Tring
" Melalui pesan ini aku talak kamu. Mulai hari ini kita bukan lagi suami istri."
Dunia wanita 35 tahun itu seakan runtuh. Dia baru saja selesai melakukan operasi sulit pagi ini. Dan pesan yang berisi talak dari suaminya membuat wanita itu terhuyung.
" Kenapa, kenapa kamu ngelakuin ini ke aku."
Dia tentu bingung, selama 3 tahun menjalin pernikahan mereka terlihat baik-baik saja. Tidak pernah sekalipun berseteru.
Jadi, apa penyebab pesan talak itu sampai terjadi?
Apakah pernikahan wanita itu akan benar-benar hancur? Atau dia akan berusaha untuk mempertahankannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TSMSC Chapter 05
Tiga hari perjalanan dinas Dimitri di Jogja selesai. Mereka kembali ke jakarta. Tentunya bersama Nilam juga. Dan hebatnya, Nilam berada di satu pesawat yang sama dengan Dimitri dan Neha.
" Apa kamu senang sayang?"
" Ya Mas, makasih ya udah ngajak jalan-jalan. Ah iya Mas, nanti sampai di bandara aku langsung ke rumah sakit ya. Nggak apa-apa kan?"
" Nggak masalah sayang, perlu aku antar?"
Neha menggeleng cepat, dia sudah ada yang jemput nanti. Jadi Dimitri tidak perlu mengantar. hal tersebut juga karena Neha tahu pasti Dimitri merasa lelah sehingga dia ingin suaminya segera bisa beristirahat ketika sampai di rumah.
" Siapa yang jemput kamu?"
" Neel, anaknya Uncle Akhza dan Aunty Airin. Kamu juga kenal kok."
" Aah iya Neel ya, dia kayaknya diantara keluarga Abinawa ngambil profesi dokter sendiri ya?"
Neel Kaulika Abinawa, dia tidak mengikuti jejak ayahnya. Ayahnya merupakan CEO JD Coal, sebuah perusahaan tambang batu bara yang termasuk dalam jajaran perusahan besar. Tapi Neel tidak meneruskan jejak ayahnya itu, dia memilih menjadi seorang dokter.
" Sejauh ini sih gitu sih. Anak Tante Ana yang cowok jadi pengelola Wo, anak Om Abra jadi arsitek, nggak tahu siapa yang bakal nerusin JD Coal, mungkin adiknya Neel."
Mereka malah membicarakan tentang keluarga Abinawa sepanjang berada di pesawat.
Dimitri tahu hubungan keluarga istrinya dengan Abinawa sangat baik. Mereka bahkan sudah mengenal sejak kecil jadi tidak ada rasa cemburu. Circle keluarga Neha begitu luas, sehingga bukan tempatnya jika Dimitri cemburu.
" Kamu langsung pulang kan Mas, udah sore gini nggak mungkin kan ke kantor?"
" Iya aku langsung pulang, itu Neel udah kelihatan."
Dari arah pintu, muncul neel yang berjalan dengan sedikit lebih cepat. Seorang pemuda yang lebih muda 3 tahun dari pada Neha itu punya perawakan yang lebih tinggi dari Neha maupun dari Dimitri.
" Halo Mas Dimi, long time no see ya?"
" Iya Neel, gimana kabarmu?"
" Ehh ya gini-gini aja Mas, waktu habis di rs hahaha. Maaf ya Mas, istrinya aku culik dulu ke rs. Ada yang perlu dirapatin soalnya."
Basa-basi antara Dimitri dan Neel mengalir begitu saja. Meskipun sangat jarang bertemu namun hubungan Neel dan Dimitri sangat baik. Meskipun diawal Neel tidak menyukai Dimitri. ya dia menjadi orang yang tidak setuju atas pernikahan Neha dan Dimi, tapi melihat Neha yang begitu mencintai Dimi, akhirnya Neel pun bisa menerima.
" Kopernya aku bawa aja Neha, kamu pergilah bersama Neel."
" Makasih Mas, maaf ya."
Sebelum pergi Neha mencium dan memeluk Dimitri sebentar. Setelah itu dia langsung berjalan cepat bersama neel. wajah Neha dan Neel sangat serius ketika mulai membicarakan sesuatu. Dimitri yakin mereka tengah membicarakan pasien.
Setelah Neha menghilang dari pandangan, seseorang tersenyum penuh arti. dengan langkah cepat orang itu menuju ke arah Dimitri lalu memeluk pria itu dari belakang.
" Maasss."
" Ya ampun Nilam, apa yang kamu lakuin. Kalau ada yang lihat gimana?"
Dimitri menepis tangan Nilam sambil melihat ke sekeliling. Ia jelas takut jika ada yang melihat interaksinya dengan Nilam.
Sedangkan Nilam, seketika bibirnya memberengut. Selama tiga hari di Jogja dia sama sekalu tidak bisa merasakan tubuh Dimitri, hanya saat di malam pertama saja, namun dua malam berikutnya Dimitri sama sekali tidak menemuinya.
Nilam sungguh menginginkan sentuhan Dimitri, dan melihat Neha yang katanya langung ke rumah sakit tentu membuat Nilam senang. Tapi ternyata Dimitri malah menepis belitan tangannya.
" Mas, aku tuh kangen sama kamu."
" Iya aku tahu, tapi jangan di sini juga. Kamu pulanglah dulu ke rumah. Nanti aku nyusul."
" Bener ya, awas kalau bohong."
Nilam pergi sambil menghentakkan kakinya. Dia terlihat begitu sangat kesal. Ingin bercumbu dengan Dimitri, tapi ternyata gagal.
" Haah cewek itu bener-bener dah. Pulang, aku harus pulang dulu. Takutnya tiba-tiba Neha pulang."
Ada sekelumit rasa takut dalam benak Dimitri. Ia takut hubungannya dengan Nilam ketahuan oleh Neha. Sungguh lucu bukan, katanya dia bertekad untuk menceraikan tapi dia takut sekarang jika ketahuan.
Pria yang sangat tidak punya pendirian. Sana mau tapi sini pun juga mau.
Dimi kemudian pergi juga dari Bandara menuju tempat parkir. Tujuannya adalah pulang ke rumah, dan hari ini dia tidak da keinginan untuk pergi ke rumah Nilam.
Tanpa dia tahu sepasang mata nan tajam tengah memerhatikan dia. Segala hal yang ia lakukan bersama Nilam tadi pun juga tertangkap oleh mata itu.
Di bagian lain, tepatnya di dalam mobil, Neha dan Neel terus berbicara tentang pasien yang akan mereka tangani. Jalanan yang lumayan lancar itu pun membuat Neha dan Neel sampai lebih cepat dari waktu perkiraan.
" Jadi bagaimana kondisi anak itu?"
" Lihatlah sendiri Neha."
Neha dan Neel berlari menuju departemen anak. Diperjalanan tadi sebenarnya Neel sudah menjelaskannya. Neel adalah dokter spesialis bedah thorax dan kardiovaskular dan ada seroang pasien anak-anak usia 3 tahun yang tadi siang datang. Anak itu jatuh dari sepeda, dadanya terbentur. Dari pemeriksaan dan tes teradapat pendarahan pada bagian dadanya.
" Papa kemana emangnya?"
" Om Nataya lagi operasi dari jam 10 tadi."
" Oke buka kamar kita akan lakukan operasi nya sekarang."
Neha sudah melihat secara singkat laporan medis hasil tes milik anak itu. Dia pun akhirnya memutuskan untuk segera melakukan operasi tentunya bersama Neel juga.
Setelah berlibur dia harus kembali ke kenyataan. Dia harus kembali berkutat pada pasien-pasiennya yang membutuhkan tangannya.
" Neha, kamu nggak capek?"
" Udah biasa kali Neel. Yuk gass biar bisa istirahat setelah ini."
Neel mengangguk. Dia ikut senang jika melihat senang. Neha tampak bahagia dan itu cukup bagi Neel untuk bia mulai melepas rasanya.
Ada satu rahasia yang tidak diketahui oleh siapapun. Alasan Neel tidak pernah mau menganggap Neha sebagai kakak dari dulu karena dia memiliki rasa lain pada wanita itu.
Dan sekarang mungkin dia harus mulai mengubur dalam rasanya. Kata sahabat memang lebih tepat untuk saat ini dan seterusnya.
Ya, Neel memendam rasa sayang yang lebih dari teman. Dari dulu dia sudah menganggap Neha sebagai seorang lawan jenis. Dan rasanya itu tumbuh berkembang tanpa ia inginkan.
Namun agaknya hari ini dia mulai menyadari bahwa rasa itu selamanya hanya sepihak.
" Aku salah, bagaimana bisa aku masih suka sama istri orang. Haah ya Allah, ampunilah hamba Mu ini. Aku mulai akan mundur Neha, berbahagialah bersama suamimu. Semoga pernikahanmu dan Dimitri sakinah mawadah warohmah."
Doa yang Neel panjatkan sangat tulus. Dia tulus mendoakan yang baik-baik untuk temannya itu. Dan sepertinya dia pun harus segera bisa move on.
Move on dengan selalu berhadapan dengan orang yang dicintai itu tidaklah mudah. Maka dari itu Neel tengah berencana untuk memperdalam ilmunya ke luar negeri.
" Pada akhirnya aku memilih pergi. Bukannya menghindar, tapi akan lebih baik aku berusaha untuk menjauh agar rasaku bisa pudar terhadapmu."
TBC
Maap ya, kalau karya kali ini sedikit menguras emosi kalian. Hahah, semoga masih pada lanjut baca ya. Terimakasih.