LANGIT YANG SAMA

Ditempat lain, Langit yang sudah menerima pesan dari kepala sekolah langsung mengunduh video yang dikirim kan. Langit merasa sangat geram saat tau semua itu adalah ulah Bianca dan kedua temannya.

Langit langsung menerus video tersebut ke grup WhatsApp yang berisi teman-temannya, Langit tidak tahu bahwa di grup tersebut, Alsa sudah menyuruh Geovan untuk menambahkan Nisya.

Kling

Ponsel Nisya berbunyi, tanda ada pesan masuk, Nisya yang baru saja selesai belajar, langsung mengecek ponselnya. Betapa terkejutnya Nisya, saat tahu orang yang mengunci nya di toilet adalah gadis yang tadi menghadang jalan nya.

"Brengsek" umpat Nisya marah, Lalu mata Nisya juga menangkap seorang laki-laki yang menolongnya saat ia terkunci dalam toilet.

"Cowok ini kan.." tunjuk nya pada arah ponsel nya.

Nisya ingat, laki-laki yang menolongnya ini, adalah laki-laki yang berdebat dengannya beberapa hari yang lalu.

"Gue harus ucapin terima kasih sama ni cowok, dan gue harus kasih perhitungan sama cewek gila ini" gumam Nisya.

Di basecamp Aterix, semua teman-teman Langit langsung membekap mulut mereka, shock. Mereka tidak menyangka bahwa Bianca adalah dalang dari kambuh nya fobia ya g dimiliki oleh Nisya.

Tak berbeda dengan Nisya, Geovan yang juga sudah melihat video yang dikirim kan oleh Langit, menggeram marah.

"Fuck, Lo berani banget nyakitin adek gue" umpat Geovan marah.

Geovan buru-buru keluar dari kamarnya karena ia ingin menghubungi seseorang, ia tidak ingin Darren sampai mendengar nya.

Setelah sampai ditempat yang menurutnya sepi dan aman, Geovan langsung menghubungi orang tersebut.

"Lo cari mati?" tanya Geovan dengan nada tak bersahabat.

"..."

"Denger ya, kita selama ini emang ga pernah akur, tapi jangan pernah bawa-bawa orang lain dalam permusuhan kita, apalagi kalo orang itu keluarga gue" ujar Geovan yang rasanya ingin membanting orang yang sedang ia hubungi

"..."

"Gue ga mau tau, ini baru peringatan. Sekali lagi, kalo dia berani mendekat. Gue pastiin dia bakal gue kirim ke neraka tanpa harus bayar tiket" setelah itu Geovan langsung mematikan panggilan secara sepihak.

Ia meraup wajah nya kasar, emosi dalam dirinya rasanya belum padam, dan untuk sekarang ia butuh pelampiasan. Saat hendak membalikkan tubuhnya, Geovan tidak sengaja menabrak seorang gadis, yang membuat gadis tersebut tersungkur ke lantai.

"Aah" pekik gadis tersebut

Sedangkan Geovan masih seperti biasa, datar dan dingin. Geovan sama sekali tidak minta maaf, ia melanjutkan langkahnya memasuki kamar hotelnya.

"Apa-apaan dia, tidak tahu minta maaf" ujar gadis tersebut yang tak lain adalah Helena.

Helena terus saja mengomel tak jelas, Hingga ia baru menyadari bahwa pria yang ia tabrak adalah pria idamannya.

"Astaga, ternyata dia.." ucapnya terhenti.

"Aaaa.." teriak Helena antusias, Helena merasa seperti ada ribuan kupu-kupu yang terbang di dalam perut nya.

Keesokan harinya disekolah, Nisya langsung mencari keberadaan Bianca. Ia sangat marah karena kejadian kemarin. Sementara Alsa dan Kairen sudah berusaha untuk menghentikan Nisya.

"Nis.., Nisya" panggil Kairen berusaha mengejar Nisya

"Nis, dengerin" teriak Alsa

Namun, Nisya seakan tuli, ia tidak menghiraukan teriakan Alsa dan juga Kairen. Nisya terus melangkah dari satu kelas ke kelas lainnya, untuk mencari keberadaan Bianca. Nisya sengaja datang lebih pagi agar bisa menyelesaikan urusannya dengan gadis yang sudah menguncinya di toilet.

Nisya yang berjalan terburu-buru, tidak sengaja menabrak dada bidang Kaizo.

Bruk

"Astaga" kaget Nisya yang tidak seimbang, hampir saja ia terjatuh. Untung saja dengan sigap Kaizo langsung menangkap pinggang Nisya.

Untuk sesaat tatapan keduanya terkunci, Nisya dengan keterkejutannya, sedangkan Kaizo dengan kekaguman nya.

"Hati-hati" ujar Kaizo, Nisya yang tersadar langsung melepaskan diri dari Kaizo.

Tidak ada sahutan dari Nisya, Nisya kembali melanjutkan langkahnya mencari dimana letak kelas Bianca. Dari kejauhan Nisya melihat Bianca yang baru sampai bersama kedua temannya. Nisya langsung buru-buru menghampiri mereka yang masih berjalan di koridor, tanpa aba-aba Nisya langsung melayangkan satu tamparan yang membuat ketiga nya terkejut.

Bianca membelalakkan matanya, saat tiba-tiba ia mendapatkan tamparan yang sangat keras dari gadis yang diketahuinya adalah murid baru.

"Lo" geram Bianca marah menunjuk kearah Nisya.

"Apa" balas Nisya tak kalah emosi

"Lo, berani nampar gue" ucap Bianca

"Menurut Lo, gue bakalan takut." jawab Nisya

"Denger ya, meskipun gue disini cuma murid baru. Bukan berarti Lo bisa seenaknya nindas gue." ujar Nisya mendesis, Nisya mencoba untuk tetap mengontrol emosinya.

Audrey yang sudah sangat marah melihat temannya disakiti, ingin kembali menampar Nisya, Namun Kairen dengan cepat menahan tangan Audrey yang hampir mengenai pipi Nisya.

"Lepas" sentak Audrey saat tangan nya di pegang oleh Kairen.

"Jangan coba-coba nyakitin temen gue" ujar Kairen tegas

"Dan kalo temen Lo itu, nampar pipi temen gue, itu boleh" balas Audrey tak kalah tegas

"Kalian yang ngaca dong, dia pantes dapet itu. Siapa suruh kunciin Nisya di toilet" timpal Alsa geram

"Lo yang ngaca" balas Yuna.

"Gue sering ngaca kok, dan Lo tau, pas gue ngaca, gue itu cocok jadi istrinya Mario" balas Alsa dengan sedikit sindiran pada Yuna, karena Alsa tahu Yuna dulu sangat menyukai Mario.

Yuna yang mendengar perkataan Alsa, langsung saja merasa geram. Pria yang ia sukai dibawa-bawa. Walaupun nyatanya Ia sekarang pacaran dengan Avid, tapi rasa cintanya masih tetap kepada Mario. Bisa dibilang Avid itu cuma untuk pelampiasan saja.

Berbeda lagi dengan Kairen, saat mendengar jawaban Alsa yang menurutnya lumayan percaya diri, ia hampir saja muntah. Tak berbeda jauh dengan Kairen, Audrey yang mendengar jawaban Alsa juga hampir saja ikutan muntah. Sungguh Alsa dan Mario itu adalah pasangan paling bucin disekolah, meskipun hubungan mereka terbilang belum lama.

"Mulai deh" batin Kairen.

Yuna yang sudah panas dingin, akhirnya menarik tangan Bianca untuk pergi dari sana, dan kemudian disusul oleh Audrey.

Namun, saat Bianca dan Yuna terlihat memasuki kelas mereka, Audrey justru berjalan kearah kelas Nero, ia berencana ingin memberi tahu Nero, agar Nisya mendapat balasan.

Sesampainya Audrey dikelas Nero, ia langsung menghampiri meja Nero, sontak saja kehadiran Audrey menyita perhatian seisi kelas

"Kak, Bianca disakiti" ujar Audrey serius

"Anak baru itu, dia berani nampar Bianca" sambungnya lagi.

Nero langsung terkejut, ia tidak menyangka bahwa anak baru itu berani bertindak sejauh ini. Tak mau membuang-buang waktu, Nero langsung melangkah menuju kelas Nisya.

Nisya dan juga Alsa yang baru tiba didepan pintu kelas mereka, berhenti karena ada seseorang yang meneriaki mereka.

"BERHENTI!" teriak Nero, yang juga ternyata diikuti oleh teman-temannya dan Audrey. Nisya yang hendak masuk kelas menghentikan langkahnya dan menatap kearah Nero.

"Lo berani nampar adek gue" ujar Nero menggeram marah.

Nisya mengangkat sebelah alisnya, "Oh, dia ngadu" ujar Nisya menatap tajam kearah Audrey, lalu beralih menatap Nero dan tersenyum remeh.

"Little bitch" ujar Nisya, lalu berniat masuk kelasnya. Namun sebelum itu terjadi sebuah tamparan yang datang dari Nero mendarat dipipi mulus nya. Semua orang yang ada disana langsung shock dengan tindakan Nero ya g tiba-tiba, Namun berbeda dengan Nisya, ia berusaha sekeras mungkin untuk tetap bisa mengontrol emosi dalam dirinya.

Namun, rasanya sungguh mustahil, mata Nisya kini memerah akibat amarah yang coba ia pendam bangkit. Nisya langsung melayangkan tatapan membunuh pada Nero.

Satu tendangan berhasil Nisya layangkan pada area sensitif Nero, yang membuat pria itu berlutut kesakitan. Sementara Alsa, Kaizo dan yang lainnya dibuat terkejut.

Nero Meringis kesakitan karena area sensitif nya ditendang dengan sangat keras, Nisya yang sudah dikuasai oleh amarah kembali melayangkan pukulan yang mengenai hidung mancung Nero, seketika darah segar keluar dari lubang hidungnya, Alsa yang baru sadar dari rasa keterkejutan buru-buru menarik Nisya, sebelum Nero semakin parah.

"Nisya, udah yuk masuk kelas" ajak Alsa, agar Nisya tidak membuat kekacauan yang berlebih.

"Shit" umpat Kaizo yang merasa ngilu melihat keadaan Nero.

"Bawa dia ke UKS" perintah Kaizo pada Daniel dan Avid.

Sementara Audrey hanya diam membisu. Ia tidak pernah menyangka dibalik tampang Nisya yang seperti gadis tak berdaya dan lemah karena fobia nya, ternyata ia juga bisa mengerikan seperti monster jikalau sedang marah.

Di kelas Alsa mencoba berusaha meredam kan amarah Nisya, Alsa tahu bahwa Nisya punya kontrol emosi yang buruk, karena Geovan pernah bercerita. Maka dari itu sebisa mungkin Alsa mencoba menenangkan Nisya yang sedang dalam pengaruh emosi.

"Calm down, oke" Ujar Alsa lembut

"Sekarang ikut arahan gue" ujar nya lagi

"Sekarang Lo tarik napas" aba-aba Alsa, dan Nisya mengikuti nya

"Hembuskan pelan-pelan" ujar Alsa

"Tarik napas lagi" hal itu dilakukan oleh Alsa berulang-ulang kali, sampai Nisya merasa lebih baik.

"Oke, Lo harus tenang" ujar Alsa mengelus bahu Nisya pelan

"Urusan gue sama mereka belom selesai" gumam Nisya, Alsa yang mendengar gumaman Nisya hanya bisa menghela nafas panjang.

Diruang UKS, Nero diobati oleh Bianca. Audrey memberi tahu Bianca bahwa Nero dibawa ke uks karena dihajar oleh Nisya.

"Kenapa bisa gini sih" Kesal Bianca

"Jangan cari masalah sama dia" peringat Nero pada Bianca. Nero sadar, jika terus-terusan Bianca menindas gadis itu, bukan hanya Bianca yang celaka oleh nya, tapi dirinya juga bisa kena amukan dari Geovan.

Bukan karena takut, tapi Nero hanya berjaga-jaga dari kegilaan seorang Geovan, ia tidak mau adik kesayangannya juga kena imbas dari perbuatannya. Jika hanya dirinya, mungkin Nero masih sanggup untuk menerima amukan dari Geovan, tapi jika adiknya juga ikut terlibat. Nero sungguh tidak sanggup untuk sekedar membayangkannya.

Bianca berdecak kesal, karena bukannya memberi jawaban,Nero malah memperingati nya.

"Ada baik nya Lo dengerin nasehat Abang Lo, Bi" ujar Daniel dan yang lain hanya mengangguk setuju.

"Kalian pada kenapa sih, kalian takut sama cewek gatel itu" kata Bianca dengan nada emosi

"Kita ga takut sama siapa pun, persaingan kita itu cuma dijalanan karena kita anak gang motor. Dan untuk gadis itu, gue rasa Lo tau backingan nya siapa" ujar Kaizo yang ikut menimpali.

"Kita cuma antisipasi, karena dia itu sepupunya Geovan, Lo tau kan kalo seorang Geovan Darrendra saat marah gimana, dia mungkin bisa nelan Lo hidup-hidup. Jadi mending Lo jangan cari masalah" timpal Bara.

Bianca yang mendengar semua perintah-perintah dari sahabat Abangnya, mengepalkan tangannya. Bianca kemudian tersenyum manis mengiyakan semua ucapan mereka, tapi dalam hati Bianca mengumpat mereka semua.

Dilain benua, seseorang yang sedang duduk bersantai didepan layar laptop nya, tersenyum miring. Sungguh gadis yang menjadi obsesi nya sangat tangguh. Ia jadi tidak sabar untuk bertemu langsung dengan gadis nya, karena selama ini, ia hanya bisa melihatnya dari jauh.

"Yuminzo Nisiyaki Algara, You will be mine, just wait" ucap nya tersenyum penuh arti.

🥰🥰 HAPPY READING 🥰 🥰

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK READER 🤗