kenalin sama mertua ya, gugup ni" ucap Diana

" Hahaha gayamu, kayak tau aja cara ketemu mertua, sudah santai aja bunda baik kok tapi hati hati dengan ketiga Abangnya kakak, mereka berwajah dingin tapi baik kok begitu juga ayah" jawab Adit

"Kakak punya banyak saudara, laki semuanya?" Tanya Diana

"Iya" jawab Adit

"Seharusnya lima kak, tanggung banget cuma empat" ucap Diana

"Kenapa harus lima?" tanya Aditya

"Biar jadi Pandawa Lima" jawab Diana

"Bagiamana jika nanti minta bunda buat adik laki laki lagi untuk melengkapi nya" ucap Diana

Sedangkan Aditya tercengang mendengar ucapan Diana.

"Dek kau selalu membuat kakak gak bisa bicara setelah mendengar ucapanmu" sengit Aditya

"Masak... Ini baru juga kakak bicara" ucap Diana

"Dek tidur saja sana, nanti kakak bangunin kalau sudah dekat masih jauh kok" ucap Aditya yang pusing.

"Ok, bangunin ya atau gak gendong" ucap Diana lalu menyenderkan kepalanya pada pundak dan lengan Aditya dan dengan cepat ia tertidur lagi.

Adit yang melihat itu sangat takjub,

" Ini anak cepet banget tidurnya, ya ampun gadis ini, aku memang ingin adik tapi kok dapatnya gini amat, cantik tapi kambing karena dia kecil, jadi bukan kebok" ucap Aditya sembari tertawa kecil.

Setelah menempuh perjalanan 45 menit akhirnya ia pun sampai di depan rumahnya.

"Pak ini uangnya dan tolong turunin Kopernya ya, hati hati yang warna hijau berat" ucap Aditya

"Baik mas" jawab pak sopir.

Setelah itu mereka turun, Aditya dengan mudah menggendong Diana yang memang tubuhnya kecil dan mungil tanpa keberatan sedikit pun.

"Pak Tarjo tolong buka pintu dan bawakan koper saya ya ada dua minta bantuan pak Yono saja berat yang warna hijau" ucap Aditya pada security rumahnya.

"Tuan muda anda sudah pulang, siapa itu dengan ?" kaget security itu sembari membukakan pintu gerbang

"Iya pak, adik saya pak Nemu di jalan hehehe" jawab Aditya sembari terkekeh lalu masuk ke halaman rumah yang lumayan luas dan tidak lama ia menekan bel rumah.

Tidak lama pintu terbuka oleh bi inem, art disana yang sudah bekerja dari kakak Aditya bayi.

"Dek Adit... Aden sudah pulang kok gak ngabarin nyonya, nyonya pasti senang Aden pulang. terus itu siapa den" seru bi inem

"Hehehe... Bibi gak berubah ya masih saja heboh, niatnya mau bikin kejutan bi, lalu kemana semua orang kok sepi?" tanya Aditya

"Nyonya dan tuan ada di taman belakang kalau ketiga kakak Aden sedang ada kerja di luar kota masing masing, katanya hari ini pulang mungkin malem, tapi den ini siapa apa ini istri atau pacar Aden?" ucap bi inem

"Oh gitu, ini adik ku ni Nemu di jalan hehehe, yaudah Adit bawa dia ke kamar dulu ya bi" ucap Adit lalu pergi.

Sedangkan bibi masih tidak percaya dengan jawaban tuan mudanya itu, tapi setelah sadar ia pun berlari ke arah taman belakang dan menemui bunda dan ayah dari Aditya.

Bersambung