Tampan, Kaya, dingin, dan Cuek
Itulah yang bisa menggambarkan sosok Aston Max Matthew yang hampir sempurna. Siapa yang tidak mengenal sosok Aston yang begitu banyak di sukai kaum hawa siapapun yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta kepadanya. Tapi yang mengenal Aston dia adalah pria yang pemarah, suka mengatur, cuek dan tidak suka jika ucapannya di tentang.
Cantik, Polos, dan Pendiam
Seperti itulah sosok wanita bernama Ayana Yovanka, Wanita yang sudah mandiri sejak kepergian ayahnya yang sudah lama meninggal. Di mana Ayana harus bekerja keras untuk pengobatan sang bunda yang sudah lama sakit. Namun takdir berkata lain ketika saat Ayana di pertemukan dengan pria yang bernama Aston yang mengubah semua takdirnya.
Tapi di suatu kejadian membuat mereka menjadi dekat, akankah kisah mereka seperti kisah novel yang berakhir happy ending atau malah menjadi sad ending?
Ikutin cerita Marriage With CEO.
Update sesuka hati❤️
Start 14 Desember 2024
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwinabila04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marriage With CEO | 22. Waiting for Results
"Tumben kamu jam segini sudah pulang?" tanya wanita yang berada satu mobil dengan pria yang menjemputnya pulang kerja.
"Tuan Aston mengijinkan ku untuk pulang cepat," jawabnya.
"Tidak biasanya tuan Aston mengijinkan mu untuk pulang cepat, lalu kenapa mendadak pulang cepat?" tanya Anindira.
"Mungkin saja tuan Aston rindu dengan istrinya maka dari itu tuan Aston ingin pulang cepat dan menyuruh kami untuk pulang cepat," jawab Hadwin.
Sebenarnya mereka sudah duduk di dalam mobil sekitar lima menit yang lalu setelah Hadwin menjemput Anindira pulang kerja. Kedatangan Hadwin secara tiba-tiba di tempat kerjanya membuat Anindira kebingungan kenapa tiba-tiba saja Hadwin sudah menunggunya di luar cafe.
Karena Hadwin tidak biasanya pulang cepet dan itu membuat Anindira penasaran.
"Apa kamu sudah makan?" tanya Hadwin.
Anindira menggelengkan kepalanya. "Aku belum makan." Jawab Anindira.
"Kalau begitu kita makan dulu, ya." Ajak Hadwin.
"Mau makan di mana?"
"Aku sudah menyiapkan tempat untuk kita makan malam bersama," ucap Hadwin.
"Baiklah kalau begitu."
Mobil Hadwin meninggalkan pekarangan cafe dan menuju ke tempat makan malam yang sudah Hadwin siapkan.
...•••...
Ayana melihat kalender di atas meja samping tempat dirinya. Ternyata waktu berjalan begitu cepat di mana pernikahan mereka sudah memasuki usia delapan bulan jalan. Walaupun masih belum genap satu tahun namun pernikahan mereka berjalan dengan cepat.
Setelah perjanjian pernikahan itu hilang dan menjalani rumah tangga layaknya sepasang suami istri pada umumnya membuat Ayana begitu bahagia. Ingin berkata awal yang menyakiti namun sejak pernikahan Aston tidak pernah membuatnya menangis maupun bermain fisik sekalipun karena Aston memperlakukan Ayana begitu baik dan sampai sekarang pun tetap baik malah jauh lebih baik. Hingga membuat Ayana merasa wanita yang paling beruntung di nikahi oleh Aston.
Cup
Ciuman di bahu Ayana membuat Ayana tersadar dari lamunannya.
"Ada apa sayang?" tanya Aston yang melihat istrinya melamun.
"Aku masih tidak menyangka pernikahan kita sudah sampai sejauh ini," jawab Ayana.
Ayana berbalik menghadap Aston yang sedang menatapnya. "Terima kasih sudah menemukanku dan memilihku untuk menjadi istrimu." Ucap Ayana.
"Bukan aku yang menemukan mu namun takdir yang mempertemukan kita berdua dan membuat kita menjadi sepasang suami istri," jelas Aston.
"Aah benar, takdir yang menemukan kita berdua secara tidak sengaja hingga kita sampai di titik ini,"
Aston mengecup kening Ayana begitu lama dan menatapnya. "Terima kasih sudah menerimaku menjadi suami mu walaupun dengan sedikit paksaan dan tekanan, namun akhir kamu menerima untuk ku pinang dan sekarang aku begitu bahagia memiliki di dalam hidupku."
Kalimat yang keluar dari mulut Aston membuat Ayana begitu bahagia hingga tanpa sadar Ayana lah yang mencium bibir Aston hingga ronde kedua pun terjadi malam itu juga.
...•••...
Pagi ini badan Ayana begitu sakit hingga ia tak sanggup berdiri lagi. Aston begitu semangat hingga ia pun masih terlelap di dalam tidurnya.
Ayana mengelus rambut hitam suaminya. "Aston apa kamu tidak bekerja?" tanya Ayana.
"Jam sepuluh baru aku berangkat bekerja," sahut Aston dengan suara khas bangun tidur.
Mendengar ucapan Aston barusan Ayana memaksakan untuk bangun karena ia akan membuatkan sarapan untuk Aston. Hal pertama yang Ayana lakukan adalah membersihkan diri dan selanjutnya Ayana akan melanjutkan untuk memasak sarapan untuk Aston.
Kali ini Ayana akan masak menu sarapan yang sederhana saja karena badannya cukup lelah untuk masak seperti biasanya. Namun Ayana tidak akan lupa kopi untuk Aston karena Aston selalu minum kopi setiap pagi.
Karena Ayana masak menu sederhana ia pun selesai dengan cepat dengan dua menu makan pagi ini. Setelah membuat sarapan telah selesai, selanjutnya Ayana akan membangunkan Aston terlebih dahulu. Karena Aston begitu susah untuk di bangunkan.
Namun saat Ayana masuk kedalam kamar Aston sudah tidur terlihat di tempat tidurnya. Terdengar suara air dari kamar mandi menandakan bahwa Aston sedang mandi. Seperti biasanya Ayana menyiapkan baju untuk sang suami yang akan berangkat kerja.
Sambil menunggu Aston selesai mandi Ayana memainkan ponsel Aston entah akhir-akhir ini Ayana selalu melihat ponsel Aston walaupun Ayana sendiri sudah memiliki ponselnya sendiri.
"Kenapa senyum-senyum?" Tegur Aston ketika melihat istrinya sedang senyum-senyum sendiri sambil melihat ponselnya.
"Oh, tidak apa-apa hanya melihat video lucu," sahut Ayana.
Ayana berjalan kearah Aston untuk memasangkan dasi seperti biasanya kepada Aston. Selesai mengurus Aston memakaikan dasi Ayana pergi ke bawah untuk menyiapkan sarapan untuk Aston. Tak lama kemudian Aston turun ke bawah dan menuju ke meja makan.
"Kamu mau ke mana hari ini?" tanya Aston.
Ayana berpikir sejenak. "Sepertinya aku tidak ingin ke mana-mana." Jawab Ayana.
"Kenapa?"
"Aku cukup lelah hari ini jadi aku tidak akan ke mana-mana."
Aston mengangguk kepalanya. Setelah selesai sarapan pagi Aston pergi ke kantor Aston tak lupa untuk mencium kening sang istri yang akan menjadi kebiasaannya sekarang. Saat mobil Aston melesat pergi Ayana memilih untuk beristirahat saja karena badannya begitu lelah hari ini dan ia tidak ada niat untuk ke mana-mana. Karena kejadian kemarin malam membuat badan Ayana begitu sakit namun berbeda dengan Aston yang begitu bugar tanpa terlihat lelah sekalipun.
...•••...
"Ini tuan berkas yang anda inginkan," ucap Hadwin memberikan sebuah berkas yang Aston inginkan selama ini.
Senyum Aston mengembang ketika ia berhasil mendapatkan delapan puluh persen saham yang ia perjuangkan selama ini. Rasa lelah yang Aston rasakan seketika menghilang ketika menerima berkas saham yang sah secara hukum. Nampak tanda tangan Jesper telah memberikan delapan puluh persen sahamnya.
Saham ini Aston dapatkan karena Jesper tidak bisa melunasi hutang yang Aston berikan kepadanya.
Tok!
Tok!
Tok!
"Masuk!" Perintah Aston.
Fany masuk kedalam ruangan Aston dengan wajah sedikit ketakutan.
"Ada apa?" tanya Aston.
"Itu tuan Aston ada yang sedang menunggu anda di bawah lobby," jawab Fany.
"Siapa?"
"Tuan Jesper,"
Aston memang sudah menunggu kedatangan Jesper ke kantornya. Mungkin Jesper datang kemari karena ingin protes dengan saham yang berhasil Aston dapatkan.
"Suruh dia masuk," perintah Aston.
Fany segera keluar dari ruangan untuk menyampaikan pesan Aston kepada resepsionis untuk membiarkan Jesper masuk kedalam kantor.
Aston duduk sambil menunggu kedatangan Jesper ke ruangannya dengan perasaan benar-benar bahagia. Jesper menampakan dirinya dengan wajah yang menahan emosi ketika melihat Aston.
"Tuan Jesper, silahkan duduk." Sambut Aston.
Jesper duduk berhadapan dengan Aston dengan tatapan ingin menghajar Aston namun begitu Jesper tahan karena ia tidak ingin membuat keributan.
"Ada apa anda ingin bertemu dengan saya? Bukankah kontrak kita sudah batal karena anda tidak bisa melunasi hutang yang saya beri kepada anda?"
"Dasar penipu!!" teriak Jesper.
Aston tersenyum kecil. "Penipu? Atas dasar apa anda berkata seperti kepada saya? Bukankah sudah sesuai dengan kesepakatan yang anda inginkan. Lalu ke salahnya di mana?"
"Kau menjebak ku agar kamu bisa menjatuhkan ku!! Bukan begitu tuan Aston yang terhormat!!!"
Flashback on
"Bagimana? Apa kamu sudah menyiapkan apa yang aku katakan semalam?" tanya Aston kepada Hadwin.
"Sudah, tuan dan semua sudah selesai." Jawab Hadwin.
"Kerja bagus." Entah rencana apa yang Aston siapkan.
Di balik senyum manis itu ada sebuah arti tersembunyi.
"Satu lagi, aku tidak ingin siapapun mengetahui rencana yang sudah aku siapkan. Terutama Ayana." ucap Aston.
"Baik, tuan. Saya pastikan jika rencana ini tidak akan ada yang tau selain kita berdua."
"Mari kita memulai rencananya," ucap Aston yang di anggukin oleh Hadwin.
Aston kali ini tidak akan berada di kantor karena ia akan bekerja di luar ruangan karena ia sudah membuat janji bersama rekan bisnisnya. Mobil melesat pergi meninggalkan gedung milik Aston menuju ke tempat di mana Aston bertemu.
Tak membutuhkan waktu yang lama Aston tiba di sebuah gedung J.Company milik Jesper. Banyak orang yang terkejut ketika seorang Aston berada di gedung ini karena yang mereka tau jika mantan kekasih Aston di rebut oleh Jesper maka dari itu Aston tidak ingin bekerjasama lagi dengan Jesper. Namun entah kenapa Aston mendadak ingin sekali bekerjasama dengan J.Company.
Xaquila yang berada di lobby sedang berbincang dengan seseorang begitu terkejut dengan kedatangan Aston. Aston dan juga sekretaris sekaligus dua bodyguardnya menuju ke ruangan utama di mana Jesper sudah menunggu kedatangan Aston.
Sekertaris pribadi Jesper membukakan pintu untuk kedatangan Aston yang sudah di konfirmasi oleh Jesper. Nampak senyum kebahagiaan terpancar di wajah Jesper ketika kedatangan Aston.
"Selamat datang, Tuan Aston." Sambut Jesper dengan mengulurkan tangannya kepada Aston.
Aston menyambut uluran tangan Jesper dan tersenyum kepadanya.
"Aku tidak menyangka dari sekian lama akhirnya anda menyetujui kerjasama lagi dengan J.Company." ucap Jesper.
"Aku mulai tertarik lagi dengan bisnis properti di mana anda membuat sebuah rancangan baru, maka dari itu aku setuju untuk melakukan kerjasama dengan anda," papar Aston.
Jesper tertawa kecil.
Mereka melakukan rapat untuk membahas tentang kerjasama yang akan mereka lakukan. Banyak ketertarikan Aston kepada rencana Jesper kali ini karena menurut Aston produk kali ini akan menghasilkan banyak uang. Setelah rapat keduanya menadatangani kerjasama di mana Aston menyumbangkan beberapa uang miliknya kepada Jesper agar ia bisa melancarkan bisnisnya.
Jabatan tangan akhir dari kerjasama mereka di mana Aston dan juga Jesper bekerjasama kembali. Setelah selesai rapat Aston meninggalkan ruangan Jesper dengan senyum puas.
Namun di balik kerjasama ini ada maksud tersembunyi yang sudah Aston siapkan untuk Jesper. Di mana ia akan kehilangan begitu banyak saham yang ia dapatkan selama ini.
Mata Aston melihat ada Xaquila di dalam lift.
"Kalian bertiga menyusul saja," ucap Aston kepada anak buahnya.
"Dan jangan lupa rencana yang sudah ku susun kalian lakukan dengan benar." ucap Aston dengan lirih.
Senyum Xaquila mengembang ketika berada di satu lift bersama Aston.
"Ada apa kamu mendadak kemari?" tanya Xaquila dengan suara yang di sengaja menjadi lembut.
"Aku bekerjasama dengan kekasihmu itu," jawab Aston.
"Bekerjasama? Bukankah kamu tidak akan bekerjasama sampai kapanpun dengan perusahaan Jesper lalu kenapa mendadak kamu tertarik untuk bekerjasama dengan Jesper?" tanya Xaquila yang kali ini merangkul lengan Aston.
Aston menyingkirkan tangan Xaquila dan mengunci tubuh Xaquila. "Karena aku tertarik dengan produk yang akan di luncurkan oleh Jesper kali ini." Jawab Aston dengan senyum yang penuh arti.
"Senyum itu. Di mana di balik senyum manis itu ada maksud tersembunyi yang akan Aston rencanakan." Batin Xaquila.
Tepat ketika Aston menjauh dari tubuh Xaquila pintu lift terbuka di mana ketiga anak buahnya sudah menunggunya. Xaquila menatap kepergian Aston dengan perasaan cemas karena ia tau betul di balik senyum manis Aston itu. Entah rencana apa yang akan Aston lakukan di perusahaan Jesper.
Mengetahui itu Xaquila dengan cepat kembali lagi ke ruangan Jesper.
Braaakkk
Pintu ruangan Jesper terbuka sempurna di mana Jesper tengah sibuk dengan berkas-berkasnya.
"Kenapa kamu acc saat Aston setuju ingin bekerjasama dengan perusahaan mu? Apa kamu tidak curiga dengan perilaku Aston yang mendadak ingin bekerjasama denganmu?" Jelas Xaquila.
"Aku mengetahuinya. Tapi aku lebih pintar dari Aston. Maka dari itu aku akan membuat perusahaan Aston bangkrut dan mengemis memohon kepada ku di mana itu yang aku inginkan sejak dulu," jelas Jesper.
"Apa kamu yakin dengan rencanamu itu? Bukankah dari dulu kamu tidak bisa mengalahkan Aston. Kenapa kamu bisa yakin jika kamu kali ini bisa mengalahkan Aston?"
"Aku sudah banyak belajar dari kekalahan sebelumnya. Maka dari itu ketika Aston setuju bekerjasama denganku aku sudah menyiapkan semua." Kali ini Jesper benar-benar sudah memiliki persiapan yang matang untuk menjatuhkan Aston.
Xaquila masih tidak yakin dengan ucapan Jesper yang ingin mengalahkan Aston karena dari dulu Jesper tidak bisa mengalahkan Aston maka dari itu perlahan saham milik Jesper di ambil oleh Aston.
"Kamu tenang saja kali ini aku akan menang dan aku akan mengambil saham yang sudah di ambil oleh Aston jauh lebih banyak dari yang Aston ambil dariku." Ucap Jesper yang menenangkan Xaquila yang belum yakin dengan ucapan Jesper.
Di balik pembicaraan mereka berdua ada alat penyadap yang sudah di pasang sebelumnya oleh Hadwin. Aston sudah menduga Jesper akan bermain licik terlebih dahulu maka dari itu Aston lebih dulu mengambil start dulu mendahului Jesper mengambil tindakan.
Hadwin membayar seseorang yang bekerja di perusahaan Jesper agar memata-matai semua kegiatan yang Jesper lakukan. Sekecil apapun itu orang yang di bayar oleh Aston akan melaporkan semua kepada Hadwin yang akan di sampaikan oleh Aston.
Ketika di cek secara detail ternyata Jesper memiliki hutang yang cukup besar kepada perusahaan Aston sudah begitu lama tidak Jesper bayar. Di kesempatan inilah Aston gunakan untuk membuat Jesper kehilangan sahamnya.
Flashback off
Aston menunjukan berkas bukti bahwa Jesper telah berhutang sepuluh miliar kepada perusahaan Aston. Tidak ada sepeserpun uang yang Jesper lunasi. Karena Aston mengetahui jika perusahaan Jesper sedang mengalami penurunan. Di situlah Aston mengambil tindakan.
"Jadi perusahaan Co.company itu adalah milikmu!" Jesper begitu terkejut ketika mengetahui jika perusahaan bernama Co.company yang mengeluarkan produk kecantikan yang begitu besar itu adalah milik Aston.
"Benar itu adalah milik ku." Jawab Aston.
"Tapi kenapa tidak ada namamu di sana?"
"Karena itu adalah perusahaan yang akan ku hadiahkan kepada istriku maka dari itu namanya akan berganti menjadi Yovanka di ambil dari nama tengah istriku." Jelas Aston.
"Aku tidak terima dengan semua ini akan aku laporkan atas tindakan penipuan yang kau lakukan,"
Aston tertawa begitu keras saat mendengar ucapan Jesper. "Silahkan jika kau ingin melaporkan ku ke pihak berwajib, namun sebelum itu aku ingin memberimu sebuah hadiah."
Hadwin memberikan sebuah amplop berwarna coklat kepada Aston yang langsung diberikan kepada Jesper.
Jesper membuka isi amplop coklat yang di berikan Aston kepadanya. Ternyata ini adalah berkas suap yang Jesper lakukan ketika melakukan kerjasama dengan Aston bertahun-tahun lalu. Jesper membayar seseorang untuk mengambil data pribadi perusahaan Aston di mana itu bisa membuat kerugian besar bagi perusahaan Aston.
Jesper tidak bisa berkutik ketika melihat Aston berhasil mengalahkannya untuk kesekian kalinya.