PELARIAN

Nila telah tiba di kantor Media Wicara, langkahnya pasti menuju ke ruang rapat, sorot matanya menebar pesona dan kata, sebentar lagi impiannya akan terwujud menjadi nyata. Senyum ramahnya terpancar ke berbagai orang yang berlalu-lalang.

Nila masuk ke dalam ruang rapat, sudah ada tiga orang menantinya dengan cemas. Tak perlu diungkapkan perempuan itu sudah tahu mereka menunggu kabar yang akan jadi bom waktu itu.

“Tapi, foto ini tampak dari belakang, bisa saja teman atau kliennya,” kata salah satu kepala tim di perusahaan itu

“Mana ada sih, bertemu dengan klien di kafe dan berdua aja, dia itukan konsultan keluarga bukan sales rumah,” kata Nia sambil menujuk foto lelaki itu.

“Tapi kalau dia sebenarnya berdua dengan istrinya dan istrinya sedang di kamar mandi bagaimana?” Tanya salah satu karyawan yang ikut pertemuan itu

“Mas, dengerin ya.. Gue ada di sana waktu kejadian itu! Dan nggak ada siapa-siapa tuh!” kata Nila yang duduknya mulai tegap

“Udah gini aja! Kalian mau foto ini nggak? Kalau nggak ya udah saya ke tempat lain!” Lanjut Nila yang mulai berkemas dan hendak pergi.

“Eee… jangan sensi gitu dong mbak, pasti tayang kok!” Kata kepala tim yang memegang tangan Nila untuk tidak pergi

“Nah, gitu dong!” Kata Nila yang mengibaskan rambutnya.

Nila mulai mengirimkan foto itu ke tim media wicara, dan berkata, “Tolong buat berita sebagus mungkin, karena ini langka beruntung saya nggak minta bayaran!” Kata Nila yang berdiri dan pergi dari tempat itu.

Berjalan menuju ke luar kantor Nila tersenyum ceria, setelah ini dia akan menghubungi media lain untuk drama selanjutnya, supaya semua orang bisa menilai kalau Nila pantas menjadi istri Alvin, “Aku nggak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini! Aku nggak mau mengalah lagi, Aku dan Mas Alvin harus bersama dan diakui oleh semua!”

Sementara itu, dengan kecepatan penuh Alvin sudah tiba di kantor media wicara, dia bergegas keluar dari mobil. Nila yang tahu mobil kekasihnya itu langsung menghampirinya, perasaannya benar-benae bahagia.

“Aduh so sweet sekali honey, bela-belain jemput segala,” kata Nila tersenyum ceria

“Kamu belum jadi kasih foto itu kan? kata Alvin yang memegang kedua tangan Nila, matanya sedikit terbuka dan menatap wajah Nila

“Kamu kenapa sih? Foto itu sudah sama mereka dan mungkin sekarang vira.” Kata Nia mencoba melepaskan pegangan tangan Alvin.

“Gawat…!” Kata Alvin memegang kepalanya.

“Kenapa honey?” Tanya Nila yang memegang pundak Alvin dan ekspresinya sangat serius

“Masuk mobil dulu!” Kata Alvin yang masuk mobil dan diikuti oleh Nila

Alvin langsung membuka handphonenya, benar saja berita perselingkuhan Dania, dengan cepat merangkak naik, bahkan sudah banyak yang berkomentar seperti ini,

“Masak sih, dia nyuruh semua orang nggak selingkuh dia sendiri selingkuh,”

“Nggak percaya gue,”

“Berita heboh 2025 ini!”

Dan masih banyak lagi dengan berbagai macam komentar. Alvin terdiam melihat jendela, dia sudah pasrah, posisinya saat ini sangat terancam, tiba-tiba dia memukul kaca mobilnya.

“Honey, kamu kenapa?” Kata Nila yang bingung dengan sikap Alvin.

“Ayah mengancam akan memecat aku dari perusahaan kalau sampai berita Dania kesebar,” Kata Alvin yang berkaca-kaca.

“Kok bisa?”

“Intinya Ayah tahu hubungan kita, dia mengancam akan memberikan semua harta warisan ke Dania kalau kita tidak bisa mengakhiri hubungan ini,”

“Lalu aku bilang kalau Dania juga selingkuh… dan beginilah jadinya,” Lanjut Alvin.

Tangan Nila mengepal dan menggebrak kursi itu, “Aku mau ke dalam untuk take down,” kata Nila yang langsung turun.

Nila berjalan sangat cepat, Alvin juga mengikutinya, detak jantung mereka berdebar kencang. Nila tahu seberapa keras Pak Dhanu, jika Alvin dipecat dan tidak mendapatkan warisan, maka pengorbanan selama ini akan sia-sia.

“Mbak maaf, saya boleh minta take down berita tadi,” Kata Nila

“Iya mbak, tolong hapus sekarang juga!” Pinta Alvin

“Waduh…kami nggak bisa, beritanya viral banget, engagement kami bagus banget ini!” Jawab salah satu karyawan perusahaan tersebut.

“Saya akan bayar berapapun asal kalian mau untuk takedown berita itu,” kata Alvin yang gestur tangannya tampak memohon.

“Sama aja, mas kasih kami satu milyar beritanya udah viral banget ini,” kata seorang karyawan yang menunjukkan hasil unggahannya.

Alvin dan Nila tak bisa berbuat apa-apa, mereka kembali ke dalam mobil dan terdiam untuk beberapa saat. Alvin benar-benar kesal dia mulai menggebrak stir mobilnya beberapa kali dan berteriak.

“Kenapa sih, aku hanya ingin bahagia, tapi kenapa susah banget!!!” Kata Alvin yang tertunduk lesu.

“Sabar honey, kita pasti bisa keluar dari masalah ini, yang perlu kita lakukan. Kita tenang dulu! Oke!” Kata Nila yang memegang bahu Alvin.

“Ini semua gara-gara kamu!” Kata Alvin yang melirik Nila.

“Aku?” Kata Nila menunjuk dirinya sendiri.

“Coba aja kalau tadi telpon aku kamu jawab, nggak akan jadi seperti ini,” bentak Alvin.

“Terus aja kamu nyalahin aku, bentak aku, sekalian maki-maki, kayak gini terus lama-lama berita Dania makin viral dan kita semakin hancur!” Jawab Nila yang menunjukkan jumlah penonton dan komentar sudah mencapai jutaan.

Berita Dania ini bergerak sangat cepat, hampir semua beranda media sosial memberitakan kabar ini. Bahkan beberapa akun sudah mulai melacak siapa lelaki itu dan berkembang ke berbagai nama serta latar belakang, nama Dania sendiri semakin terpuruk terlebih komentar dari berbagai kompetitor dan pesaing bisnis Pak Dhanu yang menambah citra buruk.

Belum selesai satu masalah Dania, media sosial sudah heboh dengan berita lainnya, “Honey…?” Kata Nila yang membuka handphonenya karena ada begitu banyak pesan pribadi masuk 

“Apa?”

“Kenapa ada foto ini?” Kata Nila yang memperlihatkan foto mesranya dengan Alvin tersebar di media sosial.