S 2. "Partner"
Kisah lanjutan dari Novel "Partner"
Alangka baiknya membaca Novel tersebut di atas, sebelum membaca novel ini. Agar bisa mengikuti kisah lanjutannya.
Bagian lanjutan ini mengisahkan Bu Dinna dan kedua anaknya yang sedang ditahan di kantor polisi akibat tindak kejahatan yang dilakukan kepada Alm. Pak Johan. Mereka berusaha dengan berbagai cara untuk lolos diri dari jerat hukum. Semua taktik licik dan kotor digunakan untuk melaksanakan rencana mereka.
Rencana jahat bisa menjadi badai yang menghancurkan kehidupan seseorang. Tapi tidak bagi orang yang teguh, kokoh dan kuat di dalam Tuhan.
¤ Apakah Bu Dinna atau kedua anaknya menjadi badai?
¤ Apakah mereka bisa meloloskan diri dari jerat hukum?
Ikuti kisahnya di Novel ini: "Menghempaskan Badai"
Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia di mana pun berada. ❤️ U. 🤗
Selamat Membaca
❤️🙏🏻💚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. MB 14
...~•Happy Reading•~...
Ophelia melihat ke arah Andreas, sebab kalau cctv aktif di kamar orang tuanya, dia sering melepaskan baju begitu saja saat mengganti pakaian atau keluar dari kamar mandi dengan hanya pakai handuk mini.
Mengingat kebiasaannya itu, wajah Ophelia memerah dan mata membulat sambil melihat Andreas. "Yang di kamar gak aktif." Bisik Andreas sambil mengusap punggung Ophelia untuk menenangkan. Hatinya ingin tertawa memikirkan apa yang terpikirkan Ophelia dengan cctv di kamarnya.
Andreas menahan diri, sebab menyadari mereka sedang diperhatikan oleh penyidik Bram. Andreas berharap Ophelia tidak hilang konsentrasi karena memikirkan apa yang terjadi di kamar utama dan cctv.
^^^Seperti yang dipikirkan Andreas, interaksi mereka diperhatikan oleh penyidik Bram. Sebab penyidik Bram tetap menyelidiki semua orang yang berhubungan dengan kasus yang sedang ditanganinya. Respon sekecil apa pun diperhatikan dan dikaitkan dengan bukti yang sudah ada padanya.^^^
"Baik. Kalau begitu, kami mau periksa semua cctv nya." Penyidik Bram segera berdiri setelah memberikan isyarat kepada kedua anggotanya untuk bersiap-siap.
^^^Andreas juga memberikan isyarat kepada Ophelia berdiri untuk ikut bersamanya dan pengacara Danny. Supaya dia tahu semua posisi cctv yang ada dalam rumah tersebut.^^^
Kemudian penyidik Bram dan kedua anggotanya serius memeriksa bukti cctv yang diberikan Pak Johan kepada pengacara Darma dengan cctv yang ada di TKP. Setelah memeriksa posisi dan kondisi letak cctv, penyidik Bram memberikan beberapa catatan kepada petugas Raka, karena semua bukti sama dengan TKP.
"Nona Ophelia tahu ada cctv di rumah ini?" Tanya penyidik Bram, sebab yang menuntun mereka dan menjelaskan adalah Andreas dan pengacara Danny.
"Saya tidak tahu, Pak." Jawab Ophelia sambil berjalan mengikuti penyidik Bram dan anggotanya.
"Kalau begitu, mari kita kembali ke ruang tamu. Ada yang mau saya tanyakan." Penyidik Bram ingin menyelidiki Ophelia sebab posisi cctv sesuai dengan bukti.
"Nona Ophelia, kapan anda tahu ada cctv di rumah ini?" Tanya penyidik Bram setelah mereka kembali duduk di ruang tamu.
"Kalau dalam rumah ini, saya baru tahu sekarang, Pak. Saya tahu hanya ada di luar rumah, karena dibilang Mas Andre mau pasang cctv sebelum kami ke Bali." Ophelia menjelaskan tanpa melihat ke arah Andreas dan pengacara Danny, sesuai arahan sebelum kedatangan penyidik kepolisian.
"Apakah anda sering tidak ada di rumah, sehingga tidak tahu?" Penyidik Bram serius melihat Ophelia.
"Kalau yang bapak maksudkan sering tidak di rumah itu karena pergi kuliah atau kerja, Iya, Pak. Terutama setelah kerja, saya sering keluar rumah pagi dan pulang malam." Ophelia menjelaskan.
"Tapi kalau masalah cctv, saat saya tinggal di rumah ini, Ayah atau Ibu tidak pasang cctv." Ophelia berkata lagi dengan yakin.
"Bagaimana anda bisa yakin orang tua anda tidak pasang cctv?" Penyidik Bram bertanya lagi.
"Saya yakin, karena sejak Ibu meninggal, saya yang menyewa orang untuk bersihkan atau cat rumah ini, Pak. Jadi saya bisa lihat, ada atau tidak cctv di rumah ini."
"Baik. Sementara, cukup tentang cctv. Apa hubungan anda baik dengan istri baru Pak Johan?" Penyidik Bram ingin mengetahui hubungan Ophelia dengan ibu tirinya.
^^^Sontak Ophelia menunduk dan berpikir, agar tidak salah menjawab. Sebab pertanyaan itu tidak pernah dibahas oleh pengacara Danny dan Andreas dengannya.^^^
"Begini, Pak. Awalnya, saya tidak setuju Ayah menikah lagi, karena ingat Ibu saya. Tetapi karena Ayah bilang kebutuhan lelaki dewasa, saya tidak bisa menolak. Jadi kalau ukuran hubungan baik dan tidak baik, saya kurang baik dengan istri Ayah. Tetapi dengan Ayah, tetap baik, Pak." Mendengar keterangan Ophelia, penyidik Bram bisa menyimpulkan hubungan Ophelia dan Ibu tirinya.
"Itukah yang membuat anda pergi dari rumah?" Penyidik Bram sudah tahu dari petugas Raka, tentang ucapan Bu Dinna saat mendengar semua warisan diwariskan kepada Ophelia, padahal Ophelia kabur dari rumah.
^^^Pertanyaan penyidik Bram membuat Ophelia melihatnya dengan mata berembun. Hal itu membuat penyidik Bram terkejut. Begitu juga dengan Andreas yang langsung mengusap punggung Ophelia.^^^
"Begini, Pak. Kalau hanya karena Ayah menikah lagi, saya tidak akan pergi dari rumah ini. Saya akan tetap tinggal dengan Ayah, walau istrinya tidak suka saya."
"Tapi kenyataannya, anda pergi dari rumah ini." Penyidik Bram terus melihat perubahan wajah dan sikap Ophelia.
"Saya pergi karena Ayah tiba-tiba berubah sikap dan bertindak kasar pada saya. Ayah lebih percaya istrinya dari pada saya." Ophelia jadi sedih.
"Ayah anda lakukan tindak kekerasan kepada anda?" Penyidik Bram bertanya serius saat melihat cairan bening mengalir di pipi Ophelia.
^^^Ophelia mengangguk kuat sambil mengelus pipinya. Penyidik Bram bisa tahu apa yang terjadi dari gerakan dan reaksi Ophelia. Penyidik Bram jadi penasaran dan ingin melengkapi penyelidikannya tentang Bu Dinna. Penyidik Bram yakin, sikap kasar Pak Johan kepada Ophelia bersumber dari Bu Dinna dan anak-anaknya yang suka bermain drama dan playing victim.^^^
"Anda bisa menceritakan penyebab Ayah anda lakukan tindak kekerasan kepada anda?" Ophelia kembali mengangguk. Andreas terus mengusap punggung Ophelia, saat Ophelia mulai menceritakan penyebab dia ditampar oleh Ayahnya.
^^^Mendengar keterangan Ophelia, penyidik Bram makin mengerti. Mengapa Pak Johan memasang cctv dan mewariskan semua kekayaannya kepada Ophelia. Rasa bersalah dan penyesalan yang mendorongnya.^^^
^^^Penyidik Bram bisa melihat sikap dan cara Ophelia yang jujur dan baik hati. Pantas dia terkejut dengan sikap kasar Ayahnya dan perilaku licik ibu tiri dan anak-anaknya.^^^
"Baik. Jadi anda sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di rumah ini setelah pergi dari rumah."
"Iya, Pak. Sama sekali. Kalau kondisi Ayah, saya suka tanya sama Bu'lek Dessy, adik Ibu saya."
"Baik. Terima kasih untuk kerja samanya. Kami akan hubungi anda, jika kesaksian anda diperlukan. Saya mau bertanya kepada pengacara Danny."
"Silahkan, Pak." Pengacara Danny dan Andreas jadi melihat serius penyidik Bram.
"Sementara ini, kami sedang membebaskan saudari Gina dengan syarat wajib lapor..." penyidik Bram menjelaskan, agar tidak terjadi salah paham antara mereka dengan pengacara penuntut. Walaupun terkejut, Andreas dan Danny tetap diam menyimak.
"Kesaksian Oseni dan Gina, atas perintah mama mereka. Kami mau bebaskan keduanya dengan wajib lapor. Tetapi kami temukan, Oseni pernah ditahan dan pengacara yang menuntut dia adalah anda."
"Mengapa anda tidak meneruskan tuntutan, setelah dia dibebaskan dengan jaminan? Apakah bukti anda tidak cukup?" Pertanyaan penyidik Bram membuat Andreas bersadar, tidak tertarik.
"Pak Bram sudah tahu tuntutan kami pada saudari Oseni?" Tanya pengacara Danny.
"Belum semua. Saya tahu anda pengacara si penuntut. Saya ingin tahu latar belakang kasusnya."
"Begini, Pak. Setelah kami tahu tersangka dibebaskan dengan jaminan, client saya tidak mau teruskan penuntutan lagi."
"Begitu.... Pak Danny bisa pertemukan saya dengan client anda? Ada yang mau saya tanyakan berkaitan dengan kasus Itu." Penyidik Bram berkata serius.
"Pak Bram bisa tanyakan langsung kepada beliau." Pengacara Danny menunjuk dengan jempol ke arah Andreas yang bersandar diam. Penyidik Bram terkejut dan langsung melihat ke arah Andreas.
...~°°°~...
...~●○♡○●~...
kira-kira siapa orang yang dimaksud Dinna buat ditemuin SM gina
makanya jangan aneh-aneh
ayo lianty tunjukkan kamu bukan wanita lemah yang bisanya nangis
sabar lianty kamu ikuti aja permainan mereka kamu juga harus pandai berakting kayak mereka..💟