Ini hanyalah fiktif belaka.
Surya selalu saja dihina oleh juragan Karya dengan kemiskinannya, dia juga selalu dihina oleh banyak orang di kampungnya karena memiliki wajah yang cacat dan juga sudah berusia tiga puluh tahun tapi belum menikah.
Ada bekas luka sayatan di wajahnya, karena pria itu pernah menolong orang yang hampir dibunuh. Namun, tak ada yang menghargai pengorbanannya. Orang miskin seperti Surya, selalu saja menjadi bahan hinaan.
"Jika kamu ingin kaya, maka kamu harus bersekutu denganku."
"Ta--- tapi, apa apakah aku akan menjadi pria kaya kalau bersekutu dengan Iblis?"
"Bukan hanya kaya, tetapi juga tampan dan memiliki istri yang kamu inginkan."
"Baiklah, aku mau bersekutu dengan kamu, wahai iblis."
Akan seperti apa kehidupan Surya setelah bersekutu dengan Iblis?
Akankah kehidupan yang lebih baik? Atau malah akan kacau?
Yuk kepoin kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gue bisa bantu, tapi ada syaratnya.
Surya tidak menyangka akan dipertemukan secepat ini dengan Anggi, padahal dia malah melupakan rencana balas dendamnya dengan Juragan Karya. Dia terlalu sibuk mencari tumbal pertamanya.
Anggi terlihat memakai crop top dipadupadankan dengan celana kulot panjang berwarna hitam, wanita itu terlihat cantik walaupun wajahnya nampak cemberut.
"Pucuk dicinta ulam pun tiba, kini saatnya aku untuk mendekati gadis cantik itu."
Wanita itu sedang duduk di depan sebuah Kafe, Kafe itu terlihat begitu sepi. Padahal, di sekitar Kafe itu terlihat begitu ramai sekali. Surya tanpa ragu langsung menghampiri gadis itu dan duduk tepat di samping Anggi.
"Kenapa cemberut seperti itu?"
"Eh? Siapa elu?" tanya Anggi yang begitu kaget dan terlihat begitu waspada.
Surya tertawa kecil, dia menertawakan dirinya sendiri karena lupa kalau dia bukanlah Surya yang dulu lagi. Pria yang kini terlihat semakin tampan dan muda itu langsung mengulurkan tangannya.
"Gue, Surya. Elu siapa?"
Anggi awalnya terlihat begitu waspada, tetapi setelah Surya tersenyum sambil menatap wajah wanita itu dengan senyum manisnya, Anggi ikut tersenyum sambil membalas uluran tangan dari Surya.
Wanita itu bahkan seolah terhipnotis dengan ketampanan dari Surya, dia menatap Surya tanpa berkedip sama sekali. Surya langsung terkekeh sambil menepuk pundak wanita itu.
"Sorry, elu siapa ya?" tanya Surya yang mengagetkan Anggi.
"Eh? Gue, Anggi. Elu ngapain di sini?"
"Gue terhipnotis sama wanita cantik yang sedang duduk di sini, makanya gue ikut duduk. Elu sendiri lagi ngapain di sini?"
Anggi buru-buru menarik tangannya, kemudian dia tersenyum canggung sambil menolehkan wajahnya ke arah Kafe.
"Gue lagi nunggu pacar gue di dalem, kita lagi pailit. Kafe hampir bangkrut, gue pengen kasih modal tapi gak bisa."
Surya sempat merasa aneh mendengar apa yang dikatakan oleh Anggi, Karena setahunya Wanita itu memiliki ayah yang kaya. Seharusnya Anggi bisa memberikan modal yang besar kepada kekasihnya yang hampir bangkrut itu.
"Kenapa bisa bangkrut?"
"Pas bikin Kafe modalnya emang udah kurang," jawab Anggi.
"Gak punya modal cukup kenapa harus membuat Kafe?"
Anggi menolehkan wajahnya ke kanan dan ke kiri, tak lama kemudian dia menatap Surya dengan lekat.
"Gue bakal cerita, tapi elu jangan cerita sama siapa pun."
"Oke," ujar Surya.
"Jadi gini, gue itu pacaran sama Sehan udah tiga tahun. Tapi bokap gak setuju sama hubungan kita, kata bokap Sehan bukan pria yang sepadan dengan keluarga kita."
"Terus, elu maksa kita berhubungan dengan Sehan dan berusaha untuk membuat pria itu kaya?"
"He'em, semua tabungan gue dibuat modal Kafe sama duitnya Sehan. Tapi, Kafenya tak sesuai harapan."
Surya melebarkan senyumnya, karena ini adalah kesempatan untuk dirinya mendekati Anggi. Ini adalah kesempatan baginya untuk masuk ke dalam permainan yang sepertinya akan sangat menyenangkan.
"Bagaimana kalau Kafenya gue beli aja?"
"Gila! Mana bisa kaya gitu? Terus, gue usaha apa sama cowok gue?"
"Gampang, elu sama cowok elu nanti gue kasih kepercayaan buat ngelola Kafe. Semua modal dari gue, pokoknya semua masalah uang dari gue, kurang enak apa coba?"
Anggi terdiam sejenak memikirkan tawaran dari Surya, penawaran dari pria itu sangat menggiurkan. Dia masih tetap bisa mengelola Kafe itu, dia juga bisa mendapatkan uang dari hasil penjualan Kafe tersebut.
"Boleh deh, tapi... kalau suatu saat bokap sama nyokap gue datang, gue maunya bokap sama nyokap gue taunya Kafe ini milik cowok gue."
"Gampang, tapi gue juga punya syarat."
"Apa?" tanya Anggi.
"Elu harus jadi cewek gue," jawab Surya.
"Elu gila! Mana bisa kaya gitu? Gue udah punya cowok, gue berani ngelakuin ini semua karena demi cowok gue. Mana mungkin gue harus selingkuh sama elu?"
Surya mengambil ponsel milik Anggi yang sedang dia pegang, lalu dia memasukkan nomor ponselnya dan berkata.
"Kalau setuju hubungi gue, masalah uang bagi gue adalah hal yang gampang. Yang penting elu mau jadi cewek gue, semua yang elu mau bakal gue kabulkan."
Anggi terlihat begitu keberatan dengan apa yang dikatakan oleh Surya, walaupun hubungannya tidak bisa setujui dengan Sehan, tetapi selama ini wanita itu berusaha untuk mewujudkan keinginannya untuk bisa terus bersama dengan Sehan.
Juragan Karya selalu meminta dirinya untuk menikah dengan orang kaya, bahkan wanita itu akan dijodohkan dengan orang kaya oleh ayahnya tersebut. Namun, Anggi begitu mencintai Sehan.
Dia akan berusaha membuat pria itu kaya, agar nantinya ayahnya akan menyetujui hubungannya dengan pria itu. Walaupun selalu saja dirasa sulit.
"Kayaknya gak bisa kalau gue harus jadi cewek elu, karena itu artinya gue selingkuh dari Sehan."
Surya tidak pantang menyerah, karena tentunya dia ingin mewujudkan balas dendamnya terhadap Juragan Karya dimulai dari sekarang
"Gue balik dulu, elu pikirin tawaran gue baik-baik. Kalau udah deal bisa langsung telepon gue, elu obrolin masalah pembelian Kafe dengan Sehan. Nanti kalau udah sama-sama setuju kabarin aja," ujar Surya.
"Eem," jawab Anggi bingung.
Surya langsung pergi dari sana dengan menggunakan mobil sport miliknya, Anggi tentunya merasa kagum saat melihat pria tampan itu masuk ke dalam mobil dan pergi dengan terlihat begitu gagah.
"Ya Tuhan, Anggi. Sepertinya pria itu lebih segalanya dari Sehan," ujar Anggi dengan senyum penuh kebanggaan saat mengatakan hal itu.
Namun, tak lama kemudian dia menepuk jidatnya. Lalu, Anggi menatap wajah Sehan yang baru saja keluar dari dalam Kafe.
"Tapi ada dia yang mencintai elu, Anggi. Dia rela mengorbankan segalanya demi elu, jangan macam-macam." Anggi berusaha mengingatkan dirinya sendiri.
"Ada apa, Yang? Kok kamu kaya yang lagi mikir keras gitu?" tanya Sehan.
"Ehm! Duduk, Yang. Kita bicarain," jawab Anggi sambil menepuk bangku kosong di sampingnya.
tapi itu Heni terbangun .. dan dia sadar dngn kondisi nya yang ga pake baju ?? apakah gagal ya penumbalan nya.. Heni masih hidup kah ??