Penampilanya sedikit gemulai, wajahnya mirip orang Korea tapi sebenarnya dia keturunan Jepang. Jiro Itsuki Takahashi, model rintisan di Korea. Memiliki wajah tampan dan gemulai, dia menikahi gadis Indonesia bernama Namira Isyana Saraswarti. Pernikahan mereka kurang di restui oleh kedua orang tuan Namira yang seorang pengusaha dan pebisnis sukses.
Mereka menginginkan kedua anak perempuannya yang berpendidikan tinggi mendapat suami yang sukses juga seperti keluarganya. Mereka menginginkan menantu yang sesamanya bergerak di bidang bisnis juga agar perusahaan dan bisnisnya bisa mrnjadi besar dan menguasai seluruh Asia.
Tidak ada yang tahu siapa sebenarnya Jiro Itsuki Takahashi itu, mereka meremehkan Jiro yang seorang model yang gemulai. Padahal dia sebenarnya memiliki dunia lain yang sangat kuat dari pekerjaannya sebagai model.
Siapakah Jiro Itsuki itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Menyewa Detektif
Mobil masuk ke halaman rumah yang besar itu dan berhenti cepat di depan. Dengan terburu keluar tuan Aleandra dan juga Rania masuk ke dalam rumah, di sambut oleh nyonya Isabella yang panik karena takut.
"Kenapa bisa mama membiarkan laki-laki itu membawa Namira?! Papa sudah janji akan membawanya malam ini pada Aldo!" ucap tuan Aleandra dengan marah pada istrinya.
"Mama sudah berusaha mencegah laki-laki itu membawanya, tapi mama seperti patung tidak bisa bergerak. Dia sepertinya memiliki ilmu hipnotis sampai membuat mama tidak bisa melakukan pencegahan," jawab nyonya Isabella membela.
"Halah! Mana ada seperti itu, mama yang tidak becus menjaga Namira. Apa lagi ini di tambah perusahaan jadi kacau! Kalau Namira ada pasti semua bisa di tukar," ucap tuan Aleandra.
"Tapi benar pa, mama sampai tidak bisa bergerak melihat tatapan dia. Tanya saja sama bi Siti, dia juga ikut terhipnotis," perempuan itu membela lagi.
Nyonya Isabella benar-benar kekeh kalau Jiro memiliki ilmu hipnotis sampai dirinya, pembantunya juga satpam di depan tidak bisa berkutik dengan tatapan Jiro waktu itu yang terlihat marah.
Rania menghampiri mamanya dan memeluknya, mengusap punggung perempuan yang masih panik tersebut.
"Mungkin itu ilusi mama saja, mama juga sering seperti itu. Biar aku cari di kamar Namira, mungkin saja dia bersembunyi di lemari pakaian," ucap Rania.
"Kamu pikir mama ini pikun? Mama masih muda, tidak mungkin itu hanya ilusi. Jangan membuat mama jadi seorang hilang ingatan, Rania," ucap nyonya Isabella kesal dengan ucapan anak sulungnya itu.
Rania hanya diam saja, dia mencoba melangkah menuju tangga. Memastikan kalau adiknya sedang bersembunyi di kamarnya di lemari pakaiannya, yang sering di lakukan Namira sejak kecil jika di marahi oleh mama dan papanya.
Dia masuk ke dalam kamar Namira yang tidak terkunci, suasana sepi. Rania terus melangkah menuju lemari baju besar dan membukanya, tapi tidak ada siapa pun. Merasa heran, tapi dia segera kembali ke bawah menemui kedua orang tuanya.
"Tidak ada pa, apa kita harus mengerahkan orang untuk mencarinya? Tidak sulit bagiku meminta bantuan pada orang-orangku, aku memiliki orang kepercayaan untuk melacak keberadaan Namira," ucap Rania memberi saran pada papanya.
"Papa juga bisa, bila perlu menyewa kepolisian untuk menyeret anak itu pulang. Dan menangkap laki-laki asing yang tidak tahu diri itu, bisa-bisanya anak itu kenal dengan orang aneh seperti dia," ucap tuan Aleandra.
"Apa perlu menyelidiki juga siapa laki-laki itu pa? Aku penasaran kenapa dia berani membawa Namira pergi, bahkan baru kenal beberapa kali dan mengaku sudah menikah? Bukankah itu aneh?" ucap Rania lagi.
Tuan Aleandra berpikir, memang benar apa yang di katakan oleh anaknya itu. Sangat aneh sekali, sejak kedatangan Jiro semuanya sial. Pertunangan dengan Aldo gagal, dan baru dua hari sejak tunangan itu gagal sudah ada berita buruk tentang perusahaannya.
_
Tuan Aleandra meminta seorang detektif untuk mencari keberadaan Jiro dan Namira berads, meski memang sangat sulit tapi tentu saja mereka mencari ke berbagai hotel mulai dari hotel bintang tiga sampai bintang lima di kota itu.
Satu hari belum menemukan di mana Namira dan Jiro menginap, di hotel mana mereka berada. Hingga di salah satu hotel bintang lima di kunjungi oleh seorang detektif sewaan tuan Aleandra.
"Maaf tuan, nama yang anda cari tidak ada. Lagi pula kami tidak di izinkan memberitahu tamu hotel kami karena itu sebuah pelanggaran," ucap resepsionis dengan ramah ketika detektif bertanya.
"Tapi ini adalah sebuah penculikan seorang gadis, bisa saja di hotel ini dan di sembunyikan. Anda tahu nona, mereka itu mungkin saja komplotan sindikat perdagangan manusia. Jika itu benar, hotel ini bisa kena pasal telah menyembunyikan penjahat. Jadi, mending kerja sama denganku di mana keberadaan dua orang bernama Jiro dan Namira," ucap detektif seperti mengintimidasi petugas resepsionis.
Petugas itu terdiam, dia menoleh ke arah temannya yang juga terkejut dengan ucapan detektif itu.
"Bagaimana ini? Apa kita lapor saja pada manajer hotel?" tanya temannya.
"Lebih baik seperti itu, beritahu manajer agar manajer saja yang menangani masalah ini. Karena kalau kita beritahu, tentu kita yang di salahkan," ucap temannya sambil berbisik. Dia pun mengangguk dan menyuruh temannya memanggil manajernya.
"Kami akan panggil manajer hotel saja, biar pak detektif bicara langsung dengan manajer kami," ucap petugas resepsionis mencari solusinya.
"Baiklah, aku tanya sama manajer hotel saja. Lagi pula, yang hilang itu anaknya tuan Aleandra. Nona tahu siapa dia?"
"Ya, pemilik perusahaan besar itu."
"Nah, jika itu terjadi maka hotel ini juga pastinya akan di ambil alih oleh tuan Aleandra," ucap detektif.
Tak lama sang manajer pun datang menemui detektif, mereka berbincang dengan serius. Awalnya manajer hotel tidak mau memberitahunya, tapi dia meminta bantuan pada personalia lalu di sambungkan dengan direktur.
"Memang benar hotel kami ada tamu dari luar, mereka berdua memesan tiga kamar," ucap manajer hotel akhirnya memberitahu.
"Lalu, apa mereka masih di sini?" tanya detektif.
"Kemarin siang mereka sudah pergi, anda terlambat tuan."
"Kalau boleh tahu, kemana mereka pergi?"
"Saya tidak tahu, kami hanya menerima tamu hotel lalu setelah pergi kami tidak tahu tamu itu pergi kemana karena bukan urusan pihak hotel, tentu anda juga tahu itu pak detektif," ucap manajer.
Detektif pun diam, dia kehilangan jejak mencari keberadaan Jiro dan Namira. Dia mengambil poto yang di berikan tuan Aleandra sebagai pengenal, kalau yang di cari itu dua orang tersebut.
"Coba anda minta bantuan pada pihak kepolisian, mungkin bisa membantu. Apa lagi terduga sindikat perdagangan manusia seperti yang anda katakan," ucap manajer.
"Sindikat perdagangan manusia itu hanya asumsiku saja, jika orang asing itu membawa anak pengusaha sukses kenapa bisa kecolongan begitu," ucap detektif.
Setelah informasi yang di cari itu tidak di dapatnya, detektif itu pun pergi dari hotel tersebut. Ada beberapa hotel yang akan dia kunjungi lagi untuk mendapat informasi lainnya.
_
_
******
bilang aja nikah jgn pake katedral Thor Krn merujuk ke agama katolik dn aturannya kalau mau nikah itu ribetttt butuh waktu berbulan2 Krn wajib ikut kursus utk menikah jd ga mgkn bgt eluarga ga tau 😂😂 mending diganti deh tor mumpung msh blm panjang sayang ceritanya lumayan kesannya jd penyesatan