Sequel
" Semerbak wangi Azalea."
" Cinta Zara."
" Sah."
Satu kata, tapi kata itu bisa berakhir membuatmu bahagia atau sebaliknya.
Zayn Ashraf Damazal akhirnya mengucap janji suci di depan Allah. Tapi mampukah Zayn memenuhi janji itu ketika sebenarnya wanita yang sudah resmi menjadi istrinya bukanlah wanita yang dia cintai?
Cinta memang tidak datang secara instan, butuh waktu dan effort yang sangat besar. Tapi percayalah, takdir Allah akan membawamu mencintai PilihanNya. Pilihan hati yang akan membawa mu menuju surga Allah bersama sama
" Kamu harus tahu bahwa kamu tidak akan pernah mendapatkan apa yang tidak di takdirkan untukmu." _Ali bin Abi Thalib.
" Perempuan perempuan yang baik untuk laki laki yang baik, laki-laki yang baik untuk perempuan perempuan yang baik pula." _ QS.An - Nur 26
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19 : Kedatangan Aryan
Zayn benar benar kesal kali ini, dia bahkan membatalkan pertemuannya dengan Aryan.
Jujur, Zayn juga heran dengan dirinya sendiri. Kenapa dia harus marah atau kesal hanya karena Aretha memuji Aryan? Ini hal yang tidak wajar menurut nya.
Mereka tiba di Magnolia, Zayn langsung masuk tanpa mengkhawatirkan Aretha yang berjalan lemah di belakangnya.
Nampak Aretha berpikir keras dengan perubahan sikap Zayn.
" Apa ada yang salah?" Gumamnya sembari terus melangkah menuju kamarnya untuk beristirahat.
Begitupun dengan Zayn, dia tidak memperdulikan kondisi Aretha yang masih sakit. Kondisi mentalnya sedang dalam tahapan emosi yang di sertai rasa benci dan tidak suka. Namun sejauh ini, dia masih bingung dengan keadaan mentalnya itu.
Tubuhnya ia jatuhkan begitu saja di atas kasur empuk miliknya. Pikirannya menerawang jauh ke sepuluh tahun lalu.
Saat itu, departemen bedah sedang mengadakan baksos di pinggiran kota dan tempat itu tidak jauh dari pesantren tempatnya dan Zara menuntut ilmu agama.
Di tengah perjalanan menuju pesantren Al Hidayah, Zara dan Zayn melihat kecelakaan tunggal dengan korban nya seorang gadis muda.
Saat itu Zayn tidak terlalu memperhatikan wajah si korban karena panik dan khawatir, ini adalah pengalaman pertamanya menolong seseorang di luar dari rumah sakit. Apakah dia mampu melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang dokter? Zayn was was.
Motor mewah yang tergeletak tidak jauh dari korban menandakan jika gadis muda itu pasti dari keluarga kaya raya. Dan yang mencengangkan adalah pernyataan warga sekitar kalau gadis muda yang mengalami kecelakaan itu adalah murid pesantren Al-Hidayah.
Dari penampilannya , tentu Zayn dan Zara tidak percaya. Gadis itu berpakaian kasual dengan mengenakan jaket kulit berwarna hitam, dia memang mengenakan jilbab, tapi yang membuat keduanya terkejut adalah tunggangannya yang beroda dua dengan harga yang begitu fantastis.
Awalnya Zayn tidak mengalami kendala saat melakukan pertolongan pertama, tapi tiba tiba saja, gadis itu mengalami batuk dan sesak nafas. Zayn kebingungan, ingin menolong, tapi ilmunya belum seberapa, tidak di lakukan tindakan sesegera mungkin, nyawa pasien akan melayang.
Zara juga panik, atas permintaan Zayn, Zara menelpon Ezar. Ezar sudah dalam perjalanan, tapi jika menunggu terlalu lama, sepertinya korban tersebut tidak akan selamat. Dengan banyak pertimbangan, Zayn akhirnya melakukan tindakan aspirasi untuk mengeluarkan udara yang terjebak di dalam paru paru korban.
Nasib baik, Zayn bisa melakukannya dengan mulus tanpa mengalami hambatan sedikitpun.
Zayn masih ingat di mana dia membuat luka sobekan untuk memasukkan selang di dada korban kecelakaan itu. Meski tidak terlalu memperhatikan dengan seksama, tapi kulit putih mulus bak susu masih selalu terbayang bayang sampai sekarang.
Dan korban kecelakaan itu adalah Aretha, wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya.
" Apa mungkin masih seputih itu? Ah,, rasanya aku ingin melihatnya." Gumam Zayn sembari membayangkan wajah dan tubuh Aretha.
Segera setelah hayalan cabulnya, Zayn tersadar." Astaghfirullah, apa yang aku pikirkan?" Zayn sampai tidak percaya dengan dirinya sendiri.
Namun sejurus kemudian, tidak tahu ide itu muncul dari mana, sebuah doa tiba tiba terucap dari mulutnya. " Ya Allah, tidak maukah Engkau berbaik hati menurunkan hujan malam ini? Entahlah, hamba jadi sangat menyukai jika hari sedang hujan."
Andai Aretha mendengarkan doa itu, mungkin sebuah pukulan akan mendarat di salah satu bagian tubuh Zayn. Dia sudah tau jika Aretha sangat takut tapi masih saja meminta hal itu.
Beberapa menit kemudian, suara gemuruh terdengar dari langit.
Zayn memasang kupingnya dengan baik.
" Apa itu suara petir?"
Langit kembali memperdengarkan suaranya membuat Zayn tersenyum lebar.
" Aku baru memintanya, dan Allah sudah mengabulkan?" Gumamnya sedikit tidak percaya." Terima kasih ya Allah."
Dia bersorak gembira, berbeda jauh dengan keadaan Aretha yang kembali ketakutan.
Dari atas tempat tidurnya, dia menatap kearah jendela. " Aku tidak suka musim hujan."
Aretha bergerak cepat, dia mencari kain yang lebih tebal agar tidak melihat cahaya kilatan kilatan yang berasal dari langit. Setelah berhasil menutup jendelanya dengan baik, dia berupaya mencari tempat persembunyian di dalam kamar itu.
Aretha berkeliling, hingga akhirnya menemukan tempat yang sangat tepat.
" Malam ini aku akan tidur di sini." Ucapnya menatap bathtub yang bisa menampungnya malam ini.
Mungkin dia bisa tidur dengan nyenyak karena suara gemuruh petir tidak terdengar di dalam kamar mandinya.
Aretha mengambil beberapa lembar selimut untuk dia jadikan sebagai alas tempat tidur. Beberapa menit kemudian, Aretha tersenyum dengan hasil karyanya sendiri.
" Ah, aku selamat malam ini. Terima kasih ya Allah."
Zayn berjalan mondar mandir di depan kamar Aretha, beberapa saat lalu, hujan mulai turun dengan derasnya, dan dia berharap malam ini bisa masuk ke dalam sana dan menemani Aretha melewati malam panjang dengan tidur bersama.
Menghabiskan waktu kurang lebih satu jam di depan kamar Aretha tidak juga membuahkan hasil untuk Zayn.
Yang dia pikirkan, bagaimana caranya agar bisa masuk ke dalam sana tanpa terkesan memaksa dan terlalu bersemangat.
Jika kemarin, itu wajar saja, karena mereka masih tidur di kamar yang sama meski tempat tidur berbeda. Masalahnya sekarang adalah, Zayn dan Aretha tidur di kamar terpisah.
Zayn jadi pusing sendiri , hingga suara ketukan pintu tengah malam mengagetkannya.
" Siapa yang datang di tengah hujan begini?" Gumam Zayn masih berdiri mematung tanpa berniat membuka pintu utama.
Tok tok tok..
Ketukan terdengar lagi dan kali ini lebih keras dan lebih intens.
Dengan langkah malas, Zayn membuka pintu.
Aryan berdiri memeluk tubuhnya yang kedinginan.
" Lama sekali mas membuka pintu. " Ujarnya kesal lalu menyelonong masuk ke dalam rumah tanpa ijin dari Zayn.
Zayn mengernyit. " Kenapa kau datang?"
Aryan menoleh dan menatap Zayn dengan tatapan bingung.
" Maksudnya? Aku tidak boleh ke sini?"
Zayn sadar jika dia sudah salah bicara.
" Bukan, bukan begitu maksudku, kenapa kau datang hujan hujan?" Zayn segera meralat perkataan nya yang memang sebenarnya tidak menyukai Aryan datang ke rumahnya.
" Aku ada pertemuan bisnis di restoran dekat sini, dari pada pulang ke rumah mbak Zara, mending aku nginap di sini saja."
" Apa, nginap?" Zayn kaget dengan keputusan Aryan yang akan menginap di rumahnya.
" Tidak boleh?" Keningnya mengernyit.
" Siapa yang bilang tidak boleh?" Zayn berkelit.
Aryan mengangkat kedua bahunya.
" Kenapa tidak ke rumah Brawijaya?"
" Malas. Aunty Aza dan Uncle Adam pasti akan memberikan ceramah lagi padaku . Kamu sudah dewasa Yan, jadi kapan kamu akan menikah? Mau umi carikan calonnya? Atau kalau kamu sudah punya , bilang sama Abi dan umi mu. Jangan berpacaran." Ucapnya persis menirukan gaya umi Aza yang lembut saat bertutur kata.
Zayn tiba tiba saja tertawa.
" Untung kau tidak selalu bertemu dengan mereka. Coba kau bayangkan berasa di posisiku dulu sebelum menikah. Bukan setiap hari, tapi hampir setiap jam mereka menanyakannya. Terkadang aku jadi malas untuk sekedar pulang, walau aku sangat rindu bertemu dengan mereka." Obrolan mereka seketika berubah menjadi ajang curhat.
Aryan kemudian memindai sekeliling. " Oiya, mana Tatha? "
Senyum Zayn menghilang.
" Sudah tidur, kenapa juga kau mencari istri orang jam segini." Zayn kembali ketus.
Aryan melihat jam besar yang bertengger di dinding.
Jam sepuluh lewat tiga puluh lima menit.
" Benar juga, dia pasti sudah tidur." Aryan mengambil posisi duduk di sofa tunggal dengan Zayn yang masih berdiri menatap nya tajam.
" Baguslah, ku kira dia masih sangat takut dengan hujan."
Zayn terkesiap. Kalimat Aryan mirip dengan apa yang di katakan umi Nisa. Dan Zayn sudah melihat langsung bagaimana Aretha yang memang benar benar takut dengan hujan dan petir.
" Ada apa dengannya? Mungkinkah memang benar jika Aretha punya trauma di masa lalunya?"
...****************...
🤭😍🤩
mudah sekali aslinya zaynnn
tinggalkan gengsi mu
punya kesempatan tium2
nanti jama'ah lagi za mas
5 waktunya setiap hari
lumayan, vitamin 5 kali 😃
halal iniii
😃🤣🤣🤣🤣🤣😂😂😂😂
" hallo pindah kan barang² nyonya Aretha di kamar utama sekarang "
nahh jadi tiap malam bisa bubu bareng teruss 🤣🤣
kamu tu dah jatuh cinta sama areta