Nicolas Raymond atau kerap disapa sebagai Niko, pria tampan yang sangat di incar oleh banyak kalangan gadis remaja.
Pria ini tertarik dengan seorang gadis pendiam yang berprestasi di sekolah nya. Yah, gadis itu bernama Helena Lavender...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ichibos
Ia membuka pintu namun...
Brukk
"Aduh," ucap Viola mengaduh
"Lu ngapain di belakang pintu?" Tanya Niko curiga yang membuat Viola langsung gelagapan.
"Ehm, itu.."
"Hm?" Niko menaikkan sebelah alis nya.
"Tadi aku mau bukain kamu pintu pas aku dengar kamu jalan kesini," Viola berusaha menutupi kegugupan nya.
''Oh gitu," ucap Niko tak peduli, lalu beranjak menghampiri kasur.
Viola teringat kalau ia belum bersiap. Ia segera memasuki kamar mandi dengan terburu-buru.
Niko melepaskan jasnya, hingga tersisa baju dalam berwarna putih dan celana hitam pendek yang membuat ototnya terlihat jelas.
Ceklek
Niko menoleh, seketika itu juga ia melotot melihat penampilan Viola yang memakai lingerie.
"Kamu belum tidur?" Tanya Viola berbasa-basi.
"B-belum,"
"Oh ya udah. Aku tidur duluan ya," Viola menutup tubuh nya dengan selimut sebatas leher.
Sial! Gara-gara melihat Viola, adik kecilnya terbangun.
Ia beranjak memasuki kamar mandi.
Viola membuka matanya. "Yes berhasil" Batin Karin.
Padahal ia berharap kalau Niko akan menyentuh nya, tapi sepertinya tak akan semudah itu.
Terdengar suara seperti desahan dari kamar mandi yang Viola yakin pastinya suara Niko.
Ceklek
Viola segera menutup matanya saat melihat knop pintu di putar.
Ranjang berderit saat Niko menaiki kasur. Ia membaringkan tubuh nya dan mencoba memejamkan matanya. Namun tiba-tiba ia teringat dengan Helen, membuat matanya terbuka kembali.
Astaga. Bagaimana bisa ia lupa dengan gadis itu? Gara-gara pernikahan ini ia harus melupakan Helen sejenak.
Niko mengambil ponsel nya yang ia taruh di atas bantal dan mengecek notifikasi. Namun nihil, tak ada notifikasi dari Helen.
Argh! Apakah Helen marah karena kejadian di butik itu? Entahlah..
Ceklek
Tasya menoleh kan kepalanya saat suara pintu terbuka. Terlihat Helen yang berdiri di ambang pintu dengan penampilan urakan.
"Sayang?"
"Iya. mah?" Bukan nya menjawab pertanyaan dari Tasya ia malah bertanya balik.
"Kamu lapar gak?"
Helen hanya mengangguk lemas. Bagaimana tidak? Sudah dua hari sejak ia melihat postingan di Instagram dan terdapat foto Niko membuat ia mogok makan.
"Ya sudah. Ayo mamah temanin kamu makan,"
"Iya mah," Helen mengikuti langkah Tasya menuju dapur.
"Makan yang banyak ya sayang,"
"Hm,"
Helen hanya makan sedikit karena tak berselera. Ia merasa badan nya panas dan memutuskan untuk ke kamar tanpa mandi.
▪️▪️▪️
Baru saja ia memasuki kamar, ponselnya telah berdering.
📳Zein
Tanpa menunggu apa pun lagi ia mengangkat panggilan tersebut.
"Halo Zein?"
"Helen?" tanya Zein di seberang sana.
"Iya ada apa?"
'Lo apa kabar?'
Helen bingung harus menjawab apa. Apakah ia masih bisa bilang bahwa ia baik-baik saja? Sedangkan kekasih nya menikah dengan wanita lain.
"B-baik?" Jawab Helen ragu.
'Lu kok ragu gitu?'
"Soalnya aku lagi gak enak badan,"
'Ya ampun, Lo sakit?'
''ehm aku kayak bakal sakit,''
'Ya udah gue bakal jenguk Lo, oke?'
"Gak usah, nanti kamu repot,"
'gak ngerepotin sama sekali,"
"Terserah kamu aja,"
Tut
Helen menyimpan kembali ponsel nya.
▪️▪️▪️
Tok tok tok
Helen membuka pintu.
"Hai Helen," sapa Gio.
"Loh, Gio ikut juga?"
"Iya, emang nya gak boleh?" Tanya Gio.
"Boleh kok,"
"Hai Helen," sapa Kiki.
"Loh, Kiki? Hai juga,"
"Gak di suruh masuk nih?" Sindir Zein.
"Eh, maaf. Aku lupa, ya udah yok masuk," ajak Helen.
"Nah gitu kek dari tadi," Zein menerobos masuk dan langsung duduk di kursi, di ikuti yang lain.
"Maaf ya, di rumah gak ada sofa," ucap Helen.
"Gak papa kok. Yang penting kan ada yang di dudukin," maklum Gio mewakili yang lain.
"Makasih ya Gio dah mau ngertiin,"
"Iya,"